Terbaru · Terpilih · Inspirasi · Aktualisasi · Hiburan · Download · Menulis · Tips · Info · Akademis · Kesehatan · Keuangan · Konseling · Kuliner · Properti · Puisi · Muhasabah · Satwa · Unik · Privacy Policy · Kontributor · Daftar Isi · Tentang Kami·

3 Status Hukum Perintah Menjalankan Sholat Idul Fitri dan Idul Adha, Salah Satunya Fardhu Ain

 Barangkali, sudah banyak yang mengetahui bahwa mayoritas pendapat ulama (baik itu di zaman dahulu hingga sekarang) yang sepakat bahwa hukum sholat Tarawih di malam bulan Ramadan adalah sunnah muakkadah. Di mana, sunnah muakkad adalah status hukum yang tidak diwajibkan akan tetapi dikuatkan atau sangat dianjurkan karena hampir selalu dikerjakan oleh Nabi Muhammad sehingga jarang ditinggalkan oleh beliau.


Sayangnya, masyarakat awam Islam di sekitar kita masih belum terlalu banyak yang tahu bahwa tentang perbedaan hukum perintah menjalankan sholat Idul dan Idul Adha. Ada yang menganggap bahwa hukum kedua sholat di Hari Raya Islam tersebut dihukumi wajib lantaran banyak Muslim yang menghadiri seperti halnya sholat Jumat. Artinya, mereka menilai status suatu hukum perintah menjalankan ibadah yaitu dari seberapa banyak orang yang menjalankan.


Nah, untuk membuka wawasan pengetahuan ilmu keagamaan kita sebaiknya perlu memahami 3 status hukum menjalankan sholat Idul Fitri dan Idul Adha:


1. Fardhu Ain

Fardhu ain adalah status hukum menjalankan ibadah dalam agama Islam yang wajib dilakukan oleh setiap Muslim yang telah memenuhi syaratnya. Di mana, ketika perintah wajib mutlak itu tidak dijalankan oleh orang yang telah memenuhi syarat akan berakibat dosa besar. Contoh ibadah yang bersifat fardhu ain adalah sholat rawatib (5 waktu), puasa ramadan, zakat fitrah, haji, dan lain-lain.


Nah, kenapa sholat Idul Fitri dan Idul Adha dihukumi fardhu ain baik bagi laki-laki maupun perempuan? Jawabannya ialah:


a. Sholat Idul Fitri maupun Idul Adha bisa menggugurkan kewajiban menjalankan perintah sholat Jumat ketika kedua ibadah itu dijalankan pada pagi hari di hari Jumat. Lebih detail, mana mungkin ibadah sunnah mampu menggugurkan perintah ibadah yang hukumnya wajib? Maksudnya, seharusnya ibadah yang bersifat wajib saja yang mampu menggugurkan ibadah wajib.


b. Nabi Muhammad dan setelah sepeninggalan beliau baik itu para sahabat (Abu Bakar, Umar, Usman, Ali, dan lain-lain) serta begitu pula para ulama setelahnya selalu menjalankan ibadah sholat id secara terus-menerus. Di mana, tidak ditemui sama sekali sebuah negeri yang dikuasai oleh Islam meninggalkan sholat Id. 


c. Pada saat pelaksanaan sholat Id sikap Rasulullah tampak memerintahkan sejumlah umat Islam baik laki-laki maupun perempuan untuk keluar rumah menjalankan sholat Id bagi yang tidak memiliki uzur. Bahkan, perempuan yang haid juga diperintah beliau ikut keluar walau tidak menjalankan sholat karena hanya diperintah untuk berkumpul di sekitar jamaah sholat.


2. Fardhu Kifayah

Fardhu kifayah adalah status hukum menjalankan ibadah dalam agama Islam yang wajib dilakukan oleh sebagian dari kalangan umat Islam. Dalam artian, hukum wajib tidak berlaku bagi seluruh Muslim tatkala sudah ada sebagian dari mereka yang telah menjalankan ibadah tersebut. Maksudnya, jika ada umat Islam lain yang telah menjalankan ibadah tersebut maka kewajiban umat Islam seluruhnya tanpa terkecuali menjadi gugur termasuk kepada orang yang tidak menjalankannya sekalipun. 


Contoh ibadah fardhu kifayah ialah memandikan jenazah, mengkafani jenazah, mensholatkan jenazah, dan menguburkan jenazah.


Salah satu alasan bagi umat Islam yang berpendapat bahwa hukum sholat id bersifat fardu kifayah adalah nabi Muhammad tidak memerintahkan seluruh umat Islam menghadiri sholat id secara mutlak. Beliau masih memberi kemudahan bagi yang uzur untuk meninggalkannya. 


Lebih lanjut, contoh-contoh uzur yang seperti apa yang membuat umat Islam dibolehkan untuk meninggalkan sholat id tidak diperjelas. Padahal, dalam ibadah wajib (fardhu ain) bagi setiap Muslim yang meninggalkannya harus punya uzur tertentu yang kriterianya sudah ditetapkan dalam ajaran Islam. Berbeda dengan fardhu kifayah yang sifat uzur yang menjadi syarat penggugur kewajiban tampak tidak memberatkan.


3. Sunnah Muakkadah

Pengertian sunnah muakkad sudah dijelaskan pada paragraf petama di atas. Adapun contoh ibadah yang bersifat sunnah muakkadah ialah sholat witir, sholat tahajud, sholat dhuha, sujud sahwi, azan sebelum sholat, puasa sunnah (contohnya puasa Senin dan Kamis), dan lain-lain.


Sebagian umat Islam berpendapat bahwa tidak ada dalil khusus yang bersifat jelas dari sabda Rasulullah tentang hukum wajibnya sholat Idul Fitri maupun terdapat sanksi ketika meninggalkan ibadah tersebut. Di mana, beliau hanya menganjurkan para umat Islam untuk keluar rumah menjalankan ibadah sholat Id. Sebagaimana diketahui bahwa suatu perintah kalau sifatnya wajib harus ada nilai keutamaan tersendiri ketika mengerjakannya sekaligus terdapat ancamannya ketika meninggalkan.


Ilustrasi menjalankan ibadah sholat Id (sumber Pixabay.com/ suhailsuri)





Baca tulisan menarik lainnya:

Terima kasih telah membaca tulisan kami berjudul "3 Status Hukum Perintah Menjalankan Sholat Idul Fitri dan Idul Adha, Salah Satunya Fardhu Ain"

Posting Komentar

Berkomentar dengan bijak adalah ciri manusia bermartabat. Terima kasih atas kunjungannya di *Banjir Embun*