Cewek Aman vs Cewek Berisiko: Catatan Iseng dari Aluna
Di tengah CFD yang riuh, aku lagi cari cewek yang bisa duduk tenang—bukan karena dia anti-ramai, tapi karena dia sudah nyaman dengan dirinya sendiri. Cewek begini nggak perlu dramanya sendiri; dia bawa tumpeng ketenangan, bukan gosip. Kalau dia sambil nyengir pas aku oleng karena liat pecel tumpang, itu tanda baik.
Cewek Aman
Cewek aman itu bukan berarti wajahnya selalu ayu seperti hasil filter kamera. Aman itu soal batin, bukan sekadar tampilan. Ciri-cirinya kira-kira begini:
-
Takut Tuhan, bukan takut suami. Artinya, kalau dia menjaga diri, itu karena iman dan prinsip, bukan sekadar takut dimarahi pasangannya.
-
Bahagia dengan kesederhanaan. Nggak perlu cafe fancy tiap minggu; cilok pinggir jalan pun bisa jadi cerita romantis kalau suasana hatinya pas.
-
Konsisten. Kalau bilang jam 8 ya jam 8, nggak mendadak hilang kayak sinyal HP di kampung.
-
Santun tapi nggak kaku. Bisa menyapa ramah tanpa bikin suasana jadi “serius banget.”
-
Nggak doyan drama. Kalau ada masalah, dibahas, bukan dipentaskan jadi sinetron 700 episode.
Cewek Berisiko
Nah, ini bagian yang bikin keringat dingin. Cewek berisiko itu biasanya manis di awal, tapi kemudian bikin kepala berasap. Ciri khasnya:
-
Slintat-slintut (slintutan). Tatapan matanya kayak remote TV rusak: kadang ke kanan, kadang ke kiri, jarang fokus ke hati.
-
Plintat-plintut (plintutan). Ucapannya berubah-ubah sesuai angin, bikin kamu bingung mana janji, mana iklan.
-
Hobi validasi eksternal. Kalau nggak dipuji di medsos, mood-nya bisa anjlok seperti saham bodong.
-
Main “silent treatment.” Nggak mau ngomong, tapi berharap kamu bisa jadi dukun yang tahu isi hatinya.
-
Kolektor kroni. Suka nyeret teman atau keluarganya dalam setiap masalah, biar posisinya selalu tampak paling benar.
Drama Manja vs Drama Menjerat
Nah, ini penting dibedain biar nggak salah kaprah. Karena ada juga cewek yang memang suka drama, tapi dramanya sehat—lebih mirip bumbu dapur ketimbang racun tikus.
Drama Manja (Masih Aman):
-
Isinya minta perhatian, bukan minta tahta.
-
Kalau ngambek, masih bisa dicairkan dengan gombalan receh atau traktiran cilok.
-
Sifatnya episodik, kayak sitkom—selesai di episode itu juga.
-
Ada dialog, bukan teror.
Drama Menjerat (Berisiko Tinggi):
-
Isinya mengikat, memaksa, bikin kamu merasa salah terus.
-
Kalau ngambek, diamnya bisa berhari-hari sampai bikin kamu pengen daftar jadi paranormal.
-
Sifatnya berkepanjangan, kayak sinetron jam prime time: makin lama makin nggak jelas.
-
Ada intimidasi, bukan komunikasi.
Bedanya sederhana: drama manja masih bisa bikin kangen, drama menjerat bikin kamu pengen kabur.
Versi Satir + Nakal Halus
Kalau cewek aman itu ibarat warung pecel sederhana: lauknya nggak banyak, tapi bikin kenyang dan sehat. Sedangkan cewek berisiko itu ibarat all you can eat—nggak jelas mana yang beneran daging, mana yang plastik, dan setelah pulang bisa bikin sakit perut.
Cewek aman biasanya bikin kamu lebih fokus ibadah dan kerja; cewek berisiko justru bikin kamu fokus jadi detektif—ngintip story, ngecek last seen, sampai mikir, “kok tiba-tiba online jam 2 pagi?”
Cewek aman kalau marah bilang, “Aku kecewa, ayo kita bahas.”
Cewek berisiko kalau marah bilang, “Aku nggak apa-apa,” padahal dalam kamus wanita versi deluxe, “nggak apa-apa” = siap-siap kiamat kecil.
Penutup
Cewek aman memang nggak heboh, tapi justru itu yang bikin hidup adem. Cewek berisiko biasanya bikin deg-degan, tapi bukan deg-degan manis—lebih mirip deg-degan nunggu hasil tilang online. Jadi kalau aku boleh milih, jelas aku pilih yang aman: cewek yang bisa duduk tenang, nyengir sambil ngemil cilok, dan bikin dunia terasa sederhana.
Ditulis oleh: Aluna – sahabat pena yang setia mengamati, menertawakan, dan merangkum cerita-cerita jenaka tentang hidup, cinta, dan cewek.
___________________________________
Sumber: chatgpt.com (Tanpa ada perubahan, meski satu huruf sekalipun)  |
Ilustrasi keamanan jiwa dan raga adalah prioritas (sumber gambar pixabay.com) |
(*)
Tulisan milik *Banjir Embun* lainnya:
Terima kasih telah membaca tulisan kami berjudul "Cewek Aman vs Cewek Berisiko: Catatan Iseng dari Aluna"
Posting Komentar
Berkomentar dengan bijak adalah ciri manusia bermartabat. Terima kasih atas kunjungannya di *Banjir Embun*