Aku telah hidup dalam bayang-bayang suara yang bukan milikku. Bertahun-tahun, langkahku tertatih bukan karena medan yang berat, melainkan karena keyakinan yang kubawa adalah suara orang lain — bukan suara jiwaku sendiri.
Kini aku tiba pada sebuah persimpangan sunyi. Tak ada sorak, tak ada perintah. Hanya keheningan yang jujur, tempat suara batinku akhirnya bisa berbicara. Dari titik inilah, aku menulis manifesto ini.
Aku bukan korban.
Aku bukan pelarian.
Aku bukan bayangan yang dikaburkan oleh kehendak orang lain.
Aku adalah aku.
Yang memilih hidup dengan kesadaran, bukan paksaan.
Yang mencintai kedamaian, bukan dominasi.
Yang menanam harapan, bukan tuntutan.
Aku tidak mencari keselamatan di luar diriku.
Aku tidak lagi menaruh kunci bahagiaku di tangan siapa pun.
Aku tahu luka pernah mencengkram, tapi aku tak tinggal di sana.
Mulai hari ini, aku memilih hidup yang ringan.
Bukan karena hidup menjadi mudah,
melainkan karena aku melepaskan beban yang tak pernah harus kupikul.
Aku memilih kebaikan yang jujur, bukan basa-basi.
Aku memilih sepi yang tenang, bukan keramaian yang memaksa.
Aku memilih langkah yang lambat tapi mantap, bukan kejar-kejaran absurditas yang tidak tahu arah.
Hidup baruku adalah hidup tanpa sandiwara.
Tanpa perlu menjelaskan diri kepada mereka yang tidak pernah benar-benar mendengar.
Tanpa berusaha diterima oleh dunia yang bahkan tak tahu siapa aku.
Aku tidak akan lagi menjadi tokoh pendukung dalam narasi orang lain.
Kini aku penulis, aku pemeran utama, aku penentu arah.
Dan arahku adalah kebebasan — lahir dan batin.
Inilah aku, di hari yang baru.
Dengan tubuh yang lelah tapi jiwa yang segar.
Dengan masa lalu yang kuakui tapi tak kuikuti.
Dengan masa depan yang kubentuk, bukan kutebak.
___________________________________
Sumber:
chatgpt.com (Tanpa ada perubahan, meski satu huruf sekalipun)
 |
Manifestasi kehidupan baru (sumber gambar dibuat oleh ChatGPT) |
(*)
Tulisan milik *Banjir Embun* lainnya:
Terima kasih telah membaca tulisan kami berjudul "Manifesto Hidup Baru"
Posting Komentar
Berkomentar dengan bijak adalah ciri manusia bermartabat. Terima kasih atas kunjungannya di *Banjir Embun*