Banjirembun.com - Mantanku dahulu kala di zaman aku masih usia muda, sangatlah mencintaiku. Malahan, boleh dibilang cinta mati padaku. Eits, tunggu dulu, dia bukan mantan pacar. Akan tetapi, mantan gebetan. Dia adalah cinta pertamaku.
Lantas, kok tahu bahwa dia amat mencintaiku? Jawabannya, feeling aku mengatakan begitu. Wah, berarti hal itu masih patut diragukan dong? Yups, betul banget. Silakan meragukan pernyataan aku tersebut. Aku ogah ambil pusing dan mesti repot-repot menjelaskan.
Baca juga: Arti Istilah Klejingan dalam Bahasa Jawa serta Persamaan dan Perbedaannya dengan Ungkapan Ingah-ingih
Nah, sekarang ini, aku mengalami suatu keanehan yang memuakkan atau menjengkelkan. Yakni, mantan istriku yang aku amat ragu bahwa dia pernah mencintaiku, justru tingkahnya agresif. Dengan kata lain, aku menganggap sikap agresifnya tak selaras dengan rasa cinta padaku.
 |
Ilustrasi laki-laki korban cewek agresif (sumber foto pixabay.com) |
Lebih detailnya, perilaku agresif mantan istri kepadaku dimaksudkan guna menjebak dan memainkan perasaan diriku. Salah satunya, bertujuan biar aku bersimpati atau kasihan padanya. Dengan begitu, dia bakal leluasa berbuat licik mengendalikan hidupku.
Di sisi lain, sejujurnya, tindakan agresif mantan istri itulah yang dulu juga diterapkan sebelum pernikahan yang membuat aku luluh amat percaya untuk menikahinya. Tentulah, juga diimbuhi dengan iming-iming dan segala rayuan yang dijanjikan kepadaku supaya aku mau menikahinya.
Kini, sesudah cerai, sepertinya dia mau menggunakan cara sama. Bedanya, sekarang tanpa meiming-iming ataupun merayu-rayu. Cukup berperilaku agresif, barangkali sudah membuat dia ke-GR-an dan ke-PD-an bakal membikin aku mau terpancing menghubunginya lewat Whatsapp.
Terbukti, saat aku menghubungi mantan istri di saluran media sosial Whatsapp dengan maksud semata-mata berupa aku ingin membicarakan baik-baik terkait urusan pembagian harta bersama alias gono-gini, dipelintir oleh istri bahwa aku sedang mengganggu hidupnya. Disebut aku masih menginginkan berdekatan dengannya.
Perlu diketahui saja, andai tak ada persoalan penting pasca perceraian seperti itu, aku tak sudi menghubungi dia lagi. Aku ogah berurusan dengan perempuan manipulatif seperti mantan istriku tersebut. Aku muak mendengar cerita tentangnya dari orang lain.
Boleh dikata, ketika sama-sama mendengar cerita tentang mantan. Tentulah, aku lebih bahagia tatkala menyimak cerita tentang mantan gebetan sekaligus cinta pertamaku yang aku sebutkan pada awal tulisan. Hal itu, justru bikin hatiku senang tak karuan serta berbunga-bunga.
Sudahlah. Setelah urusan pembagian harta bersama tuntas secara sempurna dan adil, semoga aku tak pernah berjumpa dia lagi baik sengaja maupun tanpa disengaja. Aku sungguh teramat trauma berurusan dengan mantan istri yang sangat buruk sifatnya. Aku sudah mengetahui sisi kebusukan hatinya.
Jika ada yang mengatakan aku mengalami klejingan atau ingah-ingih sesudah bercerai dengannya maka sebaiknya orang yang menyebut seperti itu menghadap atau datang kepadaku. Biar aku tunjukkan bukti-bukti betapa bahagianya kehidupanku seusai pisah dengan mantan istri.
Semoga ceritaku ini dapat bermanfaat.
Sanggahan (disclaimer): Tulisan ini dibuat oleh pria bernama Kode X. Tentunya, sebuah identitas samaran. Itu semata-mata demi menjaga privasi dan mempertahankan nilai moralitas. Untuk membaca cerita-cerita tentangnya silakan baca rubrik curhat.
(*)
Tulisan milik *Banjir Embun* lainnya:
Terima kasih telah membaca tulisan kami berjudul "Mantan yang Cinta Mati padaku saja tidak Agresif, ini Mantan Istri yang Berstatus Bercerai Malah ke-PD-an"
Posting Komentar
Berkomentar dengan bijak adalah ciri manusia bermartabat. Terima kasih atas kunjungannya di *Banjir Embun*