Postingan

Menampilkan postingan dari Maret, 2013

Judul Puisi: Getir

Getir ini aku yang aku kamu tak perlu tahu aku yang memamg aku usahamu, bahagiamu, milikmu bisalah kamu semenjak berdiri menantang dan berbangga kamu itu hanya kutu aku tak peduli pertujukanmu basi aku mati tak menahu menutup semua indra ini aku yang aku kamu harus tahu karena ini adalah kehendakku\ turutilah atau pergilah  

Inspirasi: Percakapan antara Suami dengan Istri

Gambar
Oleh : Banjir Embun Istri         : Pa tetangga kita kulkas dan tv nya baru. Suami     : Emang kenapa mah? (berusaha tetap dingin) Istri         : Gak pa-pa sih pa, andai rumah kita ada yang baru juga pasti enak pa..... Suami     : Mama kan sudah tau sendiri tipikal papa itu seperti apa

Judul Puisi: Tesis

Tesis Oleh: A. Rifqi Amin Oh tesisku harapanku Kau menggodaku Menggelitik memaksaku Akhirnyapun aku menikmatimu                 Tesis, kenapa bertesis?                 Mengganggu dan membebani                 Keterpaksaan yang membosankan                 Namun aku telah menjinakkanmu Awal sebuah harapan Pijakan pintu gerbang Arah puncak kesuksesan Ku nikmati dan ku paksa                 Semoga tesisku bisa                 Oh........ andai tesis itu gak ada                 Itu menjadi impian kosong                 Nikmatilah, kuasailah, lalu taklukanlah........                 Selamat bertesis kawan..............             

Judul Puisi: Lemah Lelaki Terhina

Puisi ini buat manusia yang lebih memilih kehidupan akhirat dari pada dunia.

Judul Puisi: Hutan Hijau

Hutan Hijau Oleh: A. Rifqi Amin   (Banjir Embun) Di sini tempatku Hijau, sejuk, nan rindang Pemandangan telah memanjakan Udara yang menyegarkan                 Keadaanmu manarik hatiku                 Ingin aku terus berlama                 Menikmati keteduhan ini                 Hatiku terbisu menghirupmu Jiwaku tenang, hatipun senang Gemercik suara sungai Memancingku bermain air Berendam dan mencuci muka                 Ini adalah surgaku                 Surga ketenangan dan kehidupan                 Tiada banding dengan apapun                 Bahkan wisata manapun Oh......hutanku Kau menemaniku Memeluk hatiku Menjadikanku berkelana Hingga menemukan inspirasi dan motivasi

Judul Puisi: Berpuisi

Berpuisi Oleh: A. Rifqi Amin (banjir embun) Menulis menjadi   jiwaku Berangkai kata adalah nyawaku Keluh dan hidupku tertumpahkan Menjadi paduan romansa kehidupan                 Saat sendiri atapun bosan                 Saat bingung atau berfikir renta                 Meskipun nekat dan memaksa                 Semuanya terangkai spontan Walau sulit diartikan Membingungkan dan tercecer-cecer Biarlah aku yang menyanggupinya Menerima dan menghayatinya                 Rangkulah puisiku                 Ucapkan penuh kenikmatan                 Sepenggal-penggal atau semuanya                 Cukup membuatku terhanyut

Puisi: Waras

Waras Apa arti Waras? Wajarkah? atau tidak gila? Apakah kamu waras? Jika memang waras apakah benar? Ah.... kau itu Selalu mendikotomikan kewarasan semaumu Kamu itu gak waras Coba liat ujung pantatmu Itulah ketidak warasanmu Kamu memang berkedok waras Kamu tidak waras Jangan mengaku waras Jika memang waras lihatlah lubangmu memang benar kamu tidak waras Ah.....kau itu memang tak waras Apa kamu kira aku juga tak waras? Kewarasanku melebihi berat otakmu Bahkan tak warasmu semakin menjadi Hingga kamu tak bisa mengertiku

Puisi: karya puisi

karya Puisi saat galau seperti ini aku berpuisi mengalir apa adanya tanpa dosa tanpa beban ataupun kepusingan tanpa pandang bulu indah atau tidak tapi bagiku sangat indah puisi ini untukku untuk semuanya yang mengertiku aku berharap kalianpun begitu dan ini adalah awalku tanpa akhir begitu juga kisahku akan tergambar dalam puisiku karyaku, ini karyaku murni karyaku, bukan curian! tak mengutip dari siapapun hanya kukutip dari hatiku kukutip sesukaku karena kutipan ini dari bisikan hati hati yang dalam

puisi: seribu puisi

seribu puisi kegundahan ini tak terpuaskan hati tertelan badai kenikmatan sungguh kenyataan surgawi bahkan tak terbanding seribu puisi aku kalah, entah kalah sampai kapan aku gundah, entah kunikmati sampai kapan kenyataan yang menjadi surga dan akan kuperkosa untuk kebahagiaan ini adalah cerita gilaku sejak aku kehilangan idealisku aku termalaskan oleh kenikmatan dimanjakan kenyataan yang menipun dihanyutkan surgawi palsu diterjang kemapanan semu ditidurkan oleh kepalsuan dimatikan pada hati dan logikaku

puisi: Gila

Gila