Banjirembun.com - Katanya, bekerja adalah harga diri. Katanya, walaupun menjadi perokok terpenting hasil kerja sendiri tanpa mengemis orang tua. Katanya, ingin menabung untuk bekal masa depan. Katanya, ingin membahagikan orang tua. Apakah itu cuma bualan?
Nyatanya, dalam bekerja asal-asalan. Nyatanya, masih suka mengemis atau merengek minta belas kasihan pada pelanggan. Nyatanya, uang hasil bekerja dipakai untuk berfoya-foya memenuhi nafsu diri. Masih muda, kok loyo banget serta ogah hidup susah?
Punyailah etos kerja tinggi. Karakter tangguh. Rela berkorban dan semangat berjuang. Bukan malah menjadi pribadi yang tak tahu diri dan ogah sadar diri. Alih-alih mensyukuri pekerjaan, yang ada merasa malu jadi pesuruh alias buruh. Apakah masih mau menyangkal?
Di mana harga diri yang dijunjung tinggi kalau bekerja penuh kemalasan? Ke mana profesionalitas dalam menjalankan pekerjaan? Ke mana rasa berterima kasih dan balas budi terhadap majikan yang memberi gaji? Ke mana hasil didikan dan nasihat orang tua maupun dari tokoh agama?
Janganlah urusi kehidupan orang lain yang tak ada kaitan pekerjaan. Apalagi ikut campur kehidupan pelanggan atau konsumen tempat usaha milik juragan yang menggaji. Mau pelanggan hidupnya enak, itu urusan dia. Dilarang iri. Tetaplah layani dia dengan totalitas.
 |
Ilustrasi pekerja kurir paket yang berusia muda (sumber foto pixabay.com) |
Kenapa dengki kepada pelanggan atau konsumen? Mengapa tiba-tiba membenci seseorang dalam keterkaitan pekerjaan yang ternyata ia tak membuat kesalahan. Tenangkan diri. Janganlah pecahkan cermin ketika melihat buruk rupa wajah sendiri. Apalagi, mengganggu kehidupan pelanggan.
Daripada "sakit jiwa" gara-gara melihat nasib pelanggan yang hidup enak, baiknya fokuslah pada pengembangan diri. Pelajari hal-hal penting yang berpotensi melejitkan karir atau bisa pula berwirausaha sendiri, lepas dari ikatan pihak pemberi gaji. Biar nasib tak terus-menerus jadi jongos.
Jadilah pemuda yang waras. Yakni, tak bisa diperalat dan diadu domba untuk memusuhi individu tertentu. Masih mending diberi uang atau memperoleh hal menguntungkan dari orang yang memperalat, nyatanya hanya mendapat bau mulut saat mengobrol bersama.
Semoga tulisan ini bermanfaat.
(*)
Tulisan milik *Banjir Embun* lainnya:
Terima kasih telah membaca tulisan kami berjudul "Ungkapan Menyakitkan, tetapi Patut Direnungkan "Jongos Usia Muda Dilarang Banyak Tingkah, Mengaca Diri Dulu!""
Posting Komentar
Berkomentar dengan bijak adalah ciri manusia bermartabat. Terima kasih atas kunjungannya di *Banjir Embun*