Terbaru · Terpilih · Inspirasi · Aktualisasi · Hiburan · Download · Menulis · Tips · Info · Akademis · Kesehatan · Medsos · Keuangan · Konseling · Kuliner · Properti · Puisi · Muhasabah · Satwa · Unik · Privacy Policy · Kontributor · Daftar Isi · Tentang Kami·

7 Tindakan yang Harus Dilakukan Demi Mengeluarkan Diri dari Titik Terendah dalam Hidup

Banjirembun.com - Semua manusia tak luput dari masalah. Memutuskan lari dari beban kehidupan yang telah jadi kewajiban dan tanggung jawabnya ialah ciri seseorang yang belum dewasa. Semestinya, setiap orang yang matang sudah terlatih dalam bertindak demi tercapai suatu solusi.


Sayangnya bagi sebagian individu, sebuah persoalan dalam situasi tertentu merupakan fase paling suram alias titik terendah di kehidupan fana. Di mana, pada masa-masa ini seolah hidup terasa hancur. Parahnya, menyimpulkan sungguh kesulitan mengeluarkan diri dari kubangan kegelapan. 


Baca juga 7 Ciri Kondisi Individu yang Berada di Titik Terendah dalam Hidup


Malahan dalam keadaan di tahapan hidup yang terendah ini, ada pihak pesimis bahwa tiada harapan lagi. Hal tersebut lantaran saking beratnya permasalahan yang dihadapi. Pengalaman di masa lalu, orang-orang di sekitar, maupun potensi dalam diri masih belum sanggup mengangkat dari problematika.


Oleh sebab itu, tulisan ini memberikan 7 tindakan yang harus diterapkan saat berada di titik terendah fase kehidupan.


1. Sembuhkan Luka Batin Secara Totalitas

Alih-alih fokus menuntaskan satu persatu rintangan, yang ada justru idealnya seseorang yang tengah dirundung pilu masalah bertubi-tubi disarankan menyembuhkan masalah mental dulu. Asumsinya, dengan menyehatkan batin (jiwa) siapapun yang kena masalah akan terhindar dari depresi berkepanjangan.


Cara mengatasi tekanan masalah yang mengganggu jiwa yaitu melakukan wisata, hiburan, dan liburan. Tentulah enggak wajib dilakukan secara mahal, mewah, jauh, lama, maupun dipamerkan ke publik. Wisata bisa di mana saja. Intinya, bisa menggembirakan diri untuk mengistirahatkan jiwa terlebih dulu.


Rekreasi dapat pula menjadi bentuk mengapresiasi diri. Maksudnya, berhubung sudah mampu dan kuat bertahan menjalani kehidupan dunia yang memilukan tak ada salah memberi hadiah diri sendiri. Alasannya, mempertahankan diri untuk tidak menyerah ketika menghadapi masalah tersulit dalam hidup adalah bentuk ketabahan dan kesabaran yang luar biasa.

Ilustrasi manusia sedang sedih karena masalah tersulit dalam hidup (sumber gambar dari Pixabay)

2. Mendalami Lagi Pedoman dan Prinsip Hidup

Lebih bijak saat menyendiri, guna menjauh dari hal-hal yang bikin bosan dan penat jiwa, juga diterapkan sebuah intropeksi diri. Berupa renungan, berdialog dengan diri sendiri, hingga mendalami jati diri sendiri. Itu semua akan mampu menghasilkan inspirasi, pencerahan, dan "kesadaran" baru.


Terkadang sebuah prinsip hidup butuh direvisi (dilengkapi/ditambahi atau dikurangi). Di mana, dalam merubah sebagian atau seluruh prinsip tersebut butuh yang namanya pedoman. Lebih lanjut, sebuah pedoman bisa didapat dari teks (terutama Kitab Suci) serta dari lisan sosok "otoritas" yang berpengaruh dalam hidup.


3. Lepaskan dan Tinggalkan yang Merugikan

Tak perlu ragu melepaskan serta meninggalkan sesuatu apapun itu yang bikin rugi. Pilih rela mengorbankannya agar beban kehidupan menjadi ringan kadang menjadi pilihan dilematis. Namun, buat apa tetap mempertahankan hal-hal yang di luar batas kemampuan atau kekuasaan.


Memutuskan telan pil pahit terkadang memang kudu dilakukan. Awalnya, memang enggak bikin enak. Akan tetapi, selanjutnya malah membuat badan menjadi segar kembali. Bagaimanapun, menerima realitas jauh lebih bagus ketimbang terus-menerus berambisi pada sesuatu yang percuma saja tatkala dipikul.


Fokuslah pada apapun atau siapapun yang bikin semangat, tetap konsisten, serta berdampak positif. Abaikan teman "sampah", omongan miring, dan apapun itu yang bikin tambah melukai hati. Tak perlu berpikir sensitif yang berakibat senantiasa pusing terhadap sesuatu yang sebenarnya tidak layak "diperhatikan".


4. Menumpahkan dengan Cara Terapi Menangis

Cara menghadapi titik terendah dalam hidup berikutnya yaitu terapi mental. Banyak sekali terapi yang bisa diterapkan untuk memulihkan diri dari beban mental. Terapi yang paling disarankan karena ampuh memulihkan jiwa salah satunya dengan menangis bersenggukan disertai air mata yang mengalir deras.


Baca juga Bagusan Mana Antara Menangis atau Pilih Tertawa untuk Terapi Jiwa?


Dijamin setelah menangis, efeknya jauh lebih bagus ketimbang terapi tertawa. Sebagai masukan, menangislah kala sendiri dan sembari berdoa pada Maha Pencipta. Bukan menangis yang dipamerkan ke publik atau tangisan saat sedang curhat pada manusia. Cukuplah bercurhat kepada-Nya semata.


5. Terus Bergerak

Tips bangkit dari titik terendah dalam hidup lainnya berupa terus bergerak tanpa berlama-lama diam diri. Memang mengambil jeda untuk istirahat sangat penting. Kendati demikian, setelah batin puas janganlah terlena. Mulailah segera untuk bangkit menaiki tangga atau level kehidupan.


Pergerakan lambat atau pelan-pelan jauh lebih baik daripada tetap berdiam. Sebaliknya, tak usah pula tergesa-gesa. Cukup pastikan bahwa sesudah melakukan istirahat, tidak memutuskan untuk berhenti mogok terlebih pasrah menyerah. Bagaimanapun, sebuah pergerakan walau kecil bakal sangat berarti bagi perubahan pribadi.


6. Meyakini Bahwa Semua Belum Berakhir

Selama manusia masih bernafas, separah apapun ujian hidup yang menghampiri, selama itu pula dipastikan bahwa semua belum berakhir. Sebab, batas dari segalanya tidak lain ialah kematian. Di kala mati tiba, seketika itu pula akhir dari kehidupan dunia sekaligus awal dari kehidupan di akhirat.


Harapan akan selalu ada. Dengan syarat selama impian yang dibangun sesuai dengan bakat, kemampuan, potensi, dan kategorinya masuk akal. Jika diperlukan merencanakan program-program kehidupan yang baru sesuai zaman maka segeralah susun hal tersebut. Lantas mantapkan rancangan-rancangan itu. 


7. Menjadi Manusia Bermanfaat

Selama masih diberi kesempatan hidup berarti Maha Pengasih menghendaki hamba-Nya untuk memperbaiki diri. Nah, salah satu cara membenahi diri yang bisa ditempuh dengan berbuat kebaikan pada sesama. Misalnya bersedekah, menolong, menghutangi, dan perbuatan-perbuatan baik lain.


Inilah barangkali yang disebut sebagai membahagiakan diri sendiri dengan cara membahagiakan orang lain. Dengan itu, seseorang enggak akan menyesali kehidupannya. Sebab, dia merasa telah menjadi manusia bermanfaat dan berguna. Kehidupannya tak sia-sia karena bukan hanya numpang makan dan minum. 






Baca tulisan menarik lainnya:

Terima kasih telah membaca tulisan kami berjudul "7 Tindakan yang Harus Dilakukan Demi Mengeluarkan Diri dari Titik Terendah dalam Hidup"

Posting Komentar

Berkomentar dengan bijak adalah ciri manusia bermartabat. Terima kasih atas kunjungannya di *Banjir Embun*