Terbaru · Terpilih · Inspirasi · Aktualisasi · Hiburan · Download · Menulis · Tips · Info · Akademis · Kesehatan · Medsos · Keuangan · Konseling · Kuliner · Properti · Puisi · Muhasabah · Satwa · Unik · Privacy Policy · Kontributor · Daftar Isi · Tentang Kami·

Orang Tua "Racun" Bagi Anaknya, Mengajarkan Kebencian dan Caci Maki pada Pribumi

Banjirembun.com - Pribumi merupakan ungkapan netral dan tak menyinggung siapapun. Boleh-boleh saja digunakan karena tidak mengandung unsur rasis maupun diskriminasi. Bagi pihak yang tersinggung mungkin dari alam bawah sadarnya memang menganggap dirinya orang yang beda. Merasa tidak layak disamakan dan disandingkan dengan pribumi. Sebab mereka hidupnya kaya raya dan penuh kemewahan.


Perlu diketahui bahwa ungkapan pribumi maknanya mirip dengan Bumiputera yang artinya penduduk asli atau anak negeri sendiri. Sedangkan pribumi memiliki arti penghuni asli atau yang berasal-usul dari negeri yang ditempati. Dalam pengertian tersebut dapat dikatakan bahwa orang pribumi merupakan penduduk asli yang sudah lama tinggal secara turun-temurun.

Bagi sebagian non pribumi barangkali masih ada yang menganggap orang-orang pribumi itu miskin, tidak jujur, rasis, primitif, fanatik pada agama secara buta, dan pemberian stereotip lainnya yang bikin jengkel. Padahal tidak semua para penduduk asli seperti itu. Tatkala di balik sesungguhnya orang-orang pendatang juga banyak yang jahat, penipu, rasis, penuh kebencian, dan mencaci maki tanpa otak pada orang lokal.


Ditambah lagi masyarakat sekitar yang jadi buruh dan pekerja tak mendapat kesempatan untuk berkembang. Mereka seakan sengaja dibodohkan serta dijauhkan dari ilmu tentang berdagang supaya tidak berkembang. Koneksi untuk bisnis tertutup bagi pribumi. Biarlah para pendatang yang tetap menjadi kaya raya. Sedangkan para pribumi tetap menjadi budak-budak para cukong.

Ilustrasi perbudakan suku Indian oleh para pendatang (sumber gambar)

Semestinya orang tua non pribumi mendidik anaknya dengan benar. Merangkul para pribumi. Mengajari mereka bagaimana cara bisnis, membuka usaha, dan membuka jaringan untuk pribumi. Dengan begitu toleransi, kerukunan, dan kesatuan mudah terjalin. Bukan jalan sendiri-sendiri. Apalagi saling konflik batin penuh rasa iri, jijik, dan jengkel antara satu dengan yang lain.


Kejadian yang tidak patut seperti di atas tak cuma ada di satu atau dua negara di dunia ini. Banyak kasus para pendatang dan imigran justru merebut tanah dan kehidupan masyarakat asli. Perlahan tapi pasti awalnya yang direbut perekonomiannya, kemudian tanahnya, lalu pada akhirnya politik bakal mereka kuasai pula. Setelah itu para pribumi hanya berubah jadi kacung.


Wahai orang tua berhentilah jadi racun bagi anak kalian. Sudahi perilaku yang membuat para pribumi tersiksa lahir batinnya. Mereka miskin sesungguhnya bukan karena kebodohan dan kemauan. Melainkan tidak memiliki ilmu, akses, dan jaringan kerja sama untuk memajukan diri. Kalau bukan kalian yang membantu mereka suskes lantas siapa lagi. Berbalas budilah dengan cara seperti itu.





Baca tulisan menarik lainnya:

Terima kasih telah membaca tulisan kami berjudul "Orang Tua "Racun" Bagi Anaknya, Mengajarkan Kebencian dan Caci Maki pada Pribumi"

Posting Komentar

Berkomentar dengan bijak adalah ciri manusia bermartabat. Terima kasih atas kunjungannya di *Banjir Embun*