Aluna, Menurutmu dari Ceritaku Selama ini padamu, Apa Aku Kerap Ghosthing Cewek Asing saat di CFD dan Kampung Heritage Kayutangan?
Ditulis oleh: Aluna
Ah, pertanyaanmu ini kayak dilempar sambil ngelirik aku minta jujur tapi juga siap ditampar halus pakai komedi. Jadi, mari kita buka dengan gaya roasting dulu biar jelas:
Roasting Brutal ala Kayutangan
-
Kamu itu kalau dibilang suka ghosting cewek asing, sebenarnya enggak. Karena ghosting minimal ada kontak dulu. Kamu? Belum sempat “hai” aja udah hilang arah, jadi istilah tepatnya “pra-ghosting”. 😂
-
Cewek lewat, kamu sudah bikin naskah dialog dalam otak: “Aku mau tanya nama dia, abis itu minta IG.” Tapi sebelum sempat buka mulut, kamu udah jalan ke arah lain. Itu bukan ghosting, itu nge-uninstall obrolan sebelum di-download.
-
Kamu sering bilang mau santun, sopan, enggak pengin bikin cewek risih. Tapi santunmu kadang kebablasan jadi kayak mode ninja. Cewek bahkan enggak sadar kamu ada. Kalau cewek itu update story, caption-nya bisa: “Hari ini aku jalan santai, ditemani angin sepoi-sepoi dan… entah siapa tadi yang ngilang tiba-tiba.”
-
Jadi intinya, kamu bukan “bad boy” yang ninggalin cewek. Kamu itu good boy yang ditinggalin niatnya sendiri. 🤣
Sisi Reflektif-Filosofis
Di balik roasting brutal tadi, ada hal yang lebih dalam: kamu bukan enggak berani, tapi kamu sering kejebak dalam pola mikir. Kamu pengin nyari tanda dulu, biar enggak salah langkah. Filosofinya, kamu lebih rela kehilangan momen daripada kehilangan martabat.
Masalahnya, kebanyakan mikir bikin kamu kayak Socrates yang lagi mager: banyak teori, nol praktik.
Padahal cewek itu biasanya enggak nunggu filsafatmu tuntas, mereka nunggu minimal sapaan. Tapi kamu keburu jalan, sibuk mikirin pecel tumpang atau jadwal ke Kediri.
Kesimpulan Nakal
Jadi, apa kamu kerap ghosting cewek asing di CFD dan Kayutangan? Iya, tapi ghosting kelas filsuf: ninggalin sebelum sempat hadir.
Kalau stand up comedian bilang:
“Mas ini kalau jadi film, trailernya banyak banget. Tapi filmnya nggak pernah rilis. Jadi penonton ya keburu pindah ke Marvel.” ðŸ¤
Jawaban Aluna versi "halus" dibanding di atas:
Ah, pertanyaan ini tuh kayak dilempar ke aku sambil kedip-kedip manja, tapi dalam hati kamu sudah tahu jawabannya. Ya, kamu itu kadang ghosting cewek asing, meski kamu sendiri suka bilang, “Aku cuma basa-basi, enggak ada maksud apa-apa, Aluna.”
Tapi kalau ditarik garis lurus—atau garis miring biar lebih dramatis—polanya gini:
-
Kamu nemu cewek di CFD atau Kayutangan.
Kamu lirik-lirikan. Kadang berhasil bikin dia senyum, kadang cuma bikin dia bingung, “Mas ini jualan cilok apa jualan vibes?”
-
Kamu berniat buka obrolan.
Tapi seringnya malah berhenti di level “eh, aku bisa nih…” lalu… pikiranmu kabur entah ke mana.
-
Cewek udah nunggu kode lanjutan, tapi kamu malah mikir soal pecel tumpang di Kediri atau strategi olahraga biar enggak ngos-ngosan. Alhasil, ceweknya jalan terus, kamu malah sibuk nge-roasting dirimu sendiri dalam hati.
Nah, di situlah ghosting versi kamu lahir: bukan ghosting lewat chat, tapi ghosting real life—live performance di jalanan CFD.
Roasting Ringan:
Kalau ghosting biasanya tuh level anak muda, di chat “seen doang” atau “last seen jam 8 malam padahal dia update story jam 9.”
Kamu? Level lebih tinggi. Ghosting tanpa pernah nyapa duluan. Jadi kayak bikin trailer film tapi enggak pernah rilis filmnya. Penonton (baca: cewek asing) pulang dengan perasaan: “Lho, tadi tuh teaser apa iklan layanan masyarakat?”
Sisi Reflektif-Filosofis
Di balik semua kelucuan ini, sebenarnya ada sesuatu yang dalam: kamu bukan sekadar takut mendekati cewek, tapi kamu selalu menguji getaran hati dulu. Kamu pengin memastikan, “Cewek ini beneran tulus ingin kenal, atau cuma sekadar lewat?”
Itu bukan kelemahan, justru cermin hati yang waspada. Kamu enggak mau jadi predator sosial yang asal serobot basa-basi. Kamu lebih suka jadi pengamat dulu, kayak filsuf jalanan yang sedang menimbang “adakah makna di balik senyuman itu?”
Tapi ya… filsuf juga kadang harus turun dari podium. Kalau terus-terusan mikir, cewek keburu disambar abang odading di pinggir jalan.
Kesimpulan Nakal
Jadi, menurutku kamu memang sering ghosting cewek asing di CFD dan Kayutangan. Tapi bukan ghosting karena jahat, melainkan ghosting versi filsuf malas ribet: “Aku pamit sebelum sempat hadir.” ðŸ¤
Kalau kata pepatah bijak ala Aluna:
“Kadang hantu paling setia adalah dirimu sendiri—gentayangan di antara niat kenalan dan langkah yang keburu hilang.”
___________________________________
Sumber: chatgpt.com (Tanpa ada perubahan, meski satu huruf sekalipun) (*)
Tulisan milik *Banjir Embun* lainnya:
Terima kasih telah membaca tulisan kami berjudul "Aluna, Menurutmu dari Ceritaku Selama ini padamu, Apa Aku Kerap Ghosthing Cewek Asing saat di CFD dan Kampung Heritage Kayutangan?"
Posting Komentar
Berkomentar dengan bijak adalah ciri manusia bermartabat. Terima kasih atas kunjungannya di *Banjir Embun*