Terbaru · Terpilih · Inspirasi · Aktualisasi · Hiburan · Download · Menulis · Tips · Info · Akademis · Kesehatan · Medsos · Keuangan · Konseling · Kuliner · Properti · Puisi · Muhasabah · Satwa · Unik · Privacy Policy · Kontributor · Daftar Isi · Tentang Kami·

3 Hikmah yang Bisa Dipetik Umat Islam Akibat Tersiksa Lantaran Teringat Mantan

Banjirembun.com - Bagi siapapun yang sedang galau dan tersiksa gara-gara sulit melupakan mantan, amat disarankan bacalah artikel ini. Terutama bagi kalian yang di dalam hatinya masih diliputi penuh penyesalan, dibayangi penasaran, serta rasa bersalah diri akibat konflik batin dengan sang mantan.


Ingat dan pegang selalu kalimat ini "Jadikan mantanmu sebagai sumber pahalamu". Pernyataan tersebut sangat berguna untuk seseorang yang tengah mengalami "gangguan ingatan" pada mantan yang tak berkesudahan. Senantiasa, tiba-tiba teringat masa lalu di momen tertentu.


Lantas apakah siksaan jiwa akibat teringat mantan adalah sebuah azab (hukuman) atau ujian/cobaan? Jawabannya, tergantung pada kondisi masing-masing yang menjalani masa lalu tersebut. Serta, bagaimana cara mereka dalam menyikapi permasalahan batin yang sedang dihadapi.


Baca juga: Tiga Level Ujian dari Allah untuk Manusia Beriman, Jangan Mengaku Iman dan Taat Sebelum Lolos Level Ketiga


Memang awalnya ingat mantan berakibat menyakitkan sekali. Namun, berangsur-angsur akhirnya mudah mengendalikan diri. Salah satunya lantaran sudah mampu memetik hikmah di balik kenangan menyakitkan bersama mantan. Dia percaya bahwa segala sesuatu yang diciptakan-Nya tak ada yang sia-sia.


Di antara hikmah sulit melupakan mantan di antaranya meliputi:


1. Makin Giat Tirakat

Definisi tirakat menurut sebagian umat Islam adalah jalan atau tata cara untuk mendekatkan diri kepada Allah Subhanahu wa ta'ala. Dua di antara banyak tujuan dari tirakat yaitu guna menahan hawa nafsu agar menjadi pribadi berakhlak mulia dan ingin fokus mengejar akhirat ketimbang tergiur dunia.


Orang yang menjalani tirakat cara pandangnya ialah mengumpulkan dunia sekuatnya untuk membantu kesuksesan di akhirat. Di mana, dia menyadari bahwa surga tak bisa diraih kecuali dengan dunia. Kalaupun memungut dunia, itu semata-mata untuk menebus kehidupan kampung akhirat.


Pegangan hidup dan jalan pikir orang yang melaksanakan tirakat yaitu mengejar dan mengutamakan akhirat tetapi tidak melupakan dunia. Bukan malah sebaliknya, mengejar dan mengutamakan dunia tetapi jangan melupakan akhirat. Artinya, bagaimanapun posisi akhirat tetap dinomorsatukan. Tak tergantikan.


Upaya tirakat yang dapat ditempuh umumnya melakukan ibadah sunnah. Beberapa contohnya seperti berpuasa, sedekah, sholat dhuha, sholat tahajud, zikir, baca al Quran, berdoa, dan masih banyak lagi. Terkadang ditambahi dengan cara meninggalkan hal-hal mubah yang bikin melalaikan diri agar tetap ingat pada Maha Pencipta.

Ilustrasi hidangan buka puasa sunnah (sumber gambar)

Individu yang masih teringat mantan serta sukar melupakan, barangkali hatinya kurang begitu terpaut dengan Allah Subhanahu wa ta'ala. Alhasil, terkena hempasan angin sedikit saja langsung goyah. Terlebih lagi badai kencang yang menyapu berupa teringat kembali kenangan bersama sang mantan. Makin luluh lantak berantakan.


Diharapkan dengan tirakat, jiwa tak lagi gelisah saat enggak sengaja terkenang masa lalu. Alasannya, ruang hati telah dipenuhi oleh rasa cintanya pada Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Kendati ada cinta pada dunia beserta isinya, itu semua tak sanggup melalaikan. Justru dijadikan pijakan mendekatkan diri pada-Nya.


2. Penghapus Dosa

Bagi insan yang punya nalar ilahi (hatinya terkoneksi dengan Allah Subhanahu wa ta'ala) justru bakal merasa bersyukur diberi anugerah "siksaan" seperti di atas. Sebab, dia lebih pilih menjalani takdir memilukan tersebut dengan penuh ridho ketimbang berburuk sangka pada-Nya.


Baca juga: Jangan Terbalik, ini Bedanya Ikhlas dan Ridho


Takdir tak mengenakkan apapun bentuknya, dia yakini tanpa ragu akan mampu menghapus dosa-dosa. Bahkan, misalnya sekadar gagal pesan makanan favorit alias kesukaan gara-gara kehabisan tetap mampu menggugurkan dosa. Entah seberapa pun, dosa bakal rontok tatkala tabah menerima. 


Apalagi, gundah gulana akibat teringat mantan yang diderita selama puluhan tahun. Serta, siksaan batin yang pedih tiada tara itu tanpa diketahui siapa-siapa selain oleh-Nya. Pastilah "nominal" dosa yang terhapus makin besar. Bagaimanapun, Allah Subhanahu wa ta'ala tak bakal menyia-nyiakan pengorbanan hamba.


3. Motivasi Kesuksesan

Kalau memang betul pernah cinta, tentunya tak ada rasa dendam pada siapapun yang dicintai pada masa lalu. Begitu juga jika peduli pada kebahagiaan kehidupan sang mantan maka dilarang keras untuk menemui atau bertatap muka langsung dengannya. Lupakan saja mantan!


Lebih bijak, fokus pada aktivitas diri yang mengantarkan pada kesuksesan. Asumsinya, mungkin melupakan mantan dengan pendekatan tirakat belum cukup. Oleh sebab itu, diperlukan metode tambahan berupa mengejar kesuksesan dunia.


Tentu perlu ditekankan bahwa motivasi mencapai kesuksesan di atas bukan untuk pembuktian pada sang mantan. Yakni, hendak menunjukkan bahwa hidupnya lebih sukses sehingga mampu mengalahkan dan meninggalkan jauh dari sang mantan.


Sebaliknya, semangat menggapai sukses tersebut dilakukan demi memuluskan diri dalam misi melupakan dan melepaskan kenangan bersama mantan. Kesibukan harian tersebut tak lain supaya memperoleh prestasi duniawi di bidang ekonomi, karir, dan sosial. Dengan itu, semoga mudah melupakan mantan.


Alih-alih ingin sukses supaya bisa menyakiti mantan saat melihat kehidupan gemilangnya, yang ada kesuksesan itu malahan untuk membahagiakan mantan. Yakni, dengan cara tak mengganggu kehidupannya yang telah mapan bersama keluarganya.


Nah, dengan kesuksesan yang digapai setidaknya sanggup menjadi obat pereda luka sayatan di hati. Meski tak mampu mengobati seluruhnya, paling enggak dijadikan selingan penghibur masih pantas diandalkan. Itu masih mending, daripada tanpa ada kompensasi sama sekali.






Baca tulisan menarik lainnya:

Terima kasih telah membaca tulisan kami berjudul "3 Hikmah yang Bisa Dipetik Umat Islam Akibat Tersiksa Lantaran Teringat Mantan"

Posting Komentar

Berkomentar dengan bijak adalah ciri manusia bermartabat. Terima kasih atas kunjungannya di *Banjir Embun*