Terbaru · Terpilih · Inspirasi · Aktualisasi · Hiburan · Download · Menulis · Tips · Info · Akademis · Kesehatan · Medsos · Keuangan · Konseling · Kuliner · Properti · Puisi · Muhasabah · Satwa · Unik · Privacy Policy · Kontributor · Daftar Isi · Tentang Kami·

7 Akibat Buruk Memilih Online "Tak Jelas" saat Lagi Galau dan Pikiran Sedang Kosong

Banjirembun.com - Jangan biarkan pikiran kosong tanpa dipegang alias dikendalikan saat kondisi tengah menganggur sendirian. Kalimat tersebut merupakan sebuah nasihat yang sering disampaikan oleh orang sepuh zaman dahulu. Di mana, salah satu tujuan seseorang mengingatkan seperti itu agar pikiran tetap "terjaga" dan "sadar" secara penuh tiada "teralihkan" sehingga lalai. Lebih dari itu, supaya sanggup terus konsisten stabil mempertahankan kewarasan (kesehatan mental).


Dengan selalu mengendalikan pikiran tentu diharapkan individu menjadi pribadi yang enggak emosional (gampang marah, senang berlebihan, terlalu takut, melankolis, dan lain sebagainya), senantiasa tenang, tak mudah tersinggung/terpancing/tergoda, tidak minder, terhindar dari over reaktif (cepat menanggapi dan bereaksi secara berlebihan), hingga mampu mencegah diri dari perbuatan sia-sia maupun melampaui batas.

Baca juga Arti Melampaui Batas Serta Contoh Individu Maupun Kaum yang Telah Menzalimi Diri Sendiri dalam Sejarah Islam 

Bagaimanapun, mengendalikan pikiran (termasuk suasana hati atau kejiwaan) di waktu luang  sangatlah penting. Apalagi, sembari online atau mengakses internet tentulah harus lebih semakin diperhatikan. Sebab, walau terlihat punya aktivitas (memegang dan melihat layar HP) sejatinya belum tentu pikiran dan hatinya "sadar" atau terjaga untuk bisa mengontrol diri. Bahkan, pikiran yang kosong tatkala sedang online, justru terjerumus melakukan hal-hal yang "tak jelas" serta seolah begitu saja terjadi sendiri.


Berikut ini tujuh akibat buruk mengakses internet tanpa terkendali sehingga bikin rugi finansial dan gangguan mental:


1. Tiba-tiba Belanja Online Sekenanya

Belum juga paket tiba di depan halaman rumah, terkadang hati sudah menyesal kenapa sudah menekan tombol "pesan/beli" di aplikasi marketplace. Nahasnya, baru menyadari bahwa barang yang dibeli ternyata tak dibutuhkan. Beberapa sebab ingin belanja online di antaranya terpikat oleh diskon (potongan harga), bonus uang elektronik (dompet digital), bebas ongkos kirim, dan harga yang murah. Padahal, boleh jadi barang tersebut palsu atau setidaknya KW super.


2. Tertipu

Penipuan dapat terjadi di mana saja. Enggak harus di media sosial "rendahan" yang umumnya para pengguna bukan kalangan terdidik/terpelajar. Misalnya, jual-beli perorangan lewat medsos dan klik tautan berbahaya. Pada aplikasi investasi "resmi" yang melibatkan artis terkenal maupun iklan yang muncul di layar HP yang tampak "asli," nyatanya juga masih berpotensi menipu. Parahnya, dalam kasus lain penjahat itu melakukan tindak pemerasan yang tentu disertai ancaman tertentu.


3. Terjerat Pinjaman Online

Memang diakui bahwa tidak semua penghuni dunia maya merupakan orang baik. Bukankah ada ungkapan "Kejahatan terjadi bukan saja karena sudah direncanakan, tetapi juga lantaran terdapatnya kesempatan." Nah, tentang pinjaman online (pinjol) ada oknum yang awalnya berniat ingin mengakali dan mangkir dari pembayaran. Namun, faktanya yang terjadi dia menyesali telah meminjam di aplikasi pinjol. Hidupnya jadi hancur yang ditandai konflik keluarga, dipecat jadi pekerjaan, sulit mencari kerja, kriminalitas, sampai mengakhiri hidup.


4. Konten dan Interaksi "Sampah" di Media Sosial

Wujud dari konten serta interaksi "sampah" di medsos meliputi berdebat, gontok-gontokan, saling menyinggung, perang kata-kata kasar, saling melakukan tindakan pamer (prestasi, popularitas, dan kepemilikan harta), dan lain-lain. Contoh selanjutnya seperti bercinta-cintaan atau mesum dengan lawan jenis, kenalan dengan orang asing yang "bermasalah" sehingga semakin membebani hidup, membaca berita/cerita yang bikin jengkel, menonton podcast "sampah," serta masih banyak lagi.

Ilustrasi orang lagi galau dan pikiran sedang kosong (sumber pexels.com)

5. Mental Tertekan dan Jatuh

Sudah banyak bukti menunjukkan penggunaan internet secara salah berakibat buruk pada kesehatan jiwa. Keadaan mental yang minder, pesimis, putus asa, merasa bersalah, trauma, dan depresi tak jarang disebabkan oleh penggunaan internet tanpa kontrol. Bukannya menghibur dan membahagiakan. Sebaliknya, mendatangkan keterasingan diri sehingga merasa diri tak berguna. Ujungnya semakin galau. Lebih fatalnya, internet menjadi pelarian akibat takut menghadapi masalah-masalah di kehidupan nyata.


6. Kecanduan Pornografi

Tak seperti dulu, kini konten pornografi tersedia sangat melimpah ruah. Mudah diakses dan murah diunduh (download). Bahkan, di medsos tertentu (seperti WA) terdapat grup chat yang isinya khusus mengirimkan video dan foto porno. Ironisnya, tatutan grup tersebut sangat mudah didapatkan oleh semua umur. Padahal, kecanduan pornografi tidak hanya merugikan kesehatan fisik tetapi pula kesehatan mental. Dalam kategori tertentu juga bikin rugi finansial.

Baca juga Bukti Kemalangan Pecandu Judi Slot Online, Menjadi Domba Ternak yang Setiap Saat Bisa Dijagal

7. Kecanduan Judi Online

Iklan perjudian bertebaran di hampir semua sudut dunia maya. Parahnya, orang-orang tertentu nekat menjadi promotor (model iklan) dalam situs ataupun aplikasi judi online. Lantas, penuh antusias mengajak pengguna internet untuk menginstal dan ikut aktif dalam ajang judi online. Akibatnya, banyak masyarakat yang kecanduan. Bukan lagi, menjadikan judi online untuk mengisi waktu luang ataupun mengobati kesepian, tetapi malah meluangkan diri demi bisa berjudi.






Baca tulisan menarik lainnya:

Terima kasih telah membaca tulisan kami berjudul "7 Akibat Buruk Memilih Online "Tak Jelas" saat Lagi Galau dan Pikiran Sedang Kosong"

Posting Komentar

Berkomentar dengan bijak adalah ciri manusia bermartabat. Terima kasih atas kunjungannya di *Banjir Embun*