Terbaru · Terpilih · Inspirasi · Aktualisasi · Hiburan · Download · Menulis · Tips · Info · Akademis · Kesehatan · Keuangan · Konseling · Kuliner · Properti · Puisi · Muhasabah · Satwa · Unik · Privacy Policy · Kontributor · Daftar Isi · Tentang Kami·

Puisi Postmodernisme (Pengertian, Keunikan, Kelebihan, Tips Membuat, dan Contohnya)




Hal yang terkait: Seni Deklamasi, Taufiq Islmail& W.S. Rendra Angkatan 66, dan Hamka serta H.B Yasin Angkatan Segala Zaman


 

Puisi Postmodernisme
(Pengertian, Keunikan, Kelebihan, Tips Membuat, dan Contohnya)

Puisi postmodernisme adalah puisi jenis baru, setingkat di atas puisi kontemporer. Terjadi perdebatan yang mengatakan bahwa sebenarnya puisi kontemporer merupakan produk dari zaman Postmodern. Namun sebenarnya puisi postmodernisme adalah jenis puisi baru yang sama sekali berbeda dengan puisi kontemporer. Perbedaan yang nyata terletak pada gaya bahasa, yang mana gaya bahasa puisi postmodernisme lebih singkat, lebih padat, dan setiap kata memiliki makna yang ganda.

Seringkali puisi ini sangat sulit untuk dimaknai oleh pembaca sastra puisi yang masih pemula. Bahkan oleh yang ahli sekalipun. Jenis puisi ini merupakan puisi gaya baru yang tetap mengakomodasi tujuan penulisan sebagaimana yang ada pada puisi jenis lama. Puisi ini muncul dari perasaan atau jiwa (hati) penulisnya. Puisi ini tidak hanya merupakan puisi pembaharuan. Lebih dari itu, ia pembarunya pembaharuan. Menembus zaman dan menerobos keganasan zaman yang semakin mengalami perkembangan.




Jika kita telusuri lebih dalam, sesungguhnya puisi postmodernisme hadir bukan untuk mengkritik, menyindir, ataupun berkomentar tentang kejadian atau fenomena masyarakat. Namun kemunculannya lebih disebabkan karena adanya keluh kesah dalam diri sendiri yang kemudian dimunculkan dalam bentuk puisi. Keluh kesah ini murni dalam diri sendiri karena ketidaksanggupan mental, jiwa, dan hati yang mengalami kegundahan. Akibatnya, seringkali bingung mencari tempat pencurahan jiwa. 


Menghadapi banyak masalah, banyak berita, banyaknya kejadian-kejadian ‘unik’ ataupun yang tidak disetujui oleh isi hati maka caranya adalah mencurahkan isi hati. Mencurahkan isi hati sangat berbeda dengan mengkritik orang lain, mengkritik peristiwa, bahkan mengkritik diri sendiri. Pencurahan hati lebih ditekankan pada kepenatan jiwa yang tak terbendung lagi. Maka dimunculkan dalam bentuk puisi postmodernisme yang dalam segi penulisan lebih bebas, dan dalam gaya bahasa ditekankan pada keluhan hati. Inilah perbedaan nyata dengan puisi-puisi sebelumnya.



Kelebihan puisi postmodernisme adalah bisa menjadi cara untuk meluapkan kegelisahan hati, dengan cara tidak menggurui, memfitnah, menceramahi, ataupun menghakimi. Puisi ini menggambarkan isi hati sehingga bisa menceritakan isi hati kepada seseorang dengan cara  bersastra. Keuntungannya adalah tidak ada orang yang bisa memahami puisi itu dengan utuh dan benar kecuali penciptanya sendiri. Kelebihan lainnya adalah diciptakan mengalir tanpa menguras akal fikiran karena puisi ini ditulis oleh keluhan jiwa, bukan keluhan logika yang memiliki tujuan licik. 


Oleh sebab itu dalam membuat puisi ini memerlukan cara-cara khusus dan perlu pembelajaran mendalam terlebih dahulu. Salah satunya adalah saat membuat puisi ini jangan sampai memikirkan bahasa apa yang cocok. Lirik puisi dibuat mengalir begitu saja. Mengindari sekecil mungkin pengeditan bahasan bahkan sebuah kata. Bila perlu dalam pembuatan puisi ini tidak ada pengeditan sehurufpun dari huruf pertama di awal bait hingga huruf terakhir di akhir bait. 



Puisi ini dibuat dengan alami. Bukan untuk pesanan, ketenaran, maupun untuk menggapai kepentingan. Di mana judul puisi dibuat setelah semua bait dalam puisi telah selesai. Jikapun sudah punya judul di awal sebelum pembuatan isinya, maka jangan sampai judul dari puisi tersebut mengekang penulis untuk mengetik bait demi bait pengutaraan hatinya. 



Dengan demikian dapat dikatakan bahwa definisi puisi postmodernis adalah puisi kebebasan untuk mengungkapkan isi hati yang tak tertahan, tidak mengandung pembicaraan atau tanggapan atas fenomena, dan tidak digunakan untuk kepentingan diri (oportunitas dan kelicikan).


Berikut ini adalah contoh-contoh dari puisi postmodernisme yang bertema tentang cinta, tentang alam, tentang pekerjaan, politik, pertemanan, dan contoh puisi postmodern yang lainnya.



Judul-judul puisi postmodernisme karya A. Rifqi Amin:

 - Tentang cinta:

- Tentang  luapan emosi:

 - Tentang  beban kehidupan

 - Tentang  alam

 - Tentang  politik

 - Tentang yang lainnya










Baca tulisan menarik lainnya:

1 Tanggapan untuk "Puisi Postmodernisme (Pengertian, Keunikan, Kelebihan, Tips Membuat, dan Contohnya)"

  1. setuju dengan admin. puisi tetunya juga akan mengalami pembaharuan mengikuti perkembangan zaman. dilihat dari sudut pandang zaman sekarang, keberadaan puisi yang bersifat mengkritik atau menghakimi orang lain cenderung ditinggalkan. individu mulai tertarik untuk bereksistensi dengan caranya sendiri, salah satu contohnya adalah dengan memanfaatkan media elektronik. hal tersebut akan dapat mendongkrak popularitasnya dengan nilai positif. maka berlandaskan hal tersebut dapat dikatakan bahwa keberadaan puisi zaman sekarang cenderung bersifat praktis manfaat untuk dirinya sendiri.

    teori generasi x, y, z menurut saya juga memiliki pengaruh dalam gaya penulisan puisi.

    salam terimakasih.

    BalasHapus

Berkomentar dengan bijak adalah ciri manusia bermartabat. Terima kasih atas kunjungannya di *Banjir Embun*