Terbaru · Terpilih · Inspirasi · Aktualisasi · Hiburan · Download · Menulis · Tips · Info · Akademis · Kesehatan · Medsos · Keuangan · Konseling · Kuliner · Properti · Puisi · Muhasabah · Satwa · Unik · Privacy Policy · Kontributor · Daftar Isi · Tentang Kami·

3 Ciri Suatu Daerah Pantas Disebut Kota Maju, Negara Barat pun Belum Tentu Mampu

Banjirembun.com - Tolok ukur sebuah kota dikatakan maju atau enggak, bukan semata-mata ditentukan oleh aspek pembangunan fisik yang pesat. Lebih dari itu, ternyata aspek karakter (mentalitas, kepribadian, kebiasaan, komitmen, hingga totalitas dalam produktivitas) penduduknya juga sangat berperan penting dalam membangun peradaban daerah yang maju.


Kalau suatu kota masih berkutat pada permasalahan mendasar seperti kebersihan, keamanan, pendidikan, lapangan kerja, dan kesehatan sesungguhnya sangat jauh dikatakan sebagai wilayah maju. Padahal, lima hal yang baru saja disebutkan itu merupakan komponen penting sebagai kunci utama sebelum membuka pintu menuju masyarakat berkemajuan.

Baca juga Orang-orang Rakus atau Serakah Jadi Sebab Kehancuran Peradaban

Dengan demikian, di suatu kota yang maju sudah sewajarnya angka pengangguran sangat kecil. Kalau pun benar-benar menganggur, warganya masih punya kegiatan positif untuk mengisi waktu luang. Begitu pula, tak terdapat anak dan remaja yang putus sekolah. Tentunya, tingkat keamanannya terjamin 24 jam tanpa ada risiko kriminalitas yang fatal.


Mirisnya, masih banyak yang menganggap bahwa kelima macam standar pokok di atas merupakan bagian syarat agar suatu daerah tertentu pantas disebut kota maju. Padahal, seluruhnya itu hanyalah penunjang. Maksudnya, kalau kelima hal itu tidak maksimal dan optimal berakibat susahnya tercapai sesuatu yang lebih berat/tinggi. Justru, patokan mendasarnya meliputi tiga ciri di bawah ini.


1. Disediakan Transportasi Publik

Transportasi massal yang disediakan oleh pemerintah (bus trans, kereta bawah tanah, dan kereta listrik) yang satu sama lain saling terpadu mendukung kelancaran pergerakan masyarakat menjadi tuntutan di urutan pertama. Di mana, semua moda transportasi itu harus mampu menampung minimal 75% dari kebutuhan insan terhadap kendaraan saat jam puncak kesibukan (misalnya waktu berangkat kerja atau pulangnya).


Dengan begitu, 25% sisanya bakal menggunakan kendaraan pribadi maupun transportasi umum selain milik pemerintah (taksi, bus milik perusahaan swasta, ojek, dan kendaraan sewa/rental). Oleh sebab itu, pemerintah kota harus memastikan rakyatnya fanatik serta bangga memakai transportasi publik. Selain, memfasilitasi dan melayani secara prima tentunya harus gencar melakukan kampanye atau promosi.


Kota maju kadang masih perlu didukung oleh daerah sekitarnya. Artinya, ia tidak dapat berdiri sendiri. Bentuk nyata sokongan itu meliputi menyuplai hasil pertanian, produksi peternakan, maupun tenaga kerja. Guna mendatangkan dan mengembalikan "bantuan" dari luar kota tersebut, tentu harus didukung oleh keberadaan transportasi publik yang memadai. 


Tujuan maupun fungsi diselenggarakannya transportasi massal oleh pemerintah kota ialah demi bisa memangkas waktu menjadi amat singkat di perjalanan, mengurangi stres akibat macet karena durasi aktivitas harian terbuang lama secara sia-sia di kendaraan, menghadirkan transportasi yang manusiawi, sampai memangkas biaya supaya lebih murah.

 

2. Kantor Pelayanan Publik yang Melayani Secara Transparan,Tuntas, dan Kilat

Memang betul pernyataan "Pembangunan dan pengembangan daerah perkotaan secara fisik mampu mengubah karakter maupun peradaban masyarakat tatkala terdapat aturan yang ditaati bersama." Lebih detail, hukum bukan hanya tajam ke bawah tapi juga wajib menusuk ke atas. Harapannya, pelayanan publik yang dilakukan oleh pejabat serta bawahannya dilakukan secara transparan, tuntas, dan kilat.

Salah satu sudut kota maju di Uni Emirat Arab atau UEA (sumber pexels.com)

Kantor pelayanan publik yang profesional sangat penting dalam menciptakan keteraturan, sinergitas, harmoni, dan kenyamanan untuk masyarakat luas. Salah satu alasannya, warga akan memperoleh kepastian yang jelas (tidak berubah-ubah sesuai kehendak penguasa). Dengan begitu, enggak ditemukan orang bingung dan ragu guna mengurusi sendiri urusan perizinan dan administrasi.


3. Penataan dan Perawatan Fasilitas Publik Maupun Bangunan

Pemukiman penduduk dan area bisnis harus dipisahkan secara rapi agar tetap bisa terkoneksi dengan mudah. Di mana, dari inti kota merupakan titik paling padat ketimbang pinggiran. Sebab, wilayah terluar perkotaan dijadikan sebagai lokasi tempat-tempat yang jarang dikunjungi.  Sebut saja meliputi destinasi wisata, kantor pelayanan publik, rumah sakit rujukan, sampai hutan kota.


Sebisa mungkin, kota maju mampu hidup secara mandiri tanpa ikut serta dibantu daerah di sekelilingnya. Akan tetapi, itu sangat sulit. Nah untuk menanggulanginya demi menghindari terlalu bergantung, salah satu yang dapat diterapkan berupa penggunaan teknologi canggih. Baik dalam bidang pertanian dan peternakan. Prinsipnya memakai lahan sesempitnya dengan biaya produksi sekecilnya tapi hasilnya melimpah.

Baca juga 7 Alasan Orang Desa Merantau ke Kota dan Luar Negeri

Sebuah kota maju, semestinya mampu mendistribusikan aktivitas pendudukan sesuai dengan orientasi alias latar belang (tingkat ekonomi, agama, minat, gaya hidup, potensi, profesi, dan hobi)  masing-masing. Manfaatnya, bukan cuma mempercepat mobilitas masyarakat tetapi lebih dari itu sanggup meminimalkan konflik antar sesama. Namun, untuk semua perawatan kualitas fasilitas publik di mana pun lokasinya harus disamakan.





Baca tulisan menarik lainnya:

Terima kasih telah membaca tulisan kami berjudul "3 Ciri Suatu Daerah Pantas Disebut Kota Maju, Negara Barat pun Belum Tentu Mampu"

Posting Komentar

Berkomentar dengan bijak adalah ciri manusia bermartabat. Terima kasih atas kunjungannya di *Banjir Embun*