Terbaru · Terpilih · Inspirasi · Aktualisasi · Hiburan · Download · Menulis · Tips · Info · Akademis · Kesehatan · Keuangan · Konseling · Kuliner · Properti · Puisi · Muhasabah · Satwa · Unik · Privacy Policy · Kontributor · Daftar Isi · Tentang Kami·

Saatnya Komunis (PKI) di Indonesia Bangkit (lagi)!!!!!



Saatnya Komunis (PKI) di Indonesia Bangkit (lagi)!!!!!




Baca tulisan menarik lainnya:

Puisi: Nona Kartini



Puisi untuk Nona Kartini
(Puisi di atas adalah jenis Puisi Postmodernisme)

Oleh: A. Rifqi Amin

Nonaku Kartini
Semangatmu adalah inspirasiku
Kebebasanmu wujud mimpimu
Sungguh memang indah perjuanganmu

Kartiniku kau lentera perempuan
Simbol kesetaraan status kelamin
Kau nafas baru di masa lalu
Inilah hasilnya, senyum pencerahan

Namun perempuan tetap perempuan
Dan laki-lakipun tetap lelaki
Duniapun tak dapat menyanggah
Bahkan pasirpun bersaksi

Jikapun ada lelaki yang perempuan
Dan perempuan seakan lelaki
Apalagi menjual diri
Kemudian menyalahkan Nasib
Bahkan menyalahkan Tuhan
Maka kartinipun akan bingung


Apakah inspirasi Kartini berlaku bagi mereka?
Tidak, sedikit pun tidak
Sungguh mereka tidak dibela Kartini
Karena di dalam kartini hanya ada dua
Tidak lain lelaki dan perempuan

Masa bodoh dengan mereka
Mengkambing hitamkan segalanya
Menghardik kebenaran
Membuang kenyataan
Menikmati indahnya ketersesatan





Baca tulisan menarik lainnya:

Puisi Postmodernisme (Pengertian, Keunikan, Kelebihan, Tips Membuat, dan Contohnya)




Hal yang terkait: Seni Deklamasi, Taufiq Islmail& W.S. Rendra Angkatan 66, dan Hamka serta H.B Yasin Angkatan Segala Zaman




Baca tulisan menarik lainnya:

Puisi untuk wanita

Ulfiatiku Teduhku

oleh: A. Rifqi AMin


Merindingku ketika menatapmu
Hati hilang ketenangan
Inginku lama memeriksamu
Melampaui harapan senjang

Senyummu itu manismu
kulitmu itu putihmu
Langsingmu itu tubuhmu
Semua adalah kesempurnaan


Hati gila rasaku
Nan bergejolak di dekatmu
Kenangan kamu dan aku
Hal membingungkan bagiku
Hingga kaupun menilapku

Terminologi kasihku tak terbatas
Itupun tak cukup bagimu
Perasaanku yang menguat
Itupun tak mempan

Apa caraku membingungkanmu?
Kuharap kau akan tahu
Ini ketulusan jiwa
Menemani dan melempari
Menggerakkan dan menjauhi

Kesitiaanku memang begitu
Agar kamu tak tersakiti
Lebih sakit dari yang ini.................................




Baca tulisan menarik lainnya: