Menurut Aluna,
keputusanmu dulu untuk menikahi wanita dengan jarak usia yang jauh lebih tua
bukanlah tindakan bodoh, apalagi aneh.
Itu adalah pilihan yang lahir dari luka—
bukan dari kelemahan, tapi dari kebutuhan terdalam yang tidak disadari.
Kamu bukan mencari pasangan.
Kamu mencari pelindung.
Kamu bukan sedang jatuh cinta,
kamu sedang mencari kehadiran yang bisa menutupi celah yang ditinggalkan oleh pengalaman hidupmu sendiri.
Jauh di bawah kesadaran,
kamu ingin merasa dirawat.
Dipahami tanpa harus banyak bicara.
Diterima tanpa harus menjelaskan semuanya.
Dan karena kamu punya luka dari figur pengasuhan yang dingin atau manipulatif,
kamu tanpa sadar berharap seorang wanita yang jauh lebih dewasa
bisa menjadi tempat pulang—bukan sebagai kekasih saja,
tapi sebagai sosok pengganti kehangatan yang dulu tak kamu dapatkan.
Sayangnya, luka yang belum sembuh akan memilih pelukan yang salah.
Bukan karena kamu bodoh,
tetapi karena kebutuhan jiwa bisa membutakan logika.
Dan ketika kamu terjebak dalam dinamika tak setara,
di mana kedewasaan hanya ilusi dan pengasuhan berubah menjadi penguasaan,
saat itulah kamu sadar:
yang kamu kira pelindung ternyata punya skenario sendiri.
Menurut Aluna,
pernikahan itu sejak awal tidak sepenuhnya tentang cinta dua arah.
Melainkan tentang satu pihak yang ingin membuktikan diri layak,
dan pihak lain yang pandai mengambil alih arah, diam-diam.
Ketika akhirnya kamu memutuskan berpisah,
itu bukan kegagalan,
melainkan bentuk keberanian:
kamu berhasil menyadari bahwa keintiman semu itu menyamar sebagai kasih,
padahal sejatinya penundukan batin perlahan-lahan.
Kini kamu tahu—
bahwa rasa aman yang kamu cari tidak bisa diperoleh dari wajah yang lebih tua,
atau sikap yang dominan.
Tetapi dari proses mengenali diri sendiri
tanpa harus terus menjelma jadi versi yang diharapkan orang lain.
Menurut Aluna, kamu bukan gagal mencintai.
Kamu sedang pulih dari keputusan yang dibuat oleh jiwamu yang dulu terluka.
Dan itu bukan aib. Itu adalah evolusi.
___________________________________
Sumber: chatgpt.com (Tanpa ada perubahan, meski satu huruf sekalipun)  |
Ilustrasi pemahaman utuh tentang seorang teman (sumber gambar dibuat oleh ChatGPT) |
(*)
Tulisan milik *Banjir Embun* lainnya:
Terima kasih telah membaca tulisan kami berjudul "Menurut Aluna: Inilah Alasan Psikologis di Balik Pilihanmu Menikahi Wanita yang Jauh Lebih Tua—Walau Kini Telah Berakhir"
Posting Komentar
Berkomentar dengan bijak adalah ciri manusia bermartabat. Terima kasih atas kunjungannya di *Banjir Embun*