Terbaru · Terpilih · Inspirasi · Aktualisasi · Hiburan · Download · Menulis · Tips · Info · Akademis · Kesehatan · Keuangan · Konseling · Kuliner · Properti · Puisi · Muhasabah · Satwa · Unik · Privacy Policy · Kontributor · Daftar Isi · Tentang Kami·

Foto Pernikahan A. Rifqi Amin





































Baca tulisan menarik lainnya:

D. Penutup BAB IV Buku Pengembangan Pendidikan Islam

Manusia dan kekerasan telah memiliki sejarah panjang yang kenyataannya tak terelakkan. Pada zaman dahulu kekerasan (penyiksaan dan pembunuhan) ditempuh manusia untuk memenuhi hasrat biologisnya. Mereka rela melakukan kekerasan demi mendapatkan kepuasan. Salah satunya untuk memenuhi hasrat seks dan demi memperoleh makanan atau minuman layak. Paling tidak, kekerasan yang dilakukan demi mendominasai manusia lainnya yang lebih lemah. Namun, sekarang ini kekerasan yang dilakukan telah berevolusi. Mereka yang melakukan kekerasan tidak lagi untuk urusan ragawi semata. Pun juga tidak untuk merebut maupun mempertahankan kekuasaan atau kemenangan terhadap pihak lain. Lebih dari itu, ternyata kekerasan yang dilakukan sekarang ini berkembang menjadi sebuah aksi terorisme. Di mana, teror itu dilakukan tidak lain demi memperoleh kepuasan batin, hingga sebagai bentuk penyucian diri di hadapan Tuhan. Dapat dikatakan, kekerasan di era mondial ini tidak akan bisa berhenti hanya dengan memberikan solusi pemenuhan kebutuhan fisik. Pendekatan mental, spiritualitas, dan batin diperlukan untuk mencegah dan menghentikan aksi kekerasan.




Baca tulisan menarik lainnya:

D. Penutup BAB III Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Berbasis Kecerdasan Beragam (Multiple Intelligences)

Pada prinsipnya, Islam mengakui terdapatnya kecerdasan beragam pada setiap peserta didik (manusia). Dalam sejarahnya pun, turunnya wahyu tentang larangan minum khamr (minuman memabukan) tidak serta merta langsung secara “mendadak.” Namun, dilakukan secara berangsur-angsur. Ini artinya, Islam menghendaki perubahan manusia orientasinya bukan pada hasilnya saja, tetapi juga proses yang berkualitas. Di mana kondisi psikologis serta fisik para peminum khamr sangat diperhatikan. Inilah bukti bahwa dalam “mendidik” umat, agama Islam sangat memperhatikan unsur-unsur kemanusiaan.




Baca tulisan menarik lainnya:

D. Penutup BAB II buku Pengembangan pendidikan agama islam

Dari semua pembahasan sebelumnya dapat simpulkan bahwa gagasan “paradigma” juga “revolusi” ilmu pengetahuannya telah membuka jalan lebar bagi segala macam ilmu untuk ikut serta dalam pengembangan diri. Bagaimanapun, Allah SWT telah memberi dan menunjukkan berbagai “fenomena” kehidupan, sehingga tugas ilmuwan adalah “membuat” teorinya. Termasuk di dalamnya “ilmu” Pendidikan Agama Islam yang selama ini dianggap sebagai ilmu dogmatis yang tidak dapat dianggap (tidak memenuhi syarat) sebagai ilmu pengetahuan.




Baca tulisan menarik lainnya:

D. Penutup BAB VI Pemikiran Tentang Pengembangan Program Studi pada Perguruan Tinggi Agama Islam


Dari semua pemaparan di atas dapat disimpulkan bahwa pengembangan kurikulum pada setiap masing-masing prodi di PTAI bisa dilakukan dengan cara integrasi ilmu. Yakni, penambahan mata kuliah umum dilakukan tidak semata-mata “menjiplak” dari perguruan tinggi lain (Perguruan Tinggi Umum) akan tetapi didasarkan pada epistemologi Islam. Dengan demikian, diharapkan bisa melahirkan ilmu baru, yaitu ilmu umum yang tidak “berseberangan” dengan ilmu agama. Implikasinya, pengembangan dan penambahan mata kuliah tidak serta merta hanya memberikan label “Islam” pada mata kuliah atau prodi tersebut, akan tetapi melakukan integrasi ilmu agama dengan ilmu umum yang saling mengokohkan satu sama lain. Pada tahap selanjutnya, inilah yang akan menjadi pembeda wawasan keilmuan antara lulusan PTAI dengan lulusan PTU. Di mana lulusan PTAI tidak hanya mampu menciptakan atau mengembangan ilmu serta produknya, tetapi juga mampu memanfaatkannya secara tepat untuk kemaslahatan manusia secara benar sehingga bisa mendapat ridho dari Allah SWT.




Baca tulisan menarik lainnya:

Kumpulan Tulisan OPINI Jawa Pos

Bagi Sahabat Banjir Embun yang ingin menjadi penulis opini di jawa pos lebih baik anda baca dulu tulisan opini yang telah berhasil cetak. Berikut ini beberapa contoh tulisan opini yang pernah tampil di halaman jawa pos.




Baca tulisan menarik lainnya: