Banjirembun.com - Aku tak menyesal telah menikah dengan mantan istri. Sebagai manusia umumnya, selain punya sifat buruk yang menjengkelkan dan menyebalkan, harus aku akui bahwa dia juga memiliki jasa hidup terhadapku. Intinya, aku sadar diri dan tahu diri untuk introspeksi diri agar tak merasa benar sendiri.
Sayangnya, peran atau kontribusi mantan istri padaku, tak sebanding dengan perilaku kurang ajar sebagai istri terhadap suami. Banyak hal terkait tingkahnya yang memuakkan yang merugikan aku secara materiil maupun non materiil. Baik itu, di dalam rumah maupun saat di luar.
Aku pikir, sangatlah wajar tatkala aku tidak menyesali telah bercerai dengannya. Alih-alih meratapi kesedihan, justru aku amat bersyukur telah cerai dengan mantan istri. Meski kondisi keuanganku kini terpuruk, itu tetap tak menghilangkan rasa kebahagiaan dalam hatiku ini.
Bagamana tak mensyukuri? Aku bisa terlepas dari cengkraman perilaku mantan istri yang manipulatif, licik, menangan sendiri, mendominasi, hingga mengintimidasi merupakan suatu anugerah. Sebab, selama tinggal bersamanya aku kerap mengalami tekanan batin maupun trauma yang mendalam.
 |
Ilustrasi laki-laki yang menyesali keputusan (sumber foto pixabay.com) |
Lebih dari itu, traumaku pada masa lalu sebelum menikah sering bangkit atau teringat kembali saat hidup bersama mantan istri. Idealnya, dengan profesi sekaligus usia mantan istri yang jauh lebih matang, mestinya mampu membuatku mengalami perbaikan trauma. Tragis, aku dibuat kecewa berat olehnya.
Dia itu umurnya lebih tua 10 tahun dariku. Akan tetapi, perilakunya tak menunjukkan kedewasaan sama sekali. Sebaliknya, ternyata memperlakukan aku seenaknya sendiri. Mempermainkan perasaanku. Membodohiku. Memperalatku. Intinya, umur tua yang tak punya empati.
Boleh dikata, umur tua bukannya sadar umur dengan menunjukkan kepribadian yang bijaksana, yang ada malah tingkahnya bikin frustrasi. Alhasil, kalau dibolehkan bicara kasar pada artikel ini, aku akan mengatakan dia sebagai "Tuwek goblok!" Namun, aku urungkan saja menyebutnya seperti itu di tulisan ini.
Baca juga: Arti Ungkapan Bahasa Jawa "Tuwek Goblok!" Beserta Contohnya
Aku enggak ingin menjatuhkan diriku sendiri dengan mengata-ngatai dia tuwek goblok pada curhatanku ini. Lagian, sudah bercerai dengannya saja telah cukup melepaskan aku dari trauma hidup bersamanya. Lantas, buat apa berucap seperti itu? Toh, dia sudah tak mengganggu alias mengusik hidupku lagi.
Semoga ceritaku ini dapat bermanfaat.
Sanggahan (disclaimer): Tulisan ini dibuat oleh pria bernama Kode X. Tentunya, sebuah identitas samaran. Itu semata-mata demi menjaga privasi dan mempertahankan nilai moralitas. Untuk membaca cerita-cerita tentangnya silakan baca rubrik curhat.
(*)
Tulisan milik *Banjir Embun* lainnya:
Terima kasih telah membaca tulisan kami berjudul "Aku Memang tak Menyesal Pernah Menikah dengan Mantan Istri, tetapi Jauh Lebih Tidak Menyesali ternyata Bercerai Dengannya"
Posting Komentar
Berkomentar dengan bijak adalah ciri manusia bermartabat. Terima kasih atas kunjungannya di *Banjir Embun*