Terbaru · Terpilih · Inspirasi · Aktualisasi · Hiburan · Download · Menulis · Tips · Info · Akademis · Kesehatan · Keuangan · Konseling · Kuliner · Properti · Puisi · Muhasabah · Satwa · Unik · Privacy Policy · Kontributor · Daftar Isi · Tentang Kami·

Arti Istilah Bahasa Jawa Dikuyo-kuyo, Diplekoto, dan Dilunto-lunto

 Bahasa Jawa merupakan salah satu bahasa yang tergolong unik. Bagaimana tidak, dibanding bahasa Indonesia penuturan bahasa jawa terbilang lebih padat. Misalnya, jika di bahasa Indonesia disebut "Jatuh dari atas" maka dalam bahasa jawa cukup dibilang "Ceblobk." Sedangkan, untuk ungkapan "Jatuh ke depan" disebut "Nyungsep/Jelungup." Adapun, sebutan "Jatuh ke samping" dalam bahasa jawanya "Goleng." Terakhir, untuk pernyataan "Jatuh ke belakang yaitu "Geblak."





Baca tulisan menarik lainnya:

Jika Punya Teman Dekat yang Banyak Maka Jangan Merasa Bangga, Sebab Serigala Walau Sendirian Tetap Masih Berbahaya

 Domba yang bergerombol tetaplah menjadi mangsa empuk bagi serigala lapar walau dia sedang menyergap sendirian. Maksud dari pernyataan tersebut adalah janganlah bangga terhadap banyaknya teman yang dimiliki. Sebab, seseorang yang kelihatannya tak punya teman ketika dia mempunyai potensi luar biasa tetaplah bakal mencapai hidup gemilang. Sebaliknya, tatkala punya teman banyak, tetapi ternyata sama-sama berstatus sebagai sampah masyarakat sungguh itu akan sangat sulit mengangkat derajat hidup.





Baca tulisan menarik lainnya:

3 Pilar Kekuatan Dakwah dan Syiar Islam yang Wajib Ada di Indonesia

 Dakwah dan syiar Islam merupakan kegiatan yang umum ditemukan dalam suatu masyarakat yang jumlah umat Muslim cukup besar. Tentunya, dari sekian banyak pemeluk Islam tersebut terdapat beberapa yang sangat ahli serta paham secara hampir utuh/sempurna terkait ajarannya. Bahkan, tokoh tersebut juga aktif dalam berdakwah (mengajak kebaikan) maupun turut mensyiarkan Islam secara luas dan berkelanjutan.





Baca tulisan menarik lainnya:

3 Penempatan Bentuk Empati dan Kepedulian Terhadap Sesama yang Keliru Alias Sesat

 Secara alami mayoritas manusia hidup memang harus berdampingan dengan sesama insan lainnya. Bahkan, bukan cuma satu atau dua orang. Lebih mantap lagi yaitu menjalin hubungan secara erat dengan beberapa orang sekaligus. Dalam artian, pada waktu bersamaan serta di tempat sama terjadi kegiatan kumpul-kumpul dengan sejumlah individu. Di mana, hal itu terasa bertambah makin kuat hubungan ikatannya ketika "peserta" pertemuan itu membludak.





Baca tulisan menarik lainnya: