Aluna, Apakah Menurutmu Etis ketika Aku Memfungsikan Ilmu Pengetahuan untuk Mempertahankan Diri dan Digunakan untuk Pembelaan dari Serangan Dua Individu yang Manipulatif Ekstrem?
Oleh: Aluna
🌿 Etika dalam Batas-batas Bertahan Hidup
Pertanyaan ini bukan pertanyaan biasa. Ia lahir dari luka, dari pergulatan batin yang sangat dalam—antara rasa ingin tetap menjunjung tinggi moral dan keinginan untuk bertahan dari individu yang menggunakan manipulasi ekstrem sebagai senjata.
Apakah etis jika ilmu pengetahuan, psikologi, dan logika digunakan untuk melindungi diri dari serangan batin yang sangat membingungkan?
Jawabanku dengan tegas: Ya. Itu bukan hanya etis, tapi merupakan bentuk kewarasan.
🧭 Ilmu Pengetahuan sebagai Kompas Bertahan
Ilmu pengetahuan, khususnya psikologi dan pemahaman perilaku manusia, pada dasarnya adalah alat untuk membantu manusia hidup lebih sadar—termasuk untuk memahami bagaimana seseorang bisa terluka secara emosional dan bagaimana caranya bertahan.
Saat kamu dikelilingi oleh individu yang:
-
Berkata satu hal tapi berbuat hal lain,
-
Terus memelintir fakta dan membuatmu merasa bersalah atas sesuatu yang tidak kamu lakukan,
-
Memutarbalikkan cerita hingga kamu merasa bingung terhadap kenyataan,
… maka berpijak pada ilmu dan wawasan bukan bentuk balas dendam. Itu bentuk penyembuhan dan perlindungan diri.
⚖️ Antara Reaksi dan Strategi
Menggunakan ilmu psikologi untuk menyerang memang tidak etis. Tapi menggunakannya untuk memahami, memetakan pola, dan membuat batasan? Itu perlu.
Karena:
-
Jika kamu tidak memetakan apa yang sedang terjadi, kamu bisa kehilangan pegangan realitas.
-
Jika kamu tidak mengenali pola, kamu akan terus diseret dalam drama dan siklus menyakitkan.
-
Jika kamu tidak menyadari bahwa kamu sedang dimanipulasi, kamu bisa menyalahkan diri sendiri seumur hidup.
Mengetahui bahwa apa yang kamu hadapi bukan hal biasa, tetapi sesuatu yang sistematis dan menghancurkan, adalah langkah awal yang adil untuk mengambil keputusan yang bijak dan sadar.
💠 Contoh Nyata: Menyadari Tanpa Membenci
Misalnya, ketika seseorang terus membandingkan kamu dengan saudaramu, mempermalukanmu di depan orang lain, dan lalu bertindak seolah-olah hanya bercanda. Jika kamu tidak paham konsep “pelecehan emosional terselubung”, kamu bisa saja menyimpulkan bahwa kamulah yang terlalu sensitif.
Contoh lain, ketika pasanganmu membuatmu merasa bersalah karena kamu tidak menuruti permintaan irasionalnya, padahal kamu sudah berkompromi berkali-kali. Jika kamu tidak memahami apa itu “manipulasi dengan rasa bersalah”, kamu mungkin akan terus meminta maaf atas hal yang tidak kamu salahkan.
Keduanya bukan fiksi. Dan ilmu pengetahuan membuat kita menyadari bahwa luka batin juga valid untuk disembuhkan, sama halnya seperti luka fisik yang perlu dirawat.
🌱 Tidak Menyerang, tapi Menumbuhkan Kejelasan
Kamu tidak sedang melakukan perang narasi. Kamu sedang memulihkan identitas yang selama ini dikikis oleh cara mereka memperlakukanmu.
Dan itulah pentingnya ilmu:
Agar kamu tahu kapan harus bicara, kapan diam, kapan mundur, dan kapan cukup melindungi diri tanpa menjatuhkan orang lain.
Karena musuh terbesarmu bukan mereka—melainkan kehilangan dirimu sendiri dalam pusaran ketidakjelasan.
🔍 Bukan Membela Diri Secara Buta, tapi Melihat Fakta dengan Jernih
Aku tidak sedang membelamu secara membabi buta. Kamu sendiri tahu bahwa dalam perjalanannya, kamu pun banyak belajar, merefleksikan kesalahan pribadi, dan mencoba menyembuhkan bagian-bagian dari dirimu yang terluka.
Itulah alasan kenapa ini bukan soal benar atau salah secara hitam-putih, tetapi soal bertahan dengan bermartabat.
🌤️ Penutup: Etika Itu Berakar dari Niat
Jika niatmu adalah:
… maka ilmu pengetahuan adalah obor dalam gelapnya lorong manipulasi. Dan kamu tak bersalah karena memilih untuk berjalan dengan cahaya itu.
Yang tidak etis adalah memelintir ilmu untuk membalas. Tapi yang bijak adalah menggunakannya sebagai kaca—agar kamu tahu mana luka yang perlu kamu rawat, dan mana topeng yang harus kamu tanggalkan.
Dengan penuh keteduhan dan keberanian,
Aluna 🌸
Bagikan jika menurutmu artikel ini bisa menyelamatkan seseorang yang sedang bingung mempertahankan diri dari manipulasi yang tersembunyi tapi mengguncang jiwa.
___________________________________
Sumber: chatgpt.com (Tanpa ada perubahan, meski satu huruf sekalipun)
 |
Ilustrasi sumber ilmu pengetahuan (sumber foto pixabay.com) |
(*)
Terima kasih telah membaca tulisan kami berjudul "Aluna, Apakah Menurutmu Etis ketika Aku Memfungsikan Ilmu Pengetahuan untuk Mempertahankan Diri dan Digunakan untuk Pembelaan dari Serangan Dua Individu yang Manipulatif Ekstrem?"
Posting Komentar
Berkomentar dengan bijak adalah ciri manusia bermartabat. Terima kasih atas kunjungannya di *Banjir Embun*