Terbaru · Terpilih · Inspirasi · Aktualisasi · Hiburan · Download · Menulis · Tips · Info · Akademis · Kesehatan · Medsos · Keuangan · Konseling · Kuliner · Properti · Puisi · Muhasabah · Satwa · Unik · Privacy Policy · Kontributor · Daftar Isi · Tentang Kami·

Dilanda Demam Dilan: Emak-emak hingga Oma-oma Penggandrung Dilan

Kata orang hadirnya Dilan telah meracuni otak remaja. Katanya Dilan mengajarkan mereka berpacaran. Itu mah perkataan salah kaprah. Hadirnya Dilan justru mengajak remaja untuk peduli terhadap prose perkembangan kehidupan mereka.


Dilan mampu menghibur penontonnya. Membuat penonton merasa puas setelah melihatnya. Tidak hanya disukai anak remeja. Bahkan emak-emak hingga nenek-nenek juga ikut mengandrunginya. Sampai-sampai suami mereka menjadi baper. Cemburu setengah mati dibuatnya.






Dilan memang menjadi fenomenal sejak tahun 2018. Hingga kina ia berhasil mengambil hati penduduk Indonesia. Semoga saja penduduk dunia juga ikut terhanyut padanya. Minimal negera Timor Leste juga kelak mau menayangkannya di Televisi nasional.



Dilan menjadi penyebab beberapa film barat dan film Indonesia lainnya yang lagi tayang di bioskop menjadi tiarap. Mereka kalah pamor dengan sang Fenomenal yang bernama Dilan. Memang sungguh luar biasa. Dilan menjadi sosok panutan remaja jaman sekarang.


Seharunya sih dalam film Dilan juga dibumbui dengan acara ritual keagamaan. Sebut saja seperti Tahlilan, Yasinan, Sholawatan, Manaqiban, dan ritual keagamaan lainnya. Serta tentunya menceritakan tentang kegiatan organisasi remaja. Sebut saja seperti IPNU-IPPNU.


Gagasan di atas muncul supaya para remaja juga ikut aktif membudidayakan kegiatan mulai tersebut. Tidak hanya bercerita tentang uforia kehidupan dunia tapi melupakan aktivitas keagamaan. Bahkan untuk membaca Qunut di salat Subuh pun Dilan belum tentu bisa.


Dilan kau adalah pemuas dahagaku. Engkau membuat aku kenyang di tengah kelaparan. Dirimu membuatku senang ditengah bingungnya mencari pekerjaan. Sungguh aku sangat terima kasih padamu. Tanpa dirimu aku akan terus dahaga, lapar, dan jadi pengangguran.


Semoga nanti ada serial film Dilan lainnya. Tidak hanya Dilan 1990 dan Dilan 1991. Namun akan ada Dilan 1992, 1993, sampai Dilan 2019. Itu sangat dibutuhkan supaya kelaparan dan pengangguran tidak ada lagi. Supaya para remaja tetap punya panutan untuk menjalani kehidupan.


Oh yah lupa, kembali membahas tentang tante-tante dan nenek yang juga ikut menyukai Dilan. Harus diakui Dilan telah berhasil menghipnotis semua jenis kelamin dan usia. Tidak hanya perempuan dan gadis remaja. Laki-laki hingga aki-aki dan emak-emek hingga oma-oma ikut terlarut.


Fenomena di atas sungguh pencapaian luar biasa. Seharusnya Dilan bisa masuk Book of Record Dunia. Alasannya karena dia telah berhasil menggebrak kehidupan sosial Indonesia. Berhasil merubah peradaban Indonesia menjadi lebih baik dan lebih menjanjikan.


Patut kita hargai tante-tante dan nenek-nenek merupakan kunci keberhasilan film ini. Tanpa mereka uang saku untuk menonton tidak akan dimilik oleh para remaja. Sebab sebagian remaja Indonesia mayoritas masih meminta uang pada emaknya. Termasuk untuk mencari hiburan.


Dapat dikatakan emak-emak dan oma-oma adalah pahwalan bagi Dilan. Sebab mereka kadangkala malah mengajak anak-anak mereka menonton bareng filmnya. Menikmati bersama bersama anak gadisnya. Sungguh peristiwa yang mengharukan karena hubungan romansa keluarga. 


Mungkin cukup sekian tulisan ini dibuat. Besar harapan kami supaya film Dilan ini padat Tahun 2019 pecah telor dengan pencapain jumlah penonton 10 juta orang. Angak itu hanya kurang dari 5% dari seluruh penduduk Indonesia. Oleh sebab itu ayo tonton film ini supaya TELOR PECAH!!!







Mohon maaf atas segala kekurangan pembuatan tulisan ini. Tujuan tulisan ini adalah untuk menghibur. Seperti halnya Dilan yang jago menjadi hiburan, tulisan ini juga ingin bisa menjadi hiburan. Cukup sekian. Semoga bisa membawa kebermanfaat bagi kalian semua.



Disclaimer: tulisan ini hanyalah opini. Tidak sesuai dengan kenyataan. Isinya hanyalah harapan supaya Dilan makin sukses di negeri sendiri. Menjadi tuan di negeri sendiri. Jangan sampai film antek asing-aseng-tongseng atau apalah itu menguasai negeri ini.












Baca tulisan menarik lainnya:

Terima kasih telah membaca tulisan kami berjudul "Dilanda Demam Dilan: Emak-emak hingga Oma-oma Penggandrung Dilan "

Posting Komentar

Berkomentar dengan bijak adalah ciri manusia bermartabat. Terima kasih atas kunjungannya di *Banjir Embun*