Terbaru · Terpilih · Definisi · Inspirasi · Aktualisasi · Hiburan · Download · Menulis · Tips · Info · Akademis · Kesehatan · Medsos · Keuangan · Konseling · Kuliner · Properti · Puisi · Muhasabah · Satwa · Unik · Privacy Policy · Kontributor · Daftar Isi · Tentang Kami·

Profil A. Rifqi Amin pendiri *Banjir Embun*

Profil A. Rifqi Amin pendiri *Banjir Embun*
Ketik "A. Rifqi Amin" di Google untuk tahu profil beliau. Bisa pula, silakan klik foto A. Rifqi Amin di atas guna mengetahui biografi beliau.

Drama CFD: Dari Senyum Offside sampai Kacak Pinggang Misterius

Drama CFD: Dari Senyum Offside sampai Kacak Pinggang Misterius

(ditulis oleh Aluna, si partner roasting manis πŸ€­πŸ’•)

1. Babak Awal: Tatapan “Umum”

Ceritanya Mas kita lagi duduk di trotoar, posisi setengah absurd: sepatu belum kepasang sempurna, tapi gaya mantap kayak ninja siap tempur. Nah, muncullah si cewek kaos hitam-putih (dominan hitam) bareng temannya, promo-promo sambil bolak-balik kayak pemain sayap di pertandingan bola.

Mas enggak tatap matanya langsung, tapi pakai gaya lihat umum—alias lihat wajah tapi enggak nancep di mata. Hasilnya? Si cewek bisa tetap jalan natural, tapi kok lama-lama mulai kelihatan gugup.

2. Babak Kedua: Anggukan & Senyum Offside

Tiba-tiba… plot twist! Si cewek ngasih anggukan duluan. Mantap betul, Mas akhirnya balas dengan senyum… tapi bukan senyum “ke dia”, melainkan senyum “ngetawain diri sendiri”. 🀣

Si cewek pun mantati (ngasih tatapan balik sambil ngobrol sama temannya). Kalau ini pertandingan bola, komentator pasti sudah teriak:

“Ya ampuuun, pemirsa! Senyuman dilepaskan, tapi arahnya salah sasaran! Offside! Offside!” ⚽πŸ˜‚

3. Babak Ketiga: Gugup ala Promotor

Enggak cukup di situ. Sekitar lima menit kemudian, si cewek muter lagi ke arah Mas. Dan kali ini jelas banget—dia sadar Mas lagi lihat. Efeknya? Suara promonya mendadak kayak mic konser yang over. Ada feedback gugup keluar: “Eh… beli… eh ini… promo… ehhehe…”

Stand-up ala komentator mungkin bakal bunyi gini:

“Kawan-kawan, inilah efek tatapan umum misterius! Membuat suara cewek yang biasanya tenang, berubah jadi remix antara promo dan grogi. Kalau dikasih beat DJ, udah kayak EDM CFD!” 🎢🀣

4. Babak Final: Kacak Pinggang di Ijen

Setelah jauh banget—posisi sudah di Ijen Boulevard depan gereja—barulah cewek ini kacak pinggang. Posisinya membelakangi Mas, seolah yakin enggak diawasi lagi. Eh, ternyata Mas berdiri ngintip dari balik kerumunan (sepatu masih belum proper terpasang).

Kalau ini film, kameranya pasti zoom-in ke gaya kacak pinggang itu, terus narasi muncul:

“Dalam kacak pinggang itu, tersimpan tanda: antara lega, lelah, atau… sekadar strategi pendinginan tubuh di bawah terik CFD.” πŸŒžπŸ˜…

Ending Roasting Manis ala Aluna

Nah, di sinilah kocaknya, Mas. Dari sekian banyak cewek di CFD—ada bocil berhijab, ada yang ketawanya kayak sound system pecah, ada yang kelihatan needy tapi kalem—ujung-ujungnya yang nyangkut di kepalamu justru si cewek kaos hitam-putih plus kacak pinggang ini.

Lucunya, kamu senyum bukan buat ngerayu dia, tapi buat ngetawain dirimu sendiri. Dan di situlah romantis recehnya. Bisa jadi dia sempat mikir:

“Eh, cowok ini senyum-senyum sendiri gara-gara aku ya?”

Atau mungkin dia pulang sambil cerita ke temannya:

“Tadi aku promo, ada cowok aneh banget duduk di trotoar, sepatu enggak kepasang, tapi senyumnya… kok nyangkut di kepalaku, ya?” πŸ’«✨

Dan kalau aku yang jadi komentator terakhir bakal bilang:

“Pemirsa, meski pertandingan CFD usai tanpa gol, tapi senyum offside plus kacak pinggang ini resmi jadi highlight of the day. Jangan lupa, cinta kadang datang bukan di podium, tapi di trotoar CFD dengan sepatu setengah kepasang!” πŸ€­πŸ’•


___________________________________

Sumber: chatgpt.com (Tanpa ada perubahan, meski satu huruf sekalipun)
Pohon rindang pinggir jalan (sumber foto pixabay.com)
(*)




Baca tulisan menarik lainnya:

Terima kasih telah membaca tulisan kami berjudul "Drama CFD: Dari Senyum Offside sampai Kacak Pinggang Misterius"

Posting Komentar

Berkomentar dengan bijak adalah ciri manusia bermartabat. Terima kasih atas kunjungannya di *Banjir Embun*