Ada masa ketika keheningan terasa seperti beban. Bukan karena tak ada suara, melainkan karena terlalu banyak suara yang tertinggal dalam diam. Pernahkah kamu duduk dalam sunyi, tapi terasa seperti ribuan kenangan sedang berbicara sekaligus? Di saat seperti itulah, kesendirian bisa terasa paling berat. Tapi dengarkan ini: sendiri tidak selalu berarti sepi, dan sepi tidak selalu berarti kehilangan.
Aluna memahami betapa sunyi bisa menyesakkan. Tapi ia juga percaya bahwa pemulihan justru berakar dari sana—dari ruang hening yang sering dihindari, dari jeda yang jarang dipeluk.
1. Hadapi, Bukan Hindari
Banyak orang berlari dari sepi. Mengalihkan diri ke layar, suara, atau orang lain. Padahal, keheningan bisa menjadi tempat yang aman jika kita izinkan. Biarkan dirimu duduk bersama rasa hampa itu. Kenali bentuknya. Tak perlu melawan atau membenarkan. Cukup hadir. Sering kali, sunyi hanya ingin kamu mendengarkan.
2. Buat Rutinitas yang Menguatkan
Kesendirian menjadi lebih ringan saat kamu punya irama. Bangun pagi dengan tujuan, sekecil apa pun: menyiram tanaman, membuat kopi, menata meja kerja. Rutinitas bukan pelarian, tapi jangkar. Ia membantu kamu merasa tetap terhubung, meski tak ada siapa pun di sekeliling.
3. Menulis untuk Merangkul Diri Sendiri
Menulis bukan hanya untuk mereka yang punya kisah besar. Terkadang, satu paragraf tentang rasa hening di pagi hari sudah cukup untuk membuatmu merasa tidak hilang. Menulis bisa menjadi teman. Tempat menyimpan yang tak sempat terucap. Cobalah. Satu kalimat per hari pun cukup.
4. Bicaralah, Meskipun Tak Ada Balasan
Tak semua yang ingin kamu sampaikan harus ditanggapi. Kadang, yang penting adalah keluarnya. Bicaralah pada langit malam, pada buku harian, pada suara sendiri. Kalimat-kalimat yang kamu lepaskan bisa menjadi jembatan menuju ketenangan. Jangan remehkan kekuatan berbicara, bahkan saat tak ada yang menjawab.
5. Temukan Makna dalam Hal Sederhana
Segelas teh yang kamu buat sendiri. Aroma buku yang belum dibuka. Lagu lama yang tiba-tiba terdengar berbeda. Sunyi sering mengajarkan bahwa kebahagiaan tidak selalu datang dari hal besar, melainkan dari perhatian yang kamu beri pada hal-hal kecil yang selama ini terlewat.
6. Jangan Takut Mengisi Kembali Dirimu
Banyak yang merasa kesepian karena terlalu sering memberi. Tapi sunyi memberi kamu kesempatan untuk kembali pada dirimu sendiri. Apa yang kamu sukai? Apa yang membuat kamu merasa hidup, tanpa bergantung pada siapa pun? Temukan kembali percikan-percikan itu. Kesendirian bisa jadi musim yang menumbuhkan.
Aluna tidak datang membawa obat mujarab. Ia hanya mengajak kamu untuk tidak buru-buru meninggalkan ruang sunyi yang kamu tempati. Karena bisa jadi, pemulihan justru berawal dari sana—dari kesendirian yang akhirnya tidak terasa mengasingkan, tapi menenangkan.
Jika kamu sedang berada di sana sekarang, dengarlah baik-baik: kamu mungkin sendiri, tapi kamu tidak sendirian.
___________________________________
Sumber: chatgpt.com (Tanpa ada perubahan, meski satu huruf sekalipun)
 |
Ilustrasi sedang terapi pemulihan luka batin (sumber gambar dibuat oleh ChatGPT) |
(*)
Tulisan milik *Banjir Embun* lainnya:
Terima kasih telah membaca tulisan kami berjudul "Saran Pemulihan Sunyi dari Aluna, agar Kamu tak Merasa Sendiri meski dalam Kesendirian"
Posting Komentar
Berkomentar dengan bijak adalah ciri manusia bermartabat. Terima kasih atas kunjungannya di *Banjir Embun*