Terbaru · Terpilih · Inspirasi · Aktualisasi · Hiburan · Download · Menulis · Tips · Info · Privacy Policy · Daftar Isi · Tentang Kami

Matipun Hanya Sedikit yang Melayat, Kenapa?

Kematian adalah perihal berhentinya fungsi biologis seluruh organ tubuh tanpa kecuali secara permanen. Mati merupakan keniscayaan yang kelak terjadi pada seluruh makhluk hidup. Dengan cepat atau lambat serta berbagai macam penyebab.

Makhluk yang baru mati belum tentu mayatnya bernasib baik. Begitu pula manusia yang baru kehilangan nyawa belum tentu jenasahnya terawat baik. Bisa jadi malah diurus dengan ala kadarnya. Serta dilakukan dengan cepat karena yang melayat sedikit.


Banyak alasan kenapa orang ketika mati jumlah pelayat/peziarah sedikit. Salah satu yang utama adalah karena si mayit saat hidup lebih merugikan orang lain daripada memberi manfaat. Alasan lainnya karena tidak punya banyak teman dan saudara yang akrab.

Ilustrasi orang yang hidupnya sendirian (sumber pexels.com)

Bahkan ada yang mengungkapkan secara hiperbola bahwa orang seperti di atas mati dalam keadaan sendirian. Sebab orang yang merawat jenazahnya bukan karena cinta tapi itu karena kewajiban. Bisa jadi juga karena daripada dibiarkan membusuk lalu mencemari udara lebih baik dikubur.


Nyatanya, ada beberapa orang yang cuek. Ia cenderung tak peduli seberapa banyak orang yang melayatnya. Misalnya mayatnya dibiarkan membusuk pun tak masalah. Menurut anggapannya toh saat itu tubuhnya sudah tak merasakan apa-apa. Ia tak akan merasa malu dan tersiksa lagi saat dikucilkan.


Barangkali si mayat tidak lagi menanggung malu. Namun orang di sekitar yang ditinggalkannya selain malu juga terbebani. Sebab tak mendapat bantuan dari orang sekitar. Semuanya mulai dari uang, peralatan pemakaman, hingga kepengurusan jenazah hanya dilakukan keluarga intinya.


Sungguh tragis. Tak hanya ketika hidup si mayit menjadi beban orang lain. Matipun merepotkan orang lain. Orang lain mau ikut rembuk merawat mayatnya karena terpaksa alias tidak ikhlas. Ditambah lagi tak ada warisan secuil pun yang ditinggalkan. Baik warisan berupa materi/harta maupun warisan kebaikan atau kesan indah. 






Baca tulisan menarik lainnya:

Terima kasih telah membaca tulisan kami berjudul "Matipun Hanya Sedikit yang Melayat, Kenapa?"

Posting Komentar

Berkomentar dengan bijak adalah ciri manusia bermartabat. Terima kasih atas kunjungannya di *Banjir Embun*