Terbaru · Terpilih · Inspirasi · Aktualisasi · Hiburan · Download · Menulis · Tips · Info · Akademis · Kesehatan · Medsos · Keuangan · Konseling · Kuliner · Properti · Puisi · Muhasabah · Satwa · Unik · Privacy Policy · Kontributor · Daftar Isi · Tentang Kami·

Sebab-sebab Hati Seorang Hamba Menjadi Bersih

Banjirembun.com - Kebersihan hati datang jangan cuma menunggu supaya Allah SWT yang memberi. Berharap tiba-tiba hatinya suci begitu saja. Semestinya manusia juga berusaha sehingga hati bersih bisa terwujud. Sebagaimana pula rizqi dan jodoh yang harus dijemput. Bukan hanya berdoa lantas berdiam begitu saja. Tanpa tindakan nyata.


Berhati mulai tentu ada sebab-sebabnya. Salah satunya setelah berpikir dan merenung kemudian menemukan pencerahan. Hatinya terbimbing untuk memutuskan, memilih, bersikap, dan berkata sesuai dengan aturan agama. Dalam renungan tentu juga disertai tindakan lain supaya keutuhan hati bersih semakin kokoh.

Secara lengkap berikut sebab-sebab hati menjadi bersih:


1. Mudah Memaafkan

Memaafkan manusia bukan berarti harus menjalin hubungan sama seperti sedia kala. Tentu sikap tidak nyaman, salah tingkah, dan serba salah saat bertemu mungkin masih terjadi setelah memberi maaf. Memaafkan dalam arti di sini yaitu tidak ada rasa dendam. Sudah tidak ada lagi rasa jengkel serta marah.


Buang dari hati apa-apa yang ada pada diri orang lain yang membuat hati kesal. Sekali lagi, memberi maaf bukan berarti harus hidup berdampingan. Orang yang sudah memaafkan tetap boleh jaga jarak. Dengan niat bukan lantaran ingin membuat orang lain tersiksa dan sengsara. Tapi demi menjaga diri dari emosi yang tak terkendali.

Ilustrasi anak kecil yang hatinya masih bersih (sumber gambar)

2. Berdo'a

Doa adalah cara terbaik untuk mengadu, curhat, atau memohon pada Allah. Di waktu tersebut kadang seorang hamba meneteskan air mata. Sebab dalam doanya menjadi tempat satu-satunya dia menumpahkan semua uneg-uneg. Wajar saja, soalnya dia tidak pernah "bocor" perkataannya kepada sesama manusia. Cuma dia salurkan pada Allah SWT.


Tentu dalam do'a itu seyogyanya disertai permohonan untuk mencabut segala macam kotoran-kotoran maupun penyakit hati yang masih ada dalam diri. Dengan berdo'a secara rutin percayalah bahwa kerasnya hati lama kelamaan bakal lembut. Najisnya hati lama kelamaan akan kembali terbebas dari noda.

3. Hindari Cerita Tentang Keburukan Orang Lain

Tatkala ada komunitas atau grup yang membahas keburukan orang lain lebih baik ditinggalkan. Majelis yang berisi tentang gosip itu bukan majelis Islami. Melainkan majelis yang terpengaruh setan. Seburuk apapun manusia, dia tetaplah ciptaan Allah SWT. Serta keburukan yang dilakukannya tentu bagian dari takdir dan kehendak-Nya.


4. Mudah Memaklumkan Perbuatan dan Perkataan Orang Lain

Tidak tersinggung, tak cepat menyimpulkan, hingga menolak asumsi sendiri tanpa dasar terhadap perbuatan dan perkataan orang lain termasuk amal terpuji. Berilah tempo (waktu), kesempatan, permakluman, atau "penafsiran ulang" atas kesalahan kata dan perbuatan. Barangkali orang tersebut sedang khilaf, keceplosan, tertekan, atau semacamnya. 


Siapa tahu dia segera minta maaf maupun klarifikasi. Jangan langsung menjaga jarak. Kesalahpahaman sangat mungkin terjadi. Mungkin juga itu akibat adu domba. Cobalah sesekali berpikir seakan-akan sedang berada atau ganti di posisinya. Ternyata betapa berat hidupnya. Serta masih ada faktor-faktor lain yang menjadi alasan untuk tetap memaklumi orang lain.


5. Meninggalkan Perkara yang Bukan Urusan

Berita terperinci mengenai keadaan politik dan artis sungguh tidak penting. Mengetahui secara global (tidak spesifik) sudah cukup sebagai wawasan. Namun, ketika penasaran lantas terus ingin menggali lebih dalam itu bisa merusak hati. Bukankah lebih baik mengisi jiwa dengan hal-hal yang positif.


Pastikan ketika ingin tahu pada urusan lebih detail dikhususkan hanya pada yang dapat menambah iman. Kalau cuma digunakan untuk bahan gosip, mengisi waktu luang, atau tanpa manfaat lebih baik ditinggalkan. Terkadang melihat berita bukannya hati jadi bahagia tapi malah mendatangkan emosi negatif.

 

6. Beriman pada Takdir

Qodo dan qodar merupakan bagian dari rukun iman. Artinya, kalau seorang tidak beriman padanya dengan sendirinya dia tidak dapat disebut sebagai manusia beriman. Menerima takdir atas kehidupan itu sangat penting bagi kebersihan hati. Terutama ketika sedang dizalimi atau disakiti. Sebab dia akan yakin bahwa itu semua sudah Allah SWT takdirkan sebelum manusia tercipta.






Baca tulisan menarik lainnya:

Terima kasih telah membaca tulisan kami berjudul "Sebab-sebab Hati Seorang Hamba Menjadi Bersih"

Posting Komentar

Berkomentar dengan bijak adalah ciri manusia bermartabat. Terima kasih atas kunjungannya di *Banjir Embun*