Terbaru · Terpilih · Inspirasi · Aktualisasi · Hiburan · Download · Menulis · Tips · Info · Akademis · Kesehatan · Medsos · Keuangan · Konseling · Kuliner · Properti · Puisi · Muhasabah · Satwa · Unik · Privacy Policy · Kontributor · Daftar Isi · Tentang Kami·

Islam Agama yang Tidak Menghormati Ajaran dan Keyakinan Agama Lain, Tapi Menghormati Manusianya

Banjirembun.com - Islam merupakan satu-satunya agama yang menyatakan diri sebagai agama paling benar di dalam kitab sucinya. Dalam beberapa ayat lain juga terdapat penekanan kepada pemeluknya untuk tidak mengakui atau pun "cuma" menghormati keyakinan agama lain. Artinya, menolak dan menentang kepercayaan agama lain hukumnya mutlak.


Semua penganut Islam wajib menanggap bahwa ajaran agamanya yang paling suci, luhur, dan patut dipegang erat. Sedang ajaran dan keyakinan agama lain jauh dari kata kebenaran. Prinsip hidup tersebut bukanlah pertanda dari intoleransi. Sebab, itu semua terletak di dalam hati dan bawah alam sadar. Adapun perilakunya tentu tetap menghormati sisi kemanusiaan pemeluk agama lain.

Salah satu ayat tentang perintah Umat Islam harus berfanatik pada agama Islam yaitu QS Ali Imran 85 yang terjemahannya:


"Barangsiapa mencari agama selain agama Islam maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu) dari padanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang merugi."


Sebagai umat Islam yang taat, ketika punya teman kafir (beda agama) wajib hukumnya menghormatinya. Bukan menghormati agama yang diikuti. Melainkan menghormatinya sebagai manusia yang Allah SWT juga telah memerintahkan. Tentu senyampang non Muslim itu layak untuk dihormati. Tidak memusuhi Islam. Adil dalam memperlakukan umat Islam. Serta tak bermuka dua. Jika tidak, maka mesti ditinggalkan.


Allah SWT berfirman dalam QS. Al Mumtahanah ayat 8 yang terjemahannya sebagai berikut.


"Allah tidak melarangmu berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang tidak memerangimu dalam urusan agama dan tidak mengusir kamu dari kampung halamanmu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berlaku adil."


Dari sini dapat dikatakan bahwa "Menghormati ajaran dan keyakinan agama lain" dengan "Menghormati orang kafir sebagai manusia" merupakan dua hal berbeda. Di dalam ayat-ayat al Quran tak ada satupun yang menerangkan anjuran menghormati keimanan dan ajaran agama lain. Justru di dalamnya banyak menguraikan kerusakan, kesesatan, kesalahan, dan kebatilan dari ajaran di luar Islam.

Ilustrasi generasi Islam yang menghormati kemanusiaan (sumber gambar)

Kalau ada yang mengatakan Islam adalah agama yang kolot karena tidak memanusiakan penganut agama lain itu sungguh salah besar. Kenyataannya, malah banyak di al Quran dan hadits mengajarkan umat Islam untuk menghormati pribadi-pribadi non Muslim sebagai sesama manusia. Islam menyerukan wajib menghormati orang tua, tetangga, dan tamu yang datang ke rumah meski mereka semua kafir.

Nabi Muhammad SAW bersabda yang artinya "Barangsiapa yang beriman pada Allah dan hari akhir, maka janganlah menyakiti tetangganya." (HR. Bukhari).


Meyakini adanya kesesatan maupun menolak ajaran agama selain Islam bukan bermakna umat Islam tidak boleh menghormati pemeluknya. Selama memang layak, memenuhi syarat, dan sesuai ketentuan membuat setiap Muslim harus berperilaku baik pada pemeluk agama lain. Dengan demikian, memutuskan tidak mengucapkan selamat natal bukanlah ciri dari orang yang tidak beretika serta tak bertoleransi. 


Umat Islam sendiri juga tidak risih ketika orang kafir menolak mengucapkan selamat hari raya Idul Fitri. Sebab, tidak ada paksaan untuk memeluk Islam. Begitu pula jangan paksakan umat Islam untuk dilarang memutuskan diri menolak mengucapkan selamat natal. Semua keyakinan punya hak masing-masing untuk menolak atau menerima. Itu tidak ada hubungan dengan toleransi beragama. Apalagi itu sudah menjadi perintah agama.






Baca tulisan menarik lainnya:

Terima kasih telah membaca tulisan kami berjudul "Islam Agama yang Tidak Menghormati Ajaran dan Keyakinan Agama Lain, Tapi Menghormati Manusianya"

Posting Komentar

Berkomentar dengan bijak adalah ciri manusia bermartabat. Terima kasih atas kunjungannya di *Banjir Embun*