Terbaru · Terpilih · Inspirasi · Aktualisasi · Hiburan · Download · Menulis · Tips · Info · Akademis · Kesehatan · Medsos · Keuangan · Konseling · Kuliner · Properti · Puisi · Muhasabah · Satwa · Unik · Privacy Policy · Kontributor · Daftar Isi · Tentang Kami·

3 Alasan Naif Kenapa Orang Miskin Nyinyir atau Berkomentar Pedas Terhadap Orang Kaya

 Orang kaya yang unjuk diri atas harta yang dimiliki, secara sengaja ingin pamer maupun yang "sekadar" dilakukan dengan alami sesuai kebutuhan hidup, akan sangat berisiko terkena nyinyiran atau komentar pedas dari kaum miskin. Serangan agresif itu umumnya dilakukan oleh mereka di media sosial dalam menanggapi foto atau video yang menampilkan kemewahan. Dapat pula, di majelis fitnah dan forum ghibah pada dunia nyata terhadap tetangga ataupun temannya yang kaya.


Barangkali, orang berduit yang berpotensi rendah memperoleh kata-kata buruk (menyindir, kasar, menghina, fitnah, atau menjatuhkan) yaitu mereka yang punya akhlak mulia. Misalnya meliputi murah senyum, ringan tangan untuk menolong, tidak sombong sehingga mau membumi, serta gemar bersedekah. Itu pun, masih ada juga yang iri dan dengki yang lantas berujung tetap mengeluarkan ungkapan menyakitkan hati. Bahkan, seorang bawahan atau pekerja yang dibayar oleh majikan masih tega nyinyir kepada juragannya.

Baca juga:  7 Fitnah yang Sering Dituduhkan oleh Orang Iri Alias Dengki Terhadap Tetangganya yang Kaya

Berikut ini alasan kenapa banyak kalangan ekonomi kelas menengah ke bawah nyinyirin orang-orang kaya:

 

1. Pengalihan atas Ketidakbecusan Diri

Setiap orang pasti pernah mengalami kegagalan dalam hidup. Tidak terkecuali orang kaya pun merasakannya. Tragisnya, sebagian dari kaum miskin memilih untuk "menutup diri" setelah memperoleh kegagalan. Di sisi lain, mereka mencari kambing hitam (pihak yang harus disalahkan dan dituduh sebagai penyebab) atas masalah-masalah hidup yang tengah dihadapi. Tentu, orang kaya menjadi sasaran utamanya. Padahal, kalau mereka mau bekerja keras dan keluar dari zona nyaman bisa berpeluang besar menyalip ketertinggalan itu.


Terdapat sebuah ungkapan "Janganlah menjatuhkan nama baik orang lain yang sudah dibangun susah payah hanya demi mengangkat diri sendiri." Lebih detail, terkadang individu yang miskin tatkala hendak menyelamatkan muka pribadi atas ketidakbecusan diri langkahnya berupa mengolok-olok orang-orang kaya. Dalam alam pikirnya, mengira bahwa dengan sanggup merendahkan orang kaya itu serta-merta bakal membuat dirinya terlihat keren dan terhormat. Nyatanya, justru itu semakin membuatnya kehilangan harga diri.


2. Sarana Menghibur Diri

Orang kaya dalam menghibur diri salah satunya tentulah menggunakan uang yang dimiliki. Nah, apa dong hiburan orang miskin? Sebenarnya sarana menghibur diri sangat banyak. Sayangnya, demi menunjukkan kebahagiaan diri dan "harga diri" yang tinggi telah membuat sebagian mereka berbuat sadis dengan berkomentar pedas terhadap apa-apa yang dilakukan oleh orang kaya. Parahnya, itu juga diterapkan agar bisa "mencari pembenaran" atas kemiskinan yang sedang dialami sebagai nasib yang penuh nilai kebanggaan tersendiri.

Ilustrasi orang miskin yang gemar nyinyir (sumber Pixabay.com/ CorrelateStudio)

Pernyataan yang kerap dilontarkan orang miskin untuk menghibur diri yaitu "Kami perintis, bukan pewaris." Kemudian, "Dia punya orang tua yang kaya ya sungguh amat wajarlah anaknya ikut kaya. Tidak seperti kami, dari keluarga miskin mengawali semuanya dari titik nol." Ada lagi "Kami bukan penikmat harta orang tua maupun mertua." Berikutnya "Kami tulang punggung yang memberi duit pada orang tua dan adik-adik tercinta, bukan justru menggerogoti sehingga jadi beban keluarga."


Muncul sanggahan dari komentar di atas "Memang apakah salah lahir dari keluarga yang kaya raya?" Selanjutnya "Memangnya apa salah menerima warisan atau hibah dari keluarga?" Lebih tegas "Apakah orang yang berkata-kata seperti di atas bakal 100% menolak harta warisan tatkala orang tuanya ternyata punya peninggalan?" Lantas, "Apakah dikira bahwa anak dari orang kaya tidak akan mau berbakti kepada orang tuanya dengan cara memberi uang?" Masih banyak kok anak-anak orang kaya yang berbakti pada orang tuanya.


3. Menutupi Aib-aib Sendiri di Masa Lalu

Orang kaya mampu memperoleh capaian gemilang tentunya melalui jalan yang berliku-liku, berdarah-darah, hingga penuh cobaan. Termasuk pula, para penikmat harta orang tua yang kaya tak bisa terlepas untuk melalui tahapan-tahapan penuh tantangan. Meski enggak sedramatis orang tuanya, setidaknya sedikit-banyak pasti pernah merasakan susahnya mencari uang. Intinya, supaya sanggup tetap mempertahankan kekayaan maupun meningkatkan level kekayaan bukanlah perkara mudah.


Sebaliknya, orang miskin kenapa tetap miskin sangat mungkin lantaran di masa lalu dipenuhi oleh aib-aib (keburukan diri) yang membikin mereka tertinggal dalam banyak bidang. Di antara sejumlah faktor pada masa lalu tersebut ialah ogah serius saat sekolah atau kuliah, malas-malasan, boros atau malahan berfoya-foya, tak memiliki jiwa kreatif, sampai enggan membaca bacaan yang berkualitas bagi pengembangan diri. Alhasil, wajarlah ketika mereka mengalami kegagalan dalam kehidupan. 






Baca tulisan menarik lainnya:

Terima kasih telah membaca tulisan kami berjudul "3 Alasan Naif Kenapa Orang Miskin Nyinyir atau Berkomentar Pedas Terhadap Orang Kaya"

Posting Komentar

Berkomentar dengan bijak adalah ciri manusia bermartabat. Terima kasih atas kunjungannya di *Banjir Embun*