Banjirembun.com - Mantanku saat masih SMA dulu merupakan cinta pertamaku. Lebih tepatnya mantan gebetan. Bukan mantan pacar. Sayangnya, aku tak tahu dahulu dia cinta aku atau tidak. Sebab, aku tak pernah ungkapkan perasaanku padanya. Walau di sisi lain, amat mungkin bahwa dia sudah tahu aku mencintainya.
Hal selanjutnya, aku bukan tipe individu yang gampang menyesali keputusan yang telah aku ambil. Lagi pula, itu juga merupakan takdir Tuhan yang harus aku terima. Jika pun ada "penyesalan" (lebih tepatnya rasa penasaran) dalam diri maka menyesali perpisahan dengan mantan SMA di atas yang pantas terus aku ingat.
Di mana, setelah lulus SMA kisaran 20 tahun lalu, aku tak pernah bertemu maupun bertatap muka dengan mantan SMA sampai sekarang. Serta tak pernah mengganggu hidupnya. Kecuali, baru aku ganggu saat akhir tahun 2022 lalu. Dengan langkah aku chat WA dia. Itupun, faktor "kecelakaan."
Kalau diceritakan bisa panjang. Singkatnya, alasan utama aku chat WA mantan SMA yaitu meminta maaf padanya. Sebab, saat itu aku menderita gejala penyakit mematikan. Takutnya, keburu meninggal duluan. Meski kala itu gejala penyakit tampak mulai terkendali, nyatanya aku tak berani berspekulasi dengan menunda-nunda.
Nah, sekarang mantan istri kok merasa dirinya terganggu oleh chat WA dariku. Padahal, tujuan aku chat dia ingin meminta kejelasan atau jawaban yang pasti tentang pembagian harta bersama pasca perceraian atau disebut pula gono-gini. Namun, jawaban chat darinya mbulet alias muter-muter. Sungguh bikin kesal hati.
Aku tanya lewat chat terkait kapan BPKB sepeda motor yang dia bawa diberikan kepadaku, yang kendaraan itu aku gunakan aktivitas sehari-hari. Sayangnya, respon darinya tampak aneh. Kurang lebih tanggapannya berupa aku dikesankan mengganggu hidupnya karena sesudah cerai masih chat WA dengannya.
Faktanya, beberapa pekan sebelumnya (hampir satu setengah bulan) dia sendiri yang menjanjikan bakal mengirimkan BPKB lewat ekspedisi atau kurir paket. Kini dia sendiri pula yang berlagak lupa tentang kewajiban memenuhi janji itu. Justru, lebih parahnya tak membalas chat dariku sebagai tanggapan atas chat "ngelanturnya."
Aku chat WA sebagai respon chat aneh darinya kurang lebih isinya seperti ini "Saya kan tanya bpkb motor, kok balasnya seperti ini, kan enggak nyambung."
Kemudian, beberapa menit berikutnya aku chat kembali "Intinya, aku boleh tidak balik nama BPKB ke namaku? Jangan jawab ngelantur."
Lantas, berhubung sudah centang dua dengan warna biru serta tak kunjung juga dibalas olehnya setelah beberapa jam terlewati, aku putuskan mengkhiri chat kepadanya berupa "Kalau memang BPKB Sepeda motor tidak boleh saya bawa, ngomong saja, tidak usah mbales chat yang seperti ini, tidak nyambung, dichat apa jawabnya apa,."
Entah kenapa 3 chat aku di atas sampai sekarang belum dibalas olehnya.
Itulah sedikit curhat dariku. Semoga cerita ini bermanfaat bagi pembaca.
Sanggahan (disclaimer): Tulisan ini dibuat oleh pria bernama Kode X. Tentunya, sebuah identitas samaran. Itu semata-mata demi menjaga privasi dan mempertahankan nilai moralitas. Untuk membaca cerita-cerita tentangnya silakan baca rubrik curhat.
(*)
Tulisan milik *Banjir Embun* lainnya:
Terima kasih telah membaca tulisan kami berjudul "Mantan SMA saja tak Pernah Aku Samperin, Sedang ini Mantan Istri Merasa Aku Masih Mengganggu Hidupnya"
Posting Komentar
Berkomentar dengan bijak adalah ciri manusia bermartabat. Terima kasih atas kunjungannya di *Banjir Embun*