Terbaru · Terpilih · Inspirasi · Aktualisasi · Hiburan · Download · Menulis · Tips · Info · Privacy Policy · Daftar Isi · Tentang Kami

Contoh Proposal Tesis Lengkap


Berikut ini adalah proposal lengkap berkualitas:




Contoh Proposal Tesis Lengkap



 LEMBAR PERSETUJUAN

Proposal Tesis dengan judul
SISTEM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI PERGURUAN TINGGI UMUM (STUDI KASUS DI UNP KOTA KEDIRI) ditulis oleh:

Nama                   : A. RIFQI AMIN
NIM                    : 92100211001

telah diujikan pada tanggal 12 Pebruari 2013, setelah direvisi sesuai dengan saran Tim Penguji Proposal, maka proposal dapat dilanjutkan dengan penelitian dan penulisan tesis.


Kediri, 22 Pebruari 2013

Tim Penguji

1.       Dr. H. Mukhammad Abdullah, M.Ag   (......................................)
2.       Dr. H. Anis Humaidi, M.Ag.                 (......................................)
3.       Dr. Muawanah, M.Pd.                          (......................................)


DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN ...........................................................................  i
DAFTAR ISI ................................................................................................... ii
DAFTAR TABEL............................................................................................ iv
DAFTAR LAMPIRAN................................................................................... v

A.      PENDAHULUAN  .................................................................................. 1
1. Konteks Penelitian................................................................................. 1
2. Fokus Penelitian..................................................................................... 4
3. Tujuan Penelitian................................................................................... 5
4. Manfaat Penelitian................................................................................. 5
5. Definisi Istilah....................................................................................... 7
6. Orisinalitas Penelitian............................................................................ 8
7. Sistematika Pembahasan........................................................................ 14

B.       LANDASAN TEORI............................................................................... 16
1. Teori dan Isu Terkini yang Relevan dengan Tema Penelitian................ 16
2. Kajian dan Hasil Penelitian yang Relevan............................................. 20
3. Kerangka Berfikir Kritis........................................................................ 21
4. Kerangka Dasar Teori dalam Penelitian................................................. 24

C.       METODE PENELITIAN......................................................................... 26
1. Pendekatan dan Jenis Penelitian............................................................ 26
2. Kehadiran Peneliti................................................................................. 27
3. Lokasi Penelitian.................................................................................... 30
4. Sumber Data.......................................................................................... 35
5. Prosedur Pengumpulan Data................................................................. 36
6. Analisis Data.......................................................................................... 38
7. Pengecekan Keabsahan Data................................................................. 39
8. Tahap-tahap Penelitian........................................................................... 40

DAFTAR RUJUKAN...................................................................................... 42
LAMPIRAN..................................................................................................... 48




DAFTAR TABEL


Tabel 1. Orisinalitas Penelitian.......................................................................... 13

Tabel 2. Time Table Rencana Pengumpulan Data di UNP Kota Kediri.......... 29


DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Outline Tesis................................................................................. 48

Lampiran 2. Penjelasan Singkatan Kata........................................................... 51



SISTEM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
DI PERGURUAN TINGGI UMUM
(STUDI KASUS DI UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KOTA KEDIRI)


A. PENDAHULUAN
1.    Konteks Penelitian
Pendidikan agama di perguruan tinggi merupakan rumpun mata kuliah pengembangan kepribadian ( MPK) dalam struktur mata kuliah umum (MKU)[1] yang menjadi hak bagi mahasiswa sebaga peserta didik untuk mendapatkannya dan merupakan kewajiban perguruan tinggi untuk memuat pendidikan agama dalam kurikulumnya. Pernyataan tersebut sesuai dengan amanat Undang-undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dalam BAB V tentang Peserta Didik pada Pasal 12 Ayat 1 bahwa “Setiap peserta didik pada setaip satuan pendidikan berhak: (a) mendapatkan pendidikan agama sesuai dengan agama yang dianutnya dan diajarakan oleh pendidik yang seagama,.” Serta mengacu pada BAB X tentang Kurikulum pada Pasal 37 Ayat 2 bahwa “Kurikulum pendidikan tinggi wajib memuat: a. Pendidikan agama; b. Pendidikan kewarganegaraan; c. Bahasa.”[2]





Seiring dengan berjalannya waktu sejak penetapan Undang-undang tersebut banyak perguruan tinggi umum yang melaksanakan peraturan tersebut. Tidak terkecuali Universitas Nusantara PGRI Kota Kediri (selanjutnya nanti akan penulis sebut dengan UNP Kota Kediri) berdasarkan informasi dari studi pendahuluan yang telah penulis lakukan bahwa UNP Kota Kediri pada setiap Program Studi (selanjutnya nanti akan penulis sebut dengan Prodi) yang berjumlah 21 Prodi dari 5 Fakultas yang ada semuanya terdapat mata kuliah Pendidikan Agama Islam. Sebagaimana yang dikatakan oleh Nur Sokhib bahwa “Kalau jenengan meneliti di sini pada semua prodi yang ada, maka itu akan menyulitkan jenengan sendiri, karena setiap prodi yang ada di sini, itu semuanya ada mata kuliah agamanya, padahal jumlah prodi di UNP itu banyak. Lebih baik anda ambil satu Fakultas saja.”[3]
Namun perlu penegasan bahwa yang menjadi beberapa alasan logis penulis memilih UNP Kota Kediri sebagai tempat penelitian adalah bahwa UNP merupakan perguruan tinggi yang memiliki lebih dari 15.000 mahasiswa yang mayoritanya adalah beragama Islam[4] dan memiliki 21 Prodi dari 5 Fakultas yang ada.[5] Selain itu berdasarkan observasi dari studi pendahulun penulis menemukan Masjid yang menyelenggarakan Sholat Jum’at dengan bukti bahwa ada tulisan peringatan bahwa saat Kuthbah sholat Jumat berlangsung dilarang ramai di sekitar Masjid.[6] Dan di dalam Masjid tersebut juga didirikan sholat Ashar dan Maghrib yang peneliti mengikuti aktivitas sholat berjamaah tersebut dengan jumlah jamaah putranya berjumlah 20 orang dan untuk jumlah jamaah putrinya lebih dari 7 orang. Pada hari tersebut kampus cukup sepi[7] karena sedang libur semester walaupun ada beberapa mahasiswa yang datang ke kampus untuk pembayaran dan konsultasi tugas akhir pada dosen pembimbing.[8]
 UNP Kota Kediri juga memiliki organisasi mahasiswa yang berbasis pada agama Islam yang bernama Unit Kegiataan Kerohaniaan Islam (UKKI) yang sering mengadakan kegiatan-kegiatan keislaman di kampus.[9] Fenomena lain yang membuat penulis tertarik untuk melakukan penelitian tindak lanjut adalah berdasarkan observasi awal di halaman kampus terdapat banyaknya mahasiswa putri yang berjilbab, jika dikalkulasikan berdasarkan prosentasi penulis adalah berjumlah antara 30-45% dari seluruh mahasiswa putri yang berada di halaman adalah memakai jilbab sebagai indikasi bahwa mereka menggunakan simbol-simbol Islam.[10] Berdasarkan temuan awal penelitian tersebut penulis sangat tertarik untuk mengadakan penelitian tindak lanjut karena untuk menemukan apakah data-data awal yang peneliti temukan tersebut merupakan hasil kompetensi lulusan dari pembelajaran mata kuliah PAI yang cukup berhasil atau ada faktor lain yang menyebabkan perilaku mahasiswa secara simbolik bercirikan Islam.
Penulis memandang perlu untuk melakukan penelitian tentang Pembelajaran PAI di Perguruan Tinggi Umum karena menurut sebagian kalangan perguruan tinggi umum pada dasarnya masih dipengaruhi oleh pola atau tradisi lama yaitu bahwa pendidikan umum lebih cenderung dan dominan untuk mengkaji serta fokus dalam mengembangkan ilmu pengetahuan umum saja. Sehingga dikawatirkan terjadi pengabaian terhadap PAI di lembaga pendidikan umum. Penelitian ini juga untuk menemukan jawaban dari asumsi dan pertanyaan-pertanyaan skeptis tentang pelaksanaan pembelajaran PAI diperguruan tinggi umum.
UNP Kota Kediri merupakan lembaga Perguruan Tinggi yang memiliki keunggulan terutama dalam hal jumlah mahasiswanya yang sangat banyak dibandingkan perguruan tinggi lain di lingkungan Karisidenan Kediri. Jumlah yang banyak tersebut didukung oleh berbagai latar belakang mahasiswa yang berbeda, baik latar pendidikan pada jenjang pendidikan menengahnya, pemahaman terhadap agama Islam, dan orientasi masuk atau menjadi mahasiswa UNP Kota Kediri. Sehingga peneliti memandang sangat perlu diadakan penelitian tentang sistem pembelajaran PAI di UNP Kota Kediri sebagai kampus yang populer dan terbesar di Karesidenan Kediri.
Berangkat dari fenomena-fenomena dan keunikan permasalahan yang penulis temukan dalam studi pendahuluan yang masih bersifat mendasar serta masih berupa gambaran umum dan bersifat sementara. Maka penulis sangat tertarik untuk mengadakan penelitian tindak lanjut secara mendalam di UNP Kota Kediri. Dan penulis menyadari bahwa penelitian tindak lanjut ini sangat diperlukan untuk memperoleh sebuah kesimpulan yang komperhensif, objektif, dan dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya sehingga bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan. Di sisi lain prasangka tanpa dasar akan menjadi simpang siur jika tidak dicari kebenarannya melalui sebuah penelitian ilmiah. Oleh karena itu berdasarkan pemaparan di atas, peniliti sangat tertarik untuk mengadakan penelitian ilmiah yang dalam konteks pembahasan ini disebut tesis di UNP Kota Kediri yang di kembangkan ke dalam judul “SISTEM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI PERGURUAN TINGGI UMUM (STUDI KASUS DI UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KOTA KEDIRI).”

2.    Fokus Penelitian
Berdasarkan konteks penelitian dan dari studi atau penelitian pendahuluan yang telah dilakukuan di UNP Kota Kediri maka fokus penelitian yang akan menjadi acuan penulis dalam melakukan penelitian nanti adalah “Sistem Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di UNP Kota Kediri” yang penulis uraikan dalam sub fokus sebagai berikut:
a.    Materi Kurikulum PAI yang digunakan UNP Kota Kediri.
b.    Kompetensi Mahasiswa yang diharapkan dalam Kurikulum PAI di UNP Kota Kediri.
c.    Strategi Pembelajaran PAI yang digunakan UNP Kota Kediri.
d.   Evaluasi Pembelajaran PAI yang digunakan UNP Kota Kediri.


3.    Tujuan Penelitian
Menindak lanjuti dari fokus penelitian di atas, maka tujuan penelitian yang akan dilakukan ini adalah untuk:
a.    Mendeskripsikan materi Kurikulum PAI yang digunakan UNP Kota Kediri.
b.    Mendeskripsikan Kompetensi Mahasiswa Pasca mengikuti matakuliah PAI di UNP Kota Kediri.
c.    Mendeskripsikan Strategi Pembelajaran PAI yang digunakan UNP Kota Kediri.
d.   Mendeskripsikan Evaluasi Pembelajaran PAI yang digunakan UNP Kota Kediri.

4.    Manfaat Penelitian
Dengan adanya penelitian yang akan diadakan, maka sejumlah harapan atas hasil penelitian ini dapat bermanfaat dan berperan penting dalam menambah wawasan ilmu pengetahuan dalam dunia pendidikan, khususnya dalam bidang pembelajaran PAI di perguruaan tinggi umum. Berdasarkan analisa secara komperhensif penulis berpendapat bahwa penelitian yang akan dilakukan ini memang layak untuk dilakukan dan diperdalami karena sangat berguna dan penting bagi terwujudnya syiar Islam yang membawa kasih bagi setiap umat manusia sekaligus karena Islam adalah agama Universal. Pemaparan tentang manfaat yang diharapkan di kemudian hari dari penelitian ini secara detail adalah sebagai berikut:
a.    Manfaat untuk mahasiswa Perguruan Tinggi Umum
1)      Sebagai Liteteratur Mahasiswa dalam mengembangkan ilmu Pendidikan Agama Islam.
2)      Membuka wawasan Keagamaan Mahasiswa sehingga bisa menjadi Umat beragama yang Inklusif (terbuka) dan memiliki toleransi terhadap keberagaman budaya, agama, dan ras yang membentuk masyarakat dinamis. Sehingga mampu menghargai perbedaan dan mampu hidup secara harmonis dengan berbagai macam perbedaan terutama perbedaan agama di berbagai tempat misalnya di tempat kost, kampus, masyarakat, dan dalam pergaluan remaja karena itu adalah ajaran Nabi Muhammad SAW.
b.    Manfaat untuk Dosen di Perguruan Tinggi Umum
1)   Sebagai literatur pembanding atau literatur tambahan bagi dosen PAI dalam upaya mengembangkan pembelajaran Pendidikan Agama Islam.
2)   Sebagai motivasi dosen PAI dalam mengembangkan ilmu pembelajaran Pendidikaan Agama Islam.
c.    Manfaat untuk Lembaga UNP Kota Kediri
1)   Sebagai instumen dalam mengembangkan Sistem Pembelajaran PAI di UNP Kota Kediri.
2)   Sebagai Tambahan literatur Perpustakaan Pusat UNP Kota Kediri.
3)   Sebagai Instrumen UNP Kota Kediri dalam menggali informasi tentang pelaksanaan Pembelajaran PAI.
4)   Sebagai salah satu masukan dan informasi pendukung atau pelengkap bagi UNP Kota Kediri dalam proses evaluasi Sistem Pembelajaran PAI.
d.   Manfaat untuk Kementerian Pendidikan Nasional dan Kebudayaan, serta Kementerian Agama Pemerintah Republik Indonesia.
1)   Sebagai Informasi tentang Pelaksanaan Pembelajaran PAI di perguruan tinggi umum.
2)   Sebagai salah satu masukan dalam mengembangkan sistem Pembelajaran PAI di perguruan Tinggi umum.
3)   Sebagai masukan agar pembelajaran PAI di perguruan tinggi umum terus mengalami perkembangan dan peningkatan kualitas hingga optimal, kemudian bisa menghasilkan mahasiswa yang memiliki karakter, dan berkomitmen tinggi dalam menjaga kerukunan umat beragama dan  mampu hidup berdampingan secara harmonis dengan berbagai keberagaman suku, ras, dan agama.
e.    Manfaat untuk Semua Masyarakat yang Peduli dalam Mengembangkan Ilmu Pengetahuan.
1)   Sebagai instrumen informasi bagi Masyarakat (calon mahasiswa, orang tua calon mahasiswa, dan orang yang peduli terhadap pendidikan agama Islam) tentang pelaksanaan pembelajaran PAI di Kota Kediri  yang diharapkan dapat menguntungkan UNP Kota Kediri salah satunya bisa menambah jumlah Mahasiswa
2)   Sebagai rujukan bagi praktisi pendidikan dalam mengambil sikap untuk memutuskan kebijakan dalam mengembangkan pembelajaran PAI di perguruan tinggi umum.
3)   Sebagai antitesis (pembanding) dari anggapan ‘lama’ bahwa pendidikan agama islam dipandang sebagai mata kuliah yang tidak aplikatif.
4)   Sebagai literature (referensi) karya ilmiah, khususnya di bidang pembelajaran PAI di perguruan tinggi umum.

5.    Definisi Istilah
Menurut penulis arti dari objek penelitian adalah sesuatu yang dijadikan pusat pengkajian dalam penelitian atau permasalahan yang diteliti untuk diselesaikan.  Objek penelitian yang akan penulis gunakan dalam penelitian ini adalah sistem pembelajaran PAI di UNP Kota Kediri. Sebagai tindaklanjutnya guna mempermudah pemahaman pembaca terhadap kajian penelitian yang akan dilakukan dan untuk menghindari terjadinya kesalahan dalam menginterpretasikan istilah-istilah dalam judul proposal tesis ini maka penulis perlu memaparkan dan menegaskan istilah-istilah yang penulis rumuskan sebagai berikut:
a.    Sistem, adalah satu kesatuan dari beberapa komponen baik benda maupun non benda yang saling berkatian satu dengan yang lain untuk bekerja sama dalam mencapai tujuan.
b.    Pembelajaran; adalah terjadinya motivasi mahasiswa untuk berinteraksi dengan sumber belajar dan mendalami ilmu pengetahuan yang kemudian ia terapkan dan dikembangkan dalam kehidupan sehari-hari.
c.    Pendidikan Agama Islam; adalah upaya berdakwah dengan mendidik mahasiswa agar mampu melaksanakan dan memahami ajaran dan nilai-nilai Islam supaya menjadi pedoman dalam setiap aspek kehidupannya yang didasarkan pada komitmen dan keimanan kepada Allah SWT sehingga syiar Islam dapat menyebar di masyarakat secara luas baik dalam bidang Bidang Pendidikan (FKIP) UNP Kota Kediri, bidang manajemen Ekonomi, bidang Telekomunikasi dan Komputer, dan bidang- bidang ilmu lain yang ada di UNP kota Kediri. Selain itu diuapayakan PAI bisa mencetak mahasiswa yang mampu hidup bersama dan berinteraksi secara harmonis dengan berbagai agama yang penuh toleransi namun tetap mempertahankan akidah Islamnya sebagaimana yang telah dicontohkan oleh nabi pada masa pemerintahannya di negara Madinah.
d.   Perguruan Tinggi Umum; adalah Pendidikan Tinggi yang tidak berafilisasi pada ideologi agama tertentu yang murni untuk mengembangkan ilmu pengetahuan umum baik secara praktis maupun teoritis. Dalam konteks UNP Kota Kediri pemahaman Perguruan Tinggi Umum adalah jenjang pendidikan setelah pendidikan menengah yang menyelenggarakan program pendidikan diploma dan sarjana. Dengan kata lain perguruan tinggi umum merupakan lembaga pendidikan tinggi yang secara  terperinci bertujuan mengembangan ilmu pengetahuan umum.

6.    Orisinalitas Penelitian
Untuk mengantisipasi terjadinya titik tekan objek penelitian yang sama dengan penelitian terdahulu maka penulis akan mengkaji secara mendalam pada pokok bahasan atau titik tekan tertentu yang belum pernah dibahas secara mendalam oleh penelitian dan kajian ilmiah terdahulu yang berupa buku, artikel, serta jurnal ilmiah. Sehingga penelitian yang akan penulis lakukan bisa bermanfaat bagi pengembangan teori yang sudah ada. Penelusuran penelitian dan kajian-kajian ilmiah terdahulu menggunakan cara studi kepustakaan dalam bentuk mencari atau mengekspolrasi dari berbagai sumber seperti internet, perpustakaan, dan soft file tesis dari pemberian teman. Dari penelusuran tersebut terdapat beberapa hasil penelitian dan kajian ilmiah  terdahulu yang mempunyai hubungan kata kunci dan beberapa yang lain tidak memiliki hubungan secara khusus dengan penelitian yang akan dilakukan ini.
Secara garis besar kata kunci dari penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah Sistem Pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan Perguruan Tinggi Umum yang menjadi salah satu bagian dari lembaga pendidikan umum. Kata kunci tersebut digunakan sebagai acuan peneliti dalam mengembangkan penelitian dan kajian ilmiah terdahulu yang juga hampir memiliki kemiripan dengan penelitian ini.
Berbeda dengan beberapa penelitian terdahulu, penelitian ini mengambil lokasi penelitian pada Perguruan Tinggi Umum yaitu di UNP Kota Kediri. Penelitian ini memiliki fokus pada pembelajaran PAI secara umum serta lebih luas sedangkan penelitian sebelumnya lebih cenderung membahas strategi pembelajaran PAI saja dan tentang peranan pembelajaran PAI dalam menanamakan Nilai Akhlak pada mahasiswa. Padahal untuk mengembangkan semua aspek tersebut yaitu strategi dan penanaman Akhlak mulia melalui pembealajaran PAI perlu ditemukan terlebih dahulu deskripsi dari pelakasanaan PAI secara luas. Sehingga diharapakan dalam penelitian ini nanti peneliti bisa menemukan data-data yang bisa menggambarakan keadaan pembelajaraan PAI di UNP Kota Kediri.
Berikut ini adalah isi secara garis besar dari hasil penelitian dan kajian ilmiah terdahulu yang memiliki persamaan kata kunci namun memiliki titik tekan yang berbeda dengan penelitian yang akan dilaksanakan ini:
a.    Riris Lutfi Ni’matul Laila, dengan judul tesis Strategi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di Perguruan Tinggi Negeri (Studi Multi Kasus di Universitas Brawijaya dan Universitas Negeri Malang) yang isinya mengemukakan tentang: a) Konsep strategi pembelajaran PAI: Pengertian, jenis-jenis, faktor yang mempengaruhi, dan prinsip yang mempengaruhi strategi pembelajaran PAI; b) PAI di perguruan tinggi: Pengertian, dasar, tujuan, fungsi, dan kedudukan Pendidikan Agama Islam; dan c) Strategi Pembelajaran PAI: Strategi pengorganisasian isi, strategi penyampaian, dan strategi pengelolaan pembelajaran PAI.[11] Serta hasil dari penelitian itu menemukan bahwa:
1)   Strategi pengorganisasian isi pembelajaran PAI di kedua Universitas tersebut (perguruan tinggi umum) dilakukan dengan car memilih jenis materi yang disesuikan dengan standar kompetensi materi PAI yang telah ditentukan oleh Dirjen DIKTI  berdasarakan SK Dirjen DIKTI No. 43/DIKTI/Kep/2006 tentang Rambu-rambu Pelaksanaan Kelompok Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian (MPK) di Perguruan Tinggi kemudian dikembangkan oleh dosen masing-masing sesuai dengan kondisi mahasiswa.
2)   Strategi penyampaian pembelajaran PAI di kedua Perguruan tinggi umum  tersebut dilakukan dengan cara memanfataakan berbagai media pembelajaran, mengatur interaksi mahasiswa dengan  media pembalajaran.
3)   Strategi pengelolaan pembelajaran PAI di kedua Universitas Negeri tersebut dilakukan dengan cara mengatur penggunaan strategi pembelajaran terhadap suatu jenis materi pembelajaran yang memerlukan metode, media, dan sistem evaluasi/penilaian yang berbeda.[12]
b.    Lilik Nur Kholidah, dengan disertasinya[13] yang berjudul Implementasi Strategi Pembelajaran Mata Kuliah Pendidikan Agama Islam Pada Perguruan Tinggi Negeri Di Surabaya. Isi secara umum penelitian ini membahas tentang strategi pembelajaran Mata Kuliah PAI pada 3 Perguruan Tinggi Umum di Surabaya yaitu, Universitas Airlangga (UNAIR), Universitas Negeri Surabaya (UNESA), dan Institut Teknologi Negeri Surabaya (ITS).[14] Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa:


(1) pengorganisasian materi, menjabarkan isi bahan, mengurutkan isi materi menjadi menjadi sub-sub tema ;(2) Pemanfaatan media pembelajaran dalam proses penyampaian pembelajaran mata kuliah pendidikan agama Islam (dosen, pesan, bahan, alat, teknik dan latar) di ketiga situs terteliti, tampak sangat membantu proses pencapaian tujuan pembelajaran. (3) Pengelolaan motivasional dilakukan dengan cara memberikan penilaian secara langsung, memberikan kebebasan untuk memanfaatkan latar,media pembelajaran, memberikan bimbingan secara individual, dan memberikan penghargaan terhadap kegiatan positif yang dilakukan oleh mahasiswa. Dalam proses pembelajaran mata kuliah pendidikan agama Islam kontrol belajar yang dilakukan dosen adalah dengan cara mengaktifkan semua mahasiswa dalam mengerjakan tugas-tugas praktek yang diberikan, mendampingi mahasiswa pada saat proses pembelajaran berlangsung. (4) Faktor internal yang mempengaruhi strategi pembelajaran dari sisi dosen adalah kemampuan dan keterampilan dosen dalam bidang pendidikan agama Islam, minat dan motivasi dosen dalam mengajar mata kuliah pendidikan agama Islam. Dari sisi mahasiswa adalah kemampuan, motivasi dan minat mahasiswa dalam mengikuti proses pembelajaran mata kuliah pendidikan agama Islam. Sementara faktor eksternal yang mempengaruhi strategi pembelajaran adalah visi, misi perguruan tinggi, kurikulum, sarana prasarana yang ada pada setiap perguruan tinggi serta karakteristik mata kuliah pendidikan agama Islam yang cenderung bersifat afektif dan menekankan pada sikap.(5) Sebagian besar mahasiswa PTN di kota Surabaya telah menerapkan mata kuliah pendidikan agama Islam dalam kehidupan sehari-hari.(6) Pembelajaran mata kuliah pendidikan agama Islam telah menunjukkan kualitas yang tercermin dari kemampuan dosen memfasilitasi proses belajar dalam menghasilkan proses dan hasil belajar yang optimal sesuai dengan tuntutan kurikuler.[15]


c.    Marzuki, dengan judul karya tulis ilmiahnya adalah Penanaman Nilai-nilai Akhlak Mulia di Kalangan Mahasiswa Melalui Perkuliahan Pendidikan Agama Islam di Perguruan Tinggi Umum. Karya ilmiah ini merupakan tindak lanjut dari hasil laporan penelitian oleh Marzuki sendiri yang dilakukan pada tahun 2008 di Universites Negeri Yogyakarta dengan judul “Pembentukan Kultur Akhlak Mulia di Kalangan Mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta Melalui Pembelajaran Pendidikan Agama Islam” yang diterbitkan oleh FISE UNY. Abstrak dari kajian ilmiah ini adalah sebagai berikut:


Tujuan pendidikan nasional adalah untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Sebagai bagian dari pendidikan nasional, Pendidikan Agama Islam mempunyai peran yang sangat penting dan strategis dalam rangka mewujudkan fungsi dan tujuan pendidikan nasional. Karena itulah, Pendidikan Agama Islam menjadi salah satu mata kuliah pokok dari mata kuliah pengembangan kepribadian (MPK). Salah satu tujuan yang paling mendasar dari perkuliahan Pendidikan Agama Islam di perguruan tinggi umum (PTU) adalah terbentuknya manusia yang memiliki akhlak mulia dengan didasari iman yang tangguh dan aturan-aturan syariah yang memadai. Penanaman nilai akhlak mulia di kalangan mahasiswa, karena itu, menjadi penting untuk memfasilitasi mahasiswa agar benar-benar terbina akhlaknya di samping berkembang intelektualitas dan kreativitasnya.[16]


Supaya pemaparannnya mendalam maka peneliti perlu menyajikan persamaan dan perbedaan bidang kajian yang akan dilakukan ini dengan penelitian dan kajian ilmiah terdahulu sebagai bukti orisinalitas penelitian ini dengan menggunakan bentuk tabel agar lebih spesifik dan mendalam sebagai berikut:


Tabel. 1
Orisinalitas Penelitian

No.
Nama Peneliti, Judul, dan Tahun Penelitian
Persamaan
Perbedaan
Orisinalitas Penelitian
1.
Riris Lutif Ni’matul Laila, Strategi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di Universitas Brawijaya dan Universitas Negeri Malang, 2012.
Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (di perguruan tinggi umum)
Strategi Pembelajaran PAI
1.     Bagaimana Materi Kurikulum PAI-nya?
2.     Mengapa tidak menyajikan kondisi keagamaan mahasiswa?
3.     Apakah kompetensi Lulusan Mahasiswa sudah tercapai?
4.     Bagaimana pelaksanaan evaluasi yang dilakukan?

2.
Lilik Nur Kholidah, Implementasi Strategi Pembelajaran Mata Kuliah Pendidikan Agama Islam Pada Perguruan Tinggi Negeri Di Surabaya Disertasi.
Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (di perguruan tinggi umum)
Implementasi Strategi Pembelajaran Mata Kuliah PAI

1.    Bagaimana evaluasi formal dari ranah kognitif, afektif, dan psikomotoriknya?
2.    Mengapa tidak dijelaskan arah Pembelajaran PAI di PTU sesuai dengan karakter mahasiswa atau perguruan tinggi tersebut?
3.
Marzuki, Penanaman Nilai-nilai Akhlak Mulia di Kalangan Mahasiswa Melalui Perkuliahan Pendidikan Agama Islam di Perguruan Tinggi Umum
Pendidikan Agama Islam (di Perguruan Tinggi Umum)
Penanaman Nilai Akhlak Mulia pada Mahasiswa melalui Pembelajaran PAI di Perguruan Tinggi Umum.
1.   Bagaimana Kondisi Peserta didik?
2.   Mengapa aspek Nilai Akhlak (moralitas) menjadi titik tekan utama dalam Pembelajaran PAI?

7.    Sistematika Pembahasan
Untuk mempermudah penulisan dan pemahaman secara menyeluruh tentang penelitian yang akan dilakukan, maka dipandang perlu untuk memaparkan sistematika penulisan laporan dan pembahasan tesis adalah sebagai berikut:
a.    Bab pertama merupakan konteks penelitian, fokus penelitian, tujuan penelitian, manfaat atau kegunaan penelitian, Penelitian terdahulu, definisi istilah, dan diakhiri dengan sistematika penelitian.
b.    Bab kedua memuat kajian teori atau kajian pustaka yang meliputi pengertian sistem pembelajaran PAI, peran penting dan tujuan pembelajaran PAI, faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan pembelajaran PAI, faktor-faktor yang menghambat pembelajaran PAI, pengertian Perguruan Tinggi Umum, macam-macam Perguruan Tinggi Umum, manajemen Perguruan Tinggi Umum, sejarah Perguruan Tinggi Umum dalam mendukung kegiatan keagamaan Islam di Kampus, peranan pembelajaran PAI di perguruan Tinggi Umum, Kurikulum PAI di perguruan tinggi umum, Kondisi keberagaman (kompleksitas) Mahasiswa di perguruan Tinggi Umum,  Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Keagamaan Mahasiswa di perguruan Tinggi Umum, kompetensi minimal mahasiswa yang diharapkan setelah mengikuti mata kuliah PAI di PTU, stragegi pembelajaran PAI diperguruan tinggi umum, dan evaluasi pembelajaran PAI di PTU.
c.    Bab ketiga merupakan metodologi penelitian yang mengurai pendekatan dan jenis penelitian, kehadiran peneliti, lokasi penelitian, sumber data, prosedur pengumpulan data, analisis data, pengecekan keabsahan data, dan tahap-tahap penelitian.
d.   Bab keempat akan memaparkan data-data dari hasil penelitian tentang gambaran umum lokasi penelitian di UNP Kota Kediri meliputi sistem pembelajaran PAI, keberadaan dosen, mahasiswa, dan sarana prasarana. Kemudian memaparkan temuan penelitian yang berkaitan dengan tema penelitian yang akan dilakukan.
e.    Bab kelima membahas hasil penelitian yang terkait dengan tema penelitian dengan cara menemukan titik temu antara teori yang sudah di paparkan di bab  kedua dengan bab keempat.
f.     Bab keenam adalah penutup yang menguraikan kesimpulan dan saran-saran atau rekomendasi, yang kemudian dilanjutkan dengan daftar rujukan dan lampiran-lampiran.


B. LANDASAN TEORI
1.    Teori dan Isu Terkini yang Relevan dengan Permasalahan yang Diteliti
Kenyataan sosial yang hadir di masyarakat sekarang ini adalah adanya pemahaman tentang perguruan tinggi dengan menggunakan cara yang berbeda dan tidak semestinya. Bagi masyarakat perguruan tinggi adalah sebuah lembaga pendidikan yang memiliki ruang-ruang kuliah, laboratorium (walaupun menurut masyarakat keberadaannya bukan sebuah keharusan), perpustakaan, dan adanya pendidik yang disebut dosen. Selain itu di perguruan tinggi juga terdapat aktivitas khusus yang disebut kuliah yaitu kegiatan pertemuan dosen dengan mahasiswa, setelah itu ada ujian, kemudian pertemuan dengan masyarakat (berupa KKN, PKL atau PPL, dan Penelitian), dan diakhiri dengan wisuda memakai toga sebagai simbol kelulusan sehingga berhak untuk mendapat gelar sesuai dengan bidang keilmuan masing-masing.[17] Dengan kata lain menurut penulis masyarakat membedakan jenjang pendidikan dasar dan menengah dengan jenjang pendidikan tinggi berdasarkan simbol-simbol yang digunakan dan aktivitasnya saja. Sehingga berdampak pada pola pikir pragmatisme yang mengagungkan gelar-gelar kesarjanaan, meninggikan status sosial (gengsi) dan status ‘mahasiswa’ di atas segala-galanya, dan menyebabkan pergeseran makna kuliah dari yang asalnya untuk mencari dan mendapatkan ilmu menjadi bertujuan mengejar gengsi dan status sosial tinggi.





Pola pandang masyarakat yang sesederhana tersebut terhadap perguruan tinggi menyebabkan banyaknya perguruan tinggi yang didirikan oleh masyarakat. Walaupun pada kenyataannya banyak mahasiswa dan sarjana yang semakin lama semakin banyak di tengah-tengah masyarakat ternyata masih sulit ditemui orang yang pandai, pintar, cendikiawan, dan berguna bagi masyarakat. Di sisi lain kenyataan pada akhir-akhir ini pemerintah telah memberikan persyaratan yang ketat bagi masyarakat untuk mendirikan perguruan tinggi dan bagi lembaga pendidikan tinggi yang lama untuk membuka fakutlas dan program studi baru.[18] Selain itu masih banyak ditemui bahwa ada beberapa mahasiswa yang terlibat demo secara anarkis, pergaulan bebas, penyalahgunaan narkoba, dan minimnya moralitas-religius sehingga salah satu fungsi mahasiswa sebagai pengurang beban masyarakat tidak bekerja semestinya bahkan bisa dikatakan mahasiswa malah menjadi beban bagi masyarakat.
Pada era yang terkini banyaknya perguruan tinggi yang baru berdiri sekarang ini berbanding lurus dengan meningkatnya jumlah fakultas dan program studi di setiap perguruan tinggi yang sudah lama berdiri. Penambahan program studi ini tentu untuk mengakomodir kebutuhan masyarakat untuk mendapatkan ilmu pada bidang-bidang tertentu. Alasan lain adalah adanya peningkatan taraf ekonomi masyarakat yang semakin mapan sehingga berpeluang bagi para remaja akhir untuk mengenyam sampai jenjang pendidikan tinggi. Serta alasan yang terakhir adalah karena adanya beasiswa dari pemerintah maupun dari organisasi kemasyarakatan (Non Goverment Organization). Fenomena tersebut menambah semangat persaingan mendapatkan pengaruh dari masyarakat untuk meningkatkan jumlah mahasiswa yang terjadi antar perguruan tinggi berimplikasi pada minimnya kontrol perguruan tinggi  terhadap perilaku mahasiswanya. Seakan kontrol dan koreksi terhadap mahasiswa adalah tugas bagi dosen-dosen terutama dosen PAI dan dosen mata kuliah pengembangan kepribadian yang lain.
Pernyataan tersebut di atas sejalan dengan pernyataan Imam Suprayogo bahwa semangat masyarakat dan lembaga pendidikan tinggi untuk mengembangkan perguruan tinggi, khususnya perguruan tinggi islam belum diimbangi dengan jumlah tenaga dosen yang profesional, selain itu para dosen juga belum memiliki kesadaran budaya dalam mengembangkan keilmuan. Para dosen belum merasa gelisah tatkala belum dapat menulis, berdiskusi, meneliti, dan mengikuti kegiatan ilmiah lainnya. Mereka masih harus disuruh bahkan harus dipaksa untuk melakukan kegiatan-kegitaan pengembangan keilmuan.[19] Hal ini juga tidak menutup kemungkan bagi dosen Pendidikan Agama Islam di perguruan tinggi umum yang mempunyai tanggung jawab moral terhadap perkembangan keilmuan dan perilaku keislaman mahasiswanya.
Maka dipandang sangat perlu meningkatkan kualitas pembelajaran PAI di perguruan tinggi umum dengan cara melakukan pengembangan keilmuan melalui penelitian dan pengabidan masyarakat di bidang Pendidikan Islam. Sehingga diharapkan keberadaan dosen PAI diperguruan tinggi umum bisa bermanfaat bagi pengembangan lembaga perguruan tinggi umum yang menjadi tempat tugasnya. Karena bagiamanapun juga jika dosen PAI di perguruan tinggi umum memiliki kualitas baik (minimal sejajar dengan dosen lainnya) maka akan bisa menarik pengaruh bagi masyarakat dan calon mahasiswa  terutama yang berlatar belakang dari kaum taat beragama yang ingin mengembangkan ilmu pengetahuan umum di perguruan tinggi umum.
Namun permasalahan yang terjadi dalam pembelajaran PAI di perguruan tinggi seperti diungkapkan Hidayat, menegaskan bahwa pembelajaran pendidikan agama Islam yang selama ini berlangsung di institusi pendidikan tinggi adalah keberhasilan PAI dalam mencetak cendekiawan yang menguasai ilmu pengetahuan dan memiliki wawasan moral. Namun disisi lain PAI di pendidikan tinggi masih belum mampu menjadi sumber  motivasi serta inspirasi bagi mahasiswa untuk menunjukkan perilaku positif  dalam  kehidupan sehari-hari.[20] Permasalah lain yang telah diungkapkan oleh Riris Lutif Ni’matul Laila dalam Tesisnya bahwa:


....pelaksanaan pendidikan agama Islam di Perguruan Tinggi masih terdapat permasalahan yang perlu dipecahkan baik yang disebabkan oleh faktor internal  maupun faktor eksternal. Dalam terminologi Buchori, kekurangberhasilan pendidikan agama Islam  disebabkan pelaksanaan pendidikan  agama hanya memperhatikan aspek kognitif semata daripada pertumbuhan kesadaran nilai-nilai agama Islam dan mengabaikan pembinaan aspek afektif dan  konatif  volutif, yakni kemauan dan komitmen untuk mengamalkan nilai-nilai ajaran agama. Sehingga belum mampu mempengaruhi perilaku keseharian peserta didik padahal  substansi dari pendidikan agama Islam adalah pendidikan nilai yang termanifestasi dalam perilaku.[21]

      
Serta Problematika PAI secara umum yang di ungkapkan oleh M. Asrori Ardiansyah menyatakan bahwa yang menyebabkan kekurang efektifan pembelajaran PAI di Lembaga pendidikan Umum adalah sebagai berikut:
a.    Faktor internal
Merupakan faktor yang muncul dalam diri pendidik PAI, yang meliputi: kompetensi pendidik yang relatif masih lemah, penyalahgunaan manajemen penggunaan pendidik agama, pendekatan metodologi pendidik yang tidak mampu menarik minat peserta didik terhadap Mata Kuliah PAI, solidaritas pendidik agama dengan pendidik non-agama masih sangat rendah, kurangnya waktu persiapan pendidik agama untuk mengajar, dan hubungan pendidik agama dengan peserta didik hanya bersifat formal saja.
b.    Faktor Eksternal
Merupakan faktor yang berasa dari luar diri pendidik PAI yang meilputi sikap masyarakat/orangtua yang kurang concern terhadap pendidikan agama yang berkelanjutan, situasi lingkungan sekitar Kampus yang banyak memberikan pengaruh yang buruk, pengaruh negatif dari perkembangan teknologi, dan pergaulan malam yang bebas
c.    Faktor Institusional
 Merupakan faktor yang berasal dari lembaga atau istitusi yang mempunyai kebijakan dan keputusan tentang pembelajaran PAI yang meliputi sedikitnya alokasi jam pelajaran pendidikan agama Islam, kurikulum yang terlalu overloaded, kebijakan kurikulum yang terkesan tidak terancang dengan mantap, alokasi dana pendidikan yang sangat terbatas, alokasi dana untuk kesejahteraan pendidik yang belum memadai, dan minimnya jumlah dosen yang tidak sebanding dengan jumlah mahasiswanya.[22]
Sedangkan secara operasional, persoalan PAI dalam kegiatan pembelajaran di lembaga pendidikan umum dapat dijabarkan sebagai berikut:


a. Dari proses belajar-mengajar, pendidik PAI lebih terkonsentrasi persoalan-persoalan teoritis keilmuan yang bersifat kognitif semata dan lebih menekankan pada pekerjaan mengajar/ transfer ilmu b. Metodologi pengajaran PAI selama ini secara umum tidak kunjung berubah, ia bagaikan secara konvensional-tradisional dan monoton sehingga membosankan peserta didik. c. Pelajaran PAI seringkali dilaksanakan di sekolah bersifat menyendiri, kurang terintegrasi dengan bidang studi yang lain, sehingga mata pelajaran yang diajarkan bersifat marjinal dan periferal. d. Kegiatan belajar mengajar PAI seringkali terkonsentrasi dalam kelas dan enggan untuk dilakukan kegiatan praktek dan penelitian di luar kelas. e. Penggunaan media pengajaran baik yang dilakukan pendidik maupun peserta didik kurang kreatif, variatif dan menyenangkan. f. Kegiatan belajar mengajar (KBM) PAI cenderung normatif, linier, tanpa ilustrasi konteks sosial budaya di mana lingkungan peserta didik tersebut berada, atau dapat dihubungkan dengan perkembangan zaman yang sangat cepat perubahannya. g. Kurang adanya komunikasi dan kerjasama dengan orangtua dalam menangani permasalahan yang dihadapi peserta didik.[23]


2.    Kajian Hasil - hasil Penelitian yang Relevan
Berdasarkan dari penelitian yang dilakukan oleh Yahya Aziz telah menyimpulkan bahwa penguatan mata kuliah Pendidikan Agama Islam (PAI) di UPM SOSHUM ITS bahwa:

Alokasi waktu belajar 2 sks untuk mata kuliah PAI di UPM  SOSHUM sungguh amat minim dan kurang sekali, untuk itu dibuatlah cara/metode agar mata kuliah yang dibina (PAI) mencapai sasaran yaitu dengan jalan penguatan mata kuliah PAI melalui kegiatan extra kurikuler yaitu: pendalaman Al-Qur’an, Halaqoh dan mentoring. Adapun dampak positif yang berkembang selama ini adanya penguatan PAI adalah mahasiswa aktif dan kritis bertanya, rasa ingin tahu persoalan agama Islam dan mahasiswa mempunyai ketrampilan memecahkan belajar sesuai dengan falsafahpembelajaran yang harus diorientasikan ke peserta didik (mahasiswa).[24]


Dari hasil penelitian tersebut penulis juga menduga permasalahan tersebut juga bisa terjadi di UNP Kota Kediri, namun tentu untuk menyelesaikan permasalahan tersebut sangat berbeda dengan di ITS karena kondisi UNP dengan ITS berbeda sehingga titik tekan penyelesaian permasalahannya juga berbeda.

3.    Kerangka Berfikir Kritis
Menurut Hasan Langgulung tentang tujuan pendidikan mengemukakan bahwa tujuan pendidikan islam memeliki keserupaan dengan tujuan utama hidup manusia yaitu beribadah (menyembah) kepada Allah. Sehingga kedudukan tujuan pendidikan sangatlah penting karena untuk menentukan metode dan kandungan materi dari pendidikan teresebut. Menurutnya pendidikan merupakan alat yang digunakan untuk memelihara kelangsungan hidup atau eksistensi manusia baik secara personal maupun sosial.[25] Hal ini bukan berarti bahwa pendidikan Islam mengabaikan kepentingan masyarakat secara luas atau hanya mementingkan Ibadah keislaman semata. Namun pendidikan Islam ikut bertanggung jawab dalam menjaga keamanan, kerukunan, dan kerjasama yang harmonis antar pemeluk umat beragama di masyarakat sehingga terwujud masyarakat yang ideal seperti zaman pemerintahan Nabi Muhammad di negara Madinah. Dengan kata lain terminologi dari kata ibadah di sini tidak hanya ibadah secara individual tapi ibadah secara sosial minimal dengan bentuk tidak mengganggu dan merusak keamaan masyarakat.
Disisi lain menurut Langgulung bahwa manusia sebagai khalifah di muka bumi memiliki ciri-ciri yang khusus yang tidak dimiliki oleh makhluk lain yaitu memiliki fitrah yang baik, ruh, dan memiliki karunia dari Allah SWT untuk bebas berkehendak (free will) dan memilih tingkah laku serta tujuan hidup dirinya sendiri.[26] Sebagaimana dalam ayat al-Quran berikut ini:

a.       Surat  al- Ala ayat 87.


Terjemahannya: Tetapi kamu (orang-orang kafir) memilih kehidupan duniawi.

b.      Surat al- Jin 72.


Terjemahannya: Dan sesungguhnya di antara kami ada orang-orang yang taat dan ada (pula) orang-orang yang menyimpang dari kebenaran. Barangsiapa yang yang taat, maka mereka itu benar-benar telah memilih jalan yang lurus.[27]

Sudah jelas dari ayat-ayat di atas bahwa manusia boleh untuk menerima atau menolak jalan yang telah ditentukan oleh Allah SWT. Bahkan manusia bebas untuk memilih percaya pada Allah SWT atau tidak percaya sama sekali. Oleh karena itu mahasiswa sebagai manusia yang sudah dewasa, mampu berlogika, dan berfikir ilmiah cara pengajaran PAI-nya sangat berbeda dengan cara pengajaran di jenjang pendidikan menengah terlebih lagi di jenjang pendidikan dasar. Strategi doktrinasi agama tidak lagi berlaku di jenjang pendidikan tinggi, maka salah satu strategi yang tepat adalah dengan menggunakan dialog atau diskusi serta pendalaman terhadap suatu kajian masalah (kasus tertentu) dari berbagai sumber (literatur) yang dilakukan secara objektif dan terbuka. Hal ini akan memancing mahasiswa untuk membuka diri ke dalam wilayah pembahasan agama Islam yang lebih luas dan lebih aplikatif. Sehingga pembelajaran PAI diharapkan tidak terkesan kaku, tidah hanya berbicara tentang tata cara ibadah,  dan tidak terkesan normatif.   
Selain hal tersebut menurut penulis perlu adanya upaya berfikir kritis tentang fungsi dan peran mata kuliah Pendidikan Agama Islam di perguruan tinggi umum yang oleh pemerintah diwajibkan untuk dijalankan oleh setiap perguruan tinggi yang memiliki mahasiswa islam dalam jumlah tertentu. Hal ini diperlukan untuk penegasan manfaat keberadaan mata kuliah PAI bagi mahasiswa sebagai pelaku pembelajaran dan juga bagi lembaga pendidikan sebagai penyelenggara pendidikan tinggi yaitu bisa meningkatkan citra baik perguruan tinggi tersebut di mata masyarakat yang kemudian secara otomatis akan meningkatkan daya dukung masyarakat terhadap perguruan tinggi tersebut.
Untuk mewujudkan mata kuliah PAI yang bisa membawa manfaat praktis dan juga ideologi bagi perguruan tinggi umum maka perlu adanya penyempuraan materi pembelajaran agama islam yang kontekstual, tidak normatif, dan mengakomodasi berbagai keberagaman mahasiswa yang memiliki berbagai latar belakang, yang walaupun secara formal memeluk Islam namun secara kenyataan memiliki pandangan berbeda-beda tentang hakikat Islam itu sendiri. Ini bukan berarti bahwa PAI akan kehilangan jati dirinya, bahkan ini akan menunjukkan jati diri PAI sesungguhnya. Di sisi yang lain karena selama ini penyampaian materi PAI hanya dari satu sudut saja sehingga terkesan mata kuliah PAI isinya tidak bisa dirubah sama sekali dari dulu hingga sekarang tetap sama.
Menindak lanjuti dari pemaparan di atas bahwa di perguruan tinggi umum sudah menjadi sebuah pengetahuan umum tentang adanya berbagai program studi yang mengarah pada keilmuan umum dengan berarti adanya pengkajian secara mendalam tentang ilmu keduniaan seperti kesehatan, kependidikan umum, ekonomi, peternakan, dan pengembangan teknologi modern. Oleh karena itu hendaknya materi PAI di perguruan tinggi umum harus menyesuaikan diri secara kontekstual dengan bidang-bidang keilmuan yang didalami oleh mahasiswa. Dengan kata lain dosen harus mengadakan integrasi ilmu pengetahuan antara ilmu agama dengan ilmu umum tersebut. Namun menurut Imam Suprayogo pada kenyataan secara operasional tidaklah mudah menyatukan kedua jenis ilmu tersebut. Dengan bukti bahwa dosen atau pembuat kebijakan yang tidak menyetujui terjadinya dikotomi antara ilmu agama dengan ilmu umum (mendukung adanya integrasi) pada kenyataannya secara terang-terangan masih juga memisahkan antara ilmu-ilmu agama dengan ilmu umum.[28]

4.    Kerangka Dasar Teori dalam Penelitian
Sebagaimana yang diungkapkan oleh Azyumardi Azra bahwa pada dekade ini pendidikan Indonesia tengah mengalami reformasi selaras dengan reformasi politik pasca bubarnya orde baru. Menurutnya reformasi pendidikan haruslah bersifat komperhensif dan menyeluruh dari tingkat konsep maupun penyelenggaraannya. Reformasi pendidikan perlu mengembangkan sejumlah perencanaan kebijakan makro dan mikro dalam kurun jangka pendek, jangka menengah, dan jangka panjang.[29] Pembelajaran yang tidak komperhensif ditakutkan akan menyebabkan tumbuhnya intoleransi, menumbuhkan kebencian mahasiswa terhadap agama lain tanpa alasan yang logis, dan terjadinya penolakan secara prefentif bahkan agresif bagi mahasiswa yang merasa tidak sepaham dengan jalan fikir yang disampaikan oleh dosennya. Sehingga jika itu terus berkelanjutan bisa menyebabkan sulit untuk mewujudkan masyarakat madani yang demokratis dan memiliki peradaban unggul. Oleh karena itu perlu adanya pembenahan di bidang pelaksanaan Pembelajaran PAI di perguruan tinggi umum selama ini yang masih diajarakan secara parsial dan adhoc.
Pembelajaran yang belum komperhensif nampak terutama dari segi materi atau kandungannya serta penyampaian yang belum melihat keberagaman mahasiswanya. Sebagaimana pernyataan salah satu mahasiswa agama Kristen[30] yang tidak mau namanya dicantumkan dalam proposal tesis menyatakan bahwa:


Keluhannya saat mata kuliah agama itu masih dogmatis, hanya membicarakan seputar Ibadah agama Islam. Padahal tujuan diberikannya materi agama dari berbagai agama [termasuk materi agama Islam atau PAI] diajarkan di akbid adalah agar mahasiswa kelak saat mengabdi di masyarakat nanti bisa memahami karakter dan psikologi pasiennya.[31]


Selain itu PAI sebagai rumpun Mata kuliah Pengembangan Kebribadian ikut bertanggung jawab secara moral atas banyaknya perilaku menyimpang mahasiswa (terjadi krisis mentalitas dan moral) misalnya tawuran, penyalahgunaan Narkoba, seks bebas, dan perilaku serta perkataan kotor yang tidak patut dimiliki oleh seorang mahasiswa sebagai manusia akademis yang berpengetahuan luhur. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Azyumardi Azra bahwa tugas dan tanggungjawab beban perguruan tinggi tidak hanya pada meningkatnya kualitas akademis lulusannya namun juga perlu menekankan meningkatnya kualitas mentalitas, moral, dan karakter mahasiswa-mahasiswanya. Ia menambahi bahwa selama ini Perguruan Tinggi mengabaikan perannya dalam melatih mahasiswanya  untuk berperilaku sesuai dengan nilai-nilai moral, kepribadian, dan akhlak yang mulia. Dengan kata lain, terdapat kesan bahwa perguruan tinggi bersikap permissivisme terhadap perilaku mahasiswanya yang nyaris tanpa kontrol dan koreksi, karena tidak adanya sikap peduli kampus terhadapnya.[32]

C.  METODE PENELITIAN
1.    Pendekatan dan Jenis Penelitian
Berdasarkan Studi pendahuluan yang telah penulis lakukan seperti yang tergambarkan pada pembahasan sebelumnya maka pendekatan penelitian yang digunakan adalah pendekatan kualitatif. Pendekatan penelitian kualitatif merupakan pendekatan yang digunakan oleh kaum fenomenologis, yang mana untuk menangkap makna-makna dari tingkah laku manusia kaum fenomenologi berusaha memandang sesuatu dari sudut pandang orang yang ‘bertingkah laku’ itu sendiri. Sehingga seakan-akan peneliti merasakan secara langsung apa yang dilakukan oleh orang yang bertingkah laku tersebut. Kaum fenomenologis mencari pemahaman (understanding) lewat metode kualitatif seperti pengamatan peran serta (participant observation), metode pewawancara terbuka (open-ended interviewing), dan dokumen pribadi. Metode-metode ini mengahsilkan data deskriptif yang memungkinkan mereka melihat dunia ini seperti yang dilihat oleh subyek penelitian.[33]
Pendekatan ini peneliti gunakan karena peneliti ingin lebih menyentuh ke aspek sosialnya (fakta sosial) yang sangat luwes, lebih manusiawi, dan hasil dari penelitian ini tidak dapat diprediksikan secara statistik dan matematis yang terlalu kaku. Pendekatan kualitatif diarahkan pada latar dan individu secara holistik (utuh). Hal ini diperkuat oleh Bogdan dan Taylor yang dikutip oleh Lexy J. Moleong  menyatakan bahwa pendekatan kualitatif adalah ”suatu proses penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati.[34] Dengan kata lain pendekatan kualitatif merupakan pendekatan yang menggambarkan realitas pada sebuah peristiwa secara terperinci, mendalam, dan menyeluruh. Selain itu pendekatan kualitatif juga mencocokkan antara fenomena nyata dengan teori dan undang-undang atau norma positif yang berlaku dengan menggunakan metode deskriptif.
Sedangkan jenis penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus, yakni penyelidikan yang mendalam terhadap suatu individu, kelompok atau institusi (atau penelitian yang secara empiris menginvestigasi fenomena dalam kehidupan nyata).[35] Studi kasus ini akan mencoba mengkaji secara terperinci sekaligus mendalam dari suatu aktivitas sistem pembelajaran PAI di UNP Kota Kediri.

2.    Kehadiran Peneliti
Karena penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif maka kehadiran peneliti di lapangan adalah sangat diperlukan. Kehadiran peneliti bertindak sebagai instrumen dalam mengumpulkan data. Oleh karena itu kehadiran peneliti di lapangan mutlak diperlukan dengan syarat kehadiran peneliti diupayakan seoptimal mungkin tidak mengganggu atau merubah keadaan sebagaimana yang telah terjadi di tempat penelitian dalam sehari-hari sebelum kehadiran peneliti. Sebagaimana yang disampaikan oleh Lexy J. Moleong bahwa karakteristik pendekatan kualitatif meliputi latar yang alami, manusia sebagai alat (instrumen), menggunakan metode kualitatif, menggunakan analisis data secara induktif, deskriptif, lebih mementingkan proses dari pada hasil, adanya batas objek penelitian yang ditentukan oleh fokus penelitian, adanya kriteria khusus untuk menguji keabsahan data, desain bersifat sementara, dan hasil penelitian dirundingkan serta disepakati bersama.[36]
Maka berlandaskan teori tersebut kehadiran peneliti di UNP Kota Kediri nanti hanya bertindak sebagi alat untuk mengumpulkan data, menganalisis data, mengecek atau memferifikasi keabsahan data,  dan menarik kesimpulan data dengan mengutamakan etika, estetika, dan logika. Penggunaan etika sangat penting digunakan karena untuk memutuskan sebuah data tersebut layak diterbitkan atau tidak dan juga memperhatikan berdampak negatif atau tidak bagi kampus UNP Kota Kediri jika dipublikasikan.
Dalam melakukan penelitian yang akan dilakukan ini peran peneliti hanya sebagai pengamat penuh di lapangan. Dan kehadiran peneliti di lokasi penelitian diketahui statusnya sebagai peneliti (tidak menyamar sebagai mahasiswa UNP Kota Kediri) oleh subjek penelitian atau informan, serta kedatangan penelitian setiap memasuki kampus UNP kota Kediri untuk menggali data dan informasi akan meminta izin terlebih dahulu dari pihak yang berwenang di Kampus. Sehingga dapat dikatakan bahwa penelitian yang dilakukan nanti bersifat terbuka dengan cara peneliti berbaur secara alami dengan informan dalam mengamati aktivitas informan. Kehadiran penelitan di lapangan nanti akan mematuhi segala aturan dan tata tertib pihak Kampus UNP kota Kediri agar tidak menggangu aktivitas akademik kampus.
Oleh karena itu frekuensi kehadiran peneliti di lokasi penelitian harus terjadwal terlebih dahulu dalam bentuk time table penggalian data penelitian  sebagai berikut ini:

Tabel. 2
Timbe Table Penggalian data di UNP Kota Kediri

No.
Objek
Subjek
Target Waktu Pelaksanaan
1.
Mengantarkan surat izin penelitian tesis dari STAIN Kediri beserta lampiran Proposal Tesis.
Rektor Universitas Nusantara PGRI Kota Kediri
..........................
..........................
..........................
..........................
2.
Meminta izin kepada Pejabat berwenang UNP Kota Kediri sekaligus memohon surat disposisi untuk menemui Dekan, Kaprodi, dan dosen PAI UNP Kota Kediri
Rektor dan Pembantu Rektor I Universitas Nusantara PGRI Kota Kediri
..........................
..........................
..........................
..........................
..........................
..........................
..........................
3.
Menemui semua Dekan UNP Kota Kediri
Dekan Fakultas Peternakan, Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan, Dekan Fakultas Teknik, Dekan FKIP, dan Dekan Fakultas Ekonomi
..........................
..........................
..........................
..........................
4.
Menemui semua Kaprodi UNP Kota Kediri
1.    Fakultas Peternakan: Kaprodi Peternakan.
2.    Fakultas Ilmu Kesehatan: Kaprodi Akademi Kebidanan dan Kaprodi Akademi Keperawatan.
3.    Fakultas Teknik: Kaprodi Teknik Mesin, Kaprodi Teknik Elektro, Kaprodi Teknik Industri, Kaprodi Sistem Informasi, dan Kaprodi Teknik Informatika.
4.     FKIP: Kaprodi PG-PAUD, Kaprodi PGSD, Kaprodi Bimbingan dan Konseling, Kaprodi PBSI, Kaprodi Biologi, Kaprodi Matematika, Kaprodi Pendidikan Ekonomi Akuntansi, Kaprodi PKN, Kaprodi Pendidikan Sejarah, Kaprodi Bahasa Inggris , dan Kaprodi Penjaskesrek.
5.    Fakultas Ekonomi: Kaprodi Akuntasi, Kaprodi Manajemen.
..........................
..........................
..........................
..........................
..........................
..........................
..........................
..........................
..........................
..........................
..........................
..........................
..........................
..........................
..........................
..........................
..........................
..........................
..........................
..........................
..........................
..........................
..........................
..........................
5.
Menemui sebagian Dosen PAI di setiap Program Studi (Prodi)
Sebagian Dosen PAI di setiap program studi
..........................
..........................
..........................
6.
Menemui sebagian Mahasiswa yang diajarkan PAI di setiap Prodi.
Sebagian Mahasiswa yang diajarakan mata Kuliah PAI di setiapa Prodi.
..........................
..........................
..........................
..........................
7.
Melaporkan hasil penelitian dan meminta surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian di UNP Kota Kediri sekaligus berpamitan.
1.    Rektor UNP Kota Kediri
2.    Pembantu Rektor I

..........................
..........................
..........................
..........................
..........................
..........................

3.    Lokasi Penelitian
Sebagai pengantar dalam proposal tesis ini untuk gambaran singkat dan sederhana tentang lokasi penelitian maka peneliti akan memaparakan profil UNP kota kediri sebagaimana berikut ini:
a.  Sejarah UNP Kota Kediri
Secara Umum sejarah UNP Kota Kediri dapat terdeskripsikan secara utuh berdasarkan dari sumber terpercaya sebagaimana berikut:
1)   Berdirinya Universitas Nusantara PGRI Kediri diawali dengan adanya perguruan Tinggi yang didirikan oleh yayasan yang dibentuk oleh PGRI Daerah VIII Jawa Timur. Tepatnya pada pertengahan tahun 1976 PGRI Cabang Kotamadya dan Kabupaten Kediri membentuk yayasan yaitu Sub Yayasan PGRI Cabang Kotamadya dan Kabupaten Kediri. Sebagai tindak lanjut mewujudkan lembaga tersebut kemudian dibentuk panitia pelaksana untuk menyiapkan semua persyaratan pendirian perguruan tinggi. Berdasarkan hasil evaluasi yang telah dilakukan oleh Kopertis VII Surabaya terhadap IKIP PGRI Jawa Timur di Kediri dianggap telah memenuhi persyaratan minimal, sehingga dapat memberikan status “Terdaftar” dengan Surat Keputusan Koordinator Kopertis Wilayah VII nomor 87A/I/1976 tanggal 17 Mei 1976. Dengan status ini IKIP PGRI Jawa Timur di Kediri diberikan wewenang untuk menyelenggarakan pendidikan tinggi sampai tingkat Sarjana Muda, yang terdiri dari Fakultas Ilmu Pendidikan dengan Program Studi Pendidikan Umum dan Fakultas Keguruan Ilmu Sosial dengan Program Studi Sejarah.
2)   Kemudian berdasarkan Surat Keputusan Menteri P dan K Republik Indonesia nomor 0428/O/1983 tanggal 7 Oktober 1983, Program Studi yang ada pada Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial ditambah Studi PMP-KN.
3)   Perluasan Fakultas, Penambahan Program Studi serta peningkatan program dimulai pada tahun akademik 1983/1984. Dengan izin operasional dari Kopertis Wilayah VII Nomor 155/O/1984 tanggal 29 Mei 1984, IKIP PGRI Jawa timur di Kediri diizinkan membuka Program Sarjana dengan Fakultas dan Program Studi sebagai berikut : 1) Fakultas Ilmu Pendidikan, terdiri dari Program Studi sebagai berikut: Kurikulum dan Teknologi Pendidikan, serta Psikologi Pendidikan dan Bimbingan. 2) Fakultas Pendidikan ilmu Pengetahuan Sosial, terdiri dari Program Studi : Pendidikan Sejarah, Pendidikan Moral Pancasila dan Kewarganegaraan. 3) Fakultas Pendidikan Ilmu Bahasa dan Seni, terdiri dari Program Studi : Pendidikan Bahasa Indonesia dan Pendidikan Bahasa Inggris. 4) Fakultas Pendidikan Matematika dan IPA, yaitu Program Studi Pendidikan Matematika.
4)   Selanjutnya berdasarkan Surat Keputusan Mendikbud RI nomor 1398/O/1984 tahun 1985, IKIP PGRI Kediri lepas dari naungan IKIP PGRI Jawa Timur di Kediri. IKIP PGRI Kediri berubah resmi menjadi Lembaga Pendidikan Tinggi tingkat Institut berdasarkan Surat Keputusan Mendikbud RI nomor 070/O/1985 tanggal tanggal 18 Februari 1985 sekaligus mendapatkan status “Terdaftar”. Bersamaan dengan perubahan Status, IKIP PGRI Kediri mengusulkan Fakultas dan Program Studi baru yaitu di Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial bertambah Program Pendidikan Dunia Usaha dan Akuntansi, di Fakultas Pendidikan Matematika dan IPA bertambah Program Studi Biologi dan Fakultas Pendidikan Olah Raga dan Kesehatan dengan Program Studi Pendidikan Olah Raga jenjang D-III dan S-1.
5)   Dengan semakin ditingkatkan kualitas program pendidikan maka sejak tahun 1990, berdasarkan Surat Keputusan Mendikbud RI nomor 0124/O/1990 tanggal 9 Maret 1990, semua Program Studi di IKIP PGRI Kediri mendapatkan Status “Diakui”.
6)   Pada tahun 1998, YPLP PT-PGRI Kediri mendirikan STT (Sekolah Tinggi Teknik) PGRI Kediri berdasarkan Surat Keputusan Mendiknas RI nomor 09/D/O/1998 tanggal 11 Februari 1998 tentang Pemberian Status Terdaftar kepada 3 (tiga) Program Studi untuk jenjang Pendidikan Program S-I dan D-III yaitu Program Studi Teknik Mesin, Teknik Elektro dan Teknik Industri.
7)   Kemudian ketika mulai diterapkannya aturan baru mengenai akreditasi perguruan tinggi maka semua Program Studi di IKIP PGRI Kediri mendapat status “Terakreditasi” berdasarkan Surat Keputusan BAN PT. Depdikbud RI nomor 002/BAN/PT/AK-II/1998 tanggal 22 Desember 1998.
8)   Dinamika masyarakat yang terus berkembang memunculkan wacana perubahan IKIP PGRI Kediri menjadi Universitas. Wacana yang berkembang itu kemudian dirumuskan secara konkret dan dituangkan ke dalam RIP (Rencana Induk Pengembangan) bahwa pada tahun 2005 IKIP PGRI Kediri akan berubah menjadi Universitas, sebagai tindak lanjut dan implementasi Rencana Induk Pengembangan bahwa pada tahun 1993 YPLP PT-PGRI Kediri mendirikan STIE (Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi) Kediri berdasarkan Surat Keputusan Mendiknas RI nomor 28/D/O/1998 tanggal 20 April 1993 tentang Pemberin Status Terdaftarnya kepada Program Studi untuk Jenjang Program S-I dan D-III, yaitu program studi Managemen dan Akuntansi.
9)   Selanjutnya pada tahun 2003, YPLP PT-PGRI Kediri mendirikan AKPER PGRI Kediri berdasarkan Surat Keputusan Mendiknas RI nomor 140/D/O/2003 tanggal 05 September 2003 tentang Pemberian Ijin Penyelenggaraan Program Studi dan Pendirian AKPER PGRI Kediri dengan Program Studi Keperawatan untuk jenjang Program Diploma III.
10)    Persiapan perubahan menjadi Universitas kemudian dimatangkan dengan dibentuknya Tim Penyusun Proposal Universitas berdasarkan Surat Keputusan Ketua PPLP PT-PGRI Kediri nomor 070/SK/PPLP/PT-PGRI/2004 tanggal 17 Agustus 2004. Melalui proses yang cukup panjang maka pada tanggal 13 Oktober 2006, berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia nomor 241/D/O/2006 seluruh Lembaga Pendidikan Tinggi di bawah naungan PPLP PT-PGRI Kediri yaitu : IKIP PGRI Kediri, STIE Kediri, STT PGRI Kediri, AKPER PGRI Kediri bergabung menjadi Universitas Nusantara PGRI Kediri, diikuti dengan Penambahan Fakultas dan Program Studi Baru, yaitu Fakultas Teknik dengan Program Studi Teknik Informatika dan Sistem Infromasi dan Fakultas Peternakan dengan Program Studi Produksi Ternak dan Sosial Ekonomi Peternakan.
11)    Universitas Nusantara PGRI Kediri adalah Lembaga Pendidikan Tinggi di bawah naungan PPLP PT-PGRI Kediri yang berdiri berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pendidikan Republik Nasional Republik Indonesia nomor 24 / D / O / 2006 tanggal 12 Oktober 2006 tentang Pemberian Ijin Penyelenggaraan Program Studi Baru dan penggabungan beberapa Perguruan Tinggi menjadi Universitas Nusantara PGRI Kediri.[37]

b.  Visi dan Misi
Visi dan Misi UNP Kediri adalah sebagai berikut:

1)      Visi Perguruan Tinggi adalah Universitas Nusantara PGRI Kediri yang unggul sebagai pusat pengembangan sumberdaya manusia seutuhnya yang mempunyai keunggulan kompetitif dan bermartabat. 
2)      Misi Perguruan Tinggi adalah menyelenggarakan pendidikan akademik dan profesional dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi guna mewujudkan lembaga yang handal dan mampu menghasilkan sumberdaya manusia seutuhnya.[38]

c.  Organisasi Kemahasiswaan
UNP Kota Kediri memiliki Organisasi kemahasiswaan sebagaiman berikut ini diantaranya adalah Himaprodi Penjaskesrek, Himaprodi Pendidikan Bahasa Inggris (English Student Association), Himaprodi Pendidikan Biologi, Himaprodi PAUD, Himaprodi Pendidikan Ekonomi dan Akuntansi,Himaprodi PPKn, Himaprodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Himaprodi Pendidikan Sejarah, BEM Fakultas Ekonomi,[39]  Himaprodi Akuntansi, dan Himaprodi Ekonomi.[40]

Agar tercapainya data-data yang mendalam dan komperhensif tentang kondisi realistik lokasi penelitian maka penulis akan menyajikan beberapa hal secara terperinci dan  terstruktur di tesis yang akan penulis kerjakan dengan acuan teknis yang penulis susun sebagaimana berikut ini:
1)   Identifikasi Lokasi Penelitian yang meliputi: suasana sehari-hari, letak geografis (penulis akan menyajikan peta lokasi penelitian di tengah Kota Kediri), dan denah gedung serta bangunan di kampus induk UNP Mojoroto Kota Kediri
2)   Rencana Strategis atau Program Tahunan UNP Kota Kediri
3)   Struktur Organisasi dan Data Dosen UNP Kota Kediri
4)   Karakteristik Lokasi Penelitian
Penyajian data lokasi penelitian seperti di atas sangat diperlukan sebagai bentuk informasi yang utuh sehingga bisa menjadi gambaran jelas bagi pembaca tesis tentang keadaan UNP Kota Kediri walaupun pembaca tesis belum pernah datang ke lokasi.

d.   Sumber Data
Sumber data yang akan digali dalam penelitian ini adalah berupa kata-kata dan tindakan dari informan yang dianggap perlu dan sesuai dengan tujuan penelitian, selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen.[41] Sedangkan jenis data dalam penelitian ini adalah kata-kata dan tindakan. Kata-kata dan tindakan dari orang yang telah diamati atau diwawancarai  merupakan sumber data utama. Sedangkan untuk teknik penjaringan data dilakukan dengan mencatat hasil dari pengamatan dan wawancara kepada informan yang merupakan hasil kegiatan melihat, mendengar, dan dilanjutkan dengan pertanyaan-pertanyaan,  atau merekam suara  serta pembambilan foto atau film yang dianggap perlu. Pengamatan dilakukan terutama saat informan melakukan penerapan pembelajaran Pendidikan Agama Islam di UNP Kota Kediri. Diantara informan dan subyek penelitian yang akan digali informasinya tersebut adalah dosen (pendidik), mahasiswa (peserta didik), serta pengambil kebijakan kampus yaitu Rektor dan Pembantu Rektor beserta staf-stafnya yang lain.
Untuk mendapatkan data yang meyakinkan dan terpercaya maka peneliti melakukan pengecekan kembali kepada informan yang lain (triangulasi) tentang segala pernyataan yang dianggap janggal atau kurang memuaskan oleh salah satu informan. Karena jumlah mahasiswa dan dosennya sangat banyak maka peneliti perlu untuk mengambil sampel informan, pengambilan sampel ini bertujuan untuk mendapat informasi sebanyak mungkin, bukan untuk melakukan rampatan (generalisasi). Bila data atau informasi dari subjek penelitian dinyatakan belum cukup maka peneliti akan melakukan perpanjangan penelitian agar diperoleh data yang holistik, menyentuh hingga ke akar permasalahan, dan data benar-benar bisa dipertanggungjawabkan. Dan untuk sumber data tertulis, peneliti akan menggali dari buku-buku di perpustkaan STAIN Kediri, perpustakaan UNP Kota Kediri, atau perpustakaan lain yang dipandang memenuhi syarat untuk mendukung terkumpulnya sumber data. Selain itu sumber data tertulis akan penulis cari di internet atau alamat website yang sangat relevan dengan penelitian dan dapat dipertanggungjawabkan.

e.    Prosedur Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data yang lebih lengkap dari Pemimpin atau Pejabat UNP Kota Kediri, Dosen UNP Kota Kediri, Mahasiswa UNP Kota Kediri, Pegawai UNP Kota Kediri, dan orang yang memiliki keterkaitan secara formal atau sosial dengan UNP Kota Kediri yang menjadi subjek atau informan di lokasi penelitian, maka penulis menggunakan beberapa teknik dan istrumen pengumpulan data di antara lain:
1.    Metode Observasi
               Penulis akan terjun langsung ke dalam ‘masyarakat’ lokasi penelitian dengan sebisa mungkin tidak mempengaruhi kondisi sosial, mental, dan ruang fisik lokasi penelitian. Bila diperlukan penulis akan bergabung bersama mahasiswa UNP duduk di dalam kelas mengikuti proses pembelajaran yang telah disampaikan oleh Dosen.
2.    Metode Interview
               Dalam melakukan wawancara nanti untuk menggali data tentang objek penelitian penulis akan menggunakan teknik wawancara terbuka maupun wawancara tertutup. Definisi wawancara terbuka menurut penulis adalah wawancara yang dilakukan di tempat terbuka (umum), dilakukan secara luwes atau apa adanya secara reflek serta spontan, dan kedudukan penulis tidak hanya sebagai pendengar aktif saja namun terjadi dialog interktif sehingga diharapkan mendapatkan informasi secara mendalam serta tingkat kevalidannya sangat tinggi. Namun dalam kondisi tertentu penulis juga akan melakukan wawancara tertutup, menurut penulis wawancara tertutup adalah wawancara yang dilakukan di ruang tertutup, dilakukan secara formal, penulis hanya berkedudukan sebagai pendengar aktif, dan penulis akan mengikuti alur pembicaraan informan. Sehingga menurut prediksi penulis informasi yang akan diperoleh sangat terbatas, oleh karena itu penulis akan melakukan wawancara dengan pihak lain sebagai pendukung atau pembanding. Sebagai alternatif dalam kondisi tertentu penulis akan melakukan wawancara semi tertutup atau semi terbuka. Atau merupakan gabungan beberapa metode wawancara yang penulis jelaskan di atas. Untuk penggunaan alat wawancara penulis akan menggunakan alat tulis berupa bulpen, kertas, laptop untuk mengetik, dan dalam kondisi yang memungkinkan penulis akan menggunakan alat perekam untuk mempermudah penyimpanan data sekaligus sebagai bukti empiris. Dan bila kondisi tidak memungkinkan untuk melakukan wawancara di lokasi penelitian maka penulis akan melakukan  wawancara di luar lokasi penelitian yang dipandang sesuai untuk melakukan wawancara.
3.    Metode Dokumentasi
               Penulis berupaya memperoleh surat-surat, foto, pengumuman, peraturan dan hasil evaluasi atau dokumen lain yang relevan dari pihak berwenang UNP Kota Kediri. Bila perlu penulis akan mengambil dokumentasi sendiri dengan cara memfoto atau menginvetaris benda-benda yang ada di lokasi penelitian.
4.    Instumen Pengumpulan Data
               Instrumen pengumpulan data yang penulis gunakan nanti adalah pedoman wawancara, pedoman dokumentasi, pedoman observasi, alat tulis, kamera, alat perekam, laptop untuk mencatat data (dalam kondisi tertentu), dan angket untuk membantu penulis dalam memperkaya data.
               Dalam melakukan penggalian data nanti penulis akan melakukan dengan cara formal maupun luwes senyampang hal tersebut menimbulkan kenyamanan bagi informan dengan tidak mengganggu kesibukan informan. Informasi sekecil apapun baik dari hasil observasi, wawancara, dan dokumentasi dari lokasi penelitian sangat berarti bagi peneliti sebagai bahan dalam memperkaya data-data yang dimiliki oleh peneliti. Sehingga dalam melakukan adanisis data nanti penulis tidak mengalami hambatan keterbatasan data.
               Selain melakukan ketiga teknik tersebut sebagaimana yang disebutkan di atas penulis akan menyebarkan ratusan angket kepada mahasiswa UNP Kota Kediri sebagai alat membantu penulis dalam mengumpulkan data-data walaupun ini bukan insturmen utama namun diharapkan nanti bisa membantu dalam memperkaya data-data. Selain itu bila perlu penulis akan melakukan komunikasi informal dengan informan melalui media jejaring sosial di internet, lewat hand phone, ataupun dengan media komunikasi lain yang dipandang perlu.

Terdapat dua dimensi rekaman data yang akan dilakukan penulis dalam melakukan penelitian yaitu fidelitas dan struktur. Sebagaimana yang dijelaskan dalam buku pedoman penulisan karya ilmiah STAIN Kediri:

Terdapat dua dimensi rekaman data; fidelitas dan struktur. Fidelitas mengandung arti sejauh mana bukti nyata dari lapangan disajikan (rekaman audio atau video memiliki fidelitas tinggi, sedangkan catatan lapangan memiliki fidelitas kurang). Sedangkan dimensi struktur menjelaskan sejauh mana wawancara dan observasi dilakukan secara sistematis dan sterstruktur.[42]


f.     Analisis Data
Analisis data merupakan upaya mencari dan menata secara sistematis catatan hasil obesrvasi, wawancara, dan lainnya untuk meningkatkan pemahaman tentang kasus yang diteliti dan menyajikanya sebagai temuan bagi orang lain. Untuk meningkatkan pemahaman tersebut analisis perlu dilanjutkan dengan mencari makna.[43] Dengan kata lain penulis dalam penelitian ini akan melakukan penafsiran data dengan cara mengkaitkan satu data dengan data lain sehingga tercapailah suatu kesimpulan tertentu. Sehingga nantinya penulis perlu melakukan proses pelacakan dan pengaturan secara sistematis transkip-transkip wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan lain seperti dokumentasi kemudian dilanjutkan dengan proses reduksi (penyaringan) agar peneliti nanti dapat menyajikan temuan data dengan sistematis dan mudah dipahami oleh pembaca.
Kemudian menurut penulis dalam melakukan analisis data pada penelitian tindak lanjut dilakukan selama dan setelah pengumpulan data dengan menggunakan teknik analisis tema. Analisisnya menggunakan kegiatan reduksi data, yaitu proses pemilihan dan pemusatan perhatian penelitian melalui seleksi yang ketat terhadap fokus yang dikaji. Setelah data di lapangan telah selesai dikumpulkan, maka semuanya dianalisis lebih lanjut secara intensif yang dikaji oleh peneliti dengan menggunakan logika, etika, dan estetika.

g.    Pengecekan Keabsahan Temuan
Agar hasil dari penelitian yang akan dilakukan ini memiliki tingkat kepercayaan dan validitas yang tinggi, maka pengecekan data untuk pencapain kredibilitas penelitian sebagai upaya penjaminan mutu hasil dari penelitian, penulis akan melakukan penelurusan keabsahan data ditentukan dengan menggunakan kriteria kredibilitas (derajat kepercayaan). Kredibelitas data dimaksudkan untuk membuktikaan bahwa apa yang dikumpulkan sesuai dengan kenyataan yang ada dalam latar penelitian.
Sedangkan usaha-usaha yang akan dilakukan oleh penulis untuk memperoleh temuan dan interpretasi yang absah, maka tindakan yang akan dilakukan penulis adalah meneliti kredibilitasnya dengan menggunakan teknik-teknik sebagai berikut:
1.    Perpanjangan keikutsertaan peneliti di lapangan, peneliti akan melakukan perpanjangan masa penelitian jika peneliti belum menemukan subtansi dari pelaksanaan sistem pembelajaran PAI di UNP Kota Kediri seperti Kurikulum atau materinya, Kompetensi Lulusannya, strateginya, dan Evaluasi yang digunakan secara menyeluruh dan tuntas. Jika perpanjangan keikutsertaan peneliti dilapangan dilakukan maka peneliti akan merevisi time table sebagaimana yang telah tertera di halaman 29- 30 pada proposal tesis ini.
2.    Ketekunan pengamatan (observasi yang diperdalam), peneliti akan melakukan observasi dengan tuntas yaitu mengikuti proses pembelajaran PAI di dalam ruang kelas, di laboratorium, atau di tempat lain yang dilakukan oleh Dosen PAI.  Selain itu peneliti juga akan mengamati kegiatan mahasiswa dan dosen baik dari sudut pandang individunya maupun interaksi sosialnya di dalam kampus UNP Kota Kediri serta mengamati benda-benda atau lokasi tertentu yang dipandang relevan dengan penelitian ini.
3.    Triangulasi atau pembandingan data, peneliti akan membandingkan data-data yang ada dengan menggunakan triangulasi sumber data dan triangulasi metode.[44] Secara spesifik peneliti akan memandingkan hasil data-data yang ada dari informan yang memiliki kedudukan setara atau dari informan yang memiliki kedudukan tidak setara (misalanya informasi dari dosen diferifikasikan dengan informasi dari dosen lain atau dari mahasiswanya dan seterusnya). Serta membandingkan data-data yang dihasilkan dengan menggunakan wawancara akan diferifikasikan dengan data yang menggunakan obsevasi atau dokumentasi, begitu juga sebaliknya. Model triangulasi ini digunakan agar peneliti bisa menemukan data-data yang terpercaya dan bisa dipertanggunjawabkan.








h.    Tahap-tahap Penelitian
Rencanya nanti penelitian ini akan menggunakan tahapan-tahapan penelitian yang sesuai dengan model penahapan Moelong, yaitu:
1.    Melakukan penelitian pendahuluan (studi pendahuluan); dengan cara melakukan observasi dan wawancara seperlunya kepada mahasiswa, Dosen, dan pembuat kebijakan yaitu Pembantu Rektor II UNP Kota Kediri. Penelitian pendahuluan ini dilakukan untuk menggali fenomena-fenomena unik dan mendetiksi permasalahan yang terjadi.
2.    Tahap sebelum lapangan (sebelum penelitian yang sebenarnya); meliputi kegiatan mencari landasan teori melalui bahan-bahan tertulis di buku maupun elektroni (internet), menentukan fokus penelitian, menyusun proposal, menghubungi lokasi penelitian, dan kemudian mengembangkan desain.
3.    Tahap pekerjaan lapanga (penelitian sebenarnya); meliputi kegiatan pengumpulan data/informasi yang terkait dengan fokus penelitian, melakukan pencatatan data dengan berbagai instrumen pengumpulan data, berbaur dengan lingkungan lokasi penelitian sambil mengumpulkan data.
4.    Tahap analisis data; meliputi analisis data, reduksi data, penafsiran data, pengecekan keabsahan data, dan memberi makna.
5.    Tahap penulisan laporan; meliputi kegiatan menyusun hasil penelitian dan perbaikan hasil penelitian dan kemudian mempertanggunjawabkan hasil penelitian.[45]
DAFTAR RUJUKAN
 
Abdurrahmansah. “Profesionalisme Guru dalam Transfer of Value Di Sekolah,” Ta’dib Jurnal Pendidikan Islam (Palembang: Fakultas Tarbiyah IAIN Raden Fatah, Juni, 2006), Vol. XI No. 01: 27-46.

Adullah, M. Amin.  Islamic Studies di Perguruan Tinggi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2006.

Ahmadi, Abu dan Nur Uhbiyati. Ilmu Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta, 2001.

Ahmadi, Rulam. Memahami Metodologi Penelitian Kualitatif. Malang: UIN Malang-Press, 2005.
Alim, Muhammad. Pendidikan Agama Islam: Upaya Pembentukan Pemikiran dan Kepribadian Muslim. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2006.

Ali, Muhammad Daud, Pendidikan Agama Islam. Jakarta: Rajagrafindo Persada, 2002.

Aminuddin dkk, Pendidikan Agama Islam untuk Perpendidikan Tinggi Umum. Bogor: Ghalia Indonesia dengan Universitas Indonusi Esa unggul, 2005.

Arifin, Imron. Penelitian Kualitatif dalam Ilmu-ilmu Sosial dan Keagamaan. Malang: Kalimasada Press, 1996.

Arifin, M. Filsafat Pendidikan Islam. Jakarta; Bumi Aksara, 1994.

Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta, 2002.

Bahari. Toleransi Beragama Mahasiswa: Studi tentang Pengaruh Kepribadian, Keterlibatan Organisasi, Hasil Belajar Pendidikan Agama, dan Lingkungan Pendidikan Terhadap Toleransi Mahasiswa Berbeda Agama pada 7 Perguruan Tinggi Umum. Jakarta: Balai Litbang dan Diklat Kemenag RI, 2010.

Bogdan, Robert & J. Taylor, Steven. Kualitatif (Dasar-Dasar Penelitian). Terj. A. Khozin Afandi. Surabaya: Usaha Nasional, 1993.

---------. tanpa tahun. Pengantar Metode Penelitian Kualitatif. Terj. Arief Furchan. Surabaya: Usaha Nasional, 1992.

Bono, Safwan T. “Sikap Siswa pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Pengaruhnya Terhadap Prestasi Belajar Siswa,” al-Buhuts Jurnal Penelitian dan Pemikiran Islam (Gorontalo: IAIN Sultan Amai, Juni, 2007), Vol. 3 No. 01: 127-173.

Bungin, Burhan (ed.),Metodologi Penelitian Kualitatif  Aktualisasi  Metodologis ke Arah Ragam Varian Kontemporer. Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2007.

Dahri.“Telaah Pemikiran Pendidikan Badiuzzaman Sadi Nursi,” Ta’dib Jurnal Pendidikan Islam (Palembang: Fakultas Tarbiyah IAIN Raden Fatah, Juni 2007), Vol. XII No. 01: 41-66.

Daradjat, Zakiah. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2008.

Daulay, Haidar Putra. Pemberdayaan Pendidikan Islam di Indoensia. Jakarta: Rineka Cipta, 2009.

Degeng, I Nyoman S. Ilmu Pengajaran: Taksonomi Variabel. Jakarta: Depdikbud, DIKTI Proyek LPTK, 1989.

Departeman Pendidikan dan Kebudayaan. Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1993.

Djumransjah, Filsafat Pendidikan. Malang: Bayumedia Publishing. 2004

Elfehni. “Kualitas Pendidikan Agama Islam di Sekolah Umum,” Ta’dib Jurnal Pendidikan Islam (Palembang: Fakultas Tarbiyah IAIN Raden Fatah, Juni, 2006), Vol. XI No. 01: 85-96.

Faisal, Sanapiah. Penelitian Kualitatif: Dasar-Dasar dan Aplikasi. Malang: Yayasan Asah, Asih, Asuh, 1989.

Fakrudin. “Konsep Pendidikan Islam,” Ta’dib Jurnal Pendidikan Islam (Palembang: Fakultas Tarbiyah IAIN Raden Fatah, Juni 2007), Vol. XII No. 01, 67-78.

Fuaddudin, Cik Hasan (Ed.), Dinamika Pemikiran Islam di Perpendidikan Tinggi. Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1999.

Gie, The Liang. Cara Belajar yang Efisien: Sebuah Buku Pegangan untuk Mahasiswa. Yogyakarta: Gadjah Mad University Press, 1981.

Hadi, Sutrisno. Metodologi Research 2. Yogyakarta : Andi, 2004.

Hamalik, Oemar. Manajemen Belajar di Perguruan Tinggi. Bandung: Sinar Biru, 1991.

Hardjana, Agus. M.  Kiat Sukses Studi di Perguruan Tinggi. Yogyakarta: Kanisius, 1994.

Harjanto. Perancanaan Pengajaran. Jakarta: Rineka Cipta, 1997.

Hasbi, M. “Konsep Pembinaan Akhlak dalam Pendidikan Islam,” Ta’dib Jurnal Pendidikan Islam (Palembang: Fakultas Tarbiyah IAIN Raden Fatah, Juni 2007), Vol. XII No. 01:79-94.

Hidayat, S. Pengembangan Sumber Daya Manusia Berwawasan IPTEK: Dinamika Pemikiran Pendidikan Islam di Perpendidikan Tinggi Wacana tentang Pendidikan Agama Islam. Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 2002.

Hutabarat, E.P. Cara Belajar: Pedoman Praktis untuk Belajar Secara Efisien dan Efektif Pegangan bagi Siapa Saja yang Belajar di Perguruan Tinggi. Jakarta: Gunung Mulia, 1988.

Icksan, M. Achmad.  Mahasiswa dan Kebebasan Akademik. Malang: Yayasan Pusat Pengkajian dan Latihan Pengembangan Masyarakat, 1985.

Masyhud, Mustain. “Kekerasan Teologis (Kekerasan atas Nama Agama),” Jurnal Sosiologi Islam (Surabaya: Prodi Sosiologi Fakultas Dakwa IAIN Sunan Ampel, April 2011), Vol. 1 No.1, 1-15.

Marimba, Ahmad D. Filsafat Pendidikan Islam. Bandung: Al-Ma’arif, 1989.

Mazidah, Nur. “Religiusitas dan Perubahan Sosial dalam Masyarakat Modern,” Jurnal Sosiologi Islam (Surabaya: Prodi Sosiologi Fakultas Dakwa IAIN Sunan Ampel, April 2011), Vol. 1 No.1, 17-33.

Misdar, Muh. “Kriteria Profesionalisme Guru PAI,” Ta’dib Jurnal Pendidikan Islam (Palembang: Fakultas Tarbiyah IAIN Raden Fatah, Juni, 2006), Vol. XI No. 01: 15-26.

Moleong, Lexy J. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : Remaja Rosdakarya, 2005.

Muda, Lisdawati. “Meningkatkan Mutu Pendidikan di Perpendidikan Tinggi melalui Kepemimpinan Strategi,” Irfani Jurnal Pendidikan Islam (Gorontalo: Fakultas Tarbiyah dan Tadris IAIN Sultan Amai, Juni, 2007), Vol. 3 No. 01: 52-63.

Mudhoffir. Teknologi Instuksional: Sebagai Landasan Perencanaan dan Penyusunan Progam Pengajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya, 1996.

Muhadjir, Noeng. Metodologi Penelitian Kualitatif . Yogyakarta: Rake Sarasin, 1994.

Muhaimin, dkk. Strategi Belajar Mengajar: Penerapannya dalam Pembelajaran Pendidikan Agama. Surabaya: CV. Citra Media, 1996.

________, et.al. Paradigma Pendidikan Islam Upaya Mengefektifkan Pendidikan Agama Islam di Sekolah. Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004.

________, Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam di Sekolah, Madrasah dan Perpendidikan Tinggi. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2005.

________, Rekonstruksi Pendidikan Islam; Dari Paradigma Pengembangan, Manajemen Kelembagaan, Kurikulum hingga Strategi Pembelajaran. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2009.

Mujahidah. “Budaya Menyontek dalam Dunia Pendidikan,” Tahdzib Jurnal Pendidikan Islam (Samarinda: Perhimpunan Dosen Tarbiyah STAIN Samarinda,  Desember, 2008), Vol. 1 No. 02: 207-218.

Mujib, Abdul dan Jusuf Mudzakkir. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Kencana Prenada Media, 2006.

Mutaman, Hadi. “Pendidikan Agama menjadi Pendidikan Penting di Dunia Modern,” Tahdzib Jurnal Pendidikan Islam (Samarinda: Perhimpunan Dosen Tarbiyah STAIN Samarinda,  Desember, 2008), Vol. 1 No. 02: 173-180.

Nurdin, Abidin. “Pendidikan Agama, Multikulturalisme dan Kearifan Lokal (Internalisasi Nilai-nilai Agama pada Perguruan Tinggi Umum Menuju Kerukukan Umata Beragama),” Penamas Jurnal Penelitian Agama dan Masyarakat (Jakarta: Balai Penelitian dan Pengembangan Agama, 2011), Vol. XXIV No. 2, 175-193.

Pahrudin, Agus. “Dimensi Peran Guru PAI dalam Prespektif Pendidikan Islam,” Ta’dib Jurnal Pendidikan Islam (Palembang: Fakultas Tarbiyah IAIN Raden Fatah, Juni 2007), Vol. XII No. 01: 121-128.

Purnomo, P. “Strategi Pengajaran”. 24 Juli 2003, (www.sabda.org/pepak, diakses 6 Juni 2009).

Purwanto, M. Ngalim. Administrasi dan Supervisi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya, 1998.

Riyadi, Ahmad. “Konsep Pendidikan Islam dalam Pandangan Fazlurrahman,” Tahdzib Jurnal Pendidikan Islam (Samarinda: Perhimpunan Dosen Tarbiyah STAIN Samarinda,  Juni, 2008), Vol. 1 No. 01: 57-78.

Rohmad, Ali. Kapita Selekta Pendidikan. Tulungagung: STAIN Tulungagung, 2004.

Sabri, Ahmad. Strategi Belajar Mengajar dan Micro Teaching. Jakarta: Quantum Teaching, 2005.

Salam, Burhanuddin. Cara Belajar Sukses di Perguruan Tinggi. Jakarta: Rineke Cipta, 2001.

Saleh, AbdulRahman. Pendidikan Agama dan Pembangunan Watak Bangsa. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2005.

Sanjaya, Wina. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana, 2009.

Slameto, Belajar dan faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta, 2003.

Subiyantoro, Arief dan FX. Suwarto. Metode dan Teknik Penelitian Sosial. Yogyakarta : Andi, 2007.

Sudiyono. Manajemen Pendidikan Tinggi. Jakarta: Rineke Cipta, 2004.

Sudrajat, Akhmad. “Tujuan Pendidikan Islam.” (online) artikel, (akhmadsudrajat.wordpress.com, di akses tanggal 28 Januari 2013).

Sudrajat, Ajat. Din-al-Islam Pendidikan Agama Islam di Perguruan Tinggi Umum. Yogyakarta: UNY Press, 2008.

Sukirman, Silvia. Tuntutan Belajar di Perguruan Tinggi. Jakarta: Pelangi Cendekia, 2004.

Sukmadinata, Nana Syaodih. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya, 2007.

Surakhmad, Winarno. Cara Belajar di Universitas. Bandung, Jemmars, 1980.

Syamsuddin. “Guru Agama Islam: Antara Tanggung Jawab dan PropheticTa’dib Jurnal Pendidikan Islam (Palembang: Fakultas Tarbiyah IAIN Raden Fatah, Juni, 2006), Vol. XI No. 01: 97-108.

Syafaat, Aat dan Sohari Sahrani, Peranan Pendidikan Agama Islam dalam Mencegah Kenakalan Remaja. Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2008.

Syauqi, M. Itqon. “Islam, Toleransi, dan Perdamaian: Suatu Upaya Internalisasi Visi al-Qur’an tentang Konsep Jihad di Kalangan Mahasiswa Perguruan Tinggi Umum,” Penamas Jurnal Penelitian Agama dan Masyarakat (Jakarta: Balai Penelitian dan Pengembangan Agama, 2011), Vol. XXIV No. 2, 223-246.

Syahidin, Pendidikan Agama Islam di Perpendidikan Tinggi Umum. Jakarta: Proyek Dikti, 2003.

Taufiq, Ahmad. “Makna Kuliah bagi Mahasiswa, Faktor-faktor Penyebab dan Implikasi: Studi Kasus pada Mahasiswa STAIN Kediri),” Realita Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan Islam (Kediri: LP3M STAIN Kediri, Januari 2011), Vol. 9 No. 01, 117-142.

Tim Pengembang MKDP, Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Press, 2011.

Tim Penyusun Buku Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Pedoman Penulisan Tesis&Karya Ilmiah Program Pascasarjana, Kediri: Program Pascasarjana STAIN Kediri, 2007.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun  2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Cemerlang, 2003.

Uno, Hamzah B. Perencanaan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara, 2008

Wahyuddin dkk., Pendidikan Agama Islam untuk Perpendidikan Tinggi. Jakarta: PT. Grasindo, 2009.

Yamin, Martinis dan Maisah. Manajemen Pembelajaran Kelas: Strategi Meningkatkan Mutu Pembelajaran. Jakarta: GP Press, 2009.

Yin, Robert K. Studi Kasus: Desain dan Metode. Terj. M. Djauzi Mudzakkir. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2006.

Zaini, Hisyam dkk. Strategi Pembelajaran Aktif di Perguruan Tinggi. Yogyakarta: CTSD IAIN Sunan Kalijaga, 2002.

--------. Desain Pembelajaran di Perguruan Tinggi. Yogyakarta: CTSD IAIN Sunan Kalijaga, 2002.

Zamroni. “Model-model Evaluasi Kerja Personalia dan Penerapannya dalam Lembaga Pendidikan,” Tahdzib Jurnal Pendidikan Islam (Samarinda: Perhimpunan Dosen Tarbiyah STAIN Samarinda,  Desember, 2008), Vol. 1 No. 02: 219-238.




LAMPIRAN

OUTLINE TESIS

SISTEM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM  DI PERGURUAN TINGGI UMUM
(Studi Kasus di Universitas Nusantara PGRI  Kota Kediri)


HALAMAN SAMPUL
HALAMAN JUDUL
HALAMAN PERSETUJUAN
HALAMAN PENGESAHAN
HALAMAN MOTTO
HALAMAN PERSEMBAHAN
ABSTRAKSI
PERNYATAAN KEASLIAN TESIS
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN

BAB I: PENDAHULUAN
A.    Konteks Penelitian
B.     Fokus Penelitian
C.     Tujuan Penelitian
D.    Manfaat Penelitian
E.     Definisi Istilah
F.      Orisinalitas Penelitian
G.    Sistematika Pembahasan

BAB II: KAJIAN PUSTAKA
  1. Tinjauan Tentang Sistem Pembelajaran PAI
1.         Pengertian Sistem Pembelajaran PAI
2.         Peran Penting Pembelajaran PAI
3.         Tujuan Pembelajaran PAI
4.         Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Sistem Pembelajaran PAI
5.         Faktor-faktor yang Menghambat Sistem Pembelajaran PAI
6.         Pembelajaran PAI yang Mengakomodir Keberagaman Peserta Didik

  1. Tinjauan Tentang Perguruan Tinggi Umum
1.         Pengertian Perguruan Tinggi Umum
2.         Macam-macam Perguruan Tinggi Umum
3.         Manajemen Perguruan Tinggi Umum
4.         Sejarah Perguruan Tinggi Umum dalam Mendukung Kegiatan Keagamaan Islam di Kampus

  1. Tinjauan Pembelajaran PAI di Perguruan Tinggi Umum
1.         Standar Nasional Kurikulum  PAI di Perguruan Tinggi Umum
2.         Kondisi Keberagaman (kompleksitas) Mahasiswa di Perguruan Tinggi Umum.
3.         Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Keagamaan Mahasiswa di Perpendidikan Tinggi Umum
4.         Kompetensi Minimal Mahasiswa yang Diharapkan setelah Mengikuti  Mata Kuliah PAI di Perguruan Tinggi Umum
5.         Strategi Pembelajaran PAI di Perguruan Tinggi Umum
6.         Evaluasi Pembelajaran PAI di Perguruan Tinggi Umum

BAB III: METODE PENELITIAN
A.  Pendekatan dan Jenis Penelitian
B.  Kehadiran Peneliti
C.  Lokasi Penelitian
D.  Sumber Data
E.   Prosedur Pengumpulan Data
F.   Analisis Data
G.  Pengecekan Keabsahan Data
H.  Tahap-tahap Penelitian

BAB IV: PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN
A.  Paparan Data
B.  Temuan Penelitian

BAB V: PEMBAHASAN

BAB VI: PENUTUP
1.      Kesimpulan
2.      Implikasi Teoritis dan Praktis
3.      Rekomendasi

DAFTAR RUJUKAN
LAMPIRAN
DAFTAR RIWAYAT HIDUP PENULIS








PENJELASAN SINGKATAN KATA

FKIP               : Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan
Himaprodi       : Himpunan Mahasiswa Program Studi
PAI                 : Pendidikan Agama Islam
PGRI               : Persatuan Guru Republik Indonesia
PPS                 : Program Pascasarjana
Prodi               : Program Studi
PTAI               : Perguruan Tinggi Agama Islam
PTN                 : Perguruan Tinggi Negeri
PTS                 : Perguruan Tinggi Suasta
PTU                 : Perguruan Tinggi Umum
SAW               : alalllāhu ’alayhi Wassalām
STAIN                        : Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri
SWT                : ubhanahu Wata’alā
UKKI              : Unit Kegiatan Kerohanian Islam
UNP                : Universitas Nusantara PGRI




SISTEM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI PERGURUAN TINGGI UMUM
(Studi Kasus di Universitas Nusantara PGRI Kota Kediri)

Proposal Tesis
Disusun dalam rangka untuk mengajukan rencana penelitian kualitatif di Universitas Nusantara PGRI Kota Kediri

Dosen Penguji:
Dr. H. Mukhammad Abdullah, M.Ag.
Dr. H. Anis Humaidi, M.Ag.
Dr. Muawanah, M.Pd.













Oleh :
A. Rifqi Amin
NIM: 921.002.11.001

PROGRAM PASCASARJANA
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
(STAIN) KEDIRI
2013



[2]Undang-undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional 2003 Beserta Penjelasannya, Jakarta: Cemerlang, 2003.
[3]Nur Sokhib, Dosen PAI Prodi Penjaskesrek dan Prodi PKn, Ruang Kantor Prodi Penjaskesrek UNP Kota Kediri, 19 Desember 2012.
[4]Nur Sokhib, Dosen PAI Prodi Penjaskesrek dan Prodi PKn, Tempat Piket Guru SMA 7 Kota Kediri, 09 Februari 2013.
[5]“Data Program Studi UNP Kediri,” UNP Kediri, http://www.unpkediri.ac.id/?p=tabel&inis=prodi, diakses tanggal 09 Februari 2013.
[6]Observasi, di UNP Kota Kediri, 11 Desember 2012.
[7]Observasi, di UNP Kota Kediri, 11 Februari 2013.
[8]Anonim, Mahasiswa Prodi Teknik Informatika semester VIII, tempat duduk timur parkir Kendaraan Rektor, 11 Februari 2013. Idem. Anonim, Mahasiswi semester akhir  [tinggal menunggu wisuda], Fakuktas Ilmu Kesehatan Program Studi Akbid UNP Kota Kediri, Tempat duduk halaman kampus (Timurnya parkir kendaraan Rektor), Sabtu 9 Februari 2013 pada pukul 15.35 WIB.
[9]Anonim, Mahasiswa Prodi Ekonomi Akuntasi semeseter IV, Pusat Fotocopy Selatan Masjid UNP Kota Kediri, 11 Februari 2013.
[10]Observasi, di UNP Kota Kediri, 11,19 Desember 2012 dan 11 Februari 2013.
[11]Riris Lutfi Ni’matul Laila, “Strategi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di Perguruan Tinggi Negeri (Studi Multi Kasus di Universitas Brawijaya dan Universitas Negeri Malang),” (Tesis M.Pd.I, UIN Maulana Malik Ibrahim, Malang, 2012), viii.
[12]Ibid., xiii-xiv.
[13]Lilik Nur Kholidah, Implementasi Strategi Pembelajaran Mata Kuliah Pendidikan Agama Islam Pada Perguruan Tinggi Negeri Di Surabaya (Disertasi Doktor, Universitas Negeri Malang, Malang)
[14]Laila, “Strategi Pembelajaran Pendidikan,” 11.
[15]http://www.library.um.ac.id/free-contents/downloadpdf.php/pub/implementasi-strategi-pembelajaran-mata-kuliah-pendidikan-agama-islam-pada-perguruan-tinggi-negeri-di-surabaya-lilik-nur-kholidah-45687-03083KI10-LILIK%20NUR%20KHOLIDAH.pdf, diakses tanggal 31 Januari 2013.
[16]Marzuki, “Penanaman Nilai-nilai Akhlak Mulia di Kalangan Mahasiswa Melalui Perkuliahan Pendidikan Agama Islam di Perguruan Tinggi Umum,” Staff UNY, http://www. google.com/url?sa=t&rct=j&q=problematika%20pendidikan%20agama%20islam%20di%20perguruan%20tinggi%20umum&source=web&cd=23&cad=rja&ved=0CD0QFjACOBQ&url=http%3A%2F%2Fstaff.uny.ac.id%2Fsites%2Fdefault%2Ffiles%2Fpenelitian%2FDr.%2520Marzuki%2C%2520M.Ag.%2FDr.%2520Marzuki%2C%2520M.Ag_.%2520Penanaman%2520Nilai-nilai%2520Akhlak%2520Mulia%2520di%2520Kalangan%2520Mahasiswa%2520melalui%2520Perkuliahan%2520PAI%2520di%2520PTU.pdf&ei=EDoKUeKAMYfxrQefm4CICQ&usg=AFQjCNHX2EUXPzh3-VMsAe53IdHMHgDvfA, diaskes tanggal 31 Januari 2013.
[17]Imam Suprayogo, Memelihara “Sangkar” Ilmu: Refleksi Pemikiran dan Pengembangan UIN Malang (Malang: UIN Malang Press, 2006), 25.
[18]Ibid., 26.
[19]Suprayogo, Memelihara “Sangkar” Ilmu, 29.
[20]S. Hidayat, Pengembangan Sumber Daya Manusia Berwawasan IPTEK: Dinamika Pemikiran Pendidikan Islam di Perguruan Tinggi Wacana tentang Pendidikan Agama Islam (Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 2002)
[21]Laila, “Strategi Pembelajaran Pendidikan,” 4-5.
[22]M. Asrori Ardiansyah,”Problematika PAI di Sekolah,” Majalah Pendidikan, http://www. majalahpendidikan.com/2011/04/problematika-pai-di-sekolah.html, April 2011, diakses tanggal 31 Januari 2013.
[23]Ardiansyah,”Problematika,” diakses tanggal 31 Januari 2013.
[24]Yahya Aziz, “Penguatan Mata Kuliah Pendidikan Agama Islam Di Perpendidikan Tinggi Umum,”  Digital Library ITS, http://www.digilib.its.ac.id/free/19248/ITS-Article-19248-PENGUATAN_MATA_KULIAH_PENDIDIKAN_AGAMA_ISLAM-penguatan-mata-kuliah-pendidikan-agama-islam-diperpendidikan-tinggi-umum.pdf, 11 Juni 2012, diakses tanggal 31 Januari 2013.
[25]Hasan Langgulung, Manusia dan Pendidikan (Jakarta: al Husna Zikra, 1995), 55.
[26]Langgulung, Manusia dan, 58.
[27]Departeman Agama, Al-Qur’an dan Terjemahnya Juz 1-30 Edisi Baru (Surabaya: Duta Ilmu, 2005),
[28]Imam Suprayogo, Paradigma Pengembangan Keilmuan di Perguruan Tinggi:Konsep Pendidikan Tinggi yang Dikembangkan UIN Maulana Malik Ibrahim Malang (Malang: UIN Malang, 2009), 14.
[29]Azyumardi Azra, Paradigma Baru Pendidikan Islam Nasional: Rekontruksi dan Demokratisasi (Jakarta: Buku Kompas, 2002),  xvii.
[30]Untuk mengetahui latar belakang mahasiswa tersebut sebagai data tambahan maka penulis mendapatkan info darinya bahwa dia sudah menikah dan alamat rumahnya adalah Madiun. Dia di Kediri Kost bersama dengan mahasiswi-mahasiswi yang berlatar belakang agamanya beranekaragam.
[31]Anonim, Mahasiswi semester akhir  [tinggal menunggu wisuda], Fakuktas Ilmu Kesehatan Program Studi Akbid UNP Kota Kediri, Tempat duduk halaman kampus (Timurnya parkir kendaraan Rektor), Sabtu 9 Februari 2013 pada pukul 15.35 WIB.
[32]Azra, Paradigma Baru Pendidikan,  20-21.
[33]Robert Bogdan & Steven J. Taylor. ”Kualitatif (Dasar-Dasar Penelitian)”, dalam Kualitatif, ed. A. Khozin Afandi. (Surabaya: Usaha Nasional, 1993), Vol. 1, 45; Idem, ”Pengantar Metode Penelitian Kualitatif: Suatu Pendekatan Fenomenologis Terhadap Imu-ilmu Sosial”, dalam Introduction to qualitative research methods: A Phenomenological Approach to the Social Sciences,. ed Arief Furchan. (Surabaya: Usaha Nasional, 1992), 18-19.
[34]Lexy J. Moleong, Metodologi  Penelitian Kualitatif (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005), 4.
[35]Imron Arifin, Penelitian Kualitatif dalam Ilmu-ilmu Sosial dan Keagamaan (Malang: Kalimasada Press, 1996), 53
[36]Lexy J. Moleong, Metodologi  Penelitian Kualitatif (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005), 4.
[37]http://www.unpkediri.ac.id/?p=page&inis=sejarah, diakses tanggal 09 Pebruari 2013.
[38]http://www.unpkediri.ac.id/?p=page&inis=visiMisi, diakses tanggal 09 Pebruari 2013.
[39]http://www. unpkediri.ac.id/?p=list&inis=penelitian, diakses tanggal 09 Pebruari 2013.
[40]http://www.  unpkediri.ac.id/?p=pages&inis=himpunanMahasiswa&page=2, diakses tanggal 09 Pebruari 2013.
[41] Moleong, Metodolig Penelitian Kulaitatif, 112.
[42] Tim Penyusun Buku Penulisan Karya Ilmiah, Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Kediri: STAIN Kediri, 2007), 69.
[43] Noeng Muhadjir, Metodologi Penelitian Kualitatif  (Yogyakarta: Rake Sarasin, 1994), 104.
[44] Moleong, Metodologi Penelitian Kulaitatif, 78.




Baca tulisan menarik lainnya: