Terbaru · Terpilih · Inspirasi · Aktualisasi · Hiburan · Download · Menulis · Tips · Info · Akademis · Kesehatan · Medsos · Keuangan · Konseling · Kuliner · Properti · Puisi · Muhasabah · Satwa · Unik · Privacy Policy · Kontributor · Daftar Isi · Tentang Kami·

Jangan Terlalu Sempurna Merencanakan Kehidupan, Biarlah Allah SWT yang Menyempurnakan

Banjirembun.com - Ambisi dan impian merupakan hal beda. Orang berambisi cenderung merencanakan secara detail, jangka pendek, dan muluk-muluk.


Sedang orang yang punya impian bertindak sebaliknya. Lebih lengkap silakan baca 6 Perbedaan Impian dan Ambisi, Jangan Disamakan karena Jauhnya Seperti Langit ke Bumi


Arah kehidupan seseorang tidak ada yang tahu kepastiannya. Manusia cuma bisa memprediksi. Itupun dilandaskan pada pengalaman-pengalaman yang ada serta dibumbui sejumlah teori.


Padahal kondisi dunia ke depan seperti apa tak ada yang paham. Misalnya saja siapa yang akan tahu pandemi Covid-19 terjadi sehingga meleburkan perekonomian.


Semua sudah ada yang mengatur yaitu Allah SWT. Dia adalah Tuhan yang berkehendak menentukan takdir. Manusia diwajibkan ridho dan sabar menjalani ketentuan-Nya. 


Serta ikhlas melaksanakan ibadah-ibadah maghdah dan ghoiru maghdah di atas bumi ini. Oleh sebab itu, buat apa repot-repot terlalu memusingkan perencanaan hidup ke depan.


Jangan terlalu sempurna merencanakan sesuatu sehingga berharap itu semua akan tergapai. 


Seseorang boleh berencana. Tetapi hanya bertumpu pada perencanaan tanpa disertai tawakal pada Allah SWT itulah sebuah musibah yang sebenarnya.


Sebab selain berencana, berusaha, dan berdoa juga mesti ditambahi dengan bentuk kepasrahan diri pada-Nya.

Ilustrasi bedanya perencanaan manusia dengan perencanaan Allah SWT (sumber gambar)

Begitu banyak perencanaan yang disusun rapi malah sudah mendekati kenyataan dan titik kesempurnaan tapi tiba-tiba musnah begitu saja.


Terlanjur ingin lulus kuliah dengan nilai baik, mengembangkan usaha, merancang dapat tempat kerja terbaik, atau yang semacamnya tiba-tiba terserang penyakit yang mematikan. Kalau sudah begitu mau bagaimana?


Sisihkan sebagian hati bukan cuma untuk bidang duniawi melainkan pula ukhrawi (akhirat). Jangan lupa perkuat iman pada qada dan qadar (takdir). 


Dengan begitu sifat buru-buru, ambisi, dan berharap kesempurnaan mudah dilalui akan mampu dikendalikan. Serta, juga bakal siap menghadapi hal-hal yang tak terduga yang telah ditulis di lahul mahfuz.


Hindari berprasangka bahwa apa-apa yang baik dan halal yang telah direncanakan ternyata sulit atau malah tidak tercapai mengartikan bahwa Allah SWT tidak ridho padanya. 


Bisa jadi Dia justru memilihkan jalan terbaik selain dari apa yang direncanakan manusia. Banyak pintu-pintu lain untuk membuat manusia menjadi bahagia.


Kegagalan atas sebuah perencanaan bukan berarti akhir segalanya. Sejatinya dari peristiwa seperti itulah manusia telah melakukan proses pembelajaran.


Supaya mereka tahu mana yang baik dan dibutuhkan olehnya maupun mana yang berakibat buruk padanya. Dengan demikian tidak semua rencana harus diwujudkan. Paling tidak perlu ditunda dulu.






Baca tulisan menarik lainnya:

Terima kasih telah membaca tulisan kami berjudul "Jangan Terlalu Sempurna Merencanakan Kehidupan, Biarlah Allah SWT yang Menyempurnakan"

Posting Komentar

Berkomentar dengan bijak adalah ciri manusia bermartabat. Terima kasih atas kunjungannya di *Banjir Embun*