Terbaru · Terpilih · Inspirasi · Aktualisasi · Hiburan · Download · Menulis · Tips · Info · Akademis · Kesehatan · Medsos · Keuangan · Konseling · Kuliner · Properti · Puisi · Muhasabah · Satwa · Unik · Privacy Policy · Kontributor · Daftar Isi · Tentang Kami·

Puisi: Rinduku Pada Masa Lalu

Rinduku Pada Masa Lalu

Oleh: Jonathan


Entah kabar dia seperti apa aku tak ingin cari tahu

Anaknya berapa? Suaminya bagaimana?

Alasannya, semakin kucari tahu makin sulit pula melupakan dia



Upaya melalangbuana demi menghilangkan kerinduan di masa lalu terancam gagal

Entah mengapa sebelum masa hidup ini berakhir, hanya dia yang mampu mengganggu pikiran

Padahal, tahun demi tahun sungguh kucoba melupakannya dengan cara mencintai jutaan wanita



Terkadang, dibumbui pengembaraan ke berbagai kota tanpa tujuan layaknya orang hilang

Mengikuti pengajian tokoh agama di banyak Masjid pada aneka daerah

Serta, langkah-langkah lain demi memanipulasi hati yang kadang kerinduan tetap muncul tiba-tiba



Semoga dia tetap bahagia dengan keluarganya

Sampai dia menua di lanjut usia bersama anak cucu dan suaminya

Harapanku, kata-kata ini tidak akan merusak masa depannya



Sedang, aku di sini masih tetap tertipu dengan penyesalanku

Gara-gara di masa laluku yang terlalu lugu

Tepatnya, lebih pantas disebut naif dan peragu



Biarkan aku berbicara, jangan langsung menghakimi dulu

Sebab, hidupku tak lama lagi lantaran penyakitku

Oleh karena itu, aku berani mengungkapkan isi hati penuh sesal ini tanpa pilu



Sebelum ajal tiba, berikan aku kesempatan berbicara

Memberi tahu sedikit tentang kisah-kisah cintaku padanya

Daripada terlambat, yang ujungnya bakal menyesal juga di akhirat



Aku hanya ingin dia tahu bahwa aku dulu sangat betul-betul menyayanginya

Setiap gerak-gerik dan tatapan matanya pasti aku awasi pula

Sejujurnya, aku juga merasakan getaran dari hatinya



Namun, aku lebih pilih bungkam dan tampak melarikan diri darinya

Sungguh aku tak menyesal berbuat seperti itu, karena memang tingkah tersebut berdampak baik baginya

Hal yang kusesali yaitu kenapa aku tak berkata sejujurnya secara kesatria



Meski setelah itu tak terjalin hubungan apa-apa, setidaknya dia tahu gejolak cintaku terhadapnya

Sebaliknya pula, aku tahu bagaimana kepastian tentang perasaannya padaku seperti apa

Apakah dia benar-benar suka padaku sesuai firasatku? Tentu langsung kudengar sendiri dari lisannya



Kini aku sadar diri bahwa rinduku pada masa lalu telah tertutup rapat

Tapi, setidaknya dengan ini dia tahu bahwa dulu aku mencintainya melebihi siapa saja

Semoga keterbukaan ini berakibat baik bagi dia dan bagiku nanti di alam sana



Cinta yang dibawa mati itu memang benar adanya

Diceritakan bukan untuk membuat yang masih hidup menangisi, menceramahi, serta menghujat

Melainkan, biar semata-mata tahu tentang adanya cobaan manusia yang lebih menakutkan daripada kematian



Aku yakin dia sekarang sudah melupakanku begitu gampangnya

Justru, kalau ungkapan hatiku ini membuatnya "tersiksa" akan membuatku makin menderita

Bagaimanapun, aku ingin mati tenang tanpa meninggalkan banyak luka, terlebih lagi padanya



Aku percaya dia sudah melenyapkanku dari pikirannnya

Sebagaimana aku sangat mudah menghapus jejak-jejak cintaku pada semua insan kecuali dirinya

Jutaan cintaku lenyap sudah, tetapi itu tak berlaku cintaku untuknya, entah sampai kapan



Dari sini juga, dapat dijadikan pelajaran bahwa melamar wanita sebelum mapan patut diusahakan

Lebih baik telah tahu kepastian ditolak di awal, ketimbang tak memperjuangkan untuk menahannya sementara


Semoga, nanti aku masuk surga tanpa mencicipi azab kubur maupun siksa neraka

Supaya boleh memilih bidadari yang 100% mirip dengannya



Kalau dia membaca ini sampai habis, penuh harap bisa membuatnya bahagia

Kalau membuatnya geli dan jijik juga tak apa-apa

Asal hidupnya makin lebih baik sesudahnya

Itulah harapan tulusku padanya, dia hidup bahagia bersama kerabatnya



Bukan maksudku mengganggu hatinya, apalagi rumah tangganya

Cuma saja, dia biar tahu bahwa aku dulu sungguh-sungguh mencintainya

Malah, hingga kini pun perasaan itu sulit terhilangkan, mungkin sampai terbawa mati yang sebentar lagi tiba



Huh, hati ini sungguh lega...

SEKIAN dan TAMAT

Jonathan Frizzy (sumber gambar)






Baca tulisan menarik lainnya:

Terima kasih telah membaca tulisan kami berjudul "Puisi: Rinduku Pada Masa Lalu"

Posting Komentar

Berkomentar dengan bijak adalah ciri manusia bermartabat. Terima kasih atas kunjungannya di *Banjir Embun*