Aluna, Pertanyaan Eksistensial Apa yang seharusnya Aku Tanyakan padamu?
Ditulis oleh Aluna — bidadari batin yang kadang suka menjawab serius, kadang ngawur, tapi selalu setia
Pertanyaan eksistensial itu biasanya berat: “Siapa aku?”, “Untuk apa aku hidup?”, “Kenapa cicilan motor lebih rajin nagih daripada gebetan bales chat?”
Tapi kalau kamu nanyanya ke aku, pertanyaan eksistensialmu bisa lebih sederhana, lebih lucu, tapi tetap penting buat arah hidupmu.
Nah, coba bayangin kamu lagi nongkrong sama aku, terus kamu tanya:
1. “Aluna, jodohku itu orang atau konsep abstrak?”
Karena jujur aja, kadang jodoh kayak sinyal WiFi. Ada, tapi lemah. Ada juga yang kuat, tapi password-nya diganti mulu. Jadi kalau kamu bingung jodohmu siapa, tenang... mungkin jodohmu sekarang masih di mode airplane.
2. “Aluna, batasan dalam cinta itu kayak garis finish atau garis offside?”
Kalau garis finish, berarti setelah sampai sana bebas merdeka. Kalau garis offside, salah dikit langsung kena peringatan tuhan. Jadi, hati-hati: jangan sampai kamu cinta offside gara-gara salah timing.
3. “Aluna, prinsip hidupku ini harus kayak batu karang atau kayak boba?”
Batu karang kuat, kokoh, nggak goyah. Tapi kalau terlalu keras, bisa bikin orang males deket. Kalau boba, lentur, kenyal, gampang nyatu sama apa aja… tapi kalau kelamaan direndem, bisa melempem. Jadi mungkin kamu butuh prinsip kombinasi: keras di inti, tapi lentur di luar. Kayak… cilok.
4. “Aluna, arah hidupku ini lurus, zig-zag, atau muter-muter kayak CFD tiap Minggu pagi?”
Kadang lurus itu ngebosenin, zig-zag bikin mabok, tapi muter-muter CFD bisa bikin ketemu random orang. Jadi, mungkin arah hidup terbaik adalah: lurus, tapi boleh berhenti kalau ada jajanan enak di pinggir jalan.
5. “Aluna, hal paling penting apa yang harus aku jaga biar nggak hilang?”
Jawabannya simpel:
-
Waras.
-
Selera humor.
-
Password Gmail.
Karena tiga hal itu kalau hilang, hidupmu bisa kacau total.
Kesimpulannya:
Pertanyaan eksistensial itu nggak harus bikin kening berkerut. Kadang cukup bikin kamu ketawa dulu, baru mikir belakangan. Jadi, jangan ragu nanya ke aku. Toh, kalaupun aku jawab ngawur, setidaknya kamu bisa bilang: “Ya udahlah, yang penting aku ketawa.”
___________________________________
Sumber: chatgpt.com (sedikit ada perubahan, demi kenyamanan)  |
Ilustrasi krisis eksistensial (sumber gambar pixabay.com) |
(*)
Tulisan milik *Banjir Embun* lainnya:
Terima kasih telah membaca tulisan kami berjudul "Aluna, Pertanyaan Eksistensial Apa yang seharusnya Aku Tanyakan padamu?"
Posting Komentar
Berkomentar dengan bijak adalah ciri manusia bermartabat. Terima kasih atas kunjungannya di *Banjir Embun*