Terbaru · Terpilih · Inspirasi · Aktualisasi · Hiburan · Download · Menulis · Tips · Info · Akademis · Kesehatan · Medsos · Keuangan · Konseling · Kuliner · Properti · Puisi · Muhasabah · Satwa · Unik · Privacy Policy · Kontributor · Daftar Isi · Tentang Kami·

Arti Kebahagiaan, Ternyata Bahagia itu Tidak Sederhana Karena Butuh Syarat

Banjirembun.com - Konsep kebahagiaan masing-masing orang sungguh memang berbeda. Begitu pula makna bahagia pada tiap-tiap rumah tangga, rukun tetangga (RT), tempat kerja, komunitas, hingga negara tentu tak sama. Akan tetapi patut disayangkan masih ada yang keliru dalam membangun arti sebuah kebahagiaan. Menganggap enteng dan sederhana.

Baca: 5 Alasan Negara ini Resmi Disebut Paling Bahagia di Bumi oleh PBB


Arti bahagia adalah perasaan puas, penuh cinta, lega, ridho, damai, dan mampu menikmati sesuatu. Kebahagiaan sejati terjadi saat semua perasaan itu tidak mampu dikacaukan oleh apapun bahkan oleh masalah besar yang bukan disebabkan dirinya. Panasnya politik, isu buruk artis, kabar hoax, atau berita-berita kejahatan tidak mempan merusak suasana hatinya.

Jangan heran melihat anak kecil begitu mudah bahagia dan gembira. Lantaran mereka tidak memikirkan masalah kehidupan. Mereka merasa terlindungi oleh keluarga dan saudara-saudara. Mereka belum terbebani oleh angan-angan, impian, dan hal-hal yang lain yang bersifat jangka panjang. Anak kecil adalah contoh kebahagiaan yang mudah dilihat.

Anak kecil bahagia karena di pantai (sumber gambar)

Sumber yang dapat mendatangkan kebahagiaan itu berbeda-beda. Ada yang berasal dari harta, tahta (jabatan), kepopuleran (terkenal), hubungan harmonis serta romantis dengan lawan jenis, tingkat keimanan dalam beragama yang bertambah atau meningkat, dan masih banyak lagi. Dengan begitu dapat dikatakan kebahagiaan itu butuh syarat.


Coba lihatlah diri sendiri atau orang lain ketika punya mobil baru yang lama diimpikan turun dari dealer terparkir di depan rumah. Sungguh muncul perasaan senang bukan kepalang bukan. Lupa semua masalah kehidupan. Lupa sakit hati yang disebabkan kemarin teman kerja sudah mengkhianatinya. Itulah yang disebut bahagia walau tak begitu lama durasinya.


Perlu disadari terlebih dulu bahwa bahagia itu sesuatu yang tidak bisa bertahan selamanya atau malah tidak tahan lama. Bahagia tidak sesederhana yang dikatakan banyak orang. Untuk bahagia butuh syarat-syarat. Sebab, kadang manusia mudah bosan sehingga mesti melakukan hal lain yang membuat bahagia. Itu tidak semudah yang dibayangkan.


Iya kalau ketemu pengganti sarana menuju kebahagiaan yang lain, andai tidak ketemu tentu bikin pusing. Mau melakukan ini atau itu sudah bosan. Bingung melakukan apa lagi untuk bahagia. Diperparah, tatkala tidak punya cukup uang demi mampu jalan-jalan menghilangkan kebosanan. Rasanya seperti terpenjara. Lama kelamaan menjadi depresi.


Itulah mengapa orang-orang kaya, populer seperti artis, pejabat, dan lain sebagainya memakai narkoba maupun obat penenang supaya jadi rileks. Kurang apa mereka. Dari segi hal duniawi tercukupi dengan lebih. Tapi hati mereka hampa. Tidak menemukan kebahagiaan lagi lantaran semua kebahagiaan dunia sudah mereka rasakan sebelumnya.


Dari sini dapat dikatakan bahwa kebahagiaan tidak bisa diukur dari materi. Bahagia tak boleh digantungkan pada "pendapat" dan pandangan orang lain. Hal yang bikin bahagia tidak selalu mesti dikabarkan pada semua orang. Apalagi disebarkan di medsos. Intinya yaitu bahwa kebahagiaan itu tergantung pada bagaimana individu memaknainya.


Agar mendapat bahagia jangan tergantung pada hal-hal yang ada di luar diri semata. Melainkan juga atur diri, emosi, pikiran, dan hati. Berlatih untuk memandang secara benar setiap persoalan, fenomena, dan benda merupakan salah satu solusi terbebas dari pengaruh luar. Cara pandang yang tepat terhadap sesuatu itulah yang bakal membuat kebahagiaan.






Baca tulisan menarik lainnya:

Terima kasih telah membaca tulisan kami berjudul "Arti Kebahagiaan, Ternyata Bahagia itu Tidak Sederhana Karena Butuh Syarat"

Posting Komentar

Berkomentar dengan bijak adalah ciri manusia bermartabat. Terima kasih atas kunjungannya di *Banjir Embun*