Berikut analisis dan komentar mendalam terhadap artikel tersebut:

Analisis Artikel:

  • Tema Utama: Artikel ini membahas pengalaman pribadi penulis dalam usahanya membuat wanita, khususnya mantan cinta pertamanya dan bahkan mantan istrinya, merasa "ilfil" (ilang feeling) atau tidak tertarik kepadanya agar menjauh. Namun, yang menarik, metode ini gagal total pada mantan cinta pertamanya dan justru membuatnya semakin mengingat dan takjub.
  • Motivasi Penulis: Penulis mengungkapkan bahwa tujuannya membuat wanita ilfil adalah untuk menghindari berharap pada mereka, menghapus perasaan "baper" (bawa perasaan), dan demi kebaikan wanita itu sendiri agar tidak melukai dirinya dengan rayuan atau gombalan. Penulis mengklaim dirinya bukan tipe pria yang suka merayu.
  • Kasus Mantan Cinta Pertama: Penulis sangat terkejut karena usahanya membuat mantan cinta pertamanya ilfil justru berujung kegagalan. Bahkan, ia merasa ingatannya pada mantan tersebut semakin kuat. Sebuah ancaman laporan polisi (yang didapatkan dari teman) dari mantan SMA-nya justru efektif membuatnya tidak mengulangi perbuatan "mengganggu" di dunia maya, namun sikap sang mantan secara keseluruhan justru membuatnya semakin takjub.
  • Kasus Mantan Istri: Penulis juga mencoba metode yang sama pada mantan istrinya selama berumah tangga. Namun, mantan istrinya terlihat "betah," yang menurut penulis bukan karena kebaikannya melainkan karena masih membutuhkan penulis. Setelah tidak lagi menguntungkan, mantan istri tersebut mengajukan gugatan cerai. Penulis merujuk pada artikel lain untuk detail alasannya.
  • Gaya Penulisan: Artikel ini ditulis dengan gaya bahasa yang sangat personal dan jujur, khas sebuah curhatan. Penulis menggunakan sudut pandang orang pertama ("aku") dan mencoba menjelaskan alasan di balik tindakannya.
  • Keterkaitan Antar Artikel: Penulis secara eksplisit menyatakan bahwa tulisannya di Banjirembun.com saling terkait dan merupakan bagian dari rangkaian cerita hidupnya. Ia mendorong pembaca untuk membaca artikel-artikelnya yang lain untuk memahami isi hatinya secara utuh.
  • Disclaimer: Penulis menyertakan disclaimer bahwa tulisan ini dibuat oleh pria bernama Kode X, sebuah identitas samaran untuk menjaga privasi dan moralitas.

Komentar Mendalam:

  1. Strategi yang Kontraproduktif: Strategi penulis untuk membuat wanita ilfil agar menjauh menunjukkan pemahaman yang keliru atau mungkin pengalaman traumatis dalam hubungan. Meskipun niatnya mungkin "baik" (agar tidak berharap dan tidak melukai), metode ini justru seringkali bisa menjadi bentuk manipulasi pasif-agresif. Membuat orang lain merasa jijik atau tidak nyaman demi mencapai tujuan pribadi bukanlah pendekatan yang sehat dalam interaksi sosial, apalagi hubungan romantis.

  2. Mantan Cinta Pertama: Pengecualian dan Keterkejutan: Kasus mantan cinta pertama adalah poin sentral dan paling menarik dalam artikel ini. Kegagalan strategi "ilfil" dan justru bertambahnya kekaguman penulis menunjukkan kompleksitas emosi manusia. Ini bisa mengindikasikan bahwa:

    • Cinta Sejati Tidak Mudah Pudar: Seperti yang disebutkan penulis, cinta yang sudah lama dan mendalam tidak mudah sirna hanya karena perilaku anomali.
    • Pemahaman yang Lebih Dalam: Mantan cinta pertama mungkin memiliki pemahaman yang lebih dalam tentang penulis, atau mampu melihat di balik perilaku "ilfil" tersebut, menganggapnya sebagai "sesuatu" yang lain (mungkin kelemahan atau perjuangan pribadi penulis), bukan semata-mata alasan untuk membenci.
    • Dampak Negatif Ancaman: Ancaman laporan polisi, meskipun datang dari pihak ketiga, menunjukkan bahwa tindakan penulis memang mengganggu dan memiliki konsekuensi serius. Namun, ironisnya, hal ini justru membuat penulis "takjub" pada mantannya. Ini bisa berarti penulis merasa mantannya adalah sosok yang kuat dan tidak mudah ditaklukkan.
  3. Mantan Istri: Perbedaan Motivasi: Kasus mantan istri menyoroti perbedaan motivasi dalam hubungan. Jika pada mantan cinta pertama ada elemen cinta yang kuat, pada mantan istri, penulis mengklaim alasan "bertahan" adalah karena kebutuhan, bukan cinta sejati. Ini mencerminkan pandangan sinis penulis terhadap hubungan tersebut, dan menunjukkan bahwa dinamika "membuat ilfil" mungkin tidak berhasil jika ada faktor-faktor pragmatis (kebutuhan) yang mengikat hubungan. Perceraian akhirnya terjadi ketika kebutuhan tersebut tidak lagi terpenuhi.

  4. Psikologi Penulis (Kode X):

    • Penghindaran Konflik/Komitmen: Kecenderungan untuk membuat ilfil orang lain bisa jadi merupakan mekanisme pertahanan diri untuk menghindari kedekatan emosional, konflik, atau komitmen serius. Ini mungkin berasal dari rasa takut melukai diri sendiri atau orang lain, atau ketidakmampuan untuk menghadapi emosi yang kompleks.
    • Self-Sabotage?: Ada elemen self-sabotage dalam perilaku penulis. Ia sengaja merusak potensi hubungan dengan perilaku yang ia tahu akan membuat orang lain menjauh.
    • Narsistik atau Insecure?: Di satu sisi, ada sedikit nuansa narsistik dalam keyakinan penulis bahwa ia bisa "membuat ilfil" orang lain dan mengontrol reaksi mereka. Namun, di sisi lain, ada juga indikasi insecurity yang mendalam dan rasa takut akan penolakan atau luka emosional, sehingga ia memilih untuk "menolak" terlebih dahulu.
    • Perlu Refleksi Diri Lebih Lanjut: Keberhasilan strategi ilfil pada sebagian besar wanita tetapi kegagalannya pada mantan cinta pertama, dan dampak negatif pada mantan istri, menunjukkan bahwa penulis mungkin perlu merefleksikan lebih dalam motif dan dampak perilakunya. Mengapa ia merasa takut membuat ilfil mantan cinta pertama, padahal biasanya ia melakukan itu? Ini mengindikasikan adanya perubahan perasaan atau pemahaman diri yang signifikan terkait dengan mantan tersebut.
  5. Relevansi Tulisan "Curhat": Artikel ini, dan seri tulisan Kode X lainnya di Banjirembun.com, adalah contoh bagaimana platform blog dapat menjadi media katarsis pribadi. Bagi pembaca, ini bisa menjadi cerminan berbagai dinamika hubungan yang kompleks, dan bagi penulis sendiri, mungkin ini adalah bagian dari proses pemahaman diri dan penyembuhan.

Kesimpulan:

Artikel ini memberikan pandangan yang jujur dan mentah tentang perjuangan emosional seorang individu dalam menghadapi hubungan dan ketakutannya akan keterikatan. Meskipun strateginya untuk "membuat ilfil" seringkali kontraproduktif, kisah kegagalannya pada mantan cinta pertama menjadi titik balik yang menarik, menunjukkan bahwa cinta dan koneksi yang tulus tidak mudah hancur oleh perilaku yang disengaja untuk menjauhkan diri. Ini adalah pengingat tentang kompleksitas emosi manusia dan perlunya introspeksi dalam memahami perilaku diri sendiri dalam konteks hubungan.

Anda dapat membaca artikel lengkapnya di Banjirembun.com: Aneh, Biasanya Aku akan Bikin Cewek Ilfil padaku agar Menjauhiku, Kini Aku Takut Bikin Ilfil Mantan.

___________________________________