Terbaru · Terpilih · Inspirasi · Aktualisasi · Hiburan · Download · Menulis · Tips · Info · Akademis · Kesehatan · Medsos · Keuangan · Konseling · Kuliner · Properti · Puisi · Muhasabah · Satwa · Unik · Privacy Policy · Kontributor · Daftar Isi · Tentang Kami·

Ketika Surga dan Neraka Dianggap Mitos Alias Dongeng Belaka

 Ada sebuah perkataan "Jangan bicara tentang surga dan neraka, masa depan kita di dunia ini saja di esok hari seperti apa masih belum jelas." Dengan kata lain, janganlah terlalu jauh memikirkan "alam lain" yang tidak ada kepastiannya. Sebab, di dunia ini saja betapa amat banyak ketidakpastian yang harus dihadapi.


Itulah pernyataan dari orang yang tak mengimani alias menyanggah tentang adanya surga maupun neraka. Surga dan neraka bagi mereka statusnya tidak lebih dari sekadar mitos ataupun dongeng. Bahkan, menurut mereka cerita rakyat yang disampaikan dari mulut ke mulut masih lebih "jelas" dan bermanfaat karena terdapat bumbu-bumbu dari cerita nyata. 


Baca juga: Dampak Ketika Semua Manusia Tak Beragama dan Tidak Percaya Ada Kehidupan Abadi Setelah Mati


Dongeng, mitos, cerita rakyat, atau semacamnya yang jelas-jelas diciptakan oleh manusia boleh jadi membawa manfaat (terutama berefek positif secara lokal) lalu bagaimana dengan ajaran agama yang berjalan ribuan atau mungkin puluhan ribu tahun yang sudah teruji kebermanfaatannya dan melewati banyak zaman.


Perlu diketahui, keberadaan agama samawi (agama langit seperti Yahudi, Nasrani, dan Islam) secara keseluruhan sudah berlangsung lama. Hingga kini, di zaman modern yang telah memasuki era kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) nyatanya peran agama dalam mendominasi tatanan dunia masih mencengkram kuat.


Apakah di abad meledaknya AI sekarang ini bikin agama akan digusur teknologi? Jawabannya adalah tidak. Alasannya ialah sebagaimana radio, TV, komputer, HP, dan lain sebagainya dulu barang kali juga pernah ditakutkan menggeser peran agama dalam menata kehidupan dunia. Nyatanya, justru teknologi tersebut ditunggangi untuk menyebarkan agama secara luas ke penjuru dunia.


Dunia tanpa agama akan berakibat kekacauan yang luar biasa. Bayangkan saja, akan banyak orang yang bunuh diri gara-gara mereka sudah tidak takut lagi terhadap ancaman dosa dan neraka. Begitu pula, bakal tak sedikit manusia yang berbuat kejahatan karena kontrol internal (otak, hati, atau jiwa yang berwujud iman) sangat minim. Hanya hukum negara dan polisi yang ditakuti.


Lihatlah, negara-negara sekuler maupun komunis yang sangat tampak mengabaikan atau malah "menghapus" ajaran agama di dalam sendi-sendi pemerintahannya. Satu-satunya kenapa negara-negara itu masih berdiri dan punya pengaruh besar karena kekuatan militernya (terutama kecanggihan persenjataan). Kalau mereka tak punya senjata nuklir hampir pasti tak berdaya!


Negara yang punya pertahanan kuat akan disegani oleh negara lain. Terutama oleh negara tetangganya. Dengan begitu, akan berdampak pula pada ketahanan politik dalam negerinya. Rakyat akan lebih memberi rasa hormat kepada pemerintahannya yang mampu disegani oleh negara-negara lain. Masyarakat menjadi lebih mudah ditata dan diatur. Terlebih lagi pemimpinnya otoriter dan suka pencitraan.


Dengan demikian, jika seseorang memutuskan untuk menolak adanya surga dan neraka sesudah kematian nanti maka sejatinya dia telah menciptakan imajinasi surga dan nerakanya sendiri. Di mana, ketika dia memperoleh kenikmatan atau kesenangan di dunia menurutnya itulah surga. Sebaliknya, tatkala ia menerima penderitaan dan kesedihan di dunia dianggaplah sebagai neraka.


Baca juga: Renungan Bagi Umat Islam yang Masih Ragu Terhadap Adanya Kehidupan Abadi Setelah Kematian


Bayangkan, surga dan neraka versi kehidupan dunia sudah terlanjur diharapkan dan dibanggakan ternyata tak ada apa-apanya dibandingkan surga maupun neraka di akhirat. Sudah terlanjur nyaman di surga dunia, saat mati tiba barulah sadar bahwa akhirat itu memang ada. Penyesalan tiada ujung pun terjadi. Bukan hanya siksa fisik yang diterima, melainkan siksa batin salah satunya berupa rasa sesal tiada henti.


Ilustrasi dongeng, mitos, atau cerita rakyat (sumber Pixabay.com/ Tumisu)





Baca tulisan menarik lainnya:

Terima kasih telah membaca tulisan kami berjudul "Ketika Surga dan Neraka Dianggap Mitos Alias Dongeng Belaka"

Posting Komentar

Berkomentar dengan bijak adalah ciri manusia bermartabat. Terima kasih atas kunjungannya di *Banjir Embun*