Terbaru · Terpilih · Inspirasi · Aktualisasi · Hiburan · Download · Menulis · Tips · Info · Akademis · Kesehatan · Medsos · Keuangan · Konseling · Kuliner · Properti · Puisi · Muhasabah · Satwa · Unik · Privacy Policy · Kontributor · Daftar Isi · Tentang Kami·

Mitologi tentang Pesugihan Kandang Bubrah

Banjirembun.com - Arti mitologi dalam artikel ini adalah ilmu atau kajian tentang cerita tak tertulis yang menyebar di dalam kebudayaan masyarakat secara turun-temurun dari nenek moyang yang menyangkut kehidupan makhluk ghaib ataupun yang bersifat klenik. Di mana, mitos sendiri sangat berkaitan dengan hal-hal lain yang masih erat dengan kebutuhan atau aktivitas hidup sehari-hari di tengah masyarakat.


Biasanya mitos bersangkut paut dengan masalah-masalah yang berurusan dengan seputar ekonomi, politik, kepercayaan (iman) yang penuh dengan muatan unsur keramat atau mistis sehingga cenderung mengagung-agungkan yang terlalu berlebihan, kesehatan jiwa maupun raga, sampai bagian dari seni (sastra tentang cerita/dongeng yang berisi nasihat penuh kebijaksanaan).


Nah, salah satu mitos yang terkait dengan perekonomian masyarakat yaitu adanya pesugihan Kandang Bubrah. Adapun, definisi pesugihan Kandang Bubrah ialah salah satu jenis ritual memperkaya diri melalui media gaib menggunakan bantuan jin atau iblis dengan syarat pelakunya harus melakukan renovasi rumah secara terus-menerus. Alhasil, ketika ada tetangga yang kerap merenovasi rumah secara berkala bakal dituding melakukan pesugihan.


Istilah "Kandang Bubrah" sendiri berasal dari bahasa jawa. Kata kandang berarti rumah hewan. Sedangkan, bubrah artinya berantakan terpisah-pisah akibat diobrak-abrik. Jadi, fenomena terjadinya bubrah lumrah disebabkan adanya perbuat sengaja untuk merusaknya. Secara gampang, arti kandang bubrah adalah rumah yang telah bagus atau layak huni tetapi dipugar/dibongkar sehingga tampak seolah-olah sedang dirusak.

 

Pesugihan Kandang Bubrah tergolong banyak diterapkan oleh masyarakat Indonesia karena syaratnya dianggap tidak sulit. Terutama pelakunya tanpa dituntut memberi tumbal maupun memenuhi syarat-syarat meresahkan lainnya. Namun, untuk versi ritual Pesugihan Kandang Bubrah secara detail/spesifik berbeda-beda. Tergantung dari siapa dukun atau orang dituakan yang memerikan syarat-syarat terperinci dalam langkah-langkah merenovasi rumah.

Kegiatan renovasi rumah (sumber foto koleksi pribadi)


Secara umum, Pesugihan Kandang Bubrah mewajibkan pelakunya untuk terus-menerus merenovasi (mengurangi ataupun menambahi) bagian rumahnya dalam setiap periode tertentu. Risikonya, tatkala ritual itu tidak dilakukan akan berdampak musibah atau celaka yang kadang berakibat fatal berupa penyakit parah hingga kehilangan nyawa bagi si pelaku atau anggota keluarga yang tinggal di rumah tersebut.


Dalam ritual yang lebih ekstrim serta ketat pada Pesugihan Kandang Bubrah, pelaku pesugihan mesti membongkar total seluruh bentuk dan struktur dari bangunan rumahnya untuk dibangun ulang yang berbeda dari sebelumnya. Biasanya harus merenovasi dalam kurun waktu sekitar 1 sampai 3 tahun sekali. Tentunya, hal itu sangat berisiko besar. Kalau lupa dan terlena enggak merenovasi rumah, bakal diserang habis-habisan oleh makhluk gaib yang menjadi "mitra" kerja samanya.


Ada mitos bahwa syarat merenovasi rumah itu bertujuan untuk menampung atau memfasilitasi makhluk halus yang memberikan sumber kekayaan supaya bisa betah tinggal di dalam rumah si pelaku pesugihan. Jin, setan yang berasal dari kalangan makhluk gaib, atau iblis itu menginginkan "hunian" yang nyaman. Alhasil, rumah pelaku pesugihan kudu senantiasa dalam keadaan baru demi "memenuhi" keinginan makhluk halus.


Itulah informasi terkait dengan mitologi pesugihan Kandang Bubrah. Semoga setelah membaca tulisan ini kita semua bisa menjadi manusia yang bijaksana dalam memilih dan memutuskan ke mana jalan dalam menuju kekayaan maupun kesuksesan hidup.






Baca tulisan menarik lainnya:

Terima kasih telah membaca tulisan kami berjudul "Mitologi tentang Pesugihan Kandang Bubrah"

Posting Komentar

Berkomentar dengan bijak adalah ciri manusia bermartabat. Terima kasih atas kunjungannya di *Banjir Embun*