Terbaru · Terpilih · Inspirasi · Aktualisasi · Hiburan · Download · Menulis · Tips · Info · Akademis · Kesehatan · Medsos · Keuangan · Konseling · Kuliner · Properti · Puisi · Muhasabah · Satwa · Unik · Privacy Policy · Kontributor · Daftar Isi · Tentang Kami·

SKRIPSI BAB I: UPAYA MADRASAH DALAM PEMBENTUKAN AKHLAKUL KARIMAH SISWA DI MI NURUL HUDA NGLETIH PESANTREN KEDIRI

UPAYA MADRASAH DALAM PEMBENTUKAN
AKHLAKUL KARIMAH SISWA
DI MI NURUL HUDA NGLETIH PESANTREN KEDIRI


Oleh: Muji Efendi: 

(Guru MI Nurul Huda Jl. Raya Ngletih Kel. Ngletih Kec. Pesantren Kota Kediri)

(foto Muji Efendi, sumber foto: Facebook)

BAB I
PENDAHULUAN


A.    Konteks Penelitian
Lingkungan sekolah adalah lingkungan di mana pengembangan serta pembinaan akhlak menjadi sangat penting karena terkadang pendidikan akhlak yang diberikan dalam lingkungan keluarga masih kurang disebabkan oleh kesibukan serta kurang begitu perhatiannya orang tua terhadap pendidikan akhlak anak-anaknya.
 Guru adalah orang dewasa yang secara sadar mengambil posisi memberikan pelajaran dan pendidikan kepada siswa.[1] Dalam pendidikan Islam, penekanan terhadap pendidikan akhlak atau budi pekerti pada anak didik maupun kepada para pendidik (guru) sangatlah diutamakan. Dalam hal ini guru dituntut tidak hanya sekedar proses transfer ilmu pengetahuan, akan tetapi juga transfer kepribadian (personality).




Oleh karena itu, guru dituntut untuk menjadi motivator dalam membina akhlak siswa di lingkungan sekolah. Sekolahlah yang akan memberikan perkembangan terhadap pembentukan akhlak siswa. Dengan adanya penanaman pendidikan akhlak sejak dini, diharapkan lembaga madrasah akan menghasilkan kader-kader yang akan berguna bagi agama, bangsa dan negara tanpa mengesampingkan pendidikan akhlak.
Guru adalah salah satu faktor yang memegang peranan yang penting dalam proses pendidikan. Gurulah yang bertanggung jawab dalam menstransfer nilai-nilai yang telah ditetapkan oleh lembaga pedidikan agar selanjutnya nilai-nilai itu dimiliki oleh para peserta didik. Keberhasilan aktivitas pendidikan banyak tergantung pada keberhasilan para pendidiknya dalam mengemban misi-misi pendidikan.
Pekerjaan jabatan guru agam adalah luas, yaitu untuk membina seluruh kemampuan-kemampuan dengan ajaran Islam. Hal ini berarti bahwa perkembangan sikap dan kepribadian tidak terbatas pelaksanaannya melalui pembinaan di dalam kelas saja. Dengan kata lain, tugas dan fungsi guru agama Islam dalam membina kepribadian peserta didik tidak terbatas pada interaksi belajar dan mengajar saja. Menurut Athiyah al-Abrasyi:
”Guru agama adalah bapak rohani bagi siswa, yaitu yang memberikan santapan jiwa dengan ilmu pendidikan akhlak dan membenarkannya”.[2]  
MI Nurul Huda, sebagaimana lembaga pendidikan tingkat dasar yang berstatus Islam lainnya, tentulah mempunyai visi dan misi yaitu antara lain untuk mendidik, membimbing serta membina peserta didiknya agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur dan berakhlak mulia.
Siswa-siswa yang berada di dalamnya diharapkan mempunyai perilaku yang tidak menyimpang dari ajaran Islam, karena pembinaan dan pemberian bimbingan keagamaan diberikan lebih banyak dibandingkan dengan sekolah-sekolah umum lainnya. Dengan demikian, sudah sewajarnya apabila perilaku mereka harus lebih baik serta dapat menjadi contoh dan teladan bagi lingkungan sekitarnya.
Pada masa sekarang, tentunya anak didik harus diberikan pengawasan yang ketat, agar tidak terjerumus dengan pergaulan yang mengarah kepada hal yang negatif. Arus Modernisasi yang cukup berpengaruh, baik dari media televisi, surat kabar, internet dan lain-lain. Harus menjadi perhatian semua kalangan khususnya madrasah agar siswa madrasah tidak mendapatkan imbas yang negatif khususnya terhadap akhlak siswa.
Seringkali kita temukan seorang siswa yang bersikap tidak pantas terhadap orang yang lebih tua, baik dari ucapan maupun perbuatan siswa tersebut, yang menyebabkan etika budaya dalam masyarakat mulai tergerus oleh arus modernisasi yang berorientasi pada budaya barat.
Berdasarkan gambaran serta gejala-gejala yang ada tersebut, penulis bermaksud untuk meneliti bentuk akhlak siswa serta upaya yang dilakukan madrasah dalam rangka pembinaan serta pembentukan akhlak siswa yang ada di MI Nurul Huda.


B.   Fokus Penelitian
Berdasarkan pada konteks yang telah dikemukakan di atas, maka dapat dirumuskan fokus penelitian yaitu sebagai berikut:
1.      Bagaimana bentuk akhlakul karimah siswa di MI Nurul Huda?
2.      Bagaimana upaya madrasah dalam membentuk akhlak siswa di MI Nurul Huda  Ngletih Pesantren Kediri?

C.  Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini antara lain:
1.      Untuk mengetahui bentuk akhlakul karimah siswa di MI Nurul Huda.
2.      Untuk mengetahui upaya-upaya yang ditempuh madsrasah dalam membentuk akhlak siswa di MI Nurul Huda Ngletih Pesantren Kediri.

D.    Kegunaan Penelitian
1.      Bagi penulis, penelitian ini secara teoritis berguna untuk memperkaya dan mengembangkan keilmuan  peneliti sendiri khususnya dalam bidang pendidikan dan pembinaan akhlak.
2.      Bagi lembaga pendidikan, baik madrasah yang diteliti maupun fakultas tarbiyah IAIT Kediri, penelitian ini diharapkan dapat menyumbangkan pemikiran serta kontribusi di bidang pendidikan kususnya masalah akhlak.
3.      Untuk menambah wawasan bagi pembaca sendiri dalam hal permasalahan di sekolah kususnya di bidang akhlak.
E.     Definisi Operasional
Agar tidak terjadi kesalahpahaman, perlu kami sampaikan beberapa pengertian dari judul skripsi ini sebagai berikut :
Kata upaya berarti usaha untuk mencapai maksud tertentu.[3] Sedangkan madrasah diartikan sekolah atau lembaga pendidikan dalam islam.[4] Adapun kata akhlak berarti tingkah laku, perangai, watak atau kebiasaan. Dan  Karimah itu artinya baik, terpuji.[5]
Jadi dari pengertian diatas, penulis meneliti sebuah lembaga pendidikan islam dalam kaitanya usaha yang dilakukan dalam membentuk akhlak atau tingkah laku yang baik.

F.     Sistematika Penulisan
Untuk dapat memberikan gambaran awal dari skripsi ini, perlu penulis paparkan mengenai sistematika penulisan. Skripsi nanti terdiri atas tiga bagian[6], yang masing-masing bagian terdiri dari bab-bab dan sub-sub bab. Untuk lebih detailnya akan penulis jelaskan sebagai berikut.
Bagian pertama, merupakan bagian awal skripsi yang disebut dengan halaman formalitas, yang terdiri atas halaman judul skripsi, persetujuan, , halaman pengesahan, halaman motto, halaman persembahan, kata pengantar, daftar isi, daftar lampiran dan daftar gambar, halaman transliterasi dan abstrak.




Bagian kedua, adalah bagian utama dari skripsi, yang terdiri dari tiga bab yaitu ;
Bab I, merupakan pendahuluan yang berisi tentang mengapa penelitian ini dilaksanakan serta bagaimana penelitian nantinya dikembangkan. Pada Bab pendahuluan ini akan diuraikan secara berurutan dimulai dengan konteks penelitian, fokus penelitian, tujuan dan kegunaan penelitian, serta sistematika penulisan.
Bab II, berisi tentang Kajian Pustaka, kajian pustaka tersebut dimanfaatkan sebagai pemandu agar fokus penelitian sesuai dengan kenyataan yang ada di lapangan. Dalam penelitian ini, peneliti bertolak dari teori yang sudah ada dan kemudian diesuaikan dengan apa yang diterapkan dilapangan, apakah hasil temuan di lapangan sudah sesuai dengan teori yang sudah ada.
 Adapun fokus peneltian dalam skripsi ini adalah mengenai bentuk akhlak siswa serta upaya apa saja yang dilakukan oleh madrasah dalam pembentukan akhlakul karimah siswa.
Bab III, merupakan Metode penelitian yang berisi tentang rancangan penelitian, kehadiran peneliti, lokasi peneliti, sumber data, prosedur pengumpulan data teknik analisis data, pengecekan keabsahan data, dan tahap-tahap penelitian.
Bab IV, merupakan paparan hasil penelitian dan pembahasan. Pada bab ini berisi paparan data, temuan penelitian, dan pembahasan.

Bab V, merupakan penutup. Yang memuat kesimpulan dan saran-saran. Pada kesimpulan, uraian yang dijelaskan dalam model penelitian kualitatif adalah temuan pokok atau kesimpulan harus mencerminkan makna dari temuan-temuan tersebut.
Sedangkan pada saran-saran dibuat berdasarkan hasil temuan dan pertimbangan penulis, ditujukan kepada para pengelola obyek penelitian atau kepada peneliti dalam bidang sejenis, yang ingin melanjutkan atau mengembangkan penelitian yang sudah diselesaikan. Saran merupakan suatu implikasi dari hasil penelitian.
Bagian Akhir merupakan bagian skripsi yang memuat daftar pustaka, lampiran-lampiran dan daftar riwayat hidup peneliti.


2 Muhammad Saroni, Manajemen Sekolah (Yogyakarta: Ar-ruzz, 2006), h. 77.
3 M. Athiyah al-Abrasyi, Dasar-dasar Pokok Pendidikan Islam (Jakarta: Bulan Bintang, 1977), h. 135.
[3]  Susilo Riyadi, Kamus Bahasa Indonesia (Surabaya: Sinar Terang,t.t), h. 629.
[4] Ibid., h. 450.
[5] Ibid.
[6] Maftukhin Rasmani, dkk, Pedoman Penulisan Skripsi (Kediri : P3M, 2010 ), h. 31-38.




Baca tulisan menarik lainnya: