Terbaru · Terpilih · Inspirasi · Aktualisasi · Hiburan · Download · Menulis · Tips · Info · Akademis · Kesehatan · Medsos · Keuangan · Konseling · Kuliner · Properti · Puisi · Muhasabah · Satwa · Unik · Privacy Policy · Kontributor · Daftar Isi · Tentang Kami·

Hati-hatilah, Orang yang Kamu Kira Miskin Boleh Jadi Punya Simpanan Tabungan "Menganggur" Ratusan Juta

 Di atas langit masih ada langit. Janganlah merasa bangga diri karena mampu tampil dengan menggunakan busana, gawai (gadget), hingga kendaraan yang bermerk mewah. Diimbuhi sering unjuk diri telah melakukan jalan-jalan ke luar kota, berwisata, berkuliner, sampai belanja. Sebab, boleh jadi individu yang tampil sederhana yang kamu kira miskin justru punya endapan tabungan yang nominalnya besar. Jangankan untuk menduiti semua apa yang kamu bawa, guna membeli rumahmu beserta isinya nyatanya uang yang dimiliki masih tersisa banyak.


Jangan kamu anggap orang yang pakai sandal karet (sandal jepit) selalu dituduh sebagai orang miskin. Jangan kamu nilai orang yang menggunakan sepeda motor berharga murah pasti orang tak mampu. Pada dasarnya, janganlah kamu ukur kekayaan seseorang dari apa yang dibawanya. Begitu pula melihatnya dari profesinya. Ketahuilah, di era digitial seperti sekarang ini cukup bekerja di rumah saja sudah mampu menghasilkan duit yang angka perbulannya melebihi gaji UMR. Itulah sebabnya, terlihat menganggur nyatanya punya tabungan ratusan juta.


Tampilan memang penting. Harus diakui bahwa kebanyakan manusia punya kesan dan penilaian pertama dari apa yang dilihatnya. Akan tetapi, langsung memvonis "Dia orang miskin!" atau "Dia beban keluarga!" dan "Dia jadi benalu di rumah tinggalnya!" tanpa ditambahi dengan informasi-informasi terkait dengannya. Hal itu, justru bakal memalukan diri sendiri. Parahnya, tatkala orang yang dikira tiada punya harta itu mampu beli sesuatu seketika memfitnah hasil dari mencuri. Entah mengambil tanpa izin milik keluarganya ataupun di perkampungan umum.

Ilustrasi orang kaya raya yang hidup sederhana (sumber pixabay.com)


Kalau kamu masih terus-terusan begitu, hati-hatilah terkena perangkap alias jebakan "sesat pikir" sehingga salah dalam menata hidup sendiri. Di mana, orang yang sedang dijadikan sasaran tuduhan tersebut justru terus melambung tinggi. Adapun, diri kamu sendiri tetap begitu-begitu saja tanpa ada kemajuan kecuali amat sedikit. Akibat terlalu asyik dan terperdaya karena menganggap diri sendiri hebat. Sedangkan, orang yang dianggap miskin itu manusia yang tidak becus dan gagal dalam menjalani hidup. Sungguh miris, "mengasihani" nasib orang lain tapi lupa mengurusi diri sendiri.


Apalagi, gagal menurut versimu belum tentu gagal menurut dia. Begitu pula, sukses serta bahagia menurut dia belum tentu bernilai sama menurutmu. Biarlah dia bahagia dengan caranya sendiri. Tak perlu ikut camur, mengurusi, maupun menggali informasi terkait dengannya. Tentu saja, asal cara-cara yang dia tempuh tindak melanggar norma (baik ajaran agama maupun hukum negara). Intinya, fokuslah pada diri sendiri dan keluargamu sendiri dulu. Perbaiki diri dan selamatkan keluargamu dari kerusakan. Kamu siapa kok mengatur-atur hidup orang lain?

Baca juga: Jika Kamu Bukan Termasuk 5 Sosok Seperti ini Maka Janganlah Ikut Campur, Mengurusi, Maupun Menggali Informasi tentang Hidup Orang Lain

Teruslah waspada tentang fakta bahwa pola perkembangan zaman akan terus berubah. Ketika kamu enggak mampu menyesuiakan bakalan berisiko terlindas oleh perubahan-perubahan. Oleh sebab itu, mulai sekarang cegahlah diri sendiri mengalami keterlambatan dalam menyadari ancaman atau tantangan yang berbeda dari masa-masa lalu. Hematlah pikiran, tenaga, waktu, maupun sumber daya lainnya untuk hal-hal yang jauh lebih penting. Ketimbang kepo apalagi mencampuri hidup orang lain, bukankah fokus menata hidup sendiri jauh lebih masuk akal bukan?






Baca tulisan menarik lainnya:

Terima kasih telah membaca tulisan kami berjudul "Hati-hatilah, Orang yang Kamu Kira Miskin Boleh Jadi Punya Simpanan Tabungan "Menganggur" Ratusan Juta"

Posting Komentar

Berkomentar dengan bijak adalah ciri manusia bermartabat. Terima kasih atas kunjungannya di *Banjir Embun*