Terbaru · Terpilih · Inspirasi · Aktualisasi · Hiburan · Download · Menulis · Tips · Info · Akademis · Kesehatan · Medsos · Keuangan · Konseling · Kuliner · Properti · Puisi · Muhasabah · Satwa · Unik · Privacy Policy · Kontributor · Daftar Isi · Tentang Kami·

Jika Kamu Bukan Termasuk 5 Sosok Seperti ini Maka Janganlah Ikut Campur, Mengurusi, Maupun Menggali Informasi tentang Hidup Orang Lain

 Buat apa mengurusi hidup orang lain kalau menata diri sendiri saja belum becus? Untuk apa menggali informasi terkait hidup orang lain kalau toh profesinya bukan agen intelijen (penelik)? Lagi pula, orang yang dijadikan target penyelidikan dan pengintaian tersebut nyatanya cuek-cuek saja. Gunanya apa mencurigai serta berprasangka buruk pada orang lain yang sekiranya ternyata aib-aib diri sendiri tidak pernah dipikirkan secara mendetail (muhasabah)? Intinya, urus hidup sendiri tanpa perlu menghakimi dan memvonis kehidupan orang lain!


Beresi dulu permasalahan dan kesremawutan kehidupan pribadi sebelum berambisi menjadi seseorang yang menonjol di tengah masyarakat. Lebih dari itu, untuk menjadi pihak yang paling berhak dan berkewajiban mengurusi hidup orang lain enggak boleh dilakukan oleh sembarangan. Nah, sebelum lancang ikut campur dan menggali informasi tentang hidup individu tertentu, sebaiknya jawablah pertanyaan ini dulu yang berupa "Kamu itu siapa kok sembrono menguntit, menguping, dan kepo?" Kasih makan tidak. Begitu pula, kasih uang tidak. Kok mengatur-atur hidup orang lain.

 

Bila masih tetap nekat ingin ikut campur, mengurusi, maupun menggali informasi tentang hidup orang lain maka harus dipastikan dulu telah menjadi sosok yang seperti ini:


1. Tokoh Agama

Ulama, Kiai, Syekh, Ustadz, atau sebutan lain dari tokoh agama memiliki peran penting dalam menjaga kestabilan masyarakat. Tidak harus tokoh agama tingkat nasional. Tokoh agama di kampung atau pedesaan juga memiliki peran yang sangat penting. Bahkan, sebagian dari mereka juga mempunyai informan (sumber informasi) "khusus" maupun informan "umum" demi mampu mengetahui karakter serta kebiasaan hidup orang-orang tertentu yang terkait langsung dengan tanggung jawab dan kewajibannya sebagai tokoh agama.


2. Kerabat Terdekat dan Pasangan Nikah

Kerabat terdekat yang paling pantas untuk ikut campur ialah orang tua. Kakek, saudara kandung, paman, dan sepupu boleh saja ikut campur dengan ketentuan orang yang diurusi itu belum menikah. Jika sudah menikah maka pasanganlah yang paling berhak ikut campur, mengurusi, dan menggali informasi hidupnya. Itupun, tidak boleh memaksa mesti mengikuti semua perintah mereka tanpa terkecuali. Sebab, semua insan punya hak-hak pribadi tertentu yang tak boleh dilanggar oleh siapa saja.

Ilustrasi sedang mengurusi hidup orang lain (sumber Pixabay.com/ truthseeker08)

3. Profesi Khusus

Konselor (psikiater), konsultan, pengacara, dokter, guru, dosen, pegiat jurnalistik, atau semacamnya memiliki peran penting dalam menentukan "hidup" klien atau pasiennya. Tatkala mereka enggak menggali informasi tentang kehidupan orang yang sedang diatasi masalahnya, tentu mereka bakal kesulitan dalam menunaikan tugasnya. Bahkan, mereka terkadang dituntut untuk memberikan saran-saran keras dan sedikit memaksa demi mencapai hasil yang optimal. Kendati demikian, orang yang diurusi tetap dibebaskan untuk boleh memilih alternatif dari pihak lain (second opinion).


4. Pejabat Pemerintah dan Pejabat Negara

Ketua RT, Ketua RW, Kepala Dusun, Lurah, hingga tingkat paling atas yaitu Presiden punya hak dan kewajiban mengurusi kehidupan rakyatnya. Barangkali, saat diperlukan akan membuat sebuah aturan tertulis yang harus dijalankan oleh masyarakat yang berada di bawah naungan kepemimpinannya. Sedangkan, polisi dalam batas-batas tertentu juga berwenang untuk ikut campur dan mengurusi kehidupan masyarakat. Dalam momen tertentu, malahan mereka sanggup menjadi penengah di antara konflik yang terjadi.


5. Tokoh Non Agama

Di antara contoh tokoh non agama meliputi orang kaya yang dermawan, tetua (orang yang dituakan dan apa yang keluar dari lisannya didengarkan oleh banyak kalangan), sampai tokoh adat. Seluruhnya itu merupakan golongan orang penting karena dianggap memiliki jasa terhadap masyarakat, punya kebijaksanaan, berilmu tinggi (terutama terkait ilmu sejarah kemasyarakatan), dan menjadi simbol persatuan. Di mana, kalau orang seperti itu hadir di tengah-tengah keramaian membikin banyak orang "terdiam" serta berubah jadi sopan lantaran segan alias sungkan.






Baca tulisan menarik lainnya:

Terima kasih telah membaca tulisan kami berjudul "Jika Kamu Bukan Termasuk 5 Sosok Seperti ini Maka Janganlah Ikut Campur, Mengurusi, Maupun Menggali Informasi tentang Hidup Orang Lain"

Posting Komentar

Berkomentar dengan bijak adalah ciri manusia bermartabat. Terima kasih atas kunjungannya di *Banjir Embun*