Terbaru · Terpilih · Inspirasi · Aktualisasi · Hiburan · Download · Menulis · Tips · Info · Akademis · Kesehatan · Medsos · Keuangan · Konseling · Kuliner · Properti · Puisi · Muhasabah · Satwa · Unik · Privacy Policy · Kontributor · Daftar Isi · Tentang Kami·

PENGERTIAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


Pengertian Pendidikan Agama Islam

 

Oleh: Riris Lutfi Ni'matul Laila

foto Riris Lutfi Ni'matul Laila  Sumber  foto: Facebook 

Link Terkait dengan halaman ini:


Bab II Tesis berisi: 
5. Pengertian Pendidikan Agama Islam 












Kata pendidikan dalam bahasa Yunani dikenal dengan nama paedagogos yang berarti penuntun anak. Paedagogos berasal dari kata paedos (anak) dan agoge (saya membimbing).[1] Dalam wacana Islam, pendidikan lebih populer dengan istilah tarbiyah, ta’lim, ta’dib dan riyadhah. Istilah-istilah tersebut dijabarkan sebagai berikut.
1.    Tarbiyah
Tarbiyah mengandung arti memelihara, membesarkan, mendidik, memelihara, merawat dan lain sebagainya. Tarbiyah dari kata kerja rabba, yang mana kata ini termaktub dalam firman Allah.

(AYAT TIDAK DAPAT  DITAMPILKAN DI BLOG INI)


Artinya:
“Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah: "Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua Telah mendidik Aku waktu kecil".[2]
Menurut Fahr al-Razi, istilah rabbayani tidak hanya mencakup ranah kognitif, tetapi juga afektif. Sementara Syed Quthub menafsirkan istilah tersebut sebagai pemeliharaan jasmani anak dan menumbuhkembangkan kematangan mentalnya.[3]
Dalam pengertian yang sederhana, makna pendidikan adalah sebagai usaha manusia untuk menumbuhkan dan mengembangkan potensi-potensi pembawaan, baik jasmani maupun rohani sesuai dengan nilai-nilai yang ada dalam masyarakat dan kebudayaan.[4]
2.    Ta’lim
Ta’lim merupakan mashdar (kata benda buatan) yang berasal dari akar kata allama. Sebagian para ahli menerjemahkan istilah ta’lim dengan pengajaran yang lebih cenderung mengarah pada aspek kognitif saja.




Muhammad Rasyid Ridha mengartikan ta’lim dengan proses transmisi berbagai ilmu pengetahuan pada jiwa individu tanpa adanya batasan dan ketentuan tertentu.[5]
3.    Ta’dib
Ta’dib pada umumnya diterjemahkan dengan pendidikan sopan santun, tata krama, budi pekerti, akhlak, moral, dan etika.[6] Ta’dib yang seakar dengan adab memiliki arti pendidikan peradaban dan kebudayaan.
Menurut Naquib al-Attas,
Ta’dib berarti pengenalan dan pengakuan yang secara berangsur-angsur ditanamkan kepada manusia tentang tempat-tempat yang tepat dari segala sesuatu di dalam tatanan penciptaan, sehingga membimbing ke arah pengenalan dan pengakuan kekuatan dan kegungan Tuhan.[7]

Istilah ini menunjukkan bahwa pendidikan mengarahkan pada pembentukan sosok manusia yang memiliki tata krama serta akhlak mulia, memiliki adab kepada Allah, sesama manusia dan lingkungannya.
4.    Riyadhah
Riyadhah secara bahasa diartikan dengan pengajaran dan pelatihan. Menurut al-Bastani dalam konteks pendidikan berarti mendidik jiwa anak dengan akhlak yang mulia. Sedangkan menurut al-Ghazali, mengartikan pelatihan dan pendidikan kepada anak yang lebih menekankan pada aspek psikomotorik dengan cara melatih. Pelatihan memiliki arti pembiasaan dan masa kanak-kanak adalah masa yang paling cocok dengan metode pembiasaan ini.[8]
Terdapat beberapa perbedaan istilah Pendidikan Agama Islam yang dikemukakan oleh pakar pendidikan. Pendidikan Agama Islam sebagaimana diungkapkan  Zakiyah Daradjat[9] yaitu,
“(1) Pendidikan Agama Islam adalah usaha berupa bimbingan dan asuhan terhadap anak didik agar setelah selesai dari pendidikannya dapat memahami dan mengamalkan ajaran agama Islam serta menjadikannya sebagai pandangan hidup (way of life); (2) Pendidikan Agama Islam adalah pendidikan yang dilaksanakan berdasarkan ajaran Islam. (3) pendidikan agama Islam adalah pendidikan dengan melalui ajaran-ajaran Islam, yaitu berupa bimbingan dan asuhan terhadap anak didik agar nantinya setelah selesai dari pendidikan ia dapat memahami, menghayati dan mengamalkan ajaran agama Islam yang telah diyakininya, serta menjadikan keselamatan hidup di dunia maupun di akhirat kelak.”

Sahilun A. Nasir merumuskan Pendidikan Agama Islam adalah sebagai berikut.
“Pendidikan Agama Islam adalah suatu usaha yang sistematis dan pragmatis dalam membimbing anak didik yang beragama Islam dengan cara sedemikian rupa, sehingga ajaran-ajaran Islam itu benar-benar dapat menjiwai, menjadi bagian yang integral dalam dirinya. Yakni ajaran Islam itu benar-benar dipahami, diyakini kebenarannya, diamalkan menjadi pedoman hidupnya, menjadi pengontrol terhadap perbuatan, pemikiran dan sikap mental.”[10]

Sedangkan Arifin mendefinisikan pendidikan Islam adalah proses yang mengarahkan manusia kepada kehidupan yang lebih baik dan yang mengangkat derajat kemanusiaannya, sesuai dengan kemampuan dasar (fitrah) dan kemampuan ajarannya.[11]




Dari pengertian-pengertian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa Pendidikan Agama Islam adalah segenap kegiatan yang dilakukan seseorang untuk membantu seseorang atau sekelompok peserta didik dalam menanamkan dan menumbuhkembangkan ajaran Islam dan nilai-nilainya untuk dijadikan sebagai pandangan hidup yang diaplikasikan dalam kehidupannya sehari-hari.


[1] Djumransjah, Filsafat Pendidikan, (Malang: Bayumedia Publishing, 2004), hlm. 22
[2] QS. Al-Isra’/17: 24
[3] Abdul Mujib dan Jusuf Mudzakkir, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Kencana Prenada Media, 2006), hlm. 12
[4] Djumransjah, op.cit., hlm 22
[5] Muhammad Rasyid Ridha, Tafsir al-Manar, (Kairo: Dar al-Manar, 1373 H), Juz I, hlm. 262
[6] Mahmud Yunus, Kamus Arab Indonesia, hlm. 149
[7] Abdul Mujib dan Jusuf Mudzakkir, op.cit., hlm. 21
[8] Ibid.
[9] Zakiah Daradjat, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2008), hlm. 15
[10] Aat Syafaat dan Sohari Sahrani, Peranan Pendidikan Agama Islam dalam Mencegah Kenakalan Remaja, (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2008), hlm. 15
[11] M. Arifin, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta; Bumi Aksara, 1994), hlm. 14




Baca tulisan menarik lainnya:

Terima kasih telah membaca tulisan kami berjudul "PENGERTIAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM"

Posting Komentar

Berkomentar dengan bijak adalah ciri manusia bermartabat. Terima kasih atas kunjungannya di *Banjir Embun*