Banjirembun.com - Laki-laki tidak bercerita, tetapi tiba-tiba gila. Kalimat seperti itu merupakan pernyataan yang frontal. Meski kemungkinan ada benarnya, ternyata ungkapan tersebut masih begitu sulit untuk lekas serta layak dipercaya. Kok, bisa-bisanya dengan tidak bercerita mengakibatkan gila.
Pakai logika saja, mana ada orang yang pendiam atau irit bicara tiba-tiba menimbulkan sakit jiwa? Kalaupun ada, penyebab utama atau pemicunya bukan semata-mata karena tak mau bercerita. Pasti ada faktor kuat lain yang mendasarinya. Dengan kata lain, diam tanpa kata hanyalah gejala.
Baca juga: 5 Alasan Orang Dewasa Pilih untuk Tak Pernah Menangis
Lebih dari itu, selain dengan bercerita nyatanya masih banyak cara ampuh bagi laki-laki untuk meluapkan maupun menyapih goncangan mental yang sedang dihadapi. Di antaranya meliputi menangis saat sendirian, berdoa serta curhat pada Tuhan, melampiaskan dengan menekuni hobi, dan yang semacamnya.
 |
Ilustrasi pembelahan sel dalam tubuh (sumber gambar pixabay.com) |
Lagian, kalaupun mau bercerita panjang lebar, biasanya laki-laki melakukan lewat tulisan. Apalagi, terkait cerita dirinya yang sedang merana diterpa kepedihan. Bakal malu mau menampilkan muka sedih, apalagi menangis, ketika di hadapan teman bicara. Jiwa maskulin dan wibawanya bisa luntur.
Pendek kalimat, amat langka ada lelaki mau mengungkapkan kisah hidupnya secara rinci melalui tatap muka. Kecuali, di video konten podcast atau sedang berada di atas panggung seminar. Justru, dengan bercerita berakibat mendapatkan uang dan ketenaran. Dengan menceritakan masa lalunya itu pula, laki-laki memperoleh kebanggaan.
Tidak Bercerita, tetapi Melakukan Maksiat sebagai Bentuk Kompensasi
Mabuk, zina, berjudi, hingga tawuran merupakan salah satu bentuk pelampiasan negatif atas permasalahan hidup yang sulit dituntaskan. Alih-alih menceritakan kegundahan hati pada Tuhan di waktu berdoa, yang ada berprasangka buruk kepada-Nya. Menggagap percuma saja curhat pada Tuhan.
Mau bercerita pada orang terdekat pun malu. Selain itu, takut membebani pikiran orang yang dijadikan pendengar ceritanya. Intinya, laki-laki cenderung tak ingin mengumbar kelemahan diri. Dalam kondisi apapun, lelaki mesti tampak kuat dan mampu menyelesaikan masalah yang menghadang.
Kendati mau bercerita pun, hanya sekilas dan bagian-bagian penting. Ogah mendetail. Itupun, sekedar diberitahukan pada istri serta orang yang setiap hari berdampingan dengannya. Semisal partner kerja. Dengan tujuan agar individu terdekat tersebut memaklumi serta memberi pengertian tentang keadaan jiwanya.
Tidak Bercerita, tetapi Memendam Sakit Hati yang Berujung Terserang Penyakit Mematikan
Seseorang yang punya dendam dan iri hati alias dengki secara berkepanjangan (kronis) berpeluang mengalami terserang penyakit mematikan. Di antaranya seperti kanker dan serangan jantung. Apalagi, ketika rasa sakit hati itu dalam periode tertentu terjadi dengan akut (parah).
Kendati demikian, jangan disalahartikan dulu, dengan langkah menyimpulkan bahwa orang yang terkena penyakit jantung dan kanker disebabkan karena mereka punya rasa iri maupun dendam yang terpendam. Perlu ditegaskan, rasa sakit hati yang tertanam di dada sekadar peningkat risiko terkena penyakit mematikan.
Kesehatan mental yang tak bisa dikendalikan dapat berdampak langsung maupun tak langsung terhadap kesehatan fisik. Di mana, kondisi jiwa yang bermasalah itu membikin kerja biologis tubuh jadi tak sempurna. Alhasil, secara lambat ataupun cepat, tidak menutup kemungkinan berefek meningkatkan risiko terserang penyakit mematikan.
Dengan demikian, mengembalikan kesejahteraan kesehatan mental sangat penting. Bukan malah diam saja tanpa mau menggerakkan badan. Sebab, kondisi stagnan seperti itu malah makin memperparah masalah tubuh ketika diterapkan terus-menerus. Oleh sebab itu, sesekali bercerita bukanlah suatu keputusan salah. Asalkan, caranya benar.
Selain dengan bercerita, sebenarnya ada jalan lain untuk menormalkan kembali keadaan jiwa yang terganggu. Sebut saja seperti mengisi waktu kosong dengan kegiatan produktif, keluar ruangan sementara waktu sampai benar-benar "jenuh," olahraga dengan teknik serta durasi memadai, berkegiatan di tengah keramaian, dan masih banyak lagi.
Semoga tulisan ini bermanfaat.
(*)
Terima kasih telah membaca tulisan kami berjudul "Laki-laki Tidak Pernah Bercerita, tetapi Tiba-tiba Terserang Penyakit Mematikan ataupun Mengalami Gangguan Jiwa"
Posting Komentar
Berkomentar dengan bijak adalah ciri manusia bermartabat. Terima kasih atas kunjungannya di *Banjir Embun*