Terbaru · Terpilih · Inspirasi · Aktualisasi · Hiburan · Download · Menulis · Tips · Info · Akademis · Kesehatan · Medsos · Keuangan · Konseling · Kuliner · Properti · Puisi · Muhasabah · Satwa · Unik · Privacy Policy · Kontributor · Daftar Isi · Tentang Kami·

3 Cara Penipu Menjerat Korban Lewat Telepon, Email, SMS, dan Chat

Banjirembun.com - Daripada menyesal lebih baik kenali modus-modus penipuan agar kalian tidak kena jeratnya. Penipu selalu memperbarui cara-caranya terutama melalui media-media yang berbeda. Baik itu lewat telepon, email, SMS, atau terkadang chat. Oleh sebab itu, kalian sebagai pengguna teknologi tersebut jangan lengah serta harus lebih pintar dari penipu.


Sempatkan waktu sebentar untuk mempelajari bagaimana trik penipu dalam mengelabui korban pada tulisan ini. Hindari perilaku percaya diri bahwa tak akan pernah jadi sasaran penipuan. Begitu pula jangan tergiur iming-iming apapun seperti hadiah, bonus, bebas ongkir, atau semacamnya yang ditawarkan oleh semua pihak. Klarifikasi dulu ke layanan telepon resmi milik perusahaan yang menawarkan hadiah.

Berikut ini tiga cara penipu yang harus diketahui supaya tidak jadi korbannya:


1. Lewat Telepon

Sebelum maraknya SMS (handphone jadul) maupun email (surat elektronik) di zaman dulu cara penipuan "jarak jauh" yaitu melalui telepon. Sasarannya biasanya pemilik telepon pribadi yang terpasang di rumah pada daerah pedesaan atau perkampungan. Para penipu seperti ini biasanya juga komplotan. Minimal oleh 2 orang bekerjasama.


Penipu menelepon dengan memberitahukan bahwa keluarga yang merantau atau kuliah di kota besar sedang kecelakaan. Sedang dirawat di rumah sakit. Lantas meminta korban segera mentransfer uang ke rekening yang diberikan penipu. Di saat yang sama, penipu lain menyadap nomor telepon kontrakan/kost anak korban di kota. Saat orang tua menelepon memastikan kebenarannya penipu lain menjawab dari hasil sadapan.


Di masa sekarang, para penipu lebih canggih lagi. Mereka pandai menata perkataan, mengatur intonasi kata, serta mampu memanipulasi psikologi korban. Umumnya akan menyamar sebagai Customer Service (CS). Kemudian menawarkan hadiah, up grade, layanan tertentu, atau pinjaman. Serta ada pula yang menawarkan produk asuransi.


Terkadang ada juga yang melakukan ancaman dan intimidasi pada korban. Di antaranya kalau tidak memberikan data pribadi atau menjawab pertanyaan dari penipu membuat akun korban dinonaktifkan. Dengan data pribadi milik korban tersebut si penipu dapat menggunakannya untuk mengeruk uang di rekening korban. Serta kadang melakukan pinjaman di akun aplikasi jual beli (marketplace).


2. Lewat Email

Bagi para pengguna internet yang tak terbiasa menggunakan email tentu akan merasa senang atau justru "bangga" ketika mendapat kiriman email. Menganggap dirinya orang penting sehingga layak dikirimi surat elektronik. Lalu korban diminta oleh penipu meng-klik atau membuka tombol/link yang disematkan dalam isi email yang dilayangkan. Tentu itu juga bikin penasaran.

Ilustrasi penipuan lewat email

Padahal dengan mengunjungi situs yang dilampirkan oleh penipu di email tersebut bisa jadi modus penipuan. Setelah di buka ternyata itu hanya website/situs palsu. Tampilan terkesan profesional dan mirip situs asil atau resmi perusahaan tertentu. Namun, kenyataannya di situs itu korban diarahkan untuk mengisi data diri yang sangat rahasia. Lebih parah lagi setelah klik tanpa tindakan apa-apa, ternyata virus/malware telah masuk ke perangkat korban.


3. Lewat SMS/Chat

Penipu dapat nomor handphone korban biasanya dari berbagai sumber. Bisa membelinya di komunitas dark web. Dapat juga lantaran kecerobohan si korban yang mengumbar dan tidak mengamankan nomor ponselnya. Modusnya hampir sama dengan penipuan melalui email. Akan tetapi tatkala lewat chat komunikasi bisa lebih intim dan interaktif. Penipu biasanya akan membuat korban merasa nyaman dulu.


Segera blokir nomor-nomor yang dianggap mencurigakan maupun mengganggu. Lebih baik mencegah dari pada suatu saat lengah sehingga terbawa "tabuhan" penipu. Sekali lagi jangan pernah berbangga diri ketika dihubungi oleh orang tak dikenal. Termasuk mengaku-aku sebagai teman lama yang sudah lama putus kontak. Serta meminta-minta sumbangan, dikirimi pulsa, atau meminta tolong untuk klik website tertentu.






Baca tulisan menarik lainnya:

Terima kasih telah membaca tulisan kami berjudul "3 Cara Penipu Menjerat Korban Lewat Telepon, Email, SMS, dan Chat"

Posting Komentar

Berkomentar dengan bijak adalah ciri manusia bermartabat. Terima kasih atas kunjungannya di *Banjir Embun*