tag:blogger.com,1999:blog-71289605084562512042024-03-19T02:48:51.532+07:00*Banjir Embun*Banjir Embunhttp://www.blogger.com/profile/03117272667066654554noreply@blogger.comBlogger2454125tag:blogger.com,1999:blog-7128960508456251204.post-3817935594793275242024-03-18T15:33:00.005+07:002024-03-18T15:33:43.437+07:00Beban Berat Menjadi Orang Kaya Baru (OKB) yang Diperoleh Secara Mendadak atau Tiba-tiba<p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;"> Orang Kaya Baru atau biasa yang disebut OKB merupakan gelar yang jadi angan-angan oleh sebagian kalangan anak muda, orang miskin, maupun para pemalas. Sayangnya, mereka hanya terlalu fokus berharap segera kaya raya tanpa disertai serius belajar dalam meningkatkan kemampuan diri untuk mengelola keuangan pribadi. Parahnya, mempersiapkan kejiwaan/mental supaya tetap "waras" saat tiba-tiba <i>beneran</i> jadi orang kaya pun tak ada di benaknya.<span></span></span></p><a name='more'></a><p></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><br /></span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;">Akibat OKB yang tak memiliki jati diri (salah satunya berupa harga diri dan prinsip hidup) yaitu ketika benar-benar memperoleh kekayaan secara mendadak terjadilah guncangan jiwa dalam diri sehingga bergembira terlalu berlebihan. Di mana, seharusnya kalau seseorang punya kematangan jiwa tatkala dalam kondisi yang diluar kebiasaan (baik itu sedih maupun bahagia) harus mampu mengontrol diri. Parahnya, sesudah itu terjadi kegagalan dalam mengatur keuangan pribadi. </span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;">Baca juga: <b><a href="https://www.banjirembun.com/2022/08/5-tips-beli-properti-untuk-pertama-kali.html">5 Tips Beli Properti untuk Pertama Kali Bagi Orang Kaya Baru (OKB)</a></b></span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;">Alih-alih menahan mental agar tetap stabil serta merencanakan anggaran pengeluaran dengan bijak untuk membeli kebutuhan secara tepat, justru seolah memanfaatkan momen "durian runtuh" itu secara sembrono. Dalam otaknya beranggapan kesempatan diguyur duit banyak seperti itu bakal ada lagi di masa datang. Padahal, itu mungkin kesempatan satu-satunya dalam hidup yang tidak bisa terulang kembali.</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><br /></span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;">Risiko berikutnya ketika individu berstatus kaya secara mendadak ialah menyebabkan dirinya dikucilkan oleh orang di sekitarnya. Yakni, mereka yang iri alias dengki serta tidak suka melihat orang lain senang. Sebaliknya, dapat pula akhirnya banyak para penjilat yang oportunis (licik) mencari kesempatan untuk ikut menikmati harta orang lain. Mereka ikut campur seakan punya hak untuk memiliki harta itu. Dua jenis orang seperti itu sama-sama menjengkelkan bagi OKB yang mempunyai keteguhan hati.</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><br /></span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><span style="font-family: inherit;">Berstatus kaya secara mendadak alias tiba-tiba tak sepenuhnya menyenangkan. Ibarat kata, kalau ingin menikmati nangka yang manis juga harus siap menerima risiko getahnya. Tak jarang terjadi OKB malah akhirnya merasa kesepian. Bukan sekadar kehilangan teman, keluarga dekat pun juga kadang berujung berpisah. Intinya, impian menjadi orang kaya di masa anak-anak dulu yang dikira 100% menyenangkan ternyata tak sesuai harapan di masa sekarang.</span></span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><span style="font-family: inherit;"><br /></span></span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><span style="font-family: inherit;">Menghabiskan uang yang diperoleh melimpah dalam waktu singkat nyatanya jauh lebih mudah ketimbang mempertahankan maupun menambahnya. Siapapun orang di dunia ini bisa dibilang jago dalam menghambur-hamburkan duit. Bahkan, lebih sadisnya adalah bukannya saldo 0 rupiah tanpa hutang. Tak jarang ditemukan OKB yang setelah berbuat boros ditimpa beban cicilan. Sungguh, itu menjadi suatu pukulan yang bertubi-tubi. Selain kehilangan harta dan teman, di sisa umurnya akan dibayang-bayangi bayar hutang.</span></span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhurFNJan2g0llohIhkds187h6dBWMVx3ApYtt9DgE0CP-Pm9Uo4yLOpjmlg_d03HD1XmW8Gx9zRzzQm9qPjKncLZRPicgM3sFn57PSP6U4kuFBrSrEjnR0zIdKjzmXdoZsRwEWS8lYSPKUxbZdVTYw9Zu7hyphenhyphenj0ecblrXrL2zqDKffobo-v9F8QXxeuspee/s1280/Beban%20Berat%20Menjadi%20Orang%20Kaya%20Baru%20(OKB)%20yang%20Diperoleh%20Secara%20Mendadak%20atau%20Tiba-tiba.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="720" data-original-width="1280" height="360" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhurFNJan2g0llohIhkds187h6dBWMVx3ApYtt9DgE0CP-Pm9Uo4yLOpjmlg_d03HD1XmW8Gx9zRzzQm9qPjKncLZRPicgM3sFn57PSP6U4kuFBrSrEjnR0zIdKjzmXdoZsRwEWS8lYSPKUxbZdVTYw9Zu7hyphenhyphenj0ecblrXrL2zqDKffobo-v9F8QXxeuspee/w640-h360/Beban%20Berat%20Menjadi%20Orang%20Kaya%20Baru%20(OKB)%20yang%20Diperoleh%20Secara%20Mendadak%20atau%20Tiba-tiba.jpg" width="640" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Ilustrasi rumah milik Orang Kaya Baru atau OKB (sumber <a href="https://pixabay.com/id/photos/sa-rapita-mallorca-balearic-2483668/" rel="nofollow" target="_blank">Pixabay.com</a>/ PhotoAlbert)</td></tr></tbody></table><br /></span></p>Banjir Embunhttp://www.blogger.com/profile/03117272667066654554noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7128960508456251204.post-1145886762148527452024-03-18T14:53:00.000+07:002024-03-18T14:53:04.221+07:00Pentingnya Rutin Membaca Artikel Bermanfaat Setiap Hari<p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;"> Salah satu alasan kenapa masyarakat Indonesia memiliki Sumber Daya Manusia berkategori rendah disebabkan lantaran mereka sangat malas alias minim membaca tulisan. Dalam artian, tentunya membaca tulisan yang bermanfaat dalam jangka panjang bagi dirinya sendiri, keluarga, dan bangsa. Di mana, hal itu tidak cukup hanya diperoleh di media sosial. Mesti dibaca langsung dari media massa terpercaya yang bertanggung jawab, profesional, dan punya integritas. Pilihan lainnya yaitu membaca buku-buku berkualitas di perpustakaan.<span></span></span></p><a name='more'></a><p></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><br /></span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;">Baca juga: </span><span style="text-align: left;"><span style="font-size: large;"><b><a href="https://www.banjirembun.com/2024/03/9-bukti-rendahnya-sdm-masyarakat.html">9 Bukti Rendahnya SDM Masyarakat Indonesia, Dua di Antaranya Bersifat Malas dan Punya Otak Jongkok</a></b></span></span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><br /></span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;">Lantas, apakah menonton video di media sosial (YouTube, instagram, tiktok, facebook, whatsapp, dan lain-lain) sudah cukup untuk mendapatkan informasi, wawasan, pengetahuan, pengalaman, tutorial, dan yang semacamnya? Jawabannya, belum cukup. Sejatinya, video hanya dimanfaatkan sebagai pengganti alat peraga (media pembelajaran) di dunia nyata. Berhubung tidak memungkinkan bertemu akhirnya peragaan, simulasi, atau praktik sebagai bukti nyata harus ditunjukkan berupa video. </span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><br /></span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;">Video berfungsi sebagai pendukung untuk memberikan ilustrasi alias penggambaran secara mudah ketika mencontohkan praktik. Alhasil, tetap dibutuhkan informasi yang lebih detail bacaan berbentuk artikel daripada sekadar tontonan. Bagaimanapun, dengan membaca tulisan yang utuh serta mendalam jauh lebih berguna dalam membangun pondasi ilmu pengetahuan terhadap alam pikir seseorang. Di mana, kematangan berfikir dan kemantapan (keyakinan) dalam memutuskan tindakan bakal jauh lebih unggul.</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><br /></span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;">Sayangnya, alih-alih membaca artikel berbobot setiap hari, mirisnya sekadar membaca artikel "ringan" yang cukup panjang di media sosial saja terasa berat. Hal tersebut terjadi salah satunya karena masih banyak orang yang buta huruf atau setidaknya bisa membaca tetapi dengan tingkat kecepatan yang rendah. Dengan kata lain, untuk membaca satu kalimat panjang saja dibutuhkan waktu belasan detik. Padahal, bagi individu yang terbiasa membaca satu kalimat panjang cuma perlu durasi beberapa detik.</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><br /></span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;">Artikel bermanfaat baik itu di berwujud media massa online, koran cetak, buku, hingga jurnal ilmiah dapat bermanfaat untuk membuka jendela dunia. Dengan begitu, cara pandang seseorang jadi lebih terbuka sehingga terhindar dari fanatisme kelompok ataupun kemandekan/kejumudan. Bukan suatu yang mengherankan tatkala orang yang aktif membaca dapat berpeluang besar menjadi pribadi yang inovatif, progesif, kreatif, produktif, serta adaptif atau bisa disebut punya daya tahan hidup tinggi.</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><br /></span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;">Perlu diketahui saja, lompatan sejarah peradaban manusia bisa melampaui seperti sekarang ini salah satu faktor utamanya ialah karena masyarakatnya gemar membaca. Pada zaman dulu, salinan buku (kitab-kitab karya manusia) tersebar luas. Baik itu yang berbayar dengan cara menyewa maupun membeli ataupun yang diperoleh secara gratis. Di mana, membaca merupakan kebudayaan dan kebutuhan masyarakat sehari-hari pada sebuah bangsa yang berperadaban unggul.</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><br /></span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;">Berbeda halnya dengan masa sekarang. Sungguh teramat aneh. Ketersediaan buku cetak maupun buku digital yang dapat diunduh gratis sangat melimpah ruah. Namun, kalangan yang mau membaca amat terbatas. Sekali lagi ditekankan, itu bukan disebabkan karena harga buku mahal maupun akses internet sulit sehingga tak terjangkau oleh masyarakat kelas bawah. Melainkan, faktor utamanya adalah rasa malas membaca sekaligus tak punya inisiatif untuk mengisi waktu luang dengan langkah membaca.</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><br /></span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;">Lebih lanjut, membaca artikel bermanfaat dapat meningkatkan daya imajinasi seseorang. Bukan cuma karya tulis berjenis cerita pendek atau novel. Bahkan, artikel berat yang bersifat ilmiah pun kalau pada dasarnya individu punya kreativitas dalam berimajenasi juga mampu menciptakan alam khayalan ciptaan sendiri. Akibatnya, lambat laun akan mampu membuka perspektif baru pada dunia luar. Dengan begitu, rasa percaya diri bakal muncul. Mental dan emosional menjadi lebih stabil. </span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><br /></span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;">Para dosen, dokter, guru, pejabat, sampai agamawan (tokoh agama) mereka sangat aktif dalam membaca. Oleh sebab itu, sangat wajar tatkala performa mereka sungguh berwibawa ketika berada di ruang publik. Kamus bahasa (jumlah kosakata) yang tersimpan di otak sangat besar yang membuat saat begitu lihai bicara. Bukan sekadar itu, dengan modal banyak membaca tulisan bermanfaat ternyata mereka juga mampu membuat karya tulis. Baik itu menulis pada buku, surat kabar, blog pribadi, atau di media sosial.</span></p><p style="text-align: justify;"><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgy0E4n3LLUCVWVv1vuWQmTjo4Dn4-9SU-9TB0dounzc2bL2h_TVcedHrDkdBJQhZlBzCKci2z2l_Zn62GoMEBkaAahAs2sJvePICVoqPW1YBGa2vQAy2LdAMvKjWgjPa76x5PmNPbctMSTG6e93gOyK40lvqzcbX4YEctETWUMfTozT_PPSKJ66_IgRiVL/s1280/Pentingnya%20Rutin%20Membaca%20Artikel%20Bermanfaat%20Setiap%20Hari.png" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="1280" data-original-width="765" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgy0E4n3LLUCVWVv1vuWQmTjo4Dn4-9SU-9TB0dounzc2bL2h_TVcedHrDkdBJQhZlBzCKci2z2l_Zn62GoMEBkaAahAs2sJvePICVoqPW1YBGa2vQAy2LdAMvKjWgjPa76x5PmNPbctMSTG6e93gOyK40lvqzcbX4YEctETWUMfTozT_PPSKJ66_IgRiVL/w382-h640/Pentingnya%20Rutin%20Membaca%20Artikel%20Bermanfaat%20Setiap%20Hari.png" width="382" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Ilustrasi pria sedang membaca (sumber <a href="https://pixabay.com/id/vectors/laki-laki-memegang-membaca-buku-2763099/" rel="nofollow" target="_blank">Pixabay.com</a>/ Mohamed_hassan)</td></tr></tbody></table><br /></p>Banjir Embunhttp://www.blogger.com/profile/03117272667066654554noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7128960508456251204.post-67300186328350740982024-03-15T10:30:00.000+07:002024-03-15T10:30:18.022+07:00Lebih Boros Mengontrak atau Beli Rumah? Ternyata, Tak Selamanya Beli Rumah dapat Bikin Bahagia<p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;"> Tujuan seseorang membeli rumah ada banyak. Salah satu hal yang tidak bisa dipungkiri ialah demi memenuhi gaya hidup. Maksudnya, ketika dia sudah mampu memiliki rumah pribadi bakal merasa bangga diri dan meyakini dapat meningkatkan status sosialnya. Diimbuhi, biar dianggap hidupnya telah mandiri lantaran bisa lepas dari pengaruh orang tua maupun mertua akibat hidup berdampingan setiap hari.<span></span></span></p><a name='more'></a><p></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><br /></span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;">Sebagaimana halnya pakaian dan makanan, sebuah hunian merupakan kebutuhan pokok yang harus dipenuhi. Sebab, setiap hari tanpa terkecuali masing-masing manusia butuh tempat bernaung dari udara dingin maupun terik matahari yang panas. Mau bertempat tinggal dengan cara indekos, ngontrak, menumpang, atau di atas tanah milik sendiri yang terpenting mempunyai tempat istirahat yang bisa diandalkan saban hari.</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><br /></span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;">Bagi orang yang belum memiliki kondisi keuangan mapan serta tak mendapat bantuan kerabat, tetapi ingin punya tempat tinggal sendiri dengan berbagai alasan, tentu salah satu pilihan yang ditempuh yaitu mengontrak rumah. Di sisi lain, uniknya ada orang yang punya pondasi finansial yang kuat, tetapi lebih memutuskan mengontrak dulu dengan alasan hendak mengembangkan usaha yang dimiliki. Artinya, dia belum tertarik beli rumah sebelum usaha yang digeluti sudah aman dari goncangan.</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><br /></span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;">Dengan berbagai alasan dan pertimbangan, lebih menguntungkan mana antara mengontrak dengan beli rumah?</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><br /></span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;">Secara kasar alias menggungakan hitung-hitungan matematis, tentunya bakal lebih untung beli rumah walau diterapkan secara mencicil daripada ngontrak. Pasalnya, biaya sewa perbulan ataupun pertahun untuk mengontrak tentu dapat dipakai untuk mengangsur rumah yang dibeli. Di mana, yang satu mengeluarkan uang secara rutin tetapi tak memiliki hak atas rumah yang ditinggali, sedangkan satunya lagi mempunyai hak milik atas hunian yang ditempati.</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><br /></span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;">Sayangnya, hitung-hitungan di atas hanyalah di permukaan. Tidak menjangkau aspek lain yang jauh lebih rumit yaitu salah satunya kondisi kejiwaan (mental) maupun risiko krisis ekonomi negara. Bayangkan, betapa depresi dialami ketika rumah yang dibeli secara kredit dinyatakan harus dilelang oleh bank akibat tak sanggup membayar cicilan. Berbeda halnya, dengan mengontrak. Orang yang mengontrak jauh lebih fleksibel dalam membayar uang kontrak. Apalagi, ditemukan bahwa pemilik kontrakan bersifat murah hati.</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><br /></span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;">Lebih jauh, kejiwaan insan yang stabil enggak menutup kemungkinan mampu membuatnya jauh lebih produktif dan kreatif. Sebaliknya, tatkala beli rumah sendiri ternyata hidupnya penuh tekanan berakibat mengurangi sifat totalitas saat bekerja. Asumsinya, dia bekerja hanya demi bisa membayar cicilan rumah. Di kala pendapatannya sudah mencukupi untuk mencicil, semangat kerjanya akan kendor. Baginya, terpenting cicilan rumah dapat terbayar. Dampaknya, dapat menghalalkan segala cara.</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><br /></span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;">Belum lagi, terlanjur beli rumah nyatanya memperoleh risiko kerugian berupa memiliki tetangga yang tak cocok dengan angan-angan pribadi. Mau pindah tentunya sangat sulit dan merepotkan. Sebaliknya, ketika mengontrak rumah berpeluang akan mendapatkan kemudahan untuk pindah domisili seusai masa kontrak habis. Lebih dari itu, dengan ngontrak menjadikan seseorang banyak wawasan tinggal di berbagai bentuk perkampungan maupun pengalaman dalam berhubungan dengan masyarakat.</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><br /></span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;">Dengan demikian, sangat disarankan bagi para pemula sebelum memiliki rumah sendiri sebaiknya mengontrak lebih dahulu di sekitaran lokasi rumah yang hendak dibeli. Kalau ternyata cocok, barangkali dapat memutuskan untuk beli rumah di sana. Kendati tidak sesuai harapan, masih bisa memilih pindah tempat kontrakan di lingkungan lain. Dengan kata lain, salah dalam memilih rumah yang dibeli jauh lebih berisiko fatal dibanding keliru pilih kontrakan.</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><br /></span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;">Lagi pula, pilihan tipe/spesifikasi maupun titik lokasi kontrakan rumah yang harganya setara (sama satu dengan lainnya) jauh lebih banyak ketimbang rumah yang berharga sama. Terlebih lagi, sekarang ini banyak sekali kawasan perumahan yang menjual rumah dengan model kembar. Dengan begitu, orang yang sering pindah-pindah kontrakan rumah akan memiliki banyak kenangan dan kesan berbeda terkait bentuk serta suasana dalam rumahnya. </span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><br /></span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;">Keuntungan menyewa rumah lainnya ialah sangat gampang dalam memilih lokasi strategis, sumber daya (energi, pikiran, uang, waktu, dan lain-lain) tidak banyak terpakai untuk merawat hunian, sampai tidak ada kewajiban kemasyarakatan sebagaimana penduduk tetap yang memiliki rumah. Dengan begitu, aktivitas sekedar berangkat kerja lalu pulang tanpa mengikuti kegiatan masyarakat enggak bakal berisiko banyak terkena omongan tetangga kontrakan.</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><br /></span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;">Akan tetapi, semua penjelasan di atas mesti dikembalikan pada keadaan masing-masing. Bukan cuma terkait kondisi keuangan. Lebih dari itu, kembali lagi pada orientasi hidup masing-masing. Sebab, ada orang yang justru lebih bahagia hidupnya saat menjadi "kontraktor" ketimbang harus terus-menerus dihantui oleh kekhawatiran gagal bayar dari rumah yang dibeli secara kredit. Baginya, yang terpenting dapat tidur dan istirahat secara nyaman sudah lebih dari cukup untuk membahagiakan diri.</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><br /></span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;">Oleh sebab itu, perlu ditekankan betapa pentingnya mencari pasangan nikah yang satu frekuensi. Yakni, mereka yang mau diajak untuk berkomitmen mau memiliki rumah sendiri atau pilihan lain berupa tinggal di rumah sewa. Jika itu sudah menjadi keputusan bersama maka tentunya mereka harus menjalankan sesuai dengan kesepakatan. Intinya, selepas dari hidup bersama orang tua tidak harus langsung memiliki rumah sendiri. Kalau memang diperlukan mengontrak rumah dulu, kenapa tidak?</span></p><p style="text-align: justify;"><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg5g2MYwUF8bvqHl9sqR2s5eqQh6VD7p2NlWumqlJWLBp_kR-LLGsI32_jHcV5R1_Vp1x-NKyw_kizLrtN0rVn-w1Z43h0NXRAFOFGkXs3RNBxeGeujOapwIjrFaOg_TtT8E8wo7V1-KkdfAL7nm7NIWeCwSMSTEdOe5Jjb2JqiM_y3V12eG32V9MrRg4er/s4000/20240131_083308.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="2250" data-original-width="4000" height="360" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg5g2MYwUF8bvqHl9sqR2s5eqQh6VD7p2NlWumqlJWLBp_kR-LLGsI32_jHcV5R1_Vp1x-NKyw_kizLrtN0rVn-w1Z43h0NXRAFOFGkXs3RNBxeGeujOapwIjrFaOg_TtT8E8wo7V1-KkdfAL7nm7NIWeCwSMSTEdOe5Jjb2JqiM_y3V12eG32V9MrRg4er/w640-h360/20240131_083308.jpg" width="640" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Ilustrasi rumah yang dikontrakkan (sumber gambar koleksi pribadi)</td></tr></tbody></table><br /><span style="font-size: x-large;"><br /></span></p>Banjir Embunhttp://www.blogger.com/profile/03117272667066654554noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7128960508456251204.post-63184758795177501662024-03-15T09:15:00.002+07:002024-03-15T09:15:48.857+07:003 Alasan Logis Kenapa Surga dan Neraka harus Ada, Tanpa Perlu Membaca Ayat-ayat Kitab Suci <p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;"> Bagi kalangan munafik, pihak yang tak punya iman tentang adanya Tuhan (adanya penciptaan alam semesta), serta orang-orang yang diperbudak oleh hawa nafsu akan sangat sulit untuk menerima perkataan bahwa surga dan neraka itu ada. Alih-alih memikirkan kehidupan pasca kematian, meyakini adanya kehidupan gaib seperti alam jin dan gangguan iblis saja enggak mempercayainya.<span></span></span></p><a name='more'></a><p></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><br /></span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;">Bersyukurnya, masih ada orang yang lemah iman yang nyatanya mempercayai adanya konsep ketuhanan, tetapi belum yakin betul tentang apa fungsi surga dan neraka diciptakan. Bagi kaum agamawan serta punya keteguhan iman yang kuat akan menjawab "Tuhan tidak ditanya tentang apa yang dikerjakan, tetapi manusialah yang bakal ditanyai tentang perbuatannya selama hidup di dunia."</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><br /></span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;">Secara logis, berikut ini alasan mengapa surga dan neraka harus ada:</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><br /></span></p><h3 style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;">1. Menegakkan Keadilan yang Gagal Dilakukan oleh Manusia</span></h3><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;">Hukum dan pengadilan resmi bisa dibeli. Sipir penjara bisa disuap agar mendapatkan fasilitas mewah di dalam sel. Kalau memang semua penegak hukum itu bersih (sulit diajak manipulasi), nyatanya mereka belum tentu mampu membuktikan secara benar terhadap kejahatan yang dilakukan oleh tersangka. Alhasil, hukuman yang diterima tidak setimpal dengan tindakan pidana. </span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><br /></span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;">Lebih detail, walau ada para penegak hukum di atas mempunyai niat baik bertindak adil, tetapi ternyata kemampuan manusia terbatas. Di mana, penjahat memiliki alibi atau pembelaan diri yang lebih canggih ketimbang bukti-bukti yang dipunyai oleh pihak berwajib. Akhirnya, pihak korban ataupun keluarganya tentu merasa dirugikan atas balasan yang tak sepadan yang diperoleh oleh pelaku kejahatan itu.</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><br /></span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;">Kesimpulannya, hukum di dunia ini enggak bisa mengadili semua perbuatan zalim setiap manusia benar. Bukan cuma lantaran kesalahan dalam mengadili. Namun, pula disebabkan hukum yang dijalankan oleh manusia itu tak mampu menjangkau seluruh kejahatan di muka bumi ini. Nah, dengan adanya surga dan neraka itulah keadilan yang sesungguhnya akan terlaksana secara sempurna.</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><br /></span></p><h3 style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;">2. Penghibur Bagi Kaum Tertindas dan Tak Nyaman pada Dunia</span></h3><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;">Setelah mati hanya ada dua pilihan yaitu masuk neraka atau surga. Tidak ada pilihan lain selain keduanya. Orang yang mati karena membela diri atas penindasan yang diterima akan dijanjikan masuk surga. Hal tersebut, selain berkonsekuensi bisa mati secara terhormat di mata sesama kaum tertindas, kematian itu membuat hati mereka tentram karena mendapatkan janji surga. Bahkan, semangat dalam membela diri atas ketertindasan itu jauh lebih heroik ketimbang membeli diri karena alasan duniawi.</span></p><div style="text-align: justify;"><span style="text-align: left;"><span style="font-size: large;"><br /></span></span></div><p style="text-align: justify;"><span style="text-align: left;"><span style="font-size: large;">Selain orang yang tertindas yang identik dengan kemiskinan, orang yang hartanya berkecukupan yang sayangnya tak nyaman pada kehidupan dunia juga sangat mengidamkan kehidupan surga. Bagi mereka, kebahagiaan dan kesenangan yang diterima di dunia ternyata hanyalah palsu belaka. Mereka menginginkan kebahagiaan hakiki. Tentulah, hal tersebut hanya bisa dicapai tatkala mampu masuk ke dalam surga.</span></span></p><div style="text-align: justify;"><span style="text-align: left;"><span style="font-size: large;"><br /></span></span></div><h3 style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;">3. Puncak Impian, Harapan, atau Cita-cita Kehidupan</span></h3><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;">Kesuksesan di dunia ada batasnya. Di dunia ini terdapat rasa bosan. Masih ingin penasaran untuk mencapai keberhasilan di bidang-bidang lainnya. Sekaya-kaya orang di dunia pasti pernah mengalami jatuh bangun. Sebahagia-bahagia insan di dunia pasti sudah merasakan kepedihan luar biasa. Intinya, kehidupan ini bagai roda berputar. Semua dipergilirkan sesuai masa yang ditentukan oleh Tuhan sehingga tak selamanya insan bisa di posisi puncak.</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;">Baca juga: </span><span style="text-align: left;"><span style="font-size: large;"><b><a href="https://www.banjirembun.com/2023/07/konsep-takdir-dalam-peribahasa-roda.html">Memaknai Peribahasa "Roda Selalu Berputar" Menurut Sudut Pandang Takdir, Bukan Cuma Menyangkut Harta</a></b></span></span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;">Manusia yang mudah menggapai kesuksesan di dunia akan ada dua kemungkinan risikonya. Pertama, dia bakal merasa bosan karena tak ada tantangan. Kedua, dia akan sangat sombong serta merasa bahwa dia memiliki kecerdasan luar biasa. Solusinya, untuk mengendalikan diri itu harus mengimani adanya surga dan neraka. Sebaliknya, insan yang hidupnya terasa sulit sukses akan ada dua kemungkinan. Pertama, putus asa disertai mengutuk manusia lain. Kedua, mengharapkan cita-cita yang jauh lebih mulai yaitu surga.</span></p><p style="text-align: justify;"><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgEUXRRgL0RVvZjs9YYPS4ShRIZrZOe-qR6OG0erANgORMoQw2OLCRZ1RJJmK9lYpecEr7_rbZ5jrGEgH1Zja_nLDYXgPoZiuX4IzO3ptYzxa5QPkcHOkMqjpeJMDKqvmPAVK5sbmsUaRlhsLbSM-fsyj3g2cxEyTMB_VZLVbxBoug3HuR28uWbNHkG5skt/s1280/3%20Alasan%20Logis%20Kenapa%20Surga%20dan%20Neraka%20harus%20Ada,%20Tanpa%20Perlu%20Membaca%20Ayat-ayat%20Kitab%20Suci.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="845" data-original-width="1280" height="422" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgEUXRRgL0RVvZjs9YYPS4ShRIZrZOe-qR6OG0erANgORMoQw2OLCRZ1RJJmK9lYpecEr7_rbZ5jrGEgH1Zja_nLDYXgPoZiuX4IzO3ptYzxa5QPkcHOkMqjpeJMDKqvmPAVK5sbmsUaRlhsLbSM-fsyj3g2cxEyTMB_VZLVbxBoug3HuR28uWbNHkG5skt/w640-h422/3%20Alasan%20Logis%20Kenapa%20Surga%20dan%20Neraka%20harus%20Ada,%20Tanpa%20Perlu%20Membaca%20Ayat-ayat%20Kitab%20Suci.jpg" width="640" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Ilustrasi kehidupan ideal di alam terbuka hijau (sumber gambar <a href="https://pixabay.com/id/illustrations/buku-hutan-sungai-pohon-5578836/" rel="nofollow" target="_blank">Pixabay.com</a>/ Ivilin)</td></tr></tbody></table><br /></p>Banjir Embunhttp://www.blogger.com/profile/03117272667066654554noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7128960508456251204.post-139287165161121152024-03-13T10:05:00.000+07:002024-03-13T10:05:11.271+07:005 Langkah Cerdas dalam Renovasi Rumah Agar Tidak Boros<p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;"> Ketagihan renovasi rumah. Itulah sebuah kalimat sederhana sebagai pengingat bagi siapa saja yang hendak merenovasi huniannya. Di mana, rencana awalnya yang dipugar atau dibenahi hanya satu bagian saja. Berhubung merasa perlu ditambah, akhirnya sudut-sudut lain pada rumah ikut pula direnovasi. Dengan dalih, mumpung tukang dan kuli cocok serta ada uang maupun waktu luang yang mencukupi.<span></span></span></p><a name='more'></a><p></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><br /></span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;">Perlu ditekankan lebih dulu bahwa merenovasi rumah merupakan kebutuhan. Maksudnya, itu dilakukan mesti sesuai dengan kepentingan hidup sehari-hari. Bukan sekadar bertujuan gaya-gayaan supaya disebut sebagai orang berduit yang mampu berbuat seenaknya terhadap tempat tinggalnya. Dengan kata lain, ingin dibilang "Sultan mah bebas, renovasi rumah semaunya!" Sungguh, itu perilaku tak dewasa.</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><br /></span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;">Dengan demikian, pastikan dalam merenovasi rumah hanya fokus pada hal-hal yang mendesak sehingga kalau tidak diterapkan akan berisiko masalah. Bukan semata-mata disebabkan rasa bosan atau hanya ingin ganti suasana baru. Dengan begitu, hidup menjadi lebih simpel sehingga sumber daya (uang, waktu, pikiran, tenaga, dan lain-lain) tidak terkuras habis dipakai untuk renovasi yang sebenarnya tidak diperlukan.</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><br /></span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;">Inilah lima cara bijak dalam merenovasi rumah supaya hemat.</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><br /></span></p><h3 style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;">1. Rencanakan Secara Utuh dan Matang</span></h3><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;">Komitmen untuk tetap fokus dalam merenovasi bagian-bagian rumah yang paling dibutuhkan merupakan kunci sukses dalam perencanaan. Artinya, meski uang yang dimiliki masih tersisa cukup banyak serta ada waktu luang sangat disarankan untuk tidak terpancing alias terperdaya meneruskan renovasi di luar rencana awal. Oleh sebab itu, ketika proses renovasi sudah selesai sesuai rencana sebaiknya dilakukan jeda lebih dulu tanpa ada tuntutan waktu kapan meneruskannya.</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><br /></span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;">Selanjutnya, penerapan strategi renovasi bertahap atau kerap disebut "rumah tumbuh" merupakan cara bijak bagi pemula yang belum pernah merenovasi rumahnya sendiri. Hal itu juga bertujuan untuk mencegah diri mengeluarkan uang dalam jumlah besar dalam waktu singkat. Nah, dengan renovasi "mencicil" tersebut membuat pengeluaran uang dapat dievaluasi dan dikontrol secara leluasa tanpa ada rasa takut terjadi pengeluaran sia-sia. Bahkan, kalau memang diperlukan bertindak fleksibel supaya tega "memutus" atau menunda untuk melanjutkan renovasi.</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><br /></span></p><h3 style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;">2. Persiapkan Diri dalam Menghadapi Gangguan</span></h3><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;">Penempatan material hasil bongkaran renovasi rumah harus dipikirkan sedari awal. Bukan cuma tentang dampak mengganggu jalan umum di depan rumah. Akan tetapi, tatkala di taruh di dalam pagar apakah pecahan bekas material yang dibongkar mengganggu mobilitas penghuni rumah atau tidak? Alih-alih pindah rumah untuk sementara, ketika tengah renovasi penghuni rumah tetap tinggal di sana. Dengan begitu, perlu diperhatikan memberi sekat-sekat untuk mencegah debu maupun suara yang mengganggu para penghuni.</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><br /></span></p><h3 style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;">3. Manfaatkan Potensi Rumah</span></h3><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;">Merenovasi bukan berarti harus merubah dalam skala banyak dan besar. Justru, dengan memanfaatkan struktur bangunan (pondasi, kolom cor, sloof, balok cor, atau plat lantai cor) yang ada bisa menandakan bahwa pemilik rumah merupakan orang yang cerdas. Sebab, untuk merubah maupun membongkar struktur bangunan sendiri juga butuh tenaga dan waktu yang tidak sedikit. Alhasil, diperlukan biaya tambahan tukang serta kuli.</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><br /></span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;">Dibanding membongkar struktur bangunan, lebih baik membongkar dinding penyekat di dalam rumah untuk meminimalkan pemborosan pemakaian ruang agar tak terkesan sempit. Dengan itu, tidak perlu pula harus menambah ruang baru yang tentunya bakal mengakibatkan bertambahnya biaya. Sayangnya, cara ini hanya cocok bagi rumah yang memiliki struktur bangunan yang kokoh. Sebab, kalau diterapkan pada rumah "ringkih" dapat berisiko roboh.</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><br /></span></p><h3 style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;">4. Pastikan Kendali Sepenuhnya Berada di Tangan Pemilik Rumah</span></h3><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;">Saat ada mandor maupun tukang yang mengatur-atur ataupun sekadar memberi saran untuk melakukan renovasi di luar rencana awal wajib untuk diabaikan! Begitu juga, jangan segan menggunakan bahan material bekas untuk digunakan lagi serta bahan-bahan tertentu yang sederhana tetapi elegan. Tak perlu malu disebut orang pelit atau merasa terintimidasi karena ogah melanjutkan renovasi rumah. Carilah alasan yang tepat kenapa renovasi harus sesuai dengan rencana awal tanpa perlu mengadakan pengeluaran tambahan. </span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><br /></span></p><h3 style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;">5. Ketahui Skala Priortias, Aspek Mana Saja yang Harus Direnovasi Dulu</span></h3><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;">Pengerjaan renovasi untuk mencegah ataupun mengatasi kerusakan, retak, jamuran, lumutan, bocor/rembes, sampai aspek keamanan maupun kenyamanan rumah jauh lebih utama ketimbang lainnya. Dibanding tergiur untuk merenovasi aspek visual (penampilan), pastikan dulu bahwa rumah bakal aman dan nyaman untuk ditinggali. Lebih dari itu, aspek kesehatan harus diperhatikan. Buat apa warna cat bagus, pegangan pintu indah, lampu mewah, serta asesoris lain yang menawan yang ternyata udara di dalamnya pengap sehingga bikin sesak dada?</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><br /></span></p><p style="text-align: justify;"><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhs1q4Pqcj2Gv8vOjAAT8vVYIeR6FmQuzXEKnWEbUd02EWplN4uo7slSGJrpvt5hpN6HOIHym_F3dFpltRxJ2Cw63X23NPadwv1vY2MctEWTd9fGkhFlTLirSba0R7IN4V5to0k312crMW4QtTRPKQQQj98oJsKwB5sH9J8Ljwv02aaXhZ_px-c10ND_Adv/s4000/20240123_093111.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="2250" data-original-width="4000" height="360" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhs1q4Pqcj2Gv8vOjAAT8vVYIeR6FmQuzXEKnWEbUd02EWplN4uo7slSGJrpvt5hpN6HOIHym_F3dFpltRxJ2Cw63X23NPadwv1vY2MctEWTd9fGkhFlTLirSba0R7IN4V5to0k312crMW4QtTRPKQQQj98oJsKwB5sH9J8Ljwv02aaXhZ_px-c10ND_Adv/w640-h360/20240123_093111.jpg" width="640" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Contoh rumah yang direnovasi secara bertahap (sumber foto koleksi pribadi)</td></tr></tbody></table><br /></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><br /></span></p>Banjir Embunhttp://www.blogger.com/profile/03117272667066654554noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7128960508456251204.post-84154613727274640442024-03-13T09:00:00.000+07:002024-03-13T09:00:47.190+07:00Penyebab Singa dengan Hyena Tidak Saling Memangsa<p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;"> Bagi penyuka film dokumenter tentang kehidupan di alam liar benua Afrika hampir dipastikan pernah menonton tayangan aksi singa yang sedang bersitegang dengan hyena. Di mana, tak jarang justru pihak singa yang terintimidasi sehingga harus menyingkir dari segerombolan hyena yang ingin merebut mangsa hasil buruan singa. Yups, singa dalam kasus tersebut kalah jumlah yang berakibat harus mundur.<span></span></span></p><a name='more'></a><p></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><br /></span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;">Kawanan hyena mempunyai karakter oportunis alias licik dalam masalah mencari makanan. Mereka tidak segan merebut hasil buruan maupun mengganggu perburuan predator lain demi memperoleh santapan daging yang diincar. Bahkan, untuk itu kelompok hyena sangat bersabar untuk menanti waktu tepat agar mudah dalam menguasai mangsa.</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><br /></span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;">Dalam kejadian lain, terutama tatkala pasokan makanan melimpah, antara singa dengan hyena sangat rukun di alam liar. Malahan, mereka akan makan bersama-sama daging binatang yang berukuran besar. Kedua spesies itu tampak enggak saling menyerang ataupun terjadi konflik ringan kecuali hanya untuk basa-basi.</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><br /></span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;">Lantas, timbul sebuah pertanyaan "Kenapa singa tidak membantai serta memangsa hyena?" Jawaban sederhananya sebagai awalan dari tulisan ini ialah karena singa tidak mempunyai selera memakan daging hyena. Bagi mereka hyena bukan santapan lezat untuk memanjakan lidah. Penyebabnya, hyena bukan hewan pemakan rumput (herbivora). Namun, pemakan daging (karnivora).</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><br /></span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;">Tentu, bagi singa mangsa binatang herbivora memiliki cita rasa yang lezat dan bergizi tinggi dibanding dengan karnivora. Lagi pula, sejatinya antara singa dan hyena keduanya merupakan sesama puncak rantai makanan. Maksudnya, tidak ada lagi hewan yang memangsa mereka kecuali sesama mereka atau terjadi kanibalisme. Itu pun, kasusnya sangat jarang.</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><br /></span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;">Bukan sekedar faktor di atas, ternyata singa maupun hyena sebagai sesama predator puncak tentu memiliki kelebihan serta kekuatan fisik tersendiri. Alih-alih mengeluarkan tenaga untuk menaklukkan hyena, tentulah singa akan memilih spesies hewan herbivora yang jauh lebih rendah risikonya untuk diburu. Hewan-hewan itu tidak dapat melakukan perlawanan selain dengan cara melarikan diri.</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><br /></span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;">Sebaliknya, kenapa hyena tidak memburu singa untuk dimangsa? Jawaban sederhananya lantaran sistem pencernaan hyena tergolong handal untuk memakan bangkai sisa makanan binatang karnivora lain. Dengan kata lain, buat apa repot-repot menyulitkan diri memburu singa kalau ketersediaan daging herbivora yang segar maupun bangkainya cukup melimpah.</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><br /></span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;">Sebagai penutup, kalaupun terjadi kasus pembantaian singa terhadap hyena hal itu terjadi disebabkan untuk memperlihatkan dominasinya singa sebagai penguasa alam liar. Sekadar membunuh lantas pergi tanpa dilanjutkan dengan memakannya. Kendati terdapat singa yang memangsa hyena, itu barangkali dilakukan oleh singa tua dan singa lemah yang tak kuat lagi untuk berburu.</span></p><p style="text-align: justify;"><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgbrsdgXK9YJTXeTjP8BZKsFQ4-vX2gIYbcRJfpDh77wlRJ8TItv-dEaizoqcpaW9lBSaZ1fmSU_OAl3wspaIGwu2jjE0eb9qFqCcdL83h4to3qtQ8KmyxwtUjHbOsGZd40aZfiM-PojwpI2k6QIFzczyIqWVsDuPte8Y5aDdkpueUe-iERMauvczbi89r0/s1280/Penyebab%20Singa%20dengan%20Hyena%20Tidak%20Saling%20Memangsa.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="720" data-original-width="1280" height="360" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgbrsdgXK9YJTXeTjP8BZKsFQ4-vX2gIYbcRJfpDh77wlRJ8TItv-dEaizoqcpaW9lBSaZ1fmSU_OAl3wspaIGwu2jjE0eb9qFqCcdL83h4to3qtQ8KmyxwtUjHbOsGZd40aZfiM-PojwpI2k6QIFzczyIqWVsDuPte8Y5aDdkpueUe-iERMauvczbi89r0/w640-h360/Penyebab%20Singa%20dengan%20Hyena%20Tidak%20Saling%20Memangsa.jpg" width="640" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Ilustrasi konflik antara singa dengan hyena (sumber <a href="https://pixabay.com/id/illustrations/ai-dihasilkan-singa-hyena-alam-8471449/" rel="nofollow" target="_blank">Pixabaya.com</a>/ GabiUY)</td></tr></tbody></table><br /></p>Banjir Embunhttp://www.blogger.com/profile/03117272667066654554noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7128960508456251204.post-18987267478668387082024-03-12T11:20:00.001+07:002024-03-12T11:20:32.966+07:005 Kesalahan Seseorang yang Akan Membeli Rumah untuk Pertama Kali<p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;"> Apapun yang menjadi bagian pengalaman atau hal yang pertama kali umumnya merupakan sesuatu yang berkesan, ditunggu-tunggu, mendebarkan, serta dibanggakan. Termasuk salah salah satunya tak terkecuali yaitu pengalaman untuk pertama kali dalam membeli rumah.<span></span></span></p><a name='more'></a><p></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><br /></span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;">Sayangnya, lantaran kondisi kejiwaan yang euforia sehingga sulit terkontrol dapat menyebabkan kesalahan fatal. Baik itu saat transaksi maupun kerugian vital di kemudian hari sesudah rumah terbeli. Alih-alih bikin bahagia, justru dengan mempunyai rumah baru dapat menyebabkan tekanan mental dalam jangka panjang.</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><br /></span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;">Berikut ini lima kesalahan dalam membeli rumah untuk pertama kali:</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><br /></span></p><h3 style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;">1. Terpengaruh Omongan Kerabat dan Teman</span></h3><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;">Sebaiknya, dalam meminta saran kepada orang terdekat menyangkut pembelian rumah janganlah seputar urusan yang ringan-ringan. Sebab, boleh jadi masalah yang berat-berat ditutupi. Hindari terpengaruh oleh masukan dari mereka. Bagaimanapun, sumber terbaik dan terpercaya sebagai teman diskusi properti ialah konsultan dan profesional berpengalaman di bidangnya. </span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><br /></span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;">Kalau memang enggan membayar ahli untuk dimintai saran, langkah lainnya dapat berupa mencari secara rumah yang akan dibeli secara mandiri. Bisa pula dengan cara menonton video di YouTube tentang konten properti yang disampaikan oleh pakar properti. Selengkapnya silakan baca </span><span style="text-align: left;"><span style="font-size: large;"><b><a href="https://www.banjirembun.com/2022/08/5-tips-beli-properti-untuk-pertama-kali.html">5 Tips Beli Properti untuk Pertama Kali Bagi Orang Kaya Baru (OKB)</a></b>.</span></span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><br /></span></p><h3 style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;">2. Terburu-buru dan Asal Beli</span></h3><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;">Kebelet cepat-cepat ingin punya rumah sendiri merupakan masalah kejiwaan yang sering dimiliki oleh orang yang akan membeli rumah untuk pertama kali. Akibatnya, dalam memilih dan memutuskan rumah yang dibeli menjadi asal-asalan. Padahal, lokasi maupun spesifikasinya tidak sesuai dengan kebutuhan serta mengabaikan kondisi keuangan pribadi di masa depan setelah rumah terbeli.</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><br /></span></p><h3 style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;">3. Tidak Menyiapkan Anggaran Keuangan Pasca Beli Rumah</span></h3><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;">Siapkan anggaran keuangan minimal 15%-30% dari harga beli rumah. Angka tersebut dipakai untuk membiayai hal-hal yang tak terduga. Bukan cuma dipakai renovasi. Lebih dari itu, anggaran mengendap yang cukup dapat digunakan untuk memastikan bahwa uang yang dimiliki tidak benar-benar habis sepenuhnya demi membeli rumah. Ingat, kebutuhan hidup tidak cuma dialokasikan untuk hunian.</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><br /></span></p><h3 style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;">4. Fanatik dan Mudah Percaya pada Penjual Rumah</span></h3><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;">Terdapat berbagai macam pilihan model rumah, mekanisme pembayaran, dan sifat-sifatnya. Lebih bijaknya, jika menemukan kejanggalan atau keganjilan yang mengindikasikan penipuan maupun berakibat kerumitan di masa mendatang maka wajib untuk mem-blacklist penjual atau developer tersebut. Jangan sekali-kali ragu untuk meninggalkannya guna mencari lokasi penjualan rumah di tempat lain.</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><br /></span></p><h3 style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;">5. Mengutamakan Gengsi dan Gaya Hidup</span></h3><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;">Pernah mendengar kasus ada seseorang yang di luaran bergaya hidup "vulgar," tetapi ternyata rumah yang dihuni tak sesuai dengan gengsinya yang tinggi. Di sisi lain, ada juga orang yang malah mengejar gengsi dan gaya hidup dengan cara ingin memiliki rumah mewah. Di mana, dengan memiliki rumah di area perumahan elit menurutnya bakal menjadi sebuah nilai gengsi tersendiri. Dengan itu, dapat memamerkan rumahnya di media sosial.</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><br /></span></p><p style="text-align: justify;"><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg1b_or6FlgOagZJ7J6LUkwxSAG9EPWYv91gcA0RTC2tazwRXv5jOX_g98GW9qeczfwOiv50k4lZJKJrnyW3JvD0XWGBFIHe1ItWz0YWuPVQDAj8EVhN6QQF_GXIDnfQ1xzdUrxmdu1uPcUaTciT1GbCJY_V27pQw2hfP1uweVpGOfUZ5HvZV-Okab-4dai/s4000/20240109_100524.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="2250" data-original-width="4000" height="360" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg1b_or6FlgOagZJ7J6LUkwxSAG9EPWYv91gcA0RTC2tazwRXv5jOX_g98GW9qeczfwOiv50k4lZJKJrnyW3JvD0XWGBFIHe1ItWz0YWuPVQDAj8EVhN6QQF_GXIDnfQ1xzdUrxmdu1uPcUaTciT1GbCJY_V27pQw2hfP1uweVpGOfUZ5HvZV-Okab-4dai/w640-h360/20240109_100524.jpg" width="640" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Rumah pertama kali yang dibeli (sumber foto koleksi pribadi)</td></tr></tbody></table><br /><span style="font-size: large;"><br /></span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><br /></span></p>Banjir Embunhttp://www.blogger.com/profile/03117272667066654554noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7128960508456251204.post-83213246486208159992024-03-12T11:14:00.000+07:002024-03-12T11:14:17.434+07:005 Akibat Adukan Plester yang Kurang Semen Maupun Memakai Seman Berkualitas Buruk karena Cara Simpan Salah Serta Semen "Kadaluarsa"<p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;"> Kualitas adukan semen tidak hanya ditentukan oleh bahan campuran, perbandingan komposisi (termasuk bahan tambahan seperti kapur/gamping), hingga cara mengaduknya. Lebih dari itu, komponen bahan harus dipastikan berkualitas. Termasuk, tentu salah satunya ialah semen yang digunakan.<span></span></span></p><a name='more'></a><p></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><br /></span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;">Di mana, dalam proses pembangunan pemakaian semen secara tepat merupakan salah satu bagian yang vital. Baik itu untuk pengecoran, perekat atau pemasangan bata, maupun plesteran. Dengan kata lain, kualitas semen yang buruk dapat berakibat turun pula kualitas hasil pengerjaan renovasi bangunan.</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><br /></span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;">Perlu diketahui, semen yang "rusak" sehingga mengalami penurunan fungsi dapat disebabkan oleh beberapa hal. Sebut saja seperti cara penyimpanan yang salah. Contohnya tidak diberi alas serta langsung menempel ke lantai dan tembok. Kasus lainnya cara menutup karung semen bekas pakai yang tidak rapat. Terakhir, meski cara simpan sudah benar, tetapi jangka waktu penyimpanan yang cukup lama dapat berbuah semen jadi "kadaluarsa."</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><br /></span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;">Berikut ini lima akibat adukan luluhan yang memakai semen tidak bermutu:</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><br /></span></p><h2 style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;">1. Hasil Plesteran Lama Kering</span></h2><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;">Dalam kondisi musim hujan, bangunan ingin cepat dipakai, serta menginginkan proses pengerjaan tukang cepat kelar agar ongkos harian tidak membengkak tentunya diperlukan sebuah adukan plester yang sempurna. Salah satunya ialah memakai kualitas semen yang terjamin dan berjumlah mencukupi. Dijamin, walau keadaan mendung atau malah satu jam berikutnya terguyur hujan bakal tetap cepat kerang.</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><br /></span></p><h2 style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;">2. Permukaan Plesteran Sulit untuk Halus</span></h2><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;">Pasir pada plester yang kurang semen maupun dicampur dengan semen yang berkualitas buruk akan mudah sekali terpisah-pisah. Padahal, dengan adanya semen yang cukup membuat permukaan plesteran dapat tertutupi oleh semen sehingga terkesan padat dan halus.</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><br /></span></p><h2 style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;">3. Luluhan Plester Sulit Diatur</span></h2><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;">Akibat berikutnya adalah kelekatan pasir tidak begitu kuat yang mengakibatkan luluhan sulit untuk ditata secara rapi. Tentunya, dapat pula menyebabkan luluhan enggak segera menempel erat ke permukaan plesteran. Alhasil, tatkala ditempelkan akan gampang jatuh ke permukaan lantai atau tanah di bawah plesteran.</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><br /></span></p><h2 style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;">4. Warna Plesteran Pucat</span></h2><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;">Warna pucat plesteran dapat disebabkan banyak faktor. Selain kualitas pasir yang buruk karena tercampur tanah, dapat pula disebabkan oleh semen yang tidak berkualitas. Di mana, warna pucat tersebut menyebabkan penampilan plesteran tidak cerah.</span></p><p style="text-align: justify;"><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj0fdtoIc_9ThxHsiiHXir6kxN88v6e_EUfFhfHmd-9MMqYEiy6mzHPaSgz4X_qt-0lG4RpM2GBf95EZVEv-KfxuR7KAN5f7BndUA8RoZQwFrZLXLBOtEBoumoKuCgnViiPj6GhB4xu40_D3Nk-e4ELVTXXiOaDJW_F7q-iEaMsimBkQZXZXeVHoU2rM1gs/s3264/20240217_124548.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="1836" data-original-width="3264" height="360" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj0fdtoIc_9ThxHsiiHXir6kxN88v6e_EUfFhfHmd-9MMqYEiy6mzHPaSgz4X_qt-0lG4RpM2GBf95EZVEv-KfxuR7KAN5f7BndUA8RoZQwFrZLXLBOtEBoumoKuCgnViiPj6GhB4xu40_D3Nk-e4ELVTXXiOaDJW_F7q-iEaMsimBkQZXZXeVHoU2rM1gs/w640-h360/20240217_124548.jpg" width="640" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Hasil plesteran pondasi rumah berbahan semwn dan pasir (sumber foto koleksi pribadi)</td></tr></tbody></table><br /><span style="font-size: large;"><br /></span></p><h2 style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;">5. Mudah Retak dan Rapuh</span></h2><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;">Plesteran yang komposisi semennya "bermasalah" dapat menyebabkan ukuran pori-porinya menjadi besar. Alhasil, udara lembah maupun air akan mudah masuk ke dalamnya. Lama kelamaan plesteran akan ditumbuhi lumut. Kemudian, berangsur-angsur menyebabkan rapuh. Sebaliknya, kalau terkena panas akan mudah retak-retak rambut.</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><br /></span></p>Banjir Embunhttp://www.blogger.com/profile/03117272667066654554noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7128960508456251204.post-29716398371393174592024-03-05T13:28:00.000+07:002024-03-05T13:28:44.163+07:009 Bukti Rendahnya SDM Masyarakat Indonesia, Dua di Antaranya Bersifat Malas dan Punya Otak Jongkok<p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;"> Tolok ukur sebuah peradaban dikatakan telah maju bukan cuma lantaran terjadinya perkembangan fisik. Sebut saja di antaranya berupa maraknya pembangunan infrastruktur ekonomi (pelabuhan, jalan raya, jalan tol, pabrik, hingga berdirinya gedung-gedung), perbaikan kualitas gizi tubuh manusianya, sampai penggunaan teknologi canggih yang efisien serta efektif.<span></span></span></p><a name='more'></a><p></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><br /></span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;">Lebih dari itu, pengembangan dalam meningkatkan kemampuan diri (kecerdasan bidang tertentu, bakat, serta potensi khusus) maupun akhlak setiap insan semestinya juga ditegakkan dengan benar. Tentunya, pemahaman-pemahaman terhadap ranah lainnya juga tak boleh diabaikan. Misalnya seputar manajemen diri (terkait keuangan, pola hidup, kejiwaan/psikologi, hingga kesehatan badan), tata cara kehidupan beragama secara utuh, ataupun ilmu-ilmu lainnya.</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><br /></span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;">Pendek kata, agar Indonesia bisa menjadi negara maju harus memadukan antara dua tipe pengembangan/pembangunan seperti di atas. Sayangnya, berdasarkan analisis awal telah ditemukan bahwa banyak masyarakat Indonesia yang belum sanggup diajak menuju ke tingkat peradaban unggul. Salah satu penyebab utamanya ialah SDM (Sumber Daya Manusia) Indonesia yang masih tertinggal jauh dibanding rata-rata rakyat pada negara maju di dunia ini.</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><br /></span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;">Buat apa pengembangan fisik digalakkan di mana-mana, tetapi kekuatan SDM masyarakat Indonesia tak ditingkatkan? Dampaknya, akan banyak pekerja-pekerja dari luar negeri yang berdatangan ke Indonesia dengan dalih diikutsertakan dalam membangun Nusantara tercinta ini. Tatkala rakyat dalam negeri ini protes disebabkan ada buruh WNA di Indonesia, justru dibilang sebagai orang yang sedang iri/dengki terhadap kecerdasan orang luar negeri.</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><br /></span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;">Berikut ini bukti-bukti bahwa SDM masyarakat Indonesia masuk kategori rendah:</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><br /></span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;">1. Bermental Pemalas</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;">Pemalas menyebabkan seseorang memiliki sifat licik, amat perhitungan dalam arti negatif yang berakibat transaksional, oportunis (memanfaatkan kesempatan dalam kesempitan), menipu, tak segan jadi maling atau mencuri, sulit diajak kerja sama secara lurus/jujur, suka jalan pintas, kerja asal-asalan, menggantungkan hidup pada orang lain, tidak peduli atau tak ikut serta dalam menciptakan tatanan sosial yang ideal, pesimis, buang-buang waktu untuk hal yang tak bermanfaat, maupun sulit untuk diajak dalam berproses dengan penuh perjuangan/pengorbanan.</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><br /></span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;">Sifat malas bukan hanya dijumpai di area kantor pemerintahan, bidang pertanian, usaha peternakan, dan kehidupan rumah tangga yang menjalankan aktivitas sehari-hari. Faktanya, hal tersebut juga kerap ditemukan pada dunia proyek pembangunan rumah. Sebut saja, tak jarang ditemui tukang beserta kuli yang kerja secara ala kadarnya sehingga apa yang dikerjakan tidak sebanding dengan duit yang diterima. Parahnya, mereka lebih pilih jadi pengangguran daripada bekerja tetapi hasilnya tak sesuai angan-angan.</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><br /></span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;">2. Mempunyai Otak Jongkok</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;">Rata-rata IQ orang indonesia adalah 78,49. Angka tersebut masih jauh di bawah rata-rata standar IQ yang "normal" yang mempunyai skor antara 90-109. Padahal, makin tinggi nilai IQ seseorang menjadikan dia tambah cerdas dalam menganalisis maupun menemukan jalan keluar atas masalah yang dihadapi. Bukan sekadar itu, kecepatan dan keakuratannya juga makin bertambah. Alhasil, dia akan begitu mudah dalam beradaptasi serta cepat dalam memahami hal-hal baru yang belum pernah dijumpai oleh mata kepalanya.</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><br /></span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;">Akibat lain manusia yang memiliki otak jongkok yaitu mudah dibodohi/ditipu terutama dalam bidang finansial, gampang diperalat oleh tokoh politik, tidak punya prinsip hidup, cara pandang hidupnya dikendalikan oleh orang lain lantaran tak punya kemandirian dalam berfikir, mudah salah paham karena terlalu buru-buru dalam menyimpulkan tanpa menganalisisnya lebih dulu secara tepat, sampai ogah untuk mendalami/menggali hal-hal baru baik itu wawasan maupun ilmu pengetahuan yang bermanfaat bagi kehidupan. Termasuk tentu salah satunya membaca buku.</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><br /></span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;">3. Merasa Paling Benar dan Hebat</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;">Sudah salah ngotot diimbuhi sembari memaki-maki dan berkat-kata kotor. Menanggap pihak lain sebagai kalangan yang salah dan lemah. Sedangkan, dirinya berada di golongan benar dan hebat. Diperparah lagi, dengan perilaku yang pintar bersilat lidah tetapi tanpa aksi nyata dalam membangun peradaban. Itulah ciri-ciri orang yang hidupnya bagaikan "Katak dalam tempurung." Padahal, di atas langit masih ada langit. Di mana, di luar dirinya tentu masih banyak yang lebih hebat lagi. Akibatnya, dia enggan untuk belajar dan menerima ilmu-ilmu dari orang yang jauh lebih unggul.</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><br /></span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;">Ciri SDM rendah berikutnya ialah merasa punya teman banyak dan pintar bergaul tetapi wawasan, pengetahuan, dan ilmu yang dimiliki enggak melebihi seputaran itu-itu saja. Artinya, lingkungan pergaulan tidak menambah manfaat baginya supaya menjadikan dia bertambah berkualitas hidupnya. Dengan begitu, di masa depan dia mampu menjalani hidup penuh kebahagiaan. Nahasnya, yang terjadi tetimbul sikap fanatik terhadap kelompok/golongan yang diikuti maupun keyakinan serta ajaran tertentu yang diturunkan dari nenek moyang.</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><br /></span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;">4. Melanggar Aturan dan Tata Tertib</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;">Aturan dibuat untuk dilanggar. Itulah ucapan yang dikeluarkan oleh orang-orang konyol. Tragisnya, mereka bakal bangga ketika telah berani melanggar aturan. Di antara pelanggaran yang marak terjadi di tengah-tengah masyarakat antaranya seperti buang sampah sembarangan, jorok di kala masuk toilet umum, kencing sembarangan, coret-coret fasilitas publik, tidak taat peraturan berlalu lintas, tawuran, berisik atau menimbulkan suara keras di area publik terbuka, ogah berdisiplin, sampai lari dari tanggung jawab maupun kewajiban sebagai rakyat. </span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><br /></span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;">Hal lain yang tak kalah naif berupa perkataan "Saya sudah bayar kok, jadi bebas dong untuk menggunakan fasilitas ini!" Baik itu telah membayar pajak, tiket, ataupun retribusi tertentu sudah cukup membuat orang ber-SDM rendah menganggap dia telah berhak melakukan semau dan seenaknya. Padahal, uang yang telah dia keluarkan sungguh tak setimpal dengan sesuatu yang dia terima. Maunya bayar sedikit, tetapi mendapatkan imbalan banyak. Meski hal itu bakal melanggar aturan dan tata tertib sekalipun.</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><br /></span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;">5. Punya Gangguan Kejiwaan Ringan</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;">Gampang marah, cemas, depresi, maupun tersinggung merupakan ciri-ciri orang yang memiliki SDM rendah. Bukan sekadar itu, tanda lainnya yaitu sulit dalam mengelola emosinya sehingga mudah berganti suasana hatinya. Kadang dalam suasana hati yang sedih ternyata tiba-tiba, seolah tanpa sebab, berubah menjadi terlalu gembira. Intinya, dia sulit mengontrol emosinya yang berakibat sering bereaksi secara berlebihan terhadap sesuatu yang tidak "cocok" dengan isi hatinya.</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><br /></span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;">Perilaku di atas bukan cuma mengganggu kehidupan pribadi sendiri. Parahnya, aura negatif yang dipancarkan olehnya menyebabkan orang-orang di sekitarnya terbebani dan terganggu. Selanjutnya, dapat tercipta suasana yang berpotensi muncul perselisihan satu sama lain kapan saja tanpa diduga. Minimal konflik batin. Awalnya, suasana tampak baik-baik saja. Berhubung di tengah-tengah terdapat manusia SDM rendah, akhirnya sebagian lainnya ikut ketularan "energi" negatif yang telah dipancarkannya.</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><br /></span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;">6. Level Pendidikan Rendah</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;">Masih banyak orang di Indonesia yang menyepelekan arti pentingnya sebuah pendidikan formal. Kalaupun menempuh pendidikan, nyatanya itu tidak dilakukan secara sungguh-sungguh demi bisa meningkatkan kualitas diri beserta keluarganya. Bagi mereka, pendidikan hanya buang-buang waktu dan duit. Daripada anaknya disekolahkan maupun dikuliahkan, mereka akan lebih senang ketika anak-anak bisa diajak bekerja cari uang membantu orang tua. Mereka berasumsi bahwa tidak ada hubungan/keterkaitan antara level pendidikan dengan meningkatnya taraf hidup.</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><br /></span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;">7. Terlalu Menggampangkan atau Menyederhanakan Masalah</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;">Ketika diberi saran "Kenapa saat bekerja di proyek pembangunan tidak memakai APD (Alat Perlindungan Diri) sesuai standar seperti helm, kaca mata, sarung tangan, masker, hingga sepatu?" Jawabannya sungguh sembrono "Aku selama ini bekerja cuma memakai busana sehari-hari aman saja tanpa terjadi apa-apa!" Contoh lainnya yaitu saat ditanya "Kenapa masih merokok, bukankan diketahui bahwa rokok itu buruk?" Jawaban yang disuguhkan "Aku merokok pakai uang sendiri, tidak pakai uangmu. Lagian, banyak perokok yang berumur panjang!"</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><br /></span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;">Contoh berikutnya ialah gemar ikut-ikutan tren atau fenomena yang lagi populer. Akibatnya, tatkala ditanya "Kenapa uangmu tidak ditabung untuk beli rumah atau modal usaha?" Jawaban yang dilontarkan "Uang bisa dicari lagi, tetapi untuk menyenangkan diri belum tentu ada kesempatan lain di kemudian hari." Selanjutnya, ketika dinasehati "Jangan konsumsi makanan berbahan kimia buatan yang memakai pengawet, pemanis, perasa, dan pewarna berbahaya!" Jawabannya, "Harganya murah kok!" Singkatnya, orang kategori SDM rendah berpola pikir "Lakukan dulu, bagaimana dampak buruknya di masa datang itu menjadi urusan belakangan bagaimana nantinya."</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><br /></span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;">8. Anti Terhadap Konten Bermanfaat</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;">Konten video maupun tulisan yang beredar di internet yang bermuatan nilai-nilai pendidikan (edukasi) sangat dibenci oleh manusia ber-SDM rendah. Sebaliknya, mereka sangat menggemari konten-konten sampah yang isinya penuh kontroversi. Bagi mereka, terpenting konten itu sedang viral serta ringan (tidak memberatkan otak) bakal mereka dalami agar bisa dijadikan bahan saat bergosip atau berbicara dengan orang sesama SDM rendah. Sadisnya, mereka bakal menghujat orang yang sedang mengedukasi dengan mengatakan "Aahh, itu cuma teori!"</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><br /></span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;">9. Mengandalkan Otot Ketimbang Otak</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;">Alih-alih menyelesaikan masalah dengan otak dingin, justru yang diterapkan berupa ingin adu otot. Selain itu, dalam urusan pekerjaan orang dengan SDM rendah memilih kerja keras saja tanpa disertai kerja cerdas. Maksudnya, otot dan otak enggak dipadukan untuk menciptakan kemampuan kerja yang sempurna. Nyatanya, masih banyak pekerja di Indonesia yang mengandalkan kemampuan fisik tubuh dibandingkan memprioritaskan kemampuan otak. Lebih detail, yang ditawarkan oleh mereka kepada para pemberi kerja maupun terhadap konsumen adalah kekuatan ototnya. Kalaupun memakai otak, itu kadarnya sangat sedikit.</span></p><p style="text-align: justify;"><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgB5U7Rn3J4-oqO9jEd7UCfNdZqo72LTyIroBAe6gWvCYjpw_HJHQNGjoav2jtbXvNIdE7FWXKdcu4riZTqR4gUOiT7V5gu7g3b7H9CfpimdahGfJ2qMyGkgXv4jUqFQalo6gl2HkrWcfWg2nB9HNpxIWANKjy5vWagW4L7um6jeItfm5h5Y4wLML0_T73-/s1280/9%20Bukti%20Rendahnya%20SDM%20Masyarakat%20Indonesia,%20Dua%20di%20Antaranya%20Bersifat%20Malas%20dan%20Punya%20Otak%20Jongkok.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="853" data-original-width="1280" height="426" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgB5U7Rn3J4-oqO9jEd7UCfNdZqo72LTyIroBAe6gWvCYjpw_HJHQNGjoav2jtbXvNIdE7FWXKdcu4riZTqR4gUOiT7V5gu7g3b7H9CfpimdahGfJ2qMyGkgXv4jUqFQalo6gl2HkrWcfWg2nB9HNpxIWANKjy5vWagW4L7um6jeItfm5h5Y4wLML0_T73-/w640-h426/9%20Bukti%20Rendahnya%20SDM%20Masyarakat%20Indonesia,%20Dua%20di%20Antaranya%20Bersifat%20Malas%20dan%20Punya%20Otak%20Jongkok.jpg" width="640" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Ilustrasi aktivitas masyarakat Indonesia (sumber gambar <a href="https://pixabay.com/id/photos/rakyat-pria-makanan-menjual-3324257/" rel="nofollow" target="_blank">Pixabay.com</a>/ sharonang)</td></tr></tbody></table><br /><span style="font-size: large;"><br /></span></p><p style="text-align: justify;"><br /></p>Banjir Embunhttp://www.blogger.com/profile/03117272667066654554noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7128960508456251204.post-70027091231556173872024-03-01T15:08:00.004+07:002024-03-01T15:08:45.647+07:00Ingatan Traumatis di Masa Lalu Bisa Termaafkan Ketika Masa Kini Mendapatkan Kebahagiaan Sejati, Begini Caranya<p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;"> Kekonyolan, kekeliruan, kekelaman, hingga kedramatisan perjalanan hidup pada masa lalu bakal bisa termaafkan ketika di masa kini mampu menemukan kebahagiaan sejati. Bahkan, walau kenangan tersebut diselimuti oleh penderitaan traumatis sekalipun sehingga sulit dilupakan, itu tetap akan sanggup "ditutupi/dijinakkan" oleh kebahagiaan sejati yang dicapai masa sekarang.<span></span></span></p><a name='more'></a><p></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><br /></span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;">Nah, bagaimana cara memperoleh kebahagiaan sejati? Salah satunya yang paling utama ialah kenali Tuhan yang disembah secara benar sekaligus kenali diri sendiri secara sempurna. Bagaimanapun, orang yang bisa mengenali Tuhan disertai kenal diri sendiri bakal mudah dalam menemukan jati diri. Selanjutnya, individu yang sudah ketemu jati dirinya bikin ia mampu untuk mempertahankan kehormatan dan martabat diri.</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><br /></span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;">Dengan mengenali diri sendiri seseorang akan mempunyai harga diri yang tinggi. Dengan begitu, dia akan dihargai. Tidak disepelekan, enggak diremehkan, tak dihina, tanpa direndahkan, dan terhindar dari anggapan sebagai orang yang tak berguna. Dengan kata lain, dia tahu bagaimana cara menempatkan diri di tengah-tengah lingkungannya. Nah, kalau lingkungan tidak mau menerimanya tentulah dia bakal hengkang alias meninggalkan tempat itu.</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><br /></span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;">Salah satunya dengan langkah merantau atau menetap di luar kota untuk tujuan belajar memperoleh ilmu pengetahuan maupun bekerja. Hal itu merupakan upaya dalam menggapai kebahagiaan sejati. Asumsinya, buat apa menetap di lokasi lama kalau situasi dan orang-orang di sana sudah tidak memungkinkan untuk mendukung pengembangan diri? Bukankah lebih baik pindah ke wilayah yang cocok dengan potensi diri?</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><br /></span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;">Dijamin, sisa traumatis di masa kecil hingga masa sekolah pada usia SMA menjadi berangsur mereda ketika menjauhi hal-hal yang bisa membangkitkan kenangan suram di masa lalu. Percayalah, sejelek/seburuk/sesadis apapun pandangan orang di kampung halaman kalau mau bertaubat (kapok) lalu menuju luar kota yang jaraknya jauh dapat berpeluang memulai hidup baru secara lebih mudah.</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><br /></span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;">Guna mendapatkan kebahagian sejati tidaklah harus mendapatkan uang banyak, punya kendaraan kondisi baru, maupun berpenampilan mewah. Bisa hidup mandiri menjauhi para manusia sampah di kehidupan masa lalu, semestinya itu jadi kebahagiaan tersendiri. Dalam artian, tanpa kehadiran "kotoran" menjijikkan seperti mereka toh tetap bisa hidup. Bahkan, jauh lebih leluasa dalam aktualisasi diri.</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><br /></span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;">Syukur-syukur kalau mencapai kesuksesan melebihi harapan di niat awal (lantaran tujuan utamanya adalah yang penting pergi dulu keluar kota demi meninggalkan kenangan suram di masa lalu). Misalnya, ternyata mampu membeli rumah ukuran cukup besar dan kendaraan yang layak/pantasp jalan di perkotaan saat di tanah rantauan. Dijamin, ada kepuasan tersendiri.</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><br /></span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;">Ingatlah, tatkala sebagian para manusia sampah di atas datang mengemis dan memelas-melas (dengan cara menjilat atau memuji-muji) sebaiknya cegah untuk ditanggapi dengan serius. Tetaplah fokus untuk hidup bahagia bersama orang-orang baru di tempat baru yang terdapat di lokasi perantauan. Kalaupun ingin berkomunikasi dengan orang di masa lalu cukuplah basa-basi sekedar menyapa, tidak lebih!</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><br /></span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;">Bagi orang yang punya ingatan traumatis silakan praktikkan tips atau trik di atas kalau ingin bahagia. Kecuali, jika jiwa atau mental dalam diri dirasa kuat maka siap-siaplah tiba-tiba mengalami hidup <i>ngenes</i> sehingga berakibat makan hati. Mirisnya, mau merantau ternyata sudah terlambat karena keadaan diri tak memungkinkan.</span></p><p style="text-align: justify;"><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjyqknvxBh1IFQgNjw5ylJwVAYXNPnXwmOI7ug4NrW1sfmPuouuNzOaSxKeE0tU-pZT7wSfkiC6lgze3kL5IJr3udDiLd2K7sDyEHqBOD9_eyPoVwLhu4zvb9zLvACJIElOgGBOEyX_w2vf6LDuaHgJDnaokPjLFpdEe6q_vJAAxn037SkIeJv_k-ulhtUj/s1280/Ingatan%20Traumatis%20di%20Masa%20Lalu%20Bisa%20Termaafkan%20Ketika%20Masa%20Kini%20Mendapatkan%20Kebahagiaan%20Sejati,%20Begini%20Caranya.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="902" data-original-width="1280" height="452" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjyqknvxBh1IFQgNjw5ylJwVAYXNPnXwmOI7ug4NrW1sfmPuouuNzOaSxKeE0tU-pZT7wSfkiC6lgze3kL5IJr3udDiLd2K7sDyEHqBOD9_eyPoVwLhu4zvb9zLvACJIElOgGBOEyX_w2vf6LDuaHgJDnaokPjLFpdEe6q_vJAAxn037SkIeJv_k-ulhtUj/w640-h452/Ingatan%20Traumatis%20di%20Masa%20Lalu%20Bisa%20Termaafkan%20Ketika%20Masa%20Kini%20Mendapatkan%20Kebahagiaan%20Sejati,%20Begini%20Caranya.jpg" width="640" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Ilustrasi kenangan traumatis di masa kecil (sumber gambar <a href="https://pixabay.com/id/photos/menangis-sayang-bayi-wajah-ekspresi-2708380/" rel="nofollow" target="_blank">Pixabay.com</a>/ reidy68)</td></tr></tbody></table><br /><span style="font-size: large;"><br /></span></p><p style="text-align: justify;"><br /></p>Banjir Embunhttp://www.blogger.com/profile/03117272667066654554noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7128960508456251204.post-65924142620391439012024-02-29T13:26:00.000+07:002024-02-29T13:26:14.382+07:00Arti Istilah Bahasa Jawa Dikuyo-kuyo, Diplekoto, dan Dilunto-lunto<p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;"> Bahasa Jawa merupakan salah satu bahasa yang tergolong unik. Bagaimana tidak, dibanding bahasa Indonesia penuturan bahasa jawa terbilang lebih padat. Misalnya, jika di bahasa Indonesia disebut "Jatuh dari atas" maka dalam bahasa jawa cukup dibilang "Ceblobk." Sedangkan, untuk ungkapan "Jatuh ke depan" disebut "Nyungsep/Jelungup." Adapun, sebutan "Jatuh ke samping" dalam bahasa jawanya "Goleng." Terakhir, untuk pernyataan "Jatuh ke belakang yaitu "Geblak."<span></span></span></p><a name='more'></a><p></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><br /></span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;">Bukan cuma itu, ternyata peribahasa atau peribasan (pitutur) dalam bahasa jawa juga cukup pendek. Meski begitu, kalau dijabarkan dalam bahasa Indonesia memiliki makna yang mendalam serta tidak bisa diterangkan secara sederhana. Begitu pula, tentunya kata atau istilah tertentu dalam bahasa jawa nyatanya memiliki penekanan makna tersendiri ketika diungkapkan walau hanya dalam kalimat pendek. Contohnya ialah istilah <i>dikuyo-kuyo</i>, <i>diplokoto</i>, dan <i>dilunto-lunto</i>.</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><br /></span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;">Berikut ini pengertian dari istilah bahasa jawa dalam kata sederhana berupa <i>dikuyo-kuyo</i>, <i>diplekoto</i>, dan <i>dilunto-lunto</i>.</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><br /></span></p><h3 style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;">1. Dikuyo-kuyo</span></h3><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><i>Dikuyo-kuyo</i> memiliki arti dikucilkan dan diabaikan sehingga tidak mendapatkan perlindungan maupun posisi sepantasnya yang juga menjadi hak untuk didapat. Padahal, orang yang <i>dikuyo-kuyo</i> tersebut sebenarnya sudah berusaha untuk merapat dan mendekat. Tindakan tersebut salah satunya berfungsi sebagai bentuk penghinaan sekaligus menghilangkan/memasung potensi hebat yang ada dalam diri individu yang <i>dikuyo-kuyo</i>. Korban tindakan <i>dikuyo-kuyo</i> umumnya memiliki jabatan/level/status yang lebih rendah ketimbang pelaku yang telah menelantarkan itu.</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><br /></span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;">Dari sini, dapat dipahami bahwa seseorang yang <i>dikuyo-kuyo</i> merupakan pihak yang dizalimi. Sedangkan, pelakunya telah melakukan perbuatan zalim. Oleh sebab itu, wajar saja terdapat ungkapan "<i>Sopo sing dikuyo-kuyo bakal iso urip mulyo</i>" yang artinya "Siapa yang disingkirkan secara menyakitkan akan bisa mencapai hidup mulia." Tentunya, ketentuan dan syarat berlaku. Maksudnya, jangan berharap tatkala berada di posisi <i>dikuyo-kuyo</i> akan menjadi mulia di kala dia tidak mau semangat untuk bangkit serta giat mencari tempat maupun komunitas lain yang mau menerima dia.</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><br /></span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;">Dengan demikian, tak perlu membalas perilaku seseorang yang telah nekat berbuat jahat seperti di atas. Fokus saja pada pengembangan diri agar kelak tetap mampu mempertahankan diri walau di kemudian hari tetap <i>dikuyo-kuyo</i> oleh manusia lain yang berbeda. Janganlah menjatuhkan harga diri. Kalau memang tidak dikehendaki sangat disarankan untuk meninggalkan orang yang sudah menganaktirikan tersebut beserta kelompoknya yang telah ikut-ikutan menyingkirkan secara halus tetapi sangat menyakitkan.</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><br /></span></p><h3 style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;">2. Diplekoto</span></h3><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;">Diplokoto atau lebih seringnya diucapkan dengan logat diplekoto adalah dibodohi, ditipu, diajari hal yang sesat/salah/keliru, dimanfaatkan, dipermainkan habis-habisan, <i>dikerjain </i>(dipersulit, dilempar sana sini bagaikan bola pingpong, hingga diadu domba)<i>,</i> dan dieksploitasi. Orang yang diplekoto berarti telah menjadi korban pembodohan yang dilakukan oleh pihak lain. Lebih lanjut, sebagaimana istilah dikuyo-kuyo di atas, untuk ungkapan diplekoto sendiri ternyata orang yang diplekoto juga telah menjadi korban kezaliman dari kalangan yang lebih kuat ataupun oleh golongan mayoritas. </span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><br /></span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;">Tak heran, lantas muncul kalimat berupa "Wong cilik mung diplokoto" yang artinya "Orang kecil hanya dijadikan sapi perah dengan cara licik dan tak adil." Selanjutnya, hal yang bikin merinding ialah di saat orang yang sekarang ini diplokoto ternyata di kemudian hari bernasib mujur yang tentunya itu sungguh bikin malu orang di masa lalu yang telah <i>mlokoto</i> (mem-<i>plokoto</i>). Disangka individu yang diplokoto itu akan tetap bisa terus diplokoto tanpa menyadari bahwa di masa mendatang dia bisa saja menjadi orang besar yang derajatnya lebih tinggi.</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><br /></span></p><h3 style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;">3. Dilunto-lunto</span></h3><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;">Dilunto-lunto atau kerapnya disebut dengan istilah kelunto-lunto adalah keadaan yang sedang terombang-ambing tanpa ada yang mau menjadi tiang pengikat, terkatung-katung, menderita atau kesusahan dalam keadaan sendirian, kebingungan tanpa ada yang mengarahkan, dan terbuang. Dari sini dapat dipahami bahwa orang yang kelunto-kelunto merupakan kalangan yang sedang membutuhkan pertolongan. Bukan cuma bantuan materi atau fisik. Lebih dari itu, terkadang dia juga butuh pendekatan kejiwaan. Di mana, cukup diajak bicara dan memanusiakannya sudah sanggup bikin dia merasa lega.</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><br /></span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;">Berikutnya, ada sebuah pernyataan dalam bahasa jawa "<i>Mbesok dadio wong sing sugeh yo le, ben iso nulung wong liyo, tur sok mben pas tuwo uripmu ora kelunto-lunto</i>." Kalimat itu dalam bahasa Indonesia berarti "Besok di masa depan jadilah orang yang kaya raya ya nak, biar bisa menolong orang lain, dan kalau sudah tua nanti hidupmu tidak terlunta-lunta." Dengan demikian, status manusia yang kelunto-lunto biasanya tergolong insan yang hidupnya tidak mandiri. Lebih dari itu, parahnya barangkali dia belum mampu menemukan jati dirinya seperti apa agar bisa menjadi manusia terhormat.</span></p><p style="text-align: justify;"><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh2-qeqFvnCLWoNxCNy6TYdLjS1_-tEt-C-xcP47gxuR3HxjU_C31LBG2ZmD0WaBM-DKhCNB44kg8fMKzaJ9QPi2ngBysp6JHbNq5hqT58M9Gvs667_LFT-oW7L1_srsA0HQzALV2UtXowfSo8bZoqul_M9Hu3YDGAhc4q9Po4giGGOxhZNpiiajjCVDJy8/s1280/Arti%20Istilah%20Bahasa%20Jawa%20Dikuyo-kuyo,%20Diplekoto,%20dan%20Dilunto-lunto.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="853" data-original-width="1280" height="426" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh2-qeqFvnCLWoNxCNy6TYdLjS1_-tEt-C-xcP47gxuR3HxjU_C31LBG2ZmD0WaBM-DKhCNB44kg8fMKzaJ9QPi2ngBysp6JHbNq5hqT58M9Gvs667_LFT-oW7L1_srsA0HQzALV2UtXowfSo8bZoqul_M9Hu3YDGAhc4q9Po4giGGOxhZNpiiajjCVDJy8/w640-h426/Arti%20Istilah%20Bahasa%20Jawa%20Dikuyo-kuyo,%20Diplekoto,%20dan%20Dilunto-lunto.jpg" width="640" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Ilustrasi orang yang terusir dan terbuang (sumber <a href="https://pixabay.com/id/photos/rakyat-pria-sendiri-sedih-2601231/" rel="nofollow" target="_blank">Pixabay.com</a>/ StockSnap)</td></tr></tbody></table></p><p style="text-align: justify;"><br /></p>Banjir Embunhttp://www.blogger.com/profile/03117272667066654554noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7128960508456251204.post-1184867871925075552024-02-28T10:46:00.000+07:002024-02-28T10:46:14.627+07:00Jika Punya Teman Dekat yang Banyak Maka Jangan Merasa Bangga, Sebab Serigala Walau Sendirian Tetap Masih Berbahaya<p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;"> Domba yang bergerombol tetaplah menjadi mangsa empuk bagi serigala lapar walau dia sedang menyergap sendirian. Maksud dari pernyataan tersebut adalah janganlah bangga terhadap banyaknya teman yang dimiliki. Sebab, seseorang yang kelihatannya tak punya teman ketika dia mempunyai potensi luar biasa tetaplah bakal mencapai hidup gemilang. Sebaliknya, tatkala punya teman banyak, tetapi ternyata sama-sama berstatus sebagai sampah masyarakat sungguh itu akan sangat sulit mengangkat derajat hidup.<span></span></span></p><a name='more'></a><p></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><br /></span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;">Tulisan ini dapat menjadi penenang dan penyemangat terhadap orang-orang yang belum mampu memiliki teman dekat. Setidaknya, bagi mereka yang sulit menemukan orang yang cocok untuk dijadikan sebagai insan yang dipercayai dalam meniti arah hidup yang diimpikan atau dicita-citakan. Tak perlu minder. Kalian belum menemukan komunitas, lingkungan (tempat), dan waktu yang tepat untuk bisa dijadikan teman. Nah, saat dirasa sudah mampu untuk pergi dari tempat lama yang "busuk" sekarang ini, janganlah ragu angkat kaki pergi merantau ke luar kota.</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><br /></span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;">Sadarilah, orang murahan akan begitu gampang menerima seseorang sebagai teman meski dia layaknya sampah sekalipun. Di sisi lain, orang yang jual mahal tentunya pilih-pilih teman yang sesuai dengan prinsip hidupnya. Artinya, sebenarnya siapapun bisa memiliki teman dekat dengan mudah. Syaratnya yaitu harus gampangan dan mau menjadi budak dari teman tersebut. Lebih lanjut, harga diri harus dijatuhkan agar orang yang akan dijadikan teman itu mau menerimanya sebagai karib.</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><br /></span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;">Tulisan ini berpeluang tiada guna bagi orang yang sedang jatuh cinta terhadap teman sampahnya itu. Namanya juga orang jatuh cinta, hatinya jadi buta. Nasihat apapun bakal tak mempan masuk ke dalam otaknya. Barulah dia menyesal dan meratapi nasib sesudah tahu bahwa temannya itu ternyata hanya memanfaatkan dia saja. Dia dianggap oleh temannya itu tak lebih dari orang yang ngefans padanya. Setelah dianggap tak berguna lantas dibuang begitu saja. Sungguh mengenaskan.</span></p><p style="text-align: justify;"><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgqqmsKrbM1_diwqsNo1GlZkHF8dcoWL_zbSv5kJFQFZLM6cdSqKFY62E0xUA6LzDIqu2zr_Zo3cgod86B-bWEmgs0nM-1bct1HsWVP5nARz4gOBm4VUzO0hgqyLaj3o4p6DoBIHEJSyVmSQGhkG8eZlGZlst9xQcoeVvEq4ZcRbvQV_pso4GHfWVkVKvlA/s1280/Jika%20Punya%20Teman%20Dekat%20yang%20Kuat%20Maka%20Jangan%20Merasa%20Bangga,%20Sebab%20Serigala%20Walau%20Sendirian%20Tetap%20Masih%20Berbahaya.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="853" data-original-width="1280" height="426" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgqqmsKrbM1_diwqsNo1GlZkHF8dcoWL_zbSv5kJFQFZLM6cdSqKFY62E0xUA6LzDIqu2zr_Zo3cgod86B-bWEmgs0nM-1bct1HsWVP5nARz4gOBm4VUzO0hgqyLaj3o4p6DoBIHEJSyVmSQGhkG8eZlGZlst9xQcoeVvEq4ZcRbvQV_pso4GHfWVkVKvlA/w640-h426/Jika%20Punya%20Teman%20Dekat%20yang%20Kuat%20Maka%20Jangan%20Merasa%20Bangga,%20Sebab%20Serigala%20Walau%20Sendirian%20Tetap%20Masih%20Berbahaya.jpg" width="640" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Ilustrasi hubungan pertemanan (sumber <a href="https://pixabay.com/id/photos/teman-teman-teman-teman-dekat-3580188/" rel="nofollow" target="_blank">Pixabay.com</a>/ Tusharpatil)</td></tr></tbody></table></p><p style="text-align: justify;"><br /></p>Banjir Embunhttp://www.blogger.com/profile/03117272667066654554noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7128960508456251204.post-26532389756451862002024-02-28T10:16:00.002+07:002024-02-28T10:16:29.172+07:003 Pilar Kekuatan Dakwah dan Syiar Islam yang Wajib Ada di Indonesia<p style="text-align: justify;"><span style="font-family: helvetica; font-size: large;"> Dakwah dan syiar Islam merupakan kegiatan yang umum ditemukan dalam suatu masyarakat yang jumlah umat Muslim cukup besar. Tentunya, dari sekian banyak pemeluk Islam tersebut terdapat beberapa yang sangat ahli serta paham secara hampir utuh/sempurna terkait ajarannya. Bahkan, tokoh tersebut juga aktif dalam berdakwah (mengajak kebaikan) maupun turut mensyiarkan Islam secara luas dan berkelanjutan.<span></span></span></p><a name='more'></a><p></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: helvetica; font-size: large;"><br /></span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: helvetica; font-size: large;">Sayangnya, dalam menyelenggarakan dakwah dan syiar Islam di atas tentunya tidaklah mudah. Kadang, dibutuhkan strategi dan pendekatan tersendiri supaya misi penyebaran nilai-nilai kedamaian dalam agama Islam bisa sukses. Apalagi, tatkala di tengah-tengah masyarakat itu lumayan banyak didapati rintangan berupa rongrongan atau gangguan dari kaum munafik dan fasik. Intinya, modal kemahiran berceramah/berkhotbah saja belumlah cukup.</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: helvetica; font-size: large;"><br /></span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: helvetica; font-size: large;">Setidaknya, dalam sebuah dakwah dan syiar Islam harus memiliki 3 pilar kekuatan agar pergerakan tokoh Muslim di atas bisa leluasa. Berikut ini penjelasan lebih lanjut:</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: helvetica; font-size: large;"><br /></span></p><h3 style="text-align: justify;"><span style="font-family: helvetica; font-size: large;">1. Memiliki Hubungan Dekat dengan Penguasa</span></h3><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: helvetica; font-size: large;">Bukan Ulama, Kyai, atau Ustadz yang mendatangi penguasa. Sebaliknya, para penguasalah yang mestinya datang untuk meminta nasihat kepada para tokoh agama Islam. Artinya, hindari pendapat bahwa Islam itu anti politik. Umat Islam harus menjauhi politik. Buktinya, banyak dijumpai nasib umat Islam sungguh tragis di negara-negara yang mayoritasnya non Muslim. Maksudnya, di sana tidak ada satu pun penguasa yang punya kedekatan serta kepedulian terhadap ajaran Islam.</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: helvetica; font-size: large;"><br /></span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: helvetica; font-size: large;">Sungguh akan sangat menyusahkan ketika dakwah dan syiar Islam justru dimusuhi oleh para penguasa. Alih-alih mendapatkan bantuan dana dan diberi pinjaman tempat tertentu secara gratis, sekadar mau minta izin mengadakan acara keislaman bakal dipersulit. Belum lagi potensi terjadinya kriminalisasi hingga penusukan/penganiayaan terhadap para figur agama Islam, tentunya itu makin menambah beban pergerakan roda dakwah dan syiar Islam.</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: helvetica; font-size: large;"><br /></span></p><h3 style="text-align: justify;"><span style="font-family: helvetica; font-size: large;">2. Mempunyai Hubungan Erat dengan Orang Kaya</span></h3><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: helvetica; font-size: large;">Uang, harta, sampai komoditas tertentu (termasuk makanan) menjadi kebutuhan pokok bagi urusan dakwah dan syiar Islam. Apalagi di zaman sekarang ini, dengan mempunyai kedekatan dengan pengusaha dapat membuat tokoh agama mampu tampil di TV nasional. Oleh sebab itu, dengan mengabaikan peran orang kaya dalam penyelenggaraan dakwah dan syiar Islam tentunya merupakan tindakan naif. Bagaimana mau memakmurkan Masjid kalau takmirnya saja begitu pelit untuk sedekah makanan?</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: helvetica; font-size: large;">Baca juga: </span><span style="text-align: left;"><span style="font-family: helvetica; font-size: large;"><b><a href="https://www.banjirembun.com/2019/12/program-masjid-kota-malang-ini-patut.html">Program Masjid Kota Malang ini Patut Ditiru! Suguhkan Makanan dan Minuman Gratis untuk Jamaah Sholat Jumat</a></b></span></span></p><h3 style="text-align: justify;"><span style="font-family: helvetica; font-size: large;">3. Kekuatan Bela Diri, Fisik, Otot, ataupun Kemahiran dalam Bidang Militer</span></h3><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: helvetica; font-size: large;">Pernah mendengar kasus imam sholat jamaah di Masjid ditusuk? Pernah dengar kasus pengajian dibubarkan? Pernah mengetahui kasus penolakan terhadap pembangunan Masjid? Pernah tahu kasus pembantaian umat Islam yang menjadi minoritas di masa awal-awal reformasi dahulu? Itu semua salah satunya disebabkan lantaran komunitas Muslim enggak memiliki kekuatan bela diri, fisik, otot, ataupun keahlian dalam dunia militer. </span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: helvetica; font-size: large;"><br /></span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: helvetica; font-size: large;">Alhasil, ketika terjadi insiden konflik horisontal dalam tingkat tertentu hanya mengandalkan main keroyokan yang tanpa disertai kontrol (tanpa kendali) sehingga berujung mencoreng nama baik agama Islam. Berbeda halnya, ketika ada laskar/barisan khusus yang ahli dalam bela diri yang diberikan kewajiban dan tanggung jawab untuk mengamankan aset-aset umat Islam. Baik itu aset berupa manusia maupun berwujud barang.</span></p><p style="text-align: justify;"><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhaNL_sbrkdZqo8MCMHKQP1YCXL3_m0lYupI4LWrn3Q6X4NehLetFnxrqxm1ZKLgymzuftU4Cf5eplRnbrYbYFdw_bWZ5YrkrYwrJnyVbQwbB5oLZjz6DElXLOWvdc7CckzJ6DzyUbkqYiJHtsqZC_saZqSjujpYvSwjjhdcubuOXdWj-4uuzrGznTD0mp4/s1280/3%20Pilar%20Kekuatan%20Dakwah%20dan%20Syiar%20Islam%20yang%20Wajib%20Ada%20di%20Indonesia.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="753" data-original-width="1280" height="376" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhaNL_sbrkdZqo8MCMHKQP1YCXL3_m0lYupI4LWrn3Q6X4NehLetFnxrqxm1ZKLgymzuftU4Cf5eplRnbrYbYFdw_bWZ5YrkrYwrJnyVbQwbB5oLZjz6DElXLOWvdc7CckzJ6DzyUbkqYiJHtsqZC_saZqSjujpYvSwjjhdcubuOXdWj-4uuzrGznTD0mp4/w640-h376/3%20Pilar%20Kekuatan%20Dakwah%20dan%20Syiar%20Islam%20yang%20Wajib%20Ada%20di%20Indonesia.jpg" width="640" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Pilar Masjid sebagai ilustrasi kekuatan dakwah dan syiar Islam (sumber <a href="https://pixabay.com/id/photos/masjid-abu-dhabi-bepergian-putih-615415/" rel="nofollow" target="_blank">Pixabay.com</a>/ jpeter2)</td></tr></tbody></table></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: helvetica; font-size: large;"><br /></span></p>Banjir Embunhttp://www.blogger.com/profile/03117272667066654554noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7128960508456251204.post-12246229656326815702024-02-28T09:24:00.000+07:002024-02-28T09:24:25.986+07:003 Penempatan Bentuk Empati dan Kepedulian Terhadap Sesama yang Keliru Alias Sesat<p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;"> Secara alami mayoritas manusia hidup memang harus berdampingan dengan sesama insan lainnya. Bahkan, bukan cuma satu atau dua orang. Lebih mantap lagi yaitu menjalin hubungan secara erat dengan beberapa orang sekaligus. Dalam artian, pada waktu bersamaan serta di tempat sama terjadi kegiatan kumpul-kumpul dengan sejumlah individu. Di mana, hal itu terasa bertambah makin kuat hubungan ikatannya ketika "peserta" pertemuan itu membludak.<span></span></span></p><a name='more'></a><p></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><br /></span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;">Dari sebuah interaksi sosial di atas itu, demi tetap mempertahankan persatuan dan kekompakan kelompok, kemudian muncullah yang namanya empati dan kepedulian terhadap sesama di dalam komunitas tersebut. Maksudnya, seseorang terkadang jauh lebih memperhatikan kondisi insan yang hadir di lingkaran sekitarnya dibanding harus mendahulukan kepentingan sendiri. Di mana, dia bakal merasa lega ketika telah bisa membantu anggota perkumpulan yang diikutinya.</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><br /></span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;">Sebelum melanjutkan pembahasan, harus dipahami dulu bahwa suatu fanatisme (obsesi berlebihan) terhadap apapun itu bukan sekadar berasal dalam diri seseorang pribadi. Melainkan pula, diperkuat oleh dorongan orang di sekitar yang diidolakan dan dijadikan sebagai manusia yang dianggap patut untuk dipercayai/dipegang kata-katanya dalam mengarahkan jalan hidupnya.</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><br /></span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;">Berikut ini 3 penempatan wujud empati dan kepedulian terhadap orang lain secara salah:</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><br /></span></p><h3 style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;">1. Melindungi dan Membela Orang yang Salah</span></h3><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;">Bentuk membela orang salah yang paling sederhana atau minimalis yaitu dengan langkah menutupi atau menyimpan rapat kebenaran yang diketahui dengan cara tak mau membukanya (walau enggak berbohong tetapi memilih untuk ogah mau memberikan kesaksian atas perbuatan salah orang yang dibela itu). Artinya, dia tidak mau memberikan komentar dan memilih bisu untuk membantu dalam membuka tabir kebenaran. Sembari menunggu masalah yang dialami orang yang dibela itu reda serta surut dengan sendirinya.</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><br /></span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;">Kejadian melindungi orang yang salah kerap ditemukan di media sosial. Tatkala didapati orang yang salah itu merupakan pihak yang masih satu suku, orientasi pilihan partai politik yang sama, maupun satu mazhab agama yang sama bakal dibela. Malahan, bukan cuma dengan cara berdiam diri. Lebih sadis lagi, dia bakal menggunakan retorika berdebat untuk membolak-balikkan kata-kata agar lawan bicaranya menjadi bingung. Alhasil, seolah-olah orang yang salah itu harus dimaklumi karena terkesan kesalahannya masih kategori termaafkan.</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><br /></span></p><h3 style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;">2. Menjunjung Solidaritas dan Setia Kawan Secara Membabi Buat</span></h3><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;">Saking ingin menjaga nama baik kelompok, komunitas, atau bentuk-bentuk entitas komunal lainnya terkadang membuat seseorang tega untuk menomorsatukan solidaritas dan kesetiakawan dibanding kemaslahatan masyarakat secara umum. Lantaran sungguh bersemangat dalam menjunjung kesolidan membikin ia menutup diri dari sunami fakta-fakta di dunia luar sana yang begitu super luas. Dengan kata lain, hidupnya bagaikan seekor katak yang terperangkap dalam tempurung.</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;">Baca juga: <span style="text-align: left;"><b><a href="https://www.banjirembun.com/2018/12/akademisi-bermazhab-katak-dalam.html">Akademisi Bermazhab Katak dalam Tempurung</a></b></span></span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;">Mirisnya, sangat gampang ditemui golongan manusia yang satu hobi atau satu minat terhadap sesuatu hal yang sama memiliki fanatisme yang begitu kuat. Parahnya, tingkat fanatiknya itu melebihi fanatik terhadap agamanya. Oleh sebab itu, tak heran dia akan amat mudah berempati dan peduli terhadap orang-orang yang berada di lingkungan sesama komunitasnya itu. Bukan cuma rela mengorbankan uang, tenaga, pikiran, dan waktu. Lebih nekat lagi, mau saja bertaruh nyawa.</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><br /></span></p><h3 style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;">3. Hanya Membela Orang yang Satu Rasa dan Bernasib Sama</span></h3><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;">Sesama buruh, sesama orang miskin, sesama minoritas, sesama insan tertindas, hingga sesama pekerja kasar biasanya memiliki ikatan batin yang sangat kuat. Alasannya tentu saja disebabkan mereka memiliki satu rasa dan nasib yang sama yaitu berupa angggapan sebagai golongan yang terpinggirkan atau terabaikan. Sayangnya, sifat minder atau rendah diri tersebut berakibat dia menjadi sembrono dengan wujud nyata mengabaikan/menampik kebaikan-kebaikan orang-orang yang berada di luar golongannya.</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><br /></span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;">Lebih lanjut, kepedulian dan empati atas dasar keadaan yang senasib merupakan langkah yang keliru dalam melawan dominasi kelompok lain. Bagaimanapun, harus tetap disadari atau diakui bahwa walau seseorang itu satu rasa dan satu nasib tatkala didapati dia dalam posisi salah sehingga tak layak untuk dibela sudah semestinya untuk ditinggalkan. Lebih dari itu, sifat senasib dan sepenanggunan itu tidak menutup kemungkinan diperparah dengan sifat iri (dengki) serta rakus (serakah) terhadap sumber daya yang dimiliki oleh pihak di luar dirinya yang begitu besar.</span></p><p style="text-align: justify;"><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiDSDY3rFjAXLU1YE_46OUx0qfKrdHs-Ip9iR0XSfriHZN1eVSfAfoAmrJvICgyM-4HSuFg-jLYdcFiTa_MjF5FoRtDGrAUVvxeVH63h54szI3iiq00evqIX1-3UmeQQHhLpKewJ_NxmAIMRRQl84TKahQrbvjTeRcp899-rfxOrsQkSznL6uA4z-2RcQGz/s1280/3%20Penempatan%20Bentuk%20Empati%20dan%20Kepedulian%20Terhadap%20Sesama%20yang%20Keliru%20Alias%20Sesat.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="1161" data-original-width="1280" height="580" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiDSDY3rFjAXLU1YE_46OUx0qfKrdHs-Ip9iR0XSfriHZN1eVSfAfoAmrJvICgyM-4HSuFg-jLYdcFiTa_MjF5FoRtDGrAUVvxeVH63h54szI3iiq00evqIX1-3UmeQQHhLpKewJ_NxmAIMRRQl84TKahQrbvjTeRcp899-rfxOrsQkSznL6uA4z-2RcQGz/w640-h580/3%20Penempatan%20Bentuk%20Empati%20dan%20Kepedulian%20Terhadap%20Sesama%20yang%20Keliru%20Alias%20Sesat.jpg" width="640" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Ilustrasi wujud empati dan kepedulian (sumber gambar <a href="https://pixabay.com/id/photos/membantu-tangan-pendakian-4661809/" rel="nofollow" target="_blank">Pixabay.com</a>/ joojoo41)</td></tr></tbody></table><br /></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><br /></span></p>Banjir Embunhttp://www.blogger.com/profile/03117272667066654554noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7128960508456251204.post-88713367085710001062024-01-30T16:29:00.005+07:002024-01-31T04:04:02.166+07:00Bukti-bukti Masyarakat Indonesia Suka Melupakan Hal Penting tentang Masa Lalunya Sendiri Maupun Orang Lain<p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;">Banyak orang Indonesia yang selain gampang dalam memaafkan orang lain, nyatanya juga mudah dalam memaafkan diri sendiri. Sungguh lihai dalam menghibur hati orang lain, tetapi juga cerdik dalam "membela" batin sendiri. Buktinya, baru saja usai wabah penyakit yang dimulai awal tahun 2020 hingga akhir 2022, tetapi nyatanya tak membuat mereka kapok. Di mana, pada masa itu beberapa di antaranya mengalami "terapi kejut" yang salah satunya berupa takut mati terkena dampak wabah.<span></span></span></p><a name='more'></a><p></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><br /></span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;">Kini, belum genap dua tahun berlalu ternyata sebagian besar manusia yang mengalami ketakutan di atas telah lupa diri tentang ketidakberdayaan pada waktu-waktu genting tersebut. Mereka melupakan hal penting yang paling "berkesan" dan penuh tekanan batin di masa lampau. Bahkan, seolah menganggap bahwa kasus pandemi tidak pernah terjadi dalam sejarah hidupnya. Dianggap angin lalu sehingga begitu terperdaya untuk kembali hidup tanpa ada beda dengan sebelum adanya wabah global itu. Intinya, tidak bertaubat.</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><br /></span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;">Baca juga: </span><span style="text-align: left;"><span style="font-size: large;"><b><a href="https://www.banjirembun.com/2024/01/bukti-bukti-masyarakat-indonesia-suka.html">Setelah Pandemi Covid-19 Berakhir, Akan Muncul Empat Tipe Manusia</a></b></span></span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><br /></span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;">Bukan sekadar musibah di atas, bencana alam serta kecelakaan yang dialami sendiri maupun kecelakaan orang lain yang dilihat di depan mata kepala ternyata juga sangat mudah dilupakan. Bukan malah dijadikan bahan renungan, justru perbuatan maksiat semakin ditambah. Merasa yakin bahwa nasib "sial" dan kejatuhan tidak bakal pernah terjadi dalam hidupnya. Menurutnya, biarlah orang lain yang ditimpa masalah-masalah. Sedangkan, dirinya tetap berbuat foya-foya menikmati harta kekayaan dari hasil kerja najis.</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><br /></span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;">Selain itu, amat lumrah dijumpai masyarakat Indonesia yang gampang memaafkan ataupun melupakan kesalahan orang lain. Di antaranya meliputi memaafkan para pejabat koruptor yang diberi kesempatan kembali untuk menjabat, melupakan kesalahan orang yang dianggap tokoh masyarakat walau nyatanya berbuat bejat, sampai "hilang ingatan" terhadap perilaku tidak bermoral dari orang-orang yang telah menjadi "juragan" mereka. Singkat kata, mereka mengalami amnesia terkait seperti apa akhlak buruk orang lain yang telah berjasa dalam hidupnya.</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><br /></span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;">Asal diberi duit, diberi bahan makanan pokok, serta diberi hak khusus bakal membuat sebagian masyarakat Indonesia mudah melupakan masa "gelap" dari orang-orang "dermawan" itu. Oleh sebab itu, tak heran ketika ada yang berkata bahwa harga diri orang Indonesia yang sangat murah karena gampang ditukar oleh lembaran uang yang nilainya ratusan ribu. Alhasil, idealitas dan norma-norma ditabrak begitu saja tanpa ragu. Asal ada uang semuanya bisa termaafkan.</span></p><p style="text-align: justify;"><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjNbCPD46hN-AnC5I22FejBUzQfDSIgTFD7IgszEh_PFBSqglA1jrEv5nSsSmXk3Cd90nu55jy0slTdNasnlTqGQm1lAeynlpNSA2Neuol14E9zJI3QsG99v-kj64jYbCxRTP_ynJz7euqq_HirpRnrJxasFPUalO1TUfozjvMmG5PRYDROgEiVPLyfCC7U/s1280/Bukti-bukti%20Masyarakat%20Indonesia%20Suka%20Melupakan%20Hal%20Penting%20tentang%20Masa%20Lalunya%20Sendiri%20Sendiri%20Maupun%20Orang%20Lain.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="853" data-original-width="1280" height="426" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjNbCPD46hN-AnC5I22FejBUzQfDSIgTFD7IgszEh_PFBSqglA1jrEv5nSsSmXk3Cd90nu55jy0slTdNasnlTqGQm1lAeynlpNSA2Neuol14E9zJI3QsG99v-kj64jYbCxRTP_ynJz7euqq_HirpRnrJxasFPUalO1TUfozjvMmG5PRYDROgEiVPLyfCC7U/w640-h426/Bukti-bukti%20Masyarakat%20Indonesia%20Suka%20Melupakan%20Hal%20Penting%20tentang%20Masa%20Lalunya%20Sendiri%20Sendiri%20Maupun%20Orang%20Lain.jpg" width="640" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Ilustrasi sejarah hidup seseorang (sumber gambar <a href="https://pixabay.com/id/photos/cerita-masa-lalu-tahu-buku-papan-4171794/" rel="nofollow">Pixabay.com/</a> geralt)</td></tr></tbody></table><br /></p>Banjir Embunhttp://www.blogger.com/profile/03117272667066654554noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7128960508456251204.post-39907828565904842152024-01-30T15:33:00.003+07:002024-01-30T15:33:53.328+07:00Berdasarkan Pengalaman Pribadi, Berikut 6 Tema Tulisan di Website Pribadi yang Berpenghasilan Besar<p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;">Sebagai orang yang aktif menulis di website pribadi, saya kerap mengamati bahwa ternyata tidak semua situs pribadi yang saya miliki tersebut menghasilkan uang yang bernilai sama. Ada beberapa website yang memiliki penghasilan besar, tetapi ada pula situs lain yang saya kelola sendiri mempunyai pendapatan uang yang tak bernilai tinggi.<span></span></span></p><a name='more'></a><p></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><br /></span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;">Berdasarkan pengalaman pribadi, berikut ini tema tulisan di blog yang saya kelola telah menghasilkan duit dengan nilai besar:</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><br /></span></p><h3 style="text-align: justify;"><span style="font-size: x-large;">1. Keuangan</span></h3><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;">Tema keuangan di sini bukan cuma terkait dengan pengelolaan keuangan. Akan tetapi juga, bentuk-bentuk lain dalam urusan penggunaan uang. Mulai dari tujuannya untuk menabung hingga investasi (beli emas, properti, saham, kripto, dan lain-lain). Tentunya, termasuk pula di dalamnya penerapan keuangan dalam urusan bisnis serta perdagangan (jual-beli).</span></div><div style="font-size: x-large; text-align: justify;"><br /></div><h3 style="text-align: justify;"><span style="font-size: x-large;">2. Rumah & Taman</span></h3><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;">Tema rumah dan taman di sini sangat berbeda dengan topik tulisan terkait properti. Sebab, properti sangat erat kaitannya dengan investasi. Sedangkan, ulasan rumah dan taman fokusnya seputar pembahasan hunian milik pribadi. Di antaranya meliputi pembangunan rumah, renovasi, dekorasi, dan penataan taman. Di dalamnya juga membahas menyangkut peralatan rumah tangga harian.</span></div><div style="font-size: x-large; text-align: justify;"><br /></div><h3 style="text-align: justify;"><span style="font-size: x-large;">3. Kecantikan dan Kebugaran</span></h3><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;">Kosmetik, diet, olahraga, sampai busana merupakan ulasan yang menjadi titik tekan dalam tema tulisan tentang kecantikan serta kebugaran. Perlu diketahui, pembicaraan tentang keindahan tampilan diri ini bukan hanya menyangkut jenis kelamin wanita. Bagaimanapun, pria juga membutuhkan pengakuan diri berupa peningkatan nilai estetika diri dan kebugaran tubuh.</span></div><div style="font-size: x-large; text-align: justify;"><br /></div><h3 style="text-align: justify;"><span style="font-size: x-large;">4. Hewan Peliharaan dan Binatang</span></h3><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;">Hewan peliharaan yang sangat banyak peminatnya yaitu kucing dan anjing. Khususnya di negeri Indonesia ini, kucing menjadi favorit untuk diperbincangkan. Begitu pula, binatang yang ada di penangkaran tengah kota maupun yang ada di alam liar juga tergolong banyak peminatnya. Artinya, lantaran banyak penyukanya membikin penghasilan penulis tentang tema itu juga semakin besar.</span></div><div style="font-size: x-large; text-align: justify;"><br /></div><h3 style="text-align: justify;"><span style="font-size: x-large;">5. Kesehatan</span></h3><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;">Topik tulisan kesehatan bukan cuma terkait kesehatan fisik. Melainkan, tak boleh dilepaskan pula dengan aspek kesehatan jiwa/mental. Kendati diakui bahwa pembahasan kesehatan badan nyatanya potensi pendapatan duitnya jauh lebih besar.</span></div><div style="font-size: x-large; text-align: justify;"><br /></div><h3 style="text-align: justify;"><span style="font-size: x-large;">6. Kuliner</span></h3><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;">Masakan pribadi (di dapur rumah), bisnis kuliner, resep masakan, dan jenis-jenis aneka makanan tradisional merupakan tema tulisan yang cukup menjanjikan bagi penulis. Oleh sebab itu, sangat wajar ditemukan banyak website yang membahas tentang cara memasak dengan berbagai resep masakan yang ditawarkannya.</span></div><div style="font-size: x-large; text-align: justify;"><br /></div><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjHu4qxikFyYZp3i1EkHH_3tu0hs657ab_5AEJ1ARUyoi4uLkwgs-EmcPfAV8vJGmFkTpUgFT_nky996NToJlFgs8NBiPswfujptn0xUgY2CMVKj2YgvQUNZWDUyvNsi-xl-dG0mI-EnPd1S-LmU8E1kznsiGu96OBgXUR6fxyzUG47ELKRb15-uPXMI-al/s1280/Berdasarkan%20Pengalaman%20Pribadi,%20Berikut%206%20Tema%20Tulisan%20di%20Website%20Pribadi%20yang%20Berpenghasilan%20Besar.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="853" data-original-width="1280" height="426" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjHu4qxikFyYZp3i1EkHH_3tu0hs657ab_5AEJ1ARUyoi4uLkwgs-EmcPfAV8vJGmFkTpUgFT_nky996NToJlFgs8NBiPswfujptn0xUgY2CMVKj2YgvQUNZWDUyvNsi-xl-dG0mI-EnPd1S-LmU8E1kznsiGu96OBgXUR6fxyzUG47ELKRb15-uPXMI-al/w640-h426/Berdasarkan%20Pengalaman%20Pribadi,%20Berikut%206%20Tema%20Tulisan%20di%20Website%20Pribadi%20yang%20Berpenghasilan%20Besar.jpg" width="640" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Ilustrasi menulis di website pribadi (sumber gambar <a href="https://pixabay.com/id/illustrations/web-desain-website-desain-web-4875189/" rel="nofollow">Pixabay.com/</a> purwakawebid)</td></tr></tbody></table><br /><div style="font-size: x-large; text-align: justify;"><br /></div>Banjir Embunhttp://www.blogger.com/profile/03117272667066654554noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7128960508456251204.post-21841456736726736922024-01-16T11:16:00.004+07:002024-01-16T12:26:18.953+07:00Bagaimana Cara Mengetahui Sifat Asli Individu Tertentu dengan Tepat?<p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;"> Mengetahui serta mendalami seperti apa sifat ataupun karakter individu tertentu yang ingin dijadikan teman terpercaya sangatlah penting. Terutama, ketika terdapat sejumlah orang yang kepo serta sedang gencar membicarakan terkait bagaimana kepribadiannya. Langkah tersebut demi mencegah diri termakan omongan orang lain yang memanas-manasi alias mengompori dengan maksud agar ikut-ikutan menghujatnya. Paling enggak walau tidak ikut serta memusuhi, target minimal orang itu yaitu pihak yang "dipengaruhi" menjaga jarak disertai penuh curiga dengannya.<span></span></span></p><a name='more'></a><p></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><br /></span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;">Perlu ditegaskan dahulu, janganlah langsung percaya terhadap ucapan siapa pun. Tak terkecuali, berupa perkataan tentang seputar sifat dan kelakuan individu tertentu yang cenderung tendensius. Kalau pun apa yang diucapkan memang betul-betul "terjadi" dan bukan suatu kebohongan, sebaiknya pahami dulu "Mengapa dia begitu semangat bercerita tentang kepribadian jelek manusia lain?" Jangan-jangan niatnya hanya ingin menghasut atau mengadu domba. Dengan kata lain, sesungguhnya ia memperalat lawan bicaranya supaya terbawa perasaan sehingga turut membenci individu yang dijadikan bahan gosip itu.</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><br /></span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;">Ingatlah sebuah kaidah "Temanmu adalah gambaran nyata siapa sejatinya dirimu!" Artinya, jangan sembarangan dalam memilih sahabat di pergaulan untuk dijadikan sebagai teman berbicara. Baik itu hubungan kedekatan pada lingkungan bertetangga, berkuliah, bekerja, maupun kawan dalam pergaulan komunitas tertentu. Oleh sebab itu, janganlah ragu untuk meninggalkan (minimal menjaga jarak) dengan orang-orang yang tak pantas dijadikan teman. Memperoleh teman berotak waras dan menyehatkan jiwa merupakan hak bagi setiap insan. Tak perlu ragu punya teman sedikit. Asal, pertemanan itu berdampak positif.</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><br /></span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;">Hindari sombong diri dengan berucap "Teman-temanku sudah biasa berbuat maksiat, tetapi aku kuat kok sehingga tidak mungkin terpengaruh untuk melanggar aturan agama dan negara." Satu sampai tiga bulan mungkin saja kuat bertahan. Namun, lambat laun pasti terjadi percampuran antara yang <i>haq</i> (benar) dengan yang <i>batil</i> (salah). Di mana, tentunya dalam interaksi itu menggunakan dalih senantiasa menjaga solidaritas dan menjunjung rasa setia kawan. Biarlah para penguasa dan tokoh agama yang ahli di bidangnya yang merangkul mereka. Jika masih kerepotan dengan urusan diri pribadi maka janganlah cari-cari masalah lain!</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><br /></span></p><h2 style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;">Cara Mengenali Karakter Asli Seseorang dengan Benar</span></h2><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;">Ada sebuah ungkapan "Hidup ini adalah tentang bagaimana cara dalam berinteraksi dengan sesama makhluk." Dalam artian, sifat asli individu dapat diketahui secara tepat dengan cara melihat bagaimana cara dia dalam berinteraksi dan seperti apa tingkah lakunya yang alami dalam sehari-hari. Nah, guna mengujinya berilah dia uang (contohnya menghutangi atau menitipi). Pinjami dia barang berharga yang bernilai jual cukup tinggi. Berikan ia kepercayaan berbentuk jabatan atau pemimpin. Kalau tidak begitu lantaran takut risiko kehilangan harta benda, bisa pula sekadar berurusan dengannya terkait bisnis/dagang serta wujud transaksi keuangan yang nilainya kecil.</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><br /></span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;">Langkah selanjutnya, tanyakan pada orang-orang yang sering berada di dekatnya. Yakni, mereka yang kerap berkomunikasi dengannya. Di antaranya meliputi keluarga serumah, tetangga, teman kuliah atau rekan kerja, hingga teman bergaul. Intinya, merekalah yang mengetahui aktivitas rutin keseharian dari orang yang hendak dikenali bagaimana sifat aslinya. Kendati demikian, kembali lagi ditekankan bahwa janganlah langsung percaya pada perkataan seseorang. Alasannya, walau terlihat dekat bisa jadi tak lebih dari sebutan musuh dalam selimut. Oleh karena itu, bandingkan dulu dengan pendapat dari kalangan lain yang juga berada di lingkaran terdekatnya!</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><br /></span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;">Berikutnya, ajaklah dia melakukan perjalanan jauh (safar) yang seenggaknya menginap selama dua malam. Terapkan di tempat yang berbayar mahal maupun lokasi lainnya yang lebih sederhana. Dengan begitu, bakal diketahui seperti apa sifat-sifat aslinya. Sebab, sangatlah sulit bagi seseorang terus-terusan jaga <i>image</i> (<i>jaim</i>) dengan berpura-pura tampil "sempurna" saat dalam perjalanan jauh. Pasti secara tidak sadar serta spontanitas ada momen-momen tertentu akan tampak kebiasaan aslinya yang muncul. Dari situ, dapat terlihat sejauh mana kepeduliannya, gaya bicaranya, cara makannya, cara duduknya, tingkat kesabarannya, kadar kegigihannya, dan lain sebagainya.</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><br /></span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;">Lebih dari itu, individu yang kelihatannya rajin ke rumah ibadah dan gemar mengenakan simbol-simbol keagamaan (busana agamis, foto profil media sosial yang religius, status medsos yang bijaksana, aktif mengikuti kegiatan keagamaan setiap pekan, atau semacamnya) belum tentu berbanding lurus alias selaras dengan seperti apa karakter individu yang sesungguhnya. Boleh jadi, itu semua cuma dipakai untuk "menyamar" atau berkamuflase. Bagai peribahasa <i>Ada udang di balik batu</i>. Dia tak lebih dari orang munafik yang memakai jubah agama. Dengan maksud lain, agama dipakai bukan untuk mendekatkan pada Tuhan, tetapi untuk tujuan duniawi semata.</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><br /></span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;">Kesimpulannya, cegah diri terburu-buru menilai seseorang hanya dari satu sumber informasi dan satu metode yang sama. Terapkan metode-metode lainnya serta lakukan penggalian dari sumber berbeda. Misalnya, saat menggunakan metode observasi melalui cara melihat seseorang sedang melakukan sesuatu janganlah langsung puas lalu seketika menghakiminya sebagai orang buruk. Setelah itu, ulangi lagi untuk mengamatinya di waktu berbeda tetapi dengan tempat yang masih sama. Kemudian, amati pula perilakunya di tempat-tempat yang lain. Bila kelakuannya konsisten "mirip-mirip" di berbagai waktu dan lokasi dilakukannya pengamatan maka itulah yang hampir mendekati sifat aslinya.</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><br /></span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><span>Tak boleh ketinggalan, pakailah juga metode wawancara yaitu dengan langkah bertanya-tanya pada seseorang yang terpercaya dan benar-benar "menguasai" secara utuh tentang karakter individu tersebut. Tatkala diperlukan gunakan metode dokumentasi berupa foto, video, </span><i>screenshot</i><span>, serta dokumen-dokumen tertulis. Baru setelah itu, enggak boleh ketinggalan adakan tabayun (klarifikasi) dengan individu bersangkutan secara langsung. Sebelum itu, pakailah prinsip praduga tak bersalah. Yakni, berprasangka baik bahwa sebenarnya individu itu tidak bersalah. Alhasil, dilarang bertanya-tanya bagai polisi yang tengah menginterogasi! Sebaiknya mengaca diri dulu!</span></span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><br /></span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;">Itulah cara mengetahui seperti apa sifat asli individu tertentu. Semoga tulisan ini bermanfaat.</span></p><p style="text-align: justify;"><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgPCU61epAW9omNYHoPrCBkmmiEAYnBpL7POkceoPgW707PCaj9w8BZ2EQ95s2seXEGCq0wxbHaGvlRGZHS0dZq3c3_aJazpyrDVlceYUV6a0yr7SKXK20UjZ1tfZ1Pv9aTalhUkiM4Gt8GUK7IkvsDc0igFd4wP19NJKc0bLVA8b7_PH_fr-R-f8n5bQY6/s1280/Bagaimana%20Cara%20Mengetahui%20Sifat%20Asli%20Individu%20Tertentu%20dengan%20Tepat.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="856" data-original-width="1280" height="428" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgPCU61epAW9omNYHoPrCBkmmiEAYnBpL7POkceoPgW707PCaj9w8BZ2EQ95s2seXEGCq0wxbHaGvlRGZHS0dZq3c3_aJazpyrDVlceYUV6a0yr7SKXK20UjZ1tfZ1Pv9aTalhUkiM4Gt8GUK7IkvsDc0igFd4wP19NJKc0bLVA8b7_PH_fr-R-f8n5bQY6/w640-h428/Bagaimana%20Cara%20Mengetahui%20Sifat%20Asli%20Individu%20Tertentu%20dengan%20Tepat.jpg" width="640" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Ilustrasi orang cerdas yang sedang ingin mengetahui sifat asli individu tertentu (sumber <a href="https://pixabay.com/id/illustrations/pria-bohlam-ide-karakter-bagus-3703329/" rel="nofollow" target="_blank">Pixabay.com/</a> Mohamed_hassan)</td></tr></tbody></table><br /></p>Banjir Embunhttp://www.blogger.com/profile/03117272667066654554noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7128960508456251204.post-55545820573819184072024-01-06T09:24:00.003+07:002024-01-06T09:42:30.665+07:00Jangan Merasa Menjadi Orang Penting dan Menganggap Diri Pantas Diperhatikan Maupun Dipedulikan oleh Banyak Orang<p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;"> Sebaiknya tak perlu ke-GR-an maupun terlalu ke-PD-an yang berakibat meyakini bahwa orang lain teramat peduli, perhatian, atau penasaran terkait apa-apa yang telah kita lakukan. Kalaupun ada beberapa orang yang kepo, ikut campur, dan menguntit (mematai-matai) diri kita belum tentu itu mereka terapkan secara serius. Artinya, bentuk ikut campur semacam itu hanya dilakukan secara iseng dan main-main tanpa tujuan maupun upaya-upaya khusus. Di mana, kalau berhasil gembira serta kalau gagal "ya sudah tak apa-apa."<span></span></span></p><a name='more'></a><p></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><br /></span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;">Perbuatan di atas boleh jadi disebabkan karena status mereka sebagai pengangguran sehingga otaknya kurang difungsikan maksimal untuk hal-hal bermanfaat. Kalau pun punya pekerjaan, etos kerjanya sangat minimal. Mereka memakan gaji buta lantaran dalam bekerja memakai prinsip "Kalau kerja sedikit sudah dapat bayaran kenapa harus kerja banyak?" Kemudian "Jika kerja mudah semaunya sendiri sanggup menerima gaji maka kenapa harus mempersulit diri?" Alhasil, segala potensi pada dirinya dipakai untuk hal-hal mubazir.</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><br /></span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;">Nah, tatkala kita mendapati ada sejumlah orang yang merecoki (mengganggu, seolah mengajak ribut, tidak senang melihat ketenangan hidup orang lain, atau bikin gaduh) dengan cara menekan dan mempersulit hidup kita sebaiknya tak usah dipedulikan. Senyampang mereka tidak bikin kerusakan fisik, baik terhadap tubuh maupun harta benda, sungguh semua masih baik-baik saja. Intinya, hindari merasa diri sendiri sebagai orang penting sehingga tak pantas untuk dirusuhi atau diintimidasi oleh siapa pun.</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><br /></span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;">Biarlah orang lain tak berbuat baik pada kita. Toh, masih ada orang-orang berhati mulia yang mau menerima kita. Paling tidak bersikap netral pada kita tiada ingin memusuhi ataupun sebaliknya tanpa menjilat dan mencari muka pada kita. Lebih dari itu, orang yang berbuat jahat pada diri kita itu sebenarnya juga enggak disukai oleh orang lain. Kalau tidak di tempat dan komunitas yang sama dengan kita, setidaknya dimusuhi oleh manusia di lokasi lain yang tak kita ketahui.</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><br /></span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;">Cegah diri berharap mendapat kebaikan-kebaikan manusia terhadap kita. Begitu pula, dilarang murung dan minder yang membuat mental terjatuh gara-gara omongan serta perilaku dari pihak tertentu yang dirasa enggak mengenakkan di hati. Lagian, orang itu statusnya apa kok bisa-bisanya mengendalikan hidup kita secara agresif? Kasih makan tidak. Kasih uang tidak. Berkontribusi pada hidup kita tidak. Kok berani-berani "mempermainkan" kejiwaan kita. Lantas, apakah layak mereka kita pedulikan?</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><br /></span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;">Sebagaimana kita yang telah sadar diri tidak berharap diperhatikan dan dipedulikan orang lain, sebaliknya enggak perlu memperhatikan dan memedulikan apa-apa yang diperbuat oleh orang yang merusuhi suasana hati kita. Abaikan sekaligus buang jauh-jauh ingatan-ingat terkait orang itu. Terpenting, kelakuannya bukan kategori kekerasan fisik yang berakibat cidera tubuh maupun kerusakan harta benda. Percayalah, orang yang berbuat jahat seperti itu pasti akan memperoleh balasan atas setiap kezalimannya.</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><br /></span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;">Walau seribu orang memusuhi kita, ketika sejatinya kita berada di jalan kebenaran, enggak berarti kita merupakan orang salah. Satu orang pun membela dan menemani kita, di kala berada di jalur kebaikan sesungguhnya kita sudah tepat dalam melangkah. Janganlah berkecil hati tentang masalah seberapa banyak jumlah teman. Sebab, sekelompok bajingan yang berjumlah banyak pun akan tetap disebut penjahat saat mereka nyata-nyatanya jahat.</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><br /></span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;">Orang yang menjadi teman kita berpotensi ikut dimusuhi oleh orang yang memusuhi kita. Oleh sebab itu, menyembunyikan siapa orang yang telah berbuat baik pada kita terkadang sangat penting. Kita boleh saja menganggap tak punya musuh. Namun, orang lain ada saja yang memusuhi dalam takaran besar maupun kecil. Teruslah berbuat baik semampu kita, meski kadang sampah masyarakat tetap mengganggu hidup kita.</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><br /></span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;">Cukup sampai di sini tulisan yang bisa menjadi sebuah renungan ini. Semoga bermanfaat.</span></p><p style="text-align: justify;"></p><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEihlAHa_ccRipEyduGpM5wDOls0wDMzw_CTM-FbBuHggdfJEyqNa-3-Jap22NEspmM4KexQhwSSaW3_BXikfO7GxDxD8ryomJIGSHNjbzlehMHVtsROpaf81t7Dcw7v3dPqbzC2PXAXfZIfQ3SulZceQ_SNiVPFmB3byxHvqId3fCfSWIc5DZcVRTtdxTIl/s1280/Jangan%20Merasa%20Menjadi%20Orang%20Penting%20dan%20Menganggap%20Diri%20Pantas%20Diperhatikan%20Maupun%20Dipedulikan.png" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="1280" data-original-width="1280" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEihlAHa_ccRipEyduGpM5wDOls0wDMzw_CTM-FbBuHggdfJEyqNa-3-Jap22NEspmM4KexQhwSSaW3_BXikfO7GxDxD8ryomJIGSHNjbzlehMHVtsROpaf81t7Dcw7v3dPqbzC2PXAXfZIfQ3SulZceQ_SNiVPFmB3byxHvqId3fCfSWIc5DZcVRTtdxTIl/w640-h640/Jangan%20Merasa%20Menjadi%20Orang%20Penting%20dan%20Menganggap%20Diri%20Pantas%20Diperhatikan%20Maupun%20Dipedulikan.png" width="640" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Ilustrasi orang yang haus akan perhatian dan kepedulian (sumber <a href="https://pixabay.com/id/vectors/orang-secara-individu-sendiri-ikon-1824144/" rel="nofollow" target="_blank">Pixabay.com</a>/ IO-Images)</td></tr></tbody></table><p></p><p style="text-align: justify;"><br /></p>Banjir Embunhttp://www.blogger.com/profile/03117272667066654554noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7128960508456251204.post-73581343477073365042024-01-05T14:16:00.002+07:002024-01-05T23:05:35.297+07:00Macam-macam Kesalahan dalam Memahami Individu yang Berujung Bikin Malu dan Penyesalan Menyakitkan<p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;"> Bukan hakim tapi lancang menghakimi. Bukan penegak hukum tetapi tak tahu diri sehingga memberikan status tersangka ataupun terdakwa pada orang lain. Dua perbuatan tersebut merupakan salah satu ciri dari seseorang yang gemar mencampuri hidup orang lain, pendendam, pembenci, sok pintar, sok tahu, pendengki (mudah iri), ogah tersaingi alias anti dikalahkan, mudah tersinggung (enggak memiliki jiwa besar), hingga gampang dipengaruhi oleh bisikan orang lain.<span></span></span></p><a name='more'></a><p></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><br /></span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;">Penyebab kenapa seseorang terlalu berani mengambil kesimpulan secara sembrono tentang individu tertentu boleh jadi karena fungsi otaknya lambat disebabkan mayoritas hidupnya menganggur, punya banyak waktu luang, memiliki trauma di masa lalu, salah pola asuh saat masa kecil, pemahaman agama minim, kondisi iman sedang menurun, sampai demi menjunjung solidaritas bersama kumpulannya sehingga rela diajak memusuhi orang yang tidak bersalah.</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;">Baca juga: </span><span style="text-align: left;"><span style="font-size: large;"><b><a href="https://www.banjirembun.com/2019/03/cara-memahami-individu.html">Cara Memahami Individu untuk Keperluan Bimbingan dan Konseling</a></b></span></span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;">Intinya, kalau tidak ada kepentingan secara langsung terhadap individu tertentu sebaiknya tak perlu lancang menggali informasi seputarnya, dengan dalih biar kenal serta bisa memahami aspek-aspek kehidupannya. Boleh saja mendalami seputar kepribadian individu tertentu, asalkan itu sesuai dengan tanggung jawab dan kewajiban. Misalnya, seorang guru yang ingin memahami perilaku "khusus" terkait muridnya dengan tujuan agar mampu mendidiknya secara tepat.</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><br /></span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;">Kalau tidak punya wewenang dalam menyelidiki, menguntit (mematai-matai), dan menindak tentulah amat disarankan hindari untuk terlibat. Jangan sampai ikut-ikutan menyebarkan ghibah dan gosip (isu miring atau malah fitnah) dikarenakan termakan oleh omongan orang yang melontarkan. Kalau memang punya bukti kuat (terpercaya atau valid), sebaiknya tunjukkan itu pada pihak yang berkuasa/berwenang dalam menanganinya supaya mendapatkan tindakan semestinya.</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><br /></span></p><h3 style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;">Jenis-jenis Kesalahan dalam Memahami Individu yang Berujung Malu dan Menyesal</span></h3><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><span>Sebuah salah paham yang menyangkut harga diri, kehormatan, serta martabat seseorang tidak boleh diremehkan sehingga dianggap angin lalu. Bagaimanapun, hal itu dapat berisiko bahaya bagi kerukunan dan persatuan pada sebuah lingkungan komunitas (tetangga, sekolah, kampus, atau tempat kerja). </span>Bukan cuma berdampak negatif bagi orang yang telah disalahpahami (gagal dipahami). Melainkan, dapat berefek buruk pula bagi pelaku yang sering keliru dalam memahami. </span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><br /></span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;">Bayangkan saja, sudah terlanjur menuduh individu tertentu berbuat buruk lantas dilabeli sebagai pihak yang "jahat," ternyata semua itu salah kaprah. Hal tersebut, akan merusak suasana hati atau konfik batin, terutama tatkala bertemu bersama. Kalau memang ada unek-unek, ganjalan, ataupun sesuatu yang dirasa ganjil/aneh pada diri individu sangat dianjurkan untuk langsung minta klarifikasi (<i>tabayyun</i>). Lakukan itu secara bijak tanpa disertai intimidasi maupun mempermalukan di muka orang banyak.</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><br /></span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;">Berikut ini jenis-jenis kesalahpahaman dalam menilai individu tertentu:</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><br /></span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;">1. Kesalahpahaman Subjektif</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;">Kegagalan dalam memahami individu secara objektif dapat mengakibatkan kesalahan dalam menilai individu tertentu. Di mana, maksud objektif di sini adalah tidak memihak (tendensius) dan tidak terkotori oleh pandangan/pendapat pribadi yang punya kepentingan tertentu. Dengan kata lain, terdapat ambisi pribadi di balik pemahaman tersebut. Ditambahi lagi, perkara yang kecil terkait dengannya dibesar-besarkan seolah tidak ada celah untuk dimaklumi atau dimaafkan.</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><br /></span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;">Cara memahami tanpa disertai sikap objektif mengakibatkan bukan malah fokus pada objek (permasalahan yang diangkat atau dibahas), sebaliknya tertuju pada hal-hal yang terkait subjek (seperti apa latar belakang individu itu). Contohnya menanyakan hal-hal terkait privasi individu yang meliputi "Apa mazhab agamanya?" "Apa sukunya?" "Apa pekerjaannya?" dan lain sebagainya. </span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><br /></span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;">Selain itu, kesalahpahaman subjektif dapat disebabkan oleh halusinasi serta ilusi yang menjadikan seseorang salah dalam mempersepsikan sesuatu. Bukan sekadar itu, euforia (perasaan gembira berlebihan) maupun fanatisme pada bidang tertentu juga dapat menghasilkan kesalahan dalam memahami individu tertentu.</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><br /></span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;">2. Kesalahpahaman dalam Menerima dan Menganalisis Informasi</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;">Kegagalan dalam memahami individu secara utuh bisa disebabkan informasi yang diperoleh sepotong-potong (tidak utuh). Bisa pula karena yang didengar atau dilihat tidak bisa dipahami secara sempurna sesuai dengan kebenaran. Salah satu pemicunya ialah antara orang yang memberi info dengan yang diberi informasi memiliki perbedaan bahasa daerah (bahasa ibu). </span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><br /></span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;">Dapat pula, lantaran bahasa "kunci" (umumnya dalam bahasa gaul) yang berbeda sehingga gagal dalam menangkap maksud "tersembunyi" di balik kata-kata itu. Dampaknya, kadang orang yang mendengar dapat tersinggung.</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><br /></span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;">3. Kesalahpahaman yang Meniadakan Unsur Praduga Tak Bersalah</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;">Meniadakan prasangka baik terhadap orang lain dapat menyebabkan siapapun menjadi gegabah dalam memvonis individu tertentu. Padahal, dalam kasus apapun sebuah prinsip berupa praduga tak bersalah sangatlah penting. Artinya, sejak awal (sebelum mencari bukti-bukti kebenaran) wajib menduga dulu bahwa orang yang dicurigai itu sebagai pihak yang tak bersalah. Dengan demikian, jangan seketika percaya omongan orang lain sebelum benar-benar ditemukan fakta-fakta yang kuat.</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><br /></span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;">4. Kesalahpahaman Akibat Superioritas Vs Inferioritas</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;">Merasa sok paling berkuasa, si paling berwenang, dan si paling benar merupakan salah satu penyebab timbulnya salah paham. Begitu juga, menganggap enteng atau remeh orang lain dengan langkah ingin mendominasinya dapat memunculkan kesalahpahaman. Di mana, mengira orang lain tidak berpengalaman serta tidak becus ketika dimasukkan dalam satu lingkaran kelompok. Alhasil, di dalam benaknya cuma ada satu kaidah "Kalau tidak memangsa bakal dimangsa."</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;"> </span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;">5. Kesalahpahaman Akibat Memakai Metode Non Ilmiah</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;">Terburu-buru dalam menyimpulkan, tanpa membandingkan dahulu dengan bukti-bukti lain lantas menganalisis secara benar, akan berpotensi melahirkan kesalahpahaman. Bukan cuma itu, cara berpikir yang melibatkan klenik (mistis) turut andil dalam memunculkan salah paham. Hal lainnya yang bersifat non ilmiah (irasional) yang berakibat kesalahpahaman yaitu mitos, mengandalkan intuisi, mempercayai "tanda-tanda" alam, meyakini bisikan gaib, dan yang semacamnya.</span></p><p style="text-align: justify;"><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgOCYvB4X6XVHIO8VFxR68Wb1ZVGzeza6ksMPM0T9O9x4AnFZHriBCxytwgTSvcdUKaH1_k2xcE3dA6Z8IIX9ZYdCEQzlx7QxOQhN8xYkSbj9o9vEASzxn26brCpQRJD4zJ8u5o8e7RiPme2OHusZVRBPGiBYlRicucnpOsCCkoO23Icc_vG9zEZ0GjTK5f/s1280/Macam-macam%20Kesalahan%20dalam%20Memahami%20Individu%20yang%20Berujung%20Bikin%20Malu%20dan%20Penyesalan%20Menyakitkan.png" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="1280" data-original-width="1280" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgOCYvB4X6XVHIO8VFxR68Wb1ZVGzeza6ksMPM0T9O9x4AnFZHriBCxytwgTSvcdUKaH1_k2xcE3dA6Z8IIX9ZYdCEQzlx7QxOQhN8xYkSbj9o9vEASzxn26brCpQRJD4zJ8u5o8e7RiPme2OHusZVRBPGiBYlRicucnpOsCCkoO23Icc_vG9zEZ0GjTK5f/w640-h640/Macam-macam%20Kesalahan%20dalam%20Memahami%20Individu%20yang%20Berujung%20Bikin%20Malu%20dan%20Penyesalan%20Menyakitkan.png" width="640" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Ilustrasi kegagalan dalam dialog yang berakibat kesalahpahaman (sumber <a href="https://pixabay.com/id/illustrations/kesalahpahaman-hitam-laki-laki-2421389/" rel="nofollow" target="_blank">Pixabay.com/ Mohamed_hassan</a>)</td></tr></tbody></table></p><p style="text-align: justify;"><br /></p>Banjir Embunhttp://www.blogger.com/profile/03117272667066654554noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7128960508456251204.post-33654726851055696332024-01-03T07:06:00.005+07:002024-01-03T09:52:50.915+07:00Kenapa Kitab Suci Seharusnya Hanya dalam Satu Bahasa Tanpa Perubahan Walau Satu Huruf pun? <p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;"> Definisi Kitab Suci menurut sebagian manusia adalah firman atau wahyu Tuhan yang dibukukan dalam satu kesatuan utuh tanpa dikurangi maupun ditambahi yang urutan dan peletakkan huruf-hurufnya sudah ditetapkan tanpa boleh dirubah. Artinya, Kitab Suci hanyalah ada satu versi yang terdiri dari satu bahasa tertentu yang sejak awal (secara asli) menjadi bahasa yang digunakan Tuhan dalam memberikan wahyu atau firman kepada utusan-Nya.<span></span></span></p><a name='more'></a><p></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><br /></span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;">Itulah mengapa, seseorang yang menganut ajaran dari Kitab Suci tertentu sebaiknya, meski belum bisa memahami kandungan makna atau tafsirnya, minimal bisa membaca bahasa aslinya. Bagaimanapun, kandungan nilai Kitab Suci yang diterjemahkan ke bahasa lokal sejatinya belum cukup mewakili dan "menerangkan" secara tepat sesuai dengan bahasa asli yang menjadi firman Tuhan. Alhasil, kalau tetap fokus pada terjemahan Kitab Suci sangat berisiko besar terjadi penyelewengan.</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;">Baca juga: </span><span style="text-align: left;"><span style="font-size: large;"><b><a href="https://www.banjirembun.com/2021/05/empat-bahaya-terjadi-ketika-memahami.html">Empat Bahaya Terjadi Ketika Memahami Ayat al Quran Menggunakan Terjemahan Bahasa Lokal</a></b></span></span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;">Lagi pula, kalau memang cinta Tuhan kenapa enggak bangga membaca dan menghafal firman-Nya tersebut menggunakan bahasa asli? Dengan maksud lain, sungguh tak terbantah lagi bahwa terjemahan firman Tuhan ke dalam bahasa lain bukan disebut sebagai firman-Nya. Hal itu hanyalah pantas disebut sebagai terjemahan Kitab Suci atau juga bisa disebut sebagai tafsir beda bahasa (bukan tafsir memakai bahasa sesuai Kitab Suci). Padahal, sungguh kenikmatan tersendiri mengulang-ulang membaca firman Tuhan yang autentik tersebut!</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><br /></span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;">Lebih dari itu, bagaimana mau merenungkan dan memahami Kitab Suci secara benar kalau yang dipelajari berupa Kitab Suci versi bahasa lokal? Sebab, dikhawatirkan terjadi potensi kesalahan dalam menghayati dan mentadaburi makna Kitab Suci tatkala memakai landasan/patokan bahasa lokal. Parahnya, penerjemahan yang dilakukan ke bahasa lain dilakukan sesuai hawa nafsu pihak pengarangnya. Bahkan, jika cakupan pengguna bahasa lokal sangat kecil jumlahnya (penuturnya hanya ribuan orang) maka peluang terkaburnya kandungan asli firman Tuhan makin besar.</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><br /></span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;">Misalkan, versi asli Kitab Suci menggunakan bahasa Arab (bahasa yang dituturkan oleh mayoritas masyarakat Timur Tengah) lantas diterjemahkan ke bahasa Inggris. Pertanyaannya, apakah dapat dipercaya nilai keautentikan makna atau kandungannya tatkala orang Indonesia menerjemahkan Kitab Suci berbahasa Arab itu ke dalam bahasa Indonesia menggunakan dasar pengalihan bahasa dari terjemahan bahasa Inggris? Dengan kata lain, tidak langsung diterjemahkan dari bahasa asli Kitab Suci, tapi diterjemahkan dari bahasa Inggris lantaran enggak menguasai bahasa aslinya.</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><br /></span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;">Intinya, jangan sampai firman Tuhan bagaikan pasal karet di Undang-undang suatu negara yang tafsir atau terjemahnya bisa ditarik ulur sesuai kebutuhan zaman. Parahnya lagi, terjemahan itu sendiri yang telah dipaksa untuk disetarakan/disejajarkan dengan firman Tuhan lalu pemahaman atas terjemah itu ditarik ulur bagaikan karet yang arahnya ke mana sesuai dengan nafsu pembuatnya. Maksudnya, terjadi penurunan nilai kesucian firman Tuhan karena dikotori oleh "kreativitas" tangan manusia. Akhirnya, di kemudian hari begitu lumrah terjadi revisi terkait istilah-istilah tertentu di Kitab Suci versi bahasa lokal.</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><br /></span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;">Timbul pertanyaan, yang wajib dijadikan sebagai pedoman ajaran bagi pengikut keyakinan tertentu adalah firman Tuhan di Kitab Suci berbahasa asli atau sekadar dicukupkan menggunakan Kitab Suci versi bahasa lokal yang dianggap sejajar/setara dengan firman Tuhan? Sebaiknya sih, tetap dibedakan secara mutlak mana firman Tuhan dan mana yang terjemahan firman Tuhan. Keduanya dilarang untuk diperlakukan secara sama dikarenakan memang satu sama lain enggak sebanding. Di mana, firman Tuhan murni berasal dari-Nya sedang terjemahan ke bahasa lokal merupakan hasil olah pikir manusia.</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;">Baca juga: <b><a href="https://www.banjirembun.com/2021/04/menakjubkan-ini-sejumlah-alasan-kenapa.html">Menakjubkan! Ini 5 Alasan Kenapa Upaya Pemalsuan al Quran Selalu Gagal Total</a></b></span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;">Pakai logika saja, Tuhan memakai bahasa tertentu untuk dipilih sebagai bahasa firman-Nya pasti ada alasan-alasan penting di baliknya. Bila menurut Tuhan semua bahasa memang "cocok" untuk dijadikan bahasa Kitab Suci maka mengapa Dia tidak berfirman menggunakan seluruh bahasa di muka bumi? Bukankah firman Tuhan itu Suci? Bukankah bahasa yang digunakan sebagai firman Tuhan bagian dari kalimat-kalimat serta kata-kata pilihan. Bukan asal berucap tanpa ada hikmah di baliknya. Tentunya, susunan kalimatnya tidaklah sembarangan sebagaimana yang dibuat oleh makhluk-Nya.</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><br /></span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;">Itulah alasan mengapa Kitab Suci semestinya cuma dalam satu bahasa tanpa ada perubahan meski satu huruf saja. Semoga tulisan ini bermanfaat.</span></p><p style="text-align: justify;"><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhLf9WX3fSg6e2wuqgWozEIyPpMGwJxtJ5VxqOk5JRdZCDstCAxDeQSPFrpzFzvt5hKh3IiquHf7CZOj6wV8e2X54RYShi8XrQnRx3eQDpPSMsFo-SNJ5ZAIhz3Hm4JQqB3dVxPQtd48VkC1_XqOEXn2kdHsjyaznhmKIenojobdZfqGAvu5G-f0iI2c6C1/s1280/Kenapa%20Kita%20Suci%20Seharusnya%20Hanya%20dalam%20Satu%20Bahasa%20Tanpa%20Perubahan%20Walau%20Satu%20Huruf%20pun.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="853" data-original-width="1280" height="426" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhLf9WX3fSg6e2wuqgWozEIyPpMGwJxtJ5VxqOk5JRdZCDstCAxDeQSPFrpzFzvt5hKh3IiquHf7CZOj6wV8e2X54RYShi8XrQnRx3eQDpPSMsFo-SNJ5ZAIhz3Hm4JQqB3dVxPQtd48VkC1_XqOEXn2kdHsjyaznhmKIenojobdZfqGAvu5G-f0iI2c6C1/w640-h426/Kenapa%20Kita%20Suci%20Seharusnya%20Hanya%20dalam%20Satu%20Bahasa%20Tanpa%20Perubahan%20Walau%20Satu%20Huruf%20pun.jpg" width="640" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Ilustrasi terjemahan al Quran ke dalam bahasa Inggris (sumber gambar Pixabay.com/ Tariq786)</td></tr></tbody></table><span style="font-size: large;"><br /></span></p><p style="text-align: justify;"><br /></p>Banjir Embunhttp://www.blogger.com/profile/03117272667066654554noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7128960508456251204.post-38684942746912658942024-01-02T11:15:00.003+07:002024-01-02T15:44:02.347+07:00Faktor-faktor Internal Mengapa Muncul Rasa Benci dari Seseorang Terhadap Individu Tertentu yang Sangat Membara<p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;"> Terdapat sebuah ungkapan "Perpisahan yang diselimuti rasa penuh kebencian bisa terjadi karena dipicu oleh kadar kenangan buruk terhadap seseorang yang sedang dijauhi takarannya lebih besar dalam memenuhi isi otak daripada kenangan baik saat bahagia bersamanya." Alhasil, jangankan mau berjumpa lagi guna tatap muka, sekadar mendengar namanya saja sudah teramat jijik. Selain itu, terlalu banyak kisah-kisah traumatis ketika dulu bersanding dengannya.<span></span></span></p><a name='more'></a><p></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><br /></span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;">Malahan, walau sebenarnya masih merasa butuh dan terdapat rasa kasih sayang (cinta serta rindu), nyatanya ingatan-ingatan buruk tentang individu tertentu telah menyebabkan begitu gengsi untuk menerimanya seperti semula layaknya sebelum pisah. Intinya, perpisahan ataupun kerenggangan sebuah hubungan yang terjadi secara tidak baik-baik karena adanya konflik alias perselisihan bisa berisiko menyisakan ingatan-ingatan penuh luka.</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;">Baca juga: </span><span style="text-align: left;"><span style="font-size: large;"><b><a href="https://www.banjirembun.com/2023/11/5-tanda-individu-tertentu-mulai-tidak.html">5 Tanda Individu Tertentu Mulai Tidak Suka Kepada Kita</a></b></span></span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;">Itulah yang menjadi penyebab adanya keengganan bertemu kembali lantaran yang diingat dan dipikirkan berkutat pada sifat negatif orang yang dibenci. Sebaliknya, justru mengabaikan hal-hal positif yang dimiliki individu tersebut. Seolah-oleh orang lain 100% salah atau enggak "pantas" memiliki unsur kebenaran sama sekali. Tak layak diberi kesempatan agar sanggup berubah baik. Lebih dari itu, tak mau menerima kekurangan yang dipunyainya.</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><br /></span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;">Padahal, sudah barang tentu "Bukankah diri sendiri juga punya sisi negatif?" Selain itu "Bukankah pula manusia tempat salah dan dosa?" Lagi pula "Bukankah masih ada hal-hal lain yang patut diapresiasi (diberi penghargaan) atas kebaikan-kebaikan yang dilakukan oleh orang yang dibenci itu?" Buat apa menuntut orang lain sempurna kalau diri sendiri pun sejatinya tak mampu untuk sesempurna yang diinginkan oleh orang lain?</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><br /></span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;">Jika memang sudah tidak ingin bertemu lagi dengan alasan tertentu, salah satunya yaitu tidak ingin berulang lagi hal-hal buruk tatkala di dekatnya sehingga membangkitkan trauma, maka sebaiknya hindari membenci. Maafkanlah segala salah setiap insan. Di mana, memaafkan bukan berarti semuanya harus seperti sedia kala seakan-akan tiada pernah terjadi apa-apa. Sebab, memaafkan meski memilih ogah bertemu lagi tentunya jauh lebih bijaksana ketimbang sebaliknya.</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><br /></span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;">Sebagai penutup, di kala bertemu seseorang serta-merta muncul rasa benci namun di waktu berpisah merasakan kerinduan mendalam sesungguhnya hal itu bukan bagian dari perasaan benci. Patut dicurigai, sebenarnya saling membutuhkan yang nahasnya satu sama lain sangat gengsi untuk mengungkapkan rasa kepedulian. Setidaknya, tidak mengetahui bagaimana cara yang tepat untuk berterus terang. Diimbuhi, adanya kesalahpahaman yang menghalangi keduanya untuk bersatu.</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><br /></span></p><h3 style="text-align: justify;"><span style="font-size: x-large;">Sebab-sebab Internal Kenapa Rasa Benci Begitu Membara Terhadap Seseorang</span></h3><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;">Setelah membaca prolog/pengantar di atas, tetapi hati masih diracuni oleh rasa penuh benci pada individu tertentu boleh jadi ada penyebab-penyebab internal lainnya. Di antaranya berupa akhlak tercela dalam diri yang meliputi <i>pertama</i> punya sifat iri (dengki). Orang kalau sudah diliputi kedengkian bakal menilai atau memandang orang lain selalu salah di matanya. Bahkan, kalau perlu menunggu-nunggu orang lain berbuat salah supaya bisa disebarluaskan. Lebih parahnya, menyerbarkan gosip miring atau fitnah.</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><br /></span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><i>Kedua</i>, ingin menang sendiri serta serakah. Hidup ini adalah persaingan. Bahasa halusnya "hidup ini adalah perlombaan." Sayangnya, dalam meraih kemenangan dari perlombaan itu membikin pihak tertentu melakukannya dengan cara agresif menyerang pesaingnya. Biasanya sesuatu yang kerap jadi rebutan tersebut di antaranya harta, jabatan, pengaruh di suatu komunitas/masyarakat, cinta dari lawan jenis, prestasi/capaian dalam bidang istimewa, dan lain-lain.</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><br /></span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><i>Ketiga</i>, menjadi pribadi yang "rapuh" tanpa prinsip sehingga gampang termakan oleh hasutan atau omongan orang lain. Awalnya, perasaan benci barangkali sedikit sehingga kategorinya mudah termaafkan maupun dimaklumi. Berhubung, orang lain memanas-manasi dan mengompori berakibat rasa benci tumbuh membesar. Akhirnya, kenangan-kenangan buruk saat bersama orang dibenci semakin dibiarkan menumpuk tanpa memfilter lebih dulu. Mirisnya, masalah yang kecil menjadi dibesar-besarkan dan senantiasa diingat.</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><br /></span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><i>Keempat</i>, enggak ada rasa minat atau ketertarikan kepada seseorang yang mengakibatkan ogah bersyukur. Orang tua pun boleh jadi tak punya minat atau ketertarikan terhadap kelahiran anaknya, terutama ibu kandung, yang membuat kesalahan kecil saja yang dilakukan bayi dapat membuatnya benci sekali pada anaknya tersebut. Artinya, seseorang yang tidak diharapkan hadir dalam kehidupan sudah sanggup melahirkan rasa benci. Tentunya, diperparah ketika kelakuan orang yang tak disukai sering berbuat salah.</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><br /></span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><i>Kelima</i>, tidak paham pada ajaran agama atau kadar keimanan sedang berada pada level menurun. Siapa pun yang mengalami penurunan iman akan membuat moralitas, etika, dan akal waras menjadi melemah. Walau saudara kandung serta masih dalam satu ikatan agama sama, tapi tidak membikin hati luluh agar mudah memaafkan kesalahan sesamanya. Maksudnya, seseorang yang tidak ingat Tuhan dapat membuat hati menjadi buta sehingga muncul rasa benci terhadap manusia lain.</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><br /></span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;">Itulah tulisan tentang penyebab internal mengapa seseorang membenci individu tertentu. Semoga bermanfaat.</span></p><p style="text-align: justify;"><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhrkqz3RW47gOZL2zhHZm24tW05LN1qTmvdAki8fXBych4vNcH9cZq3GZ9Cx4PkmmMAxBwI7CjArT4OQ0ObGEjpkfdWmC9ciFssQZP2gvtp6XqTwjcQXH5SQSoZNknUiPU33NaRloyV4aYZ0C9Jl_J_C5_X72e_BIIYuy1H8QJ2w3BZWNsaV1qz4B05LL9g/s1280/Faktor-faktor%20Internal%20Muncul%20Rasa%20Benci%20dari%20Seseorang%20Terhadap%20Individu%20Tertentu%20yang%20Sangat%20Membara.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="905" data-original-width="1280" height="452" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhrkqz3RW47gOZL2zhHZm24tW05LN1qTmvdAki8fXBych4vNcH9cZq3GZ9Cx4PkmmMAxBwI7CjArT4OQ0ObGEjpkfdWmC9ciFssQZP2gvtp6XqTwjcQXH5SQSoZNknUiPU33NaRloyV4aYZ0C9Jl_J_C5_X72e_BIIYuy1H8QJ2w3BZWNsaV1qz4B05LL9g/w640-h452/Faktor-faktor%20Internal%20Muncul%20Rasa%20Benci%20dari%20Seseorang%20Terhadap%20Individu%20Tertentu%20yang%20Sangat%20Membara.jpg" width="640" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Ilustrasi perilaku kebencian yang bikin sedih (sumber <a href="http://Pixabay.com/" rel="nofollow" target="_blank">Pixabay.com/</a> adonesFAO)</td></tr></tbody></table></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: x-large;"><br /></span></p>Banjir Embunhttp://www.blogger.com/profile/03117272667066654554noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7128960508456251204.post-14945832515464128042023-12-31T08:29:00.002+07:002023-12-31T08:54:08.100+07:00Apakah Melanggar Hukum saat Memasang Jebakan Anti Maling yang Mematikan atau Menyebabkan Cidera Parah?<p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;"> Pemilik rumah, kandang ternak, gudang kecil, pabrik kecil, hingga kios tempat dagang terkadang merasa teramat jengkel pada maling yang berani-beraninya membobol bangunan pribadi tersebut. Bukan cuma kesal lantaran kehilangan barang ataupun uang. Melainkan, begitu frustrasi karena menganggap dirinya terasa sungguh hina serta tiada berdaya disebabkan telah berhasil dibodohi oleh pencuri.<span></span></span></p><a name='more'></a><p></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><br /></span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;">Apalagi, tatkala tindak pengambilan harta secara tidak sah seperti di atas diterapkan berulang kali seakan tak kapok. Dengan kata lain, perbuatan mencuri bukan lagi faktor terpaksa akibat kepepet kebutuhan mendesak. Melainkan, seolah-olah sudah menjadi profesi sehingga korban dijadikan sebagai sumber kantong duit bagi si pencuri. Mengira korban adalah orang yang gampang dikelabui dan diperas secara sunyi.</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><br /></span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;">Padahal, pemilik properti yang kerap dijadikan sasaran maling sebenarnya memasang kamera pengintai yang diletakkan secara rahasia maupun kamera pengawas keamanan secara terbuka (CCTV). Sayangnya, pencuri tetap nekat mengulangi masuk lahan pribadi milik orang lain. Tentunya, dengan menyertai kain yang menutupi wajahnya hingga hampir seluruh tubuh. Dengan harapan, ketika disorot kamera enggak bakal dikenali identitasnya.</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><br /></span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;">Akhirnya, berhubung sudah terlalu dongkol, pemilik bangunan yang jadi korban pencurian memasang jebakan mematikan. Di antara bentuk perangkap maut itu meliputi memasang kawat yang dialiri setrum listrik bertegangan tinggi, perangkap kaki beruang (berwujud jepitan bergigi tajam), semprotan otomatis berisi air keras, lubang dalam yang disertai tumbukan benda keras dari atas, sampai duri-durian dari besi yang dilumuri racun.</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><br /></span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;">Perlu disadari terlebih dahulu bahwa risiko memasang perangkap anti maling justru dapat mencederai atau setidaknya bikin trauma orang yang tak bersalah. Sebut saja seperti keluarga sendiri, tetangga, tamu, dan pekerja musiman. Tentu juga, hewan peliharaan dan hewan liar juga sangat berpeluang terkena imbasnya. Intinya, memasang jebakan anti maling sangat enggak disarankan untuk dilakukan.</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><br /></span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;">Lantas, apakah pasang perangkap anti maling yang mematikan atau menyebabkan cidera parah merupakan tindakan yang melanggar hukum? Untuk mengetahui jawabannya secara pasti tidaklah mudah. Sebab, dalam kasus hukum ada beberapa pasal sebagai landasan penegak hukum untuk mengangkat kasus. Di mana, pihak berwajib bakal mendalami dulu kronologi dan hubungan satu kejadian terhadap kejadian lain.</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><br /></span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;">Muncul sanggahan dari orang yang merasa geram terhadap tindak pencurian "Bukankah maling itu masuk ke area milik orang lain yang bukan haknya? Salah sendiri lancang memasukinya sehingga menyebabkan luka parah atau malah tewas." Sekali lagi, pihak berwajib bukanlah seperti kalangan tukang gosip selayaknya teman nongkrong atau tetangga gemar berghibah yang mudah percaya terhadap omongan orang lain. Harus ditelusuri dulu bukti-bukti, data-data, dan informasi-informasi lain.</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><br /></span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;">Waspadalah, boleh jadi korban kemalingan tersebut dikenakan pasal pembunuhan berencana. Dibuktikan dengan adanya pemasangan perangkap yang dipersiapkan secara matang oleh pemilik properti. Lagi pula, untuk membuat pencuri jera alias tidak mengulangi perbuatan lagi masih banyak caranya. Misalnya, menunggu maling beraksi kembali lalu menangkap basah ramai-ramai. Langkah berikutnya memakai pintu yang otomatis terkunci rapat di kala dimasuki oleh orang asing. Tentu, masih banyak metode lainnya.</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><br /></span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;">Lebih detail, boleh dikatakan jika tetap memasang jebakan mematikan maka sejak awal korban pencurian memang ada niat mencederai atau membunuh si maling! Nyatanya, yang berhak memvonis pencuri telah melakukan tindakan pidana adalah hakim di muka pengadilan. Begitu pula, bagaimana bentuk hukumannya juga hakim yang berhak memutuskan. Singkat kata, memasang jebakan mematikan sejatinya bukanlah bentuk membela diri. Melainkan, aksi melindungi diri secara berlebih-lebihan yang bisa mencelakai orang lain.</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><br /></span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;">Perlu diketahui saja, pembunuhan terencana ancamannya jauh lebih berat ketimbang penghilangan nyawa secara tak sengaja ataupun pembunuhan dikarenakan aksi spontanitas. Lagi pula, tindakan si maling umumnya bukan kategori yang sanggup mengancam jiwa ataupun keselamatan serta kehormatan siapapun karena tujuannya hanya harta tanpa maksud ingin kepergok oleh pemilik properti. Artinya, dilarang keras menganiaya secara sadis terlebih lagi membunuh pencuri yang tidak melakukan penyerangan lantaran dia pilih menyerah tanpa perlawanan.</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><br /></span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;">Korban kemalingan baru "boleh" melakukan serangan balik ketika diri sendiri maupun keluarga terancam keselamatannya. Itupun, harus mempunyai dasar kuat berupa dalih pembelaan diri. Alasannya, kalau tidak menyerang balik akan sangat berisiko bahaya. Dengan demikian, bentuk serangan balik tidak boleh fatal. Hanya sekadar melumpuhkan si maling agar bisa ditahan dan diikat yang kemudian diserahkan kepada polisi.</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><br /></span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;">Nah, dalam membuktikan tindakan pembelaan diri yang mengakibatkan cidera parah atau malah menyebabkan kematian si maling tersebut saat di kepolisian dan pengadilan tidaklah mudah. Sebab, ilmu pengetahuan teknologi tentang forensik sangat canggih. Penegak hukum sangat tahu betul "gambaran" bagaimana kronologi sebelum kematian terjadi. Maksudnya, maling menyerang agresif atau tidak sebelum matinya pihak berwajib mampu menganalisisnya.</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><br /></span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;">Lebih dari itu, para penegak hukum juga tahu bahwa pemilik properti memiliki motif dendam dan ada unsur kemarahan atau enggak dalam aksi perlawanan kepada si maling. Kalau nyatanya, korban pencurian melakukan penyerangan balik karena dipicu oleh rasa amarah terhadap pencuri tentunya itu bagian dari delik pidana. Baik itu berupa penganiayaan berat yang menyebabkan kematian ataupun pembunuhan berencana. </span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><br /></span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;">Sedangkan, penggunaan jebakan yang mematikan tanpa keterlibatan langsung pihak korban (karena pemilik properti sedang pergi jauh) mungkin saja salah satunya akan dikenakan pasal tindak kelalaian yang mengakibatkan hilangnya nyawa seseorang. Meski tidak ada unsur kesengajaan untuk membunuh, bukti di lapangan menunjukkan ada korban kematian akibat pemasangan perangkap. Dasarnya, ada kematian pasti ada penyebabnya. Terdapat sebab pasti ada sesuatu di baliknya. Entah disengaja atau tanpa kesengajaan.</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><br /></span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;">Pencuri tetaplah manusia. Dia punya hak untuk dimaafkan dan diberi kesempatan untuk berubah. Perbuatan jahatnya yang telah mengambil harta benda tentulah tidak setimpal diganti dengan cara melenyapkan nyawanya. Kalau memang ingin membela diri sebaiknya belalah diri sendiri maupun keluarga sepatutnya/sewajarnya dan dapat dipertanggungjawabkan. Bagaimana pihak hukum mau memaafkan perbuatan "pembelaan diri" dari korban kalau korban sendiri ogah memaafkan si maling?</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><br /></span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;">Dibanding memasang jebakan, disarankan pasang alarm otomatis yang memakai sistem detektor. Baik itu yang menggunakan mekanisme sinar laser maupun sensor manual pergerakan pintu atau jendela. Bunyi alarm tersebut barangkali sudah mampu membuat maling panik dan ciut nyalinya. Adapun, penggunaan CCTV hanya sebagai pendukung untuk alat bukti tindak kejahatan. Sekali-kali, jangan berharap bahwa CCTV mampu membuat maling "minder" lalu mengurungkan aksinya.</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><br /></span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;">Itulah sedikit informasi sederhana dari kami. Semoga bermanfaat.</span></p><p style="text-align: justify;"><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh9rvFVtNoWYFmxyNrMmPwU717hyphenhyphen4CaLVQHAHWnCUJRJkxRbhRth_5bIpgyOFw01dkPyuTFtIWbakiDT0h8Ezkem_xwSDDg7aCeq1PazRYA1BjTig_9eDU3rYFoX6f0rTZh77g1e9TQiRRlGye2oEX7xzX35ZA_K6qCx9G2UBsIqRvVZJAx0eYXJjXFwI83/s1280/Apakah%20Melanggar%20Hukum%20saat%20Memasang%20Jebakan%20Anti%20Maling%20yang%20Mematikan%20atau%20Menyebabkan%20Cidera%20Parah.png" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="1280" data-original-width="854" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh9rvFVtNoWYFmxyNrMmPwU717hyphenhyphen4CaLVQHAHWnCUJRJkxRbhRth_5bIpgyOFw01dkPyuTFtIWbakiDT0h8Ezkem_xwSDDg7aCeq1PazRYA1BjTig_9eDU3rYFoX6f0rTZh77g1e9TQiRRlGye2oEX7xzX35ZA_K6qCx9G2UBsIqRvVZJAx0eYXJjXFwI83/w428-h640/Apakah%20Melanggar%20Hukum%20saat%20Memasang%20Jebakan%20Anti%20Maling%20yang%20Mematikan%20atau%20Menyebabkan%20Cidera%20Parah.png" width="428" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Ilustrasi pencuri sedang melancarkan aksi (sumber Pixabay.com/ Ricinator)</td></tr></tbody></table><span style="font-size: large;"><br /></span></p>Banjir Embunhttp://www.blogger.com/profile/03117272667066654554noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7128960508456251204.post-68658060200478466162023-12-30T10:34:00.008+07:002023-12-30T12:56:21.034+07:005 Bentuk Kesalahan Seseorang dalam Menakar atau Menilai Sesuatu yang Berujung Malu<p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;"> Memang harus diakui bahwa ada orang yang tidak "makan" bangku sekolah tapi hidupnya di masa dewasa lebih gemilang ketimbang orang yang dulu serius bersekolah dan berkuliah. Begitu pula, patut disadari terdapat orang yang zaman sekolah dahulu kelakuannya nakal dan sulit diatur, tetapi sekarang bisa dikatakan sukses. Namun, yang perlu dipertanyakan adalah seberapa banyak orang-orang yang nasibnya seperti itu? Apakah betul faktor kesuksesan itu semata-mata disebabkan karena tidak sekolah dan masa mudanya yang hidupnya sesuka sendiri?<span></span></span></p><a name='more'></a><p></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><br /></span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;">Pegang kata-kata ini "<i>Sekolah dan kuliah itu penting!</i>" Barangkali, boleh saja mengungkapkan unek-unek berupa "Walau temanku itu telah menempuh pendidikan tinggi, nyatanya dia masih sulit mencari pekerjaan dan tak mendapat posisi strategis di tengah masyarakat!" Ingatlah, semua hal masih butuh proses. Cegah diri memakai jalan pintas (instan). Semestinya, orang yang berpendidikan menghindari cara-cara yang bersifat potong kompas serta terlalu fokus pada tujuan. Hal sebaliknya, mereka menikmati proses.</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><br /></span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;">Bagaimanapun, periode pendidikan selama bertahun-tahun tetaplah ada nilai keberkahan tersendiri. Interaksi antar sesama peserta didik, komunikasi dengan pendidik, kegiatan latihan bersama, menulis, membaca, berhitung, kerja kelompok, dan kegiatan belajar lainnya di lembaga pendidikan tetaplah bermanfaat bagi setiap manusia. Cegah diri berpikir bahwa semua aktivitas belajar tersebut tiada guna. Terbukti, banyak orang yang buta huruf dan putus sekolah kini hidupnya berkutat di seputar bidang itu-itu saja. Salah satunya, akibat malas serta takut mencoba hal-hal baru.</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><br /></span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;">Di lembaga pendidikan, para siswa dan mahasiswa mampu memperoleh modal awal untuk membentuk kepribadian yang matang atau malahan sudah mampu dijadikan sebagai pijakan kokoh dalam menemukan jati diri. Artinya, ketika mereka ogah menempuh jalur pendidikan formal, belum tentu bakal mudah dalam menata diri agar siap menghadapi masa depan. Termasuk juga, tentunya terkait masalah kemampuan seseorang secara akurat/tepat dalan menakar atau menilai sesuatu tentunya mungkin turut serta dipengaruhi oleh tingkat pendidikannya.</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><br /></span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;">Berikut ini lima kekeliruan individu dalam menilai atau menakar sesuatu:</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><br /></span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: x-large;">1. Salah Mengukur Harga Kendaraan, Laptop, dan HP</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;">Harga sepeda motor bervariasi. Ada yang terlihat murahan tetapi ternyata mahal. Bahkan, ada sepeda motor sport (bukan moge seperti Harley-Davidson) harganya tembus di atas 700 juta. Yakni, Kawasaki Ninja H2R. Sebaliknya, ada yang tampaknya ditaksir "berlebihan" dengan menebak harganya 28 jutaan, tapi faktanya berharga cuma 21 juta. Contohnya seperti motor Honda CB150 Verza yang harga rilis pertama kali tahun 2018 lalu seharga 20 juta. Selengkapnya baca <span style="text-align: left;"><a href="https://www.dolanku.com/2023/08/28-Ketangguhan-Honda-CB150-Verza-Terbukti-Bukan-Produk-Gagal.html"><b>Ketangguhan Honda CB150 Verza, Terbukti Bukan Produk Gagal</b></a>.</span></span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><br /></span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;">Begitu pula dengan mobil, laptop, dan HP. Banyak ditemukan variasi harga. Semua itu amat mudah dilacak, dibuktikan, dibandingkan, dan ditemukan berapa kisaran harganya di mesin pencarian seperti Google ataupun video YouTube. Di mana, sebelum membeli biasanya orang-orang yang terdidik bakal sangat telaten dan cermat untuk menonton sekaligus membaca ulasan terkait barang yang akan dia beli. Nah, tatkala penasaran dengan produk-produk terbaru yang baru saja dia lihat pun akan dicek dahulu di internet untuk tahu kepastian kualitasnya.</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><br /></span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: x-large;">2. Salah Menakar Penghasilan dari Pekerjaan atau Profesi Tertentu</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;">Janganlah meremehkan profesi atau pekerjaan tertentu. Boleh jadi yang disepelekan itu penghasilannya jauh lebih tinggi daripada orang yang telah sombong diri akibat merasa si paling bergaji tinggi. Sebut saja, tukang parkir yang penghasilan perhari bisa melebihi 100 ribu per orang (bukan per lokasi parkir). Tergantung lokasi area parkir, jam jaga, ada <i>event</i>/acara khusus, dan mayoritas jenis kendaraan yang sedang parkir. Angka sebesar itu sudah bersih setelah melakukan setoran pada bos atau atasannya yang telah melindunginya. </span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><br /></span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;">Pendapatan yang diraih oleh tukang parkir di atas sangatlah wajar. Coba hitung, misal biaya parkir satu unit sepeda motor Rp. 2.000,- lalu dikalikan jumlah kendaraan 500 unit sudah menghasilkan 1 juta rupiah. Oleh sebab itu, jangan kaget saat ditemukan banyak sekali kantong-kantong parkir liar. Malah, kadang ada cekcok atau tindak kekerasan gara-gara rebutan area kekuasaan untuk mengelola parkir di wilayah-wilayah tertentu. Boleh dikatakan "<i>Uang 2 ribu bagimu mungkin tidak berarti, tetapi itu sanggup menjadikan tukang parkir jadi kaya raya!</i>"</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><br /></span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;">Kesalahan dalam menakar penghasilan terhadap profesi tertentu tidak hanya tertuju pada juru parkir. Mirisnya, masih banyak kalangan yang begitu kaget dan takjub menemukan fakta bahwa para pegawai swasta (bukan pegawai negeri) di perkantoran Jakarta dan Surabaya memiliki gaji belasan juta sampai mendekati seratus juta perbulan. Tentu, hal tersebut jauh melebihi UMR. Intinya, sebelum menilai seberapa besar bayaran seseorang, sebaiknya pahami dulu secara mendalam bagaimana cara menghitung gajinya dan risiko-risiko yang dihadapi dari pekerjaannya.</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><br /></span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: x-large;">3. Salah Memperkiraan Penghasilan Pebisnis</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;">Pendapatan pebisnis tentulah relatif. Meski bergerak dalam bisnis yang sama dengan modal awal yang sama, tetapi belum tentu punya penghasilan yang setara. Semakin kreatif, inovatif, produktif, bekerja keras, dan bekerja cerdas yang telah diterapkan oleh pebisnis makin besar pula peluangnya memperbesar angka penghasilan uang. Sebagai gambaran, tidak perlu jauh-jauh dengan memakai Ilustrasi bisnis besar. Pedagang cilok atau pentol keuntungan yang dimiliki juga teramat besar. Di kala beruntung, sehari bisa laba ratusan ribu.</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><br /></span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;">Toko kelontong maupun minimarket juga memiliki keuntungan yang besar sekali. Di mana, supaya bisa balik modal cukup butuh waktu 3 - 5 tahun saja. Penjual nasi lalapan, nasi pecel, warteg, atau bisnis kuliner lainnya juga tidak boleh dianggap rendah. Justru, boleh jadi penghasilan mereka lebih besar. Apalagi, ternyata laris dan jam bukanya tergolong lama saban harinya. Dengan demikian, jangan heran ketika pebisnis yang tampak "kecil-kecilan" nyatanya mampu membangun rumah pribadi yang berkategori </span><span style="font-size: large;">besar dan cenderung mewah.</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><br /></span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;">Selain itu, para pebisnis di jajaran ruko atau kios-kios (toko emas, layanan foto kopi, percetakan, apotek, penjual buah, toko bangunan, toko elektronik, jasa service gadget, penjual mie ayam, penjual bakso, dan masih banyak lagi) penghasilan mereka juga terbilang besar. Terbukti, mereka mampu menyewa atau mengontrak kios setiap tahunnya. Padahal, harga sewa juga tidak bisa dibilang kecil. Kalau sudah begitu, sesungguhnya siapakah yang pantas disebut raja? Masihkah nekat mengangkat kepala sembari bilang "Pembeli adalah raja!"</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><br /></span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: x-large;">4. Salah Menilai Luasnya Wawasan, Pengetahuan, dan Pengalaman Seseorang</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;">Tak usah nekat menjuluki kuper (kurang pergaulan) terhadap orang lain yang disebabkan memiliki sedikit teman. Di sisi lain, merasa diri sebagai orang yang berwawasan luas dan pandai bergaul lantaran punya banyak teman. Pertanyaan yang patut diajukan yaitu "<i>Untuk apa teman banyak tapi tak berkualitas?</i>" Maksudnya, teman yang banyak enggak menjamin bikin wawasan, pengetahuan, dan pengalaman hidup menjadi berkembang. Sebaliknya, yang terjadi muncul fanatisme dan merasa komunitasnya yang paling benar. Sungguh, itu bagaikan katak dalam tempurung.</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><br /></span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;">Bagaimana kemampuan dan kecerdasan diri bisa berkembang kalau nyatanya menjadi individu yang malas membaca artikel bermanfaat, melatih diri, menonton video bermanfaat, serta enggan keluar dari zona nyaman. Lebih lanjut, di era digital sekarang ini meskipun punya teman sedikit, tatkala cerdas dalam memanfaatkan akses internet akan banyak wawasan dan pengalaman dari orang lain (konten kreator) yang bisa ditimba/diambil. Dengan kata lain, di zaman modern tidak ada lagi begitu banyak rahasia (tips, strategi, info, tutorial, dan lain-lain) yang ditutup-tutupi.</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><br /></span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: x-large;">5. Salah dalam Menuduh Orang Lain sebagai Kaum Miskin dan Tak Mampu Beli</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;">Memang betul sebuah ucapan "<i>Penampilanmu merupakan gambaran siapa dirimu</i>." Akan tetapi, hal tersebut janganlah dipukul rata. Tak semua orang mempunyai prinsip, gaya hidup, selera, ataupun kebiasaan sehari-hari layaknya kita. Boleh jadi, mereka memang lebih nyaman untuk tampil sederhana walau nyatanya bergelimang harta. Nah, terlanjur salah sangka mengira dia orang miskin lantas merasa kasihan padanya, ternyata itu enggak sesuai perkiraan tentunya bisa berujung malu. Selangkapnya baca </span><span style="text-align: left;"><span style="font-size: large;"><b><a href="https://www.banjirembun.com/2023/12/hati-hatilah-orang-yang-kamu-kira.html" target="_blank">Hati-hatilah, Orang yang Kamu Kira Miskin Boleh Jadi Punya Simpanan Tabungan "Menganggur" Ratusan Juta</a></b>.</span></span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><br /></span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;">Itulah informasi inspiratif dari kami. Semoga bermanfaat.</span></p><p style="text-align: justify;"></p><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEglKvLzhnXgZ0gLgc2RpjTfp_szpuC1b_k4aI9xYl_cr-p_-a2T9-145lLyHOc5SHb6QMKvQ-1oHLh-bHhXWaM0VDhvCi6f5cPwC1drszyCOsOn53pRSER8W5ks8Lt4JnvvSjcXjy2ixlvOoY4llT14Jngs3ZDHbImZHgGBRa5sKzRvavfFWcIL-xhycTOg/s1280/5%20Bentuk%20Kesalahan%20Seseorang%20dalam%20Menakar%20atau%20Menilai%20Sesuatu%20yang%20Berujung%20Malu.png" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="1280" data-original-width="1260" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEglKvLzhnXgZ0gLgc2RpjTfp_szpuC1b_k4aI9xYl_cr-p_-a2T9-145lLyHOc5SHb6QMKvQ-1oHLh-bHhXWaM0VDhvCi6f5cPwC1drszyCOsOn53pRSER8W5ks8Lt4JnvvSjcXjy2ixlvOoY4llT14Jngs3ZDHbImZHgGBRa5sKzRvavfFWcIL-xhycTOg/w630-h640/5%20Bentuk%20Kesalahan%20Seseorang%20dalam%20Menakar%20atau%20Menilai%20Sesuatu%20yang%20Berujung%20Malu.png" width="630" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Ilustrasi sedang mengukur kemampuan orang lain (sumber Pixabay.com/ dehaasbe)</td></tr></tbody></table><span style="font-size: large;"><br /></span><p></p>Banjir Embunhttp://www.blogger.com/profile/03117272667066654554noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7128960508456251204.post-25884034627936870342023-12-29T06:47:00.003+07:002023-12-29T06:49:19.434+07:003 Penyebab Kehidupan Seseorang Mengalami Perubahan Drastis<p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;"> Perubahan merupakan suatu kepastian. Semua makhluk pasti mengalami perubahan. Baik itu lantaran disebabkan adanya sebuah upaya atau perjuangan (faktor internal) maupun terjadi secara alami seolah-olah mengalir begitu saja (faktor eksternal). Dengan demikian, suatu persepsi dan asumsi seseorang dalam memandang suatu kejadian juga dapat mempengaruhi perubahan. Apalagi, ketika peristiwa itu terus berulang maupun sangat begitu traumatis bagi individu bersangkutan sehingga sulit untuk dilupakan.<span></span></span></p><a name='more'></a><p></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><br /></span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;">Dari sini, dapat dipahami bahwa kenangan masa lalu yang mendalam (berkesan ataupun traumatis) mempunyai hubungan kuat terhadap adanya perubahan drastis pada kehidupan seseorang. Semakin ingatan masa lalu itu membekas makin berpengaruh pula kepada perubahan yang lebih besar. Baik itu perubahan yang menjurus ke arah negatif atau sebaliknya justru berefek positif. Intinya, walau penyebab perubahan itu merupakan hal-hal negatif enggak serta-merta mampu merubah individu menjadi pribadi negatif.</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;">Baca juga: <b><a href="https://www.banjirembun.com/2022/12/7-alasan-cara-pandang-dan-impian-hidup.html" target="_blank">7 Alasan Cara Pandang dan Impian Hidup Seseorang Tiba-tiba Berubah Drastis</a></b></span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;">Berikut ini 3 alasan hidup seseorang berubah drastis:</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><br /></span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: x-large;">1. Patah Hati</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;">Patah hati di sini bukan sekadar terjadi pada lawan jenis. Namun, patah hati seorang anak kepada orang tua barangkali juga amat mungkin terjadi. Di mana, orang tua gagal memberikan kasih sayang sepenuhnya pada anaknya. Ibarat kata, cinta anak bertepuk sebelah tangan pada orang tuanya. Walau sebenarnya orang tua sangat menyayangi anaknya. Akan tetapi, perkataan dan perbuatan yang dilakukan tak menunjukkan perilaku layaknya orang yang mencitai.</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><br /></span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;">Adapun patah hati karena hubungan percintaan dengan lawan jenis yang gagal, bukan semata-mata jalinannya putus atau cerai. Orang yang mencintai, tapi enggak berhasil mengungkapkan perasaannya juga mampu menjadi penyebab patah hati. Begitu pula, orang yang ditinggal nikah duluan. Artinya, kegagalan sudah terjadi sebelum memperjuangkan melamar (menanyakan kepada kerabat orang yang dicintai). Semua memori itu tentu bakal tertanam kuat dalam otak.</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><br /></span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;">Perubahan positif akibat patah hati contohnya meliputi semangat untuk menggapai karir puncak, fokus berkarya, waktu luang dipakai untuk mengembangkan diri (latihan, mencari pengalaman, belajar, dan lain-lain), hingga punya tekat untuk membahagiakan anak-anaknya kelak supaya nasib anaknya tak seperti orang tua. Sedangkan perubahan negatifnya yaitu melampiaskan dengan lawan jenis lain, narkoba, mabuk miras, dan lain-lain.</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><br /></span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: x-large;">2. Dikhianati oleh Orang Terdekat yang Paling Dipercayai</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;">Dalam hidup ini janganlah percaya pada siapa pun. Bahkan, terhadap orang tua sendiri maupun saudara kandung sekalipun sebaiknya hindari percaya berlebihan. Sebab, terlalu percaya pada seseorang dapat menyebabkan menjadi pribadi yang tergantung dan mudah mengikuti orang yang dipercayai itu. Alih-alih mendapatkan perlindungan dan prioritas, justru orang yang dipercayai itu bakal risih yang ujung-ujungnya sengaja mau memanfaatkan orang yang mempercayainya.</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><br /></span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;">Haru diakui, terkadang sulit untuk segera percaya pada orang lain sangat bagus karena punya manfaat tersendiri. Dalam artian, bukan berarti langsung menuduh alias gampang berprasangka buruk. Sebaliknya, kalau seseorang tak mudah percaya berarti dia bakal sukar untuk dijerumuskan ke arah yang salah. Lebih dari itu, saat menerima kabar/isu/gosip enggak langsung diterima mentah-mentah. Dengan begitu, pikiran dan jiwanya terjaga dari hal-hal yang membuat suasana hati menjadi buruk.</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><br /></span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;">Dampak negatif dikhianati oleh orang paling dipercayai ialah terjadinya perubahan orientasi atau haluan kehidupan yang menjadi tak terkendali. Di mana, sebelumnya ia merasa punya sosok yang bisa dijadikan panutan (yaitu orang yang dipercayai tersebut). Sayangnya, ternyata perilaku orang terdekat yang dipercayai itu merugikan dirinya. Sedang, perubahan positif setelah dikhianati orang paling dipercayai yaitu hidupnya lebih semangat untuk mandiri (melepaskan diri) dari bayang-bayang orang yang dipercayai.</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;"> </span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: x-large;">3. Mendapatkan rahmat-Nya</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;">Rahmat artinya kasih sayang, belas kasih, karunia, atau limpahan berkah. Contoh rahmat di antaranya sepasang suami-istri memperoleh momongan, sembuh dari sakit parah, memperoleh jalan keluar atas masalah hidup yang paling berat, dan masih banyak lagi. Nah, rahmat yang paling tinggi yaitu mendapatkan taufik dan hidiayah dari-Nya. Dengan itu, siapa pun orang yang tersesat dan punya kelakuan buruk tatkala dirahmati-Nya akan merubah menjadi pribadi lurus dan berakhlak mulia.</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><br /></span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;">Bukankah banyak ditemukan seorang laki-laki yang saat sebelum nikah kelakuannya tiada kontrol, tapi sesudah punya anak bayi mengalami perubahan? Bukankah tak sedikit orang yang saat sakit ataupun sembuh dari sakit begitu rajin bersedekah? Bukankah lumrah ditemukan orang yang masa remajanya berkelakuan "rusak", tetapi ketika dewasa menunjukkan perubahan perilaku positif? Kesimpulannya, memberi bimbingan dan nasihat saja tak cukup. Harus disertai mengirimkan doa kepada seseorang agar diberi rahmat berupa hidayah dan taufiq dari-Nya.</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><br /></span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;">Itulah motivasi sederhana dari kami. Semoga bermanfaat.</span></p><p style="text-align: justify;"></p><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjBdJY7mEm405wD4lUNoiw6MCR0nAVlY8rywrm8kIpL7tGczlrieEe_i0Q7EGMhrLNQ7xES3j8pmkU0ZTitvVqKarHQiIVMb4Ufi3fO9unv_wQqYwqMf0lx0W768-sVFniYFRaqV9s2oPcRH9YTxSnfG0QOuD1FxP2BfvG8xx5cTEvDyZyZFnMpVdRTvfCW/s1280/3%20Penyebab%20Kehidupan%20Seseorang%20Mengalami%20Perubahan%20Drastis.png" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="640" data-original-width="1280" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjBdJY7mEm405wD4lUNoiw6MCR0nAVlY8rywrm8kIpL7tGczlrieEe_i0Q7EGMhrLNQ7xES3j8pmkU0ZTitvVqKarHQiIVMb4Ufi3fO9unv_wQqYwqMf0lx0W768-sVFniYFRaqV9s2oPcRH9YTxSnfG0QOuD1FxP2BfvG8xx5cTEvDyZyZFnMpVdRTvfCW/w640-h320/3%20Penyebab%20Kehidupan%20Seseorang%20Mengalami%20Perubahan%20Drastis.png" width="640" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Ilustrasi perubahan arah hidup (sumber Pixabay.com/ badalyanrazmik)</td></tr></tbody></table><span style="font-size: large;"><br /></span><p></p>Banjir Embunhttp://www.blogger.com/profile/03117272667066654554noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7128960508456251204.post-25108161982634690092023-12-28T17:04:00.000+07:002023-12-28T17:04:30.447+07:00Berapa Jumlah Rata-rata Kebutuhan Air Bersih PDAM Setiap Orang dalam Satu Hari?<p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;"> Air merupakan kebutuhan pokok yang amat vital sehingga tak tergantikan oleh apa pun. Bukan hanya untuk keperluan air minum. Penggunaan air juga sering diterapkan untuk bersih-bersih (cuci piring, cuci baju, mengepel lantai, cuci kendaraan, mandi, sikat gigi, hingga cuci tangan), kegiatan ibadah, memasak, menyiram toilet, kencing, sampai penyiraman halaman rumah. Intinya, tanpa adanya jumlah air yang mencukupi bikin kualitas hidup manusia menjadi terganggu. Bayangkan saja, satu hari tanpa bersentuhan dengan air sama sekali.<span></span></span></p><a name='more'></a><p></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><br /></span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;">Kendati demikian, perlu dipahami bahwa kebutuhan air bersih setiap individu berbeda-beda. Terdapat banyak faktor yang mempengaruhinya. Tentunya yang paling utama yaitu terkait pola hidup sehari-hari. Adapun penyebab lain terjadi perbedaan konsumsi air di antaranya meliputi kondisi lingkungan tempat tinggal, ukuran/spesifikasi rumah, tingkat ekonomi, profesi, level pendidikan, cuaca, sampai kesadaran terhadap kesehatan. Semuanya ikut andil bagi seseorang dalam memutuskan seberapa banyak memakai air bersih.</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><br /></span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;">Dari semua pemakaian air bersih, jumlah kebutuhan air terbesar adalah untuk kebutuhan kamar mandi terutamanya untuk mandi. Oleh sebab itu, jangan heran ketika pemakaian air oleh individu yang tinggal di kota jauh lebih besar ketimbang di pedesaan. Alasannya ialah pola hidup masyarakat kota sangat "rumit" dibanding penduduk desa. Diimbuhi lagi, cuaca dan udara yang tidak mendukung sehingga menuntut untuk lebih rajin bersih-bersih diri maupun merawat hunian yang mereka tempati.</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><br /></span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;">Rata-rata kebutuhan air bersih PDAM perorang di daerah perkotaan kisaran 120 - 144 liter setiap hari atau 3.600 - 4.320 liter (setara 3,6 meter kubik - 4,3 meter kubik). Dari angka itu, hampir separuhnya cukup dipakai untuk mandi saja (sekitar 60 liter). Nah, jika diukur dengan standar keluarga kecil dan rumah sederhana di perkotaan yang terdiri dari orang tua dan dua anak kecil memiliki standar kebutuhan air bersih PDAM sebesar 10 meter kubik per kepala keluarga setiap bulannya. Di mana, 10 meter kubik setara dengan sepuluh ribu (10.000) liter.</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><br /></span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;">Lebih rinci, untuk memastikan kebutuhan air yang mencukupi gunakan tangki penyimpanan air alias tandon air yang kapasitasnya sesuai dengan penghuni rumah. Setidaknya, sediakan cadangan simpanan air sebanyak 150 liter per individu per harinya. Tatkala penghuni rumah terdiri dari 2 orang dewasa dan 2 anak kecil, semestinya tandon kapasitas 300 liter sudah cukup. Kalau memang ingin lebih leluasa lagi, disarankan gunakan toren air 550 liter. Dengan itu, saat ada pemutusan saluran air PDAM masih ada air yang tersisih.</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><br /></span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;">Itulah informasi menarik dari kami. Semoga bermanfaat.</span></p><p style="text-align: justify;"><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgCvriuXwFOZj7pJJ_6gOU0TNKBhqp8Aw60qqf9IHtz-evw6IaVQR47zcmDnwRaUA0yDSh29khvLE0u8qbKwq90tJkmqt79mo-LaludLqtsWJZBEatoqxZbmrisn9rZrP-B9GdW8TgFnR1q0u8Gxpn7u66uy8qSUvpe7-_xbK0Q3u1C6TwONqoA13M7bn7S/s4000/20231010_075235.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="2250" data-original-width="4000" height="360" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgCvriuXwFOZj7pJJ_6gOU0TNKBhqp8Aw60qqf9IHtz-evw6IaVQR47zcmDnwRaUA0yDSh29khvLE0u8qbKwq90tJkmqt79mo-LaludLqtsWJZBEatoqxZbmrisn9rZrP-B9GdW8TgFnR1q0u8Gxpn7u66uy8qSUvpe7-_xbK0Q3u1C6TwONqoA13M7bn7S/w640-h360/20231010_075235.jpg" width="640" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Meteran PDAM di perumahan (sumber foto koleksi pribadi)</td></tr></tbody></table><br /><span style="font-size: large;"><br /></span></p>Banjir Embunhttp://www.blogger.com/profile/03117272667066654554noreply@blogger.com0