Terbaru · Terpilih · Inspirasi · Aktualisasi · Hiburan · Download · Menulis · Tips · Info · Akademis · Kesehatan · Medsos · Keuangan · Konseling · Kuliner · Properti · Puisi · Muhasabah · Satwa · Unik · Privacy Policy · Kontributor · Daftar Isi · Tentang Kami·

5 Perbedaan Produktif dan Sibuk

Banjirembun.com - Produktif adalah kegiatan yang bersifat mampu menghasilkan, mendatangkan, atau memberikan manfaat serta keuntungan yang kadarnya sesuai keinginan dari diri sendiri, orang lain, komunitas, maupun hingga masyarakat luas dengan hanya menggunakan sedikit waktu dan minim usaha.


Sibuk adalah aktivitas yang sedang menunjukkan adanya banyak pekerjaan, penuh kegiatan, rajin memproses atau mengolah sesuatu, dan padatnya jadwal demi mengejar target sehingga mengacuhkan serta menghiraukan hal-hal lain yang dipandang tak penting. Umumnya, sebuah kesibukan hampir dilakukan oleh semua individu usia kerja.


Dari definisi di atas dapat dikatakan bahwa produktif belum tentu akan terlihat sibuk. Begitu pula, sibuk belum tentu langsung bisa dibilang produktif. Sebab, bisa jadi orang itu hanya ingin tampil sok sibuk. Padahal, sebenarnya tak memiliki banyak beban pekerjaan kecuali mudah dan cepat dituntaskan. Alhasil, direkayasa sedemikian rupa supaya terlihat berat.


Baca juga: 5 Ciri Orang Sok Sibuk, Kenyataannya Tak Punya Banyak Kerjaan


Inilah perbedaan antara produktif dan sibuk:


1. Langkah dalam Mengerjakan Tugas dan Usaha

Orang yang produktif pasti mencari cara agar bisa mengerjakan sesuatu secara ringan tapi tetap sanggup menghasilkan sesuatu serta memenuhi target sesuai rencana yang tak melebihi batas waktu. Intinya, dia sangat memegang prinsip dalam melaksanakan pekerjaan harus menerapkan efisiensi dan efektivitas tinggi. 


Orang sibuk lebih mengagungkan proses. Dia begitu menikmati proses. Sayangnya, kenikmatan itu didapatkan dengan cara ingin memperoleh perhatian atau pujian dari orang lain. Misalnya, biar dibilang sibuk atau pekerja keras. Salah satu contoh kesibukan yaitu melakukan kegiatan secara multitasking. Yakni, aktivitas ganda dalam satu waktu. 


Multitasking memang sekilas kelihatannya keren bagaikan superhero. Namun, nyatanya itu cuma mencerminkan kepribadian tak cerdas. Menunjukkan bahwa manajemen waktunya buruk. Salah satunya, diakibatkan oleh menunda-nunda pekerjaan sehingga menumpuk semua tanggung jawab itu di keadaan yang hampir bersamaan.


2. Penentuan Prioritas

Semua manusia segala umur pasti punya kegiatan. Perbedaannya, satu sama lain punya skala prioritas. Aktivitas anak-anak tentu prioritas utama mereka seputar bermain, hiburan, belajar (rasa ingin tahu tinggi), dan bermanja-manja dengan orang terdekat. Sementara insan dewasa prioritas hidupnya untuk memenuhi kebutuhan psikologi, ekonomi, sampai biologis.

Ilustrasi sedang mencari hiburan setelah menuntaskan pekerjaan (sumber gambar koleksi pribadi)

Pola hidup yang produktif pasti bisa membagi waktu dengan tepat. Kapan saatnya melakukan hiburan wisata dan kapan waktunya bekerja menyelesaikan segala persoalan dunia kerja. Sedangkan bagi orang sibuk, mereka lebih senang mempunyai banyak tugas tapi tidak disertai dengan kesadaran untuk dipilah-pilah mana yang wajib diutamakan lebih dulu.


3. Pengalokasian Waktu

Pekerjaan yang sudah ditetapkan sebagai bagian yang diprioritaskan akan sentiasa dilokasikan waktunya oleh orang produktif. Sesibuk apapun aktivitas dan semepet apapun waktu yang dimiliki, bakal tak membuat kebingungan. Dia lebih pilih menunda atau malah dengan tegas menyingkirkan kegiatan lain yang bukan jadi komponen yang diutamakan.


Bagi orang sibuk, seberapa pun waktu luang yang tersedia menurutnya tidak bakal pernah cukup untuk menyelesaikan pekerjaan. Ada saja alasan yang diutarakan untuk meminta tambahan waktu. Nahasnya, alasan itu dengan cara memfitnah atau mengkambinghitamkan keluarga. Dengan bilang "gara-gara sibuk urusan rumah tangga tugas kerja jadi terbengkalai".


4. Keseriusan dalam Menuntaskan Pekerjaan

Orang produktif memiliki fokus dan perhatian khusus pada kewajiban yang diembannya. Dia bertekat serius hendak memastikan bahwa semua sudah terselesaikan dengan jelas dan kondisi yang baik. Baginya, pekerjaan bukanlah cuma dipandang sebagai beban yang harus dihilangkan dengan cara cukup menggugurkan saja. Sambil berkata "yang penting sudah dikerjakan".


Di sisi yang lain, orang sibuk asal-asalan dalam menuntaskan pekerjaan. Dia baru nampak serius bekerja ketika dilihat orang lain. Tentunya, lebih semangat lagi tatkala sedang ditemani atasan. Nah, di kala sepi sendirian dia bakal bermalas-malasan. Menyebabkan hasil yang dicapai juga tak sesuai harapan (perlu revisi banyak). Kalaupun beres, itu membutuhkan waktu yang lebih lama dari sewajarnya.


5. Bekerja Cerdas Vs Bekerja Keras

Era digital seperti sekarang ini cara pandang terhadap pekerjaan sudah mengalami pergeseran. Dulu, orang lebih memuji dan mengapresiasi para pekerja keras. Kini, setelah maraknya teknologi canggih di bidang informasi dan komunikasi banyak yang tertuju pada hasil. Cukup dengan di rumah, pihak konten kreator mampu mendapatkan uang bulanan yang lumayan.


Masih diakui, ada saja manusia yang memandang orang lain dari kulitnya. Mengira bahwa untuk mendapatkan penghasilan melimpah harus bekerja keras. Perlu diketahui saja, istilah "kerja keras" didengungkan oleh para juragan dan pemilik perusahaan untuk memotivasi bawahannya. Tak peduli saat karyawan yang kerja keras bagai kuda itu menyebabkan terkena tipes dan meninggal dunia. 


ironi, bosnya dengan enteng tinggal cari penggantinya. Di mata orang kaya, para pekerja adalah alat atau mesin untuk mencetak uang. Di kala mengalami rusak/sakit dan tak berfungsi/meninggal dunia akan dicari yang baru. Artinya, orang yang suka pada kesibukan sama saja menyamakan tubuh sendiri sebagai mesin atau robot untuk mengerjakan sesuatu.


Baca juga: Berhentilah Bekerja Keras untuk Duit, Sebuah Motivasi Kehidupan Agar Obsesi Kaya Terwujud


Sebaliknya, istilah kerja cerdas patut ditujukan pada orang-orang yang kreatif dan inovatif. Dalam jangka panjang, mereka tak mau bekerja hanya sesuai target. Mereka menginginkan sesuatu yang lebih. Bukan cuma terkait uang. Melainkan pula sesuatu yang bikin hati puas dan rasa menyenangkan luar biasa. Serta, bukan hanya untuk kepuasan diri sendiri tetapi bertekat untuk melakukan pengabdian pada masyarakat.






Baca tulisan menarik lainnya:

Terima kasih telah membaca tulisan kami berjudul "5 Perbedaan Produktif dan Sibuk"

Posting Komentar

Berkomentar dengan bijak adalah ciri manusia bermartabat. Terima kasih atas kunjungannya di *Banjir Embun*