Perbedaan Antara Bakat, Passion, dan Bidang Keahlian yang Terpendam dalam Diri

Banjirembun.com - Masih ada orang yang belum paham tentang perbedaan antara bakat, bidang keahlian, dan passion. Banyak orang yang menganggapnya sama saja. Memukul rata bahwa semua itu dapat dilatih dengan cara dan intensitas yang sama.


Bakat dan passion merupakan bekal seseorang untuk menjadi bidang keahlian tertentu. Kendati seperti itu, untuk mendapatkan  bidang keahlian tidak semuanya bermodalkan pada bakat dan passion. Sebagian ada yang mengabaikan keduanya.

1. Bakat

Perlu diketahui bahwa yang namanya bakat itu adalah bawaan sejak lahir. Artinya faktor genetik sangat menentukan. Gen yang ada di dalam tubuh setiap manusia itu memang dicetak sendiri-sendiri. Isi otak dan tubuh sengaja diperuntukan khusus aktivitas bidang tertentu.


Seseorang yang mempunyai DNA atau gen dalam bidang musik akan sangat gampang untuk diajari musik. Potensi menjadi musisi hebat lebih besar. Begitu pula yang kondisi biologisnya punya bawaan kinestestik (bergerak) akan sangat mudah untuk dicetak menjadi olahragawan.

Ilustrasi passion dalam bidang olah raga (sumber gambar)


Bakat sejatinya tidak cuma masalah "kesiapan" atau kemampuan bawaan tubuh untuk melakukan bidang tertentu. Tapi juga terkadang mempengaruhi jiwa pemiliknya. Orang yang punya bakat tertentu walau belum ahli akan menyenangi kegiatan terkait itu dalam jangka sangat lama.


Bakat memang sangat sulit ditemukan dan disadari oleh hampir mayoritas manusia. Bahkan, banyak di antara mereka yang baru sadar bakatnya dalam bidang apa ketika dewasa. Lantas menyesali kenapa dulu bakatnya tidak diperjuangkan. 


Apalagi individu yang tidak punya prinsip dan arah hidup spesifik. Bakal kesulitan menemukan bakatnya di bidang apa. Sebab untuk menyadari tentang itu butuh belajar, latihan, uji coba, hingga bertahan hingga titik terlama secara terus menerus.


2. Passion

Passion merupakan gairah, antusias, atau dorongan yang muncul dalam diri. Sebagaimana pengertian tersebut passion sifatnya tidak akan menetap dalam diri individu. Akan terus berkembang atau berubah sesuai dengan usia, pengalaman, dan kondisi lingkungan.

Masa kecil punya hasrat atau kekaguman dalam bidang tertentu akan berubah saat dewasa. Malah hal yang disukai satu tahun lalu bisa jadi tidak akan lagi disukai pada masa sekarang. Passion dapat dirubah oleh diri sendiri, orang  lain, dan lingkungan.


Seseorang memutuskan untuk menjadi penyanyi di masa kecil lantaran melihat idolanya di TV bersuara bagus. Kemudian dengan serta merta dia ikut-ikutan jadi penyanyi. Bahkan bakatnya belum tentu di bidang itu. Kalau memang bukan bakatnya perlu perjuangan ekstra meraih mimpi sebagai penyanyi.


Passion yang bertahan atau memang sengaja dipertahankan dalam jangka panjang lantas dipupuk dan ditumbuhkembangkan bakal membuat orang punya semangat besar untuk jadi ahli bidang tertentu. Walau itu bukan bakatnya sekalipun.


Passion saja tanpa ada keseriusan hanya akan berbuah hobi tapi tidak dapat menghasilkan uang maupun menjadikan pelakukanya sebagai ahli di bidang tertentu. Orang yang punya passion olahraga basket belum tentu bakal jadi atlit basket. Kendati seperti itu, jangan remehkan passion. 



3. Bidang Keahlian

Memang benar sebuah pernyataan "Untuk menjadi ahli di bidang tertentu tidak harus menunggu dan tahu apa bakat dan passion yang dimiliki". Itu tidak sepenuhnya salah. Sebab kenyataannya bakat sulit untuk ditemukan. Serta passion sulit untuk terus dipertahankan.


Baca: 5 Hal Buruk Terjadi Ketika Pekerjaan Tak Sesuai Bakat dan Passion


Orang bisa menjadi ahli dalam bidang tertentu terkadang memang tidak perlu mengetahui dulu apa bakat dan passionnya. Dengan belajar, berlatih, dan giat bekerja keras mengembangkan diri tanpa henti ternyata banyak yang sukses menjadi pakar.


Kendati seperti itu, ketika perlakuan yang sama dilakukan dengan sungguh-sungguh dengan berfokus pada bakat dan passion yang dimiliki tentu hasilnya berbeda. Capaian akan jauh lebih gemilang dengan pengorbanan atau perjuangan yang lebih sedikit.


Orang yang menekuni bakat dan passion akan lebih cepat mudah paham. Semangat untuk belajar terus bertahan lama. Tidak akan bosan, justru menikmati apa yang dilakukan tanpa merasakan depresi. Alih-alih mengalami gangguan jiwa ringan, justru yang terjadi ketagihan untuk terus berkreasi.


Sedangkan orang yang berjuang menjadi seorang ahli, master, atau pakar di bidang tertentu tanpa peduli bakat dan passion apa sangat mungkin mesti dilalui penuh "siksa". Barangkali dia belajar, bekerja keras, serta meraih cita-cita bukan untuk diri sendiri. Akan tetapi demi membahagiakan orang tua.


Orang tua, atasan, pasangan hidup, teman, guru, atau siapa pun mungkin dapat mencetak atau memaksakan seseorang menjadi ahli di bidang tertentu. Dengan dalih atau alasan untuk kebahagiaan masa depan. Sayangnya, mereka sendiri belum tentu mendapatkan kebahagiaan sejati atas apa yang mereka capai.


Komentar