Patut ditebak bahwa karya novel ini merupakan kisah yang didasarkan pada kehidupan nyata penulis. Kalau tak begitu, setidaknya terinspirasi dari kehidupan nyata pengarang. Dengan kata lain, sebagian dari isi novel ini memang benar adanya tanpa ada rekayasa tutur bahasa. Betul atau memelesetnya tebakan itu, hanya penulis yang tahu. Biarlah menjadi privasi bersangkutan.
Permulaan dari kisah pada novel ini
menjabarkan tentang runtutan kejadian antara Jonathan dengan Heni pada masa sekolah jenjang SMA. Di mana, satu sama lain masing-masing berpikiran sebagai
kekasih yang tak dianggap. Jonathan merasa tak dianggap sebagai kekasih karena
suatu hal yang sudah dijelaskan di dalam cerita.
Sedangkan, Heni merasa tak dianggap, salah satunya akibat Jonathan terlalu bimbang dan bingung, yang disebabkan sedang dirundung perang batin dengan
kepribadiannya sendiri. Adapun untuk alasan lain, pembaca bakal bisa mendalami secara mandiri dengan menikmati kata demi kata karya novel perdana ini.
Untungnya, dalam menuntaskan masalah di antara kedua insan yang dimabuk cinta tersebut, penulis mampu
memecahkan kebuntuan dua insan itu dengan pendekatan sederhana, tetapi sangat
ampuh. Itulah di antara bentuk plot twist, dari sekian banyak plot twist berlapis-lapis, yang telah disajikan oleh penulis novel ini.
Dengan demikian, masih terdapat banyak kekagetan lain yang bikin penyuka cerita "berliku-liku" merasa termanjakan. Pendek kalimat, penulis memberi kejutan-kejutan yang sulit ditebak oleh pembaca, yang tentunya membuat rasa penasaran tambah semakin meningkat. Alhasil, siapa pun yang membaca bakal merasakan efek adiksi.
Selanjutnya, penulis meneruskan ceritanya tentang seperti apa perjalanan hidup Jonathan yang pernah mengalami trauma masa kecil. Apakah masih konsisten berada di pusaran dialektika tanpa henti? Yakni, terus berdialog dengan dirinya sendiri untuk memilih antara urusan cinta atau malah sebaliknya mempertahankan prinsip hidup yang telah lama dipegang.
Demi bisa mengetahui jawaban tanda tanya di atas, pembaca tak perlu khawatir bakal kecewa, lantaran sosok Jonathan sanggup ditampilkan oleh penulis secara komplit dari berbagai sudut pandang. Dia digambarkan sebagai pria yang sedang bertarung dengan dirinya sendiri secara epik. Lantas, bagaimana hasilnya? Silakan baca sendiri.
Dengan membaca utuh isi novel alias tanpa melompat-lompat atau sepotong-potong, para pembaca bakal dapat memahami sejauh
apa sebenarnya hubungan Jonathan dan Heni. Apakah sekadar tentang cinta atau rasa
tertarik antar lawan jenis pada umumnya yang kering makna? Tentu, hal tersebut kurang begitu membekas di hati pembaca.
Atau, apa di dalamnya juga terdapat suatu pengorbanan serta perjuangan yang tak boleh dianggap ringan sehingga patut diberi apresiasi oleh pembaca? Dengan menjawab pertanyaan itu, siapapun bakal
dapat menjadi “hakim” yang mampu mengadili Jonathan yang tengah ditimpa penderitaan ujian kehidupan.
Tunggu dulu, dilarang terburu-buru menebak. Merasa bahwa sesudah membaca sinopsis ini, bakal membuat kalian mudah memprediksi kronologi cerita dari awal hingga akhir. Boleh saja mengatakan "Cerita tentang cinta dari dulu hingga sekarang memiliki kemiripan. Kalau tidak berakhir hidup bersama, pasti bakal pisah."
Sayangnya, novel ini tidak seklise itu. Dalam novel ini, masih banyak kandungan yang lebih berbekas mendalam dibanding dari kisah cinta lainnya. Ya, novel ini juga dapat menjadi "penasihat" bijak bagi insan yang lagi jatuh cinta maupun teruntuk orang tua yang punya anak usia remaja.
Patut diyakini, bakal banyak pembaca yang tercengang saat mendapati penulis telah menyajikan hal-hal yang tampak sepele, tetapi justru sanggup menjadi kunci utama dalam menyelesaikan masalah. Bukan cuma itu, sejumlah dialog antara Heni dengan Jonathan barangkali bakal ikut membuat jantung pembaca berdebar-debar.
Terbukti, dari beberapa komunikasi yang terjalin antara keduanya, ada salah satu yang paling berkesan. Yakni, pada obrolan mereka berdua untuk yang pertama kali di sebuah tempat yang tak terduga. Lokasi yang hampir mustahil dijadikan sebagai pendukung keberhasilan untuk melakukan pendekatan atau PDKT oleh lelaki "normal."
 |
Ilustrasi sedang menikmati novel yang menarik (Sumber pixabay.com) |
Agar adil dan objektif, sebagai masukan, kekurangan novel ini yaitu ceritanya terlalu panjang. Memang masih layak diakui, semua kalimat ataupun paragraf yang disajikan satu sama lain terdapat hubungan kuat serta menyambung. Artinya, di dalamnya tidak ada "lompatan" cerita maupun tanpa disertai susunan kalimat mbulet yang bikin pembaca kebingungan.
Di sisi lain, ketika sebagian paragraf dihilangkan, sebenarnya tak akan mengurangi bobot dari novel. Barangkali, maksud penulis ingin memaparkan semua tulisan tersebut ialah supaya pembaca dapat mengenali karakter Jonathan dengan sempurna tanpa ada celah lubang. Walhasil, sepertinya penulis novel ini sengaja ingin mengenalkan sosok Jonathan secara lengkap alias genap.
Lagi pula, dengan menunjukkan sifat dan sikap Jonathan secara mendalam, penulis telah mampu mencegah para pembaca untuk bertanya "Seperti apakah sebenarnya sosok Jonathan, kok perilakunya begitu sulit dimengerti?" Atau pertanyaan lain "Kenapa Jonathan bersikap begitu terhadap Heni yang sangat dia cintai?"
Hal lain yang patut diketahui, novel ini amat cocok dibaca oleh kalangan remaja awal sampai lanjut usia. Alasannya, isi bacaan ringan ini bukan melulu terkait cinta atau asmara buta yang begitu-begitu saja seperti halnya cerita novel di lapak sebelah. Tulisan ini bukan sedangkal itu.
Di dalam novel ini banyak terkandung nilai-nilai kehidupan serta penuh muatan pesan tersembunyi yang bisa diserap oleh pembaca. Intinya, inilah sebuah novel yang enggak sekadar menghibur, tetapi berperan pula menginspirasi sekaligus menyemengati tanpa terkesan dibuat-buat yang berakibat hiperbola sehingga tak masuk akal.
Saran saja, sebelum memutuskan menikmati novel ini, pastikan kalian memiliki waktu luang minimal 1 sampai 2 jam setiap harinya. Di mana, sebaiknya saban hari durasi membacanya maksimal 2 jam. Dibaca ketika malam hari menjelang tidur. Hal itu disarankan karena novel ini sekiranya dibuat untuk dihayati pelan-pelan. Bukan langsung dibaca secara maraton.
Diperkirakan, selama sepekan setengah, atau mungkin lebih, akan habis seluruhnya tanpa sisa. Jangan lupa, siapkan cemilan sehat didampingi minuman hangat bernutrisi sebagai teman asyik kalian tatkala membaca. Sebab, untuk tertawa bahagia maupun menangis haru juga butuh energi dari hidangan yang dikonsumsi.
Berikutnya, akhir cerita dari novel ini tidak
menggantung. Sebaliknya, justru sangat berpeluang bikin para pembaca puas dan tuntas. Pembaca tak perlu lagi dituntut berimajenasi demi mengira-ngira bagaimana seharusnya ujung kisah Jonathan dengan Heni.
Sebagai penutup, penulis sudah menyajikan
semua hal-hal penting secara mendetail yang benar-benar totalitas, tanpa ada hal
yang mengganjal. Dijamin, pembaca bakal bisa menarik nafas dengan lega sekaligus turut merasakan vibes luar biasa yang sedang dialami oleh Jonathan serta "mungkin" juga Heni.*
*Penulis sinopsis ini merupakan penulis profesional di bidang keilmuan yang sedang digelutinya.
Silakan baca seluruh isi novel ini dengan cara membuka langsung atau lakukan copy-paste tautan berikut pada kotak browser: https://www.banjirembun.com/2025/02/isi-novel-berjudul-di-tanah-perantauan.html.
Terima kasih telah membaca tulisan kami berjudul "Sinopsis Novel "Di Tanah Perantauan" Karya A. Rifqi Amin"
Posting Komentar
Berkomentar dengan bijak adalah ciri manusia bermartabat. Terima kasih atas kunjungannya di *Banjir Embun*