Terbaru · Terpilih · Inspirasi · Aktualisasi · Hiburan · Download · Menulis · Tips · Info · Akademis · Kesehatan · Medsos · Keuangan · Konseling · Kuliner · Properti · Puisi · Muhasabah · Satwa · Unik · Privacy Policy · Kontributor · Daftar Isi · Tentang Kami·

Nak, Buat Apa Kamu Menempuh Pendidikan Setinggi Langit Kalau Akhlakmu Buruk Seperti Setan

Banjirembun.com - Nak, apa sih tujuanmu menempuh pendidikan setinggi langit? Demi ingin mengikuti perintah orang tua? Untuk gaya-gayaan biar bisa mendapatkan gelar sarjana? Agar dapat mudah mendapatkan pekerjaan yang layak, terhormat, dan bermartabat? Masihkah dari semua ambisi tersebut ada sekelumit niat murni mendapatkan ridho Allah Subhanahu wa ta'ala? Adakah setitik saja, dari perjuangan dan pengorbanan dalam menempuh pendidikan untuk kepentingan agama-Nya? Buat apa pendidikan tinggi kalau akhlakmu saja buruk seperti setan?


Jika apa yang telah kamu usahakan itu hanya untuk kesuksesan urusan dunia maka segeralah sadar Nak! Jangan terperdaya serta tertipu gemerlap dunia. Sungguh dunia ini tidak lebih dari tempat bermain dan senda gurau belaka. Bolehlah serius guna fokuskan diri ingin menggapai sukses di dunia ini. Misalnya berusaha meraih sejumlah prestasi hingga memperoleh harta melimpah. Namun, ingatlah Nak tetaplah mengutamakan alias menomorsatukan urusan akhirat. Bagaimanapun, proses pendidikan semestinya membuatmu dekat pada-Nya.

Baca juga Orang-orang Rakus atau Serakah Jadi Sebab Kehancuran Peradaban

Jangan sekali-kali menduakan kepentingan akhirat dengan kehidupan dunia yang fana ini! Dilarang pula, menyeimbangkan antara keperluan akhirat dengan dunia. Sebab, antara keduanya sejatinya enggak sebanding. Akhirat kehidupannya abadi (bukan cuma 100 ribu tahun, 1 juta tahun, atau 1 miliar tahun), kebahagiaannya di surga hakiki, dan penderitaan di neraka tak tertandingi. Artinya, kalau ingin memperjuangkan masalah dunia, sebaiknya niatkan semua itu untuk meraih surga Firdaus milik-Nya.


Sebelum nanti kamu menyesalinya di alam kubur. Sebelum kelak kamu menangisi penderitaan di hari kebangkitan. Sebelum terkaget-kaget ternyata Tuhan memang benar-benar nyata adanya, serta hari penghakiman ditegakkan oleh-Nya. Sebelum meratapi diri lantaran mendapat siksa neraka. Sebelum semakin menderita karena melihat orang-orang yang dulu dicacimaki dan dihina lantaran telah menyembah-Nya ternyata berada di surga. Aku bersumpah Nak, sesudah aku melalui hidup selama ini, aku simpulkan bahwa Allah Yang Maha Agung memang benar-benar ada!


Buat Apa Menempuh Pendidikan Tinggi Kalau Ternyata untuk Menggadaikan Akhirat dengan Dunia

Dua hal yang menjadi penentu bagi umat Islam bisa masuk jannatun na'im (surga penuh kenikmatan) yaitu ketakwaan dan akhlak mulia. Di mana, makin bertakwa serta berakhlak lurus semakin besar peluang mendapatkan surga dengan mudah. Saking gampangnya malahan tanpa harus disertai mendapatkan siksa/azab di alam barzah, kesusahan di padang mahsyar, hisab detail/terperinci yang dilakukan secara terbuka sehingga bikin malu, maupun kesulitan saat melalui jembatan siratalmustakim.


Nak, percuma saja gelar dan derajatmu di dunia mencapai rekor sundul langit kalau akhlakmu buruk. Sebelum aku lanjutkan, pahami dulu apa saja yang termasuk akhlak luhur. Hal itu bukan hanya bersangkut paut dengan sopan santun, budi pekerti, atau adab. Bukan sekadar tentang bersedekah dan membantu orang lain. Bukan melulu terkait menjadi Muslim yang bermanfaat bagi masyarakat Islam dan sesama manusia pada umumnya. Ingat Nak, seluruhnya itu tak lebih dari kulit belaka!


Segala hal seputar akhlak mulia yang disebutkan di atas memang wajib dilakukan. Akan tetapi, dilarang hanya berhenti sampai di permukaan tampilan fisik semata. Luruskan hatimu dengan menolak korupsi, kolusi, dan nepotisme demi mengais remahan dunia. Kokohkan imanmu supaya mampu meninggalkan hal-hal yang haram. Buat apa prestasi, harta, dan jabatan di tengah-tengah masyarakat yang kamu raih sanggup membumbung tinggi tetapi nyatanya itu kau tempuh secara zalim?


Lantas, apa bedamu Nak dengan orang-orang yang engkau katakan "tak berpendidikan" tersebut sebagai kalangan yang memiliki akhlak buruk seperti setan? Kalau ternyata akhlakmu sama saja dengan mereka, buat apa kamu menempuh pendidikan setinggi langit? Bahkan, enggak sedikit orang-orang yang rendah pendidikannya justru mempunyai akhlak mulia. Mereka begitu dekat dengan Maha Pencipta yang menyebabkan takut untuk berbuat zalim. Agar bisa makan, mereka tidak mau menerkam layaknya binatang jalang yang kelaparan!

Ilustrasi setan dari bangsa jin (sumber pexels.com)

Sungguh, orang-orang yang berakhlak baik di atas lebih pilih mati dalam keadaan perut keroncongan, ketimbang mengotorinya dengan sesuatu yang haram. Sungguh mereka lebih pilih terhina di hadapan mata-mata manusia yang laknat, gara-gara memandang individu hanya dari seberapa besar harta maupun posisinya di dunia, daripada bernasib hina di akhirat. Sungguh mereka memutuskan untuk terkenal di langit karena ingin para Malaikat yang merindukannya, ketimbang terkenal di bumi dari hasil kebatilan.


Selalu berhati-hati Nak! Akhlak mulia bukan cuma menyangkut berlemah lembut, murah senyum, ramah, dan enggak meninggikan nada suara. Sebab, semua itu bisa dilakukan secara pura-pura dengan langkah disiplin membiasakannya. Imbuhi pula dengan berbagai karakter unggul lainnya seperti tertib, jujur, kreatif, mandiri, kerja keras, dan lain-lain. Maksudnya, lakukan kemuliaan tersebut karena hendak mengharap rahmat-Nya. Jangan melakukan itu semata-mata ingin memperoleh kenikmatan hidup di dunia.

Baca juga Perbedaan Iblis, Setan, dan Jin

Jaga diri agar tak terkecoh Nak! Jangan sampai kamu menjadi salah satu golongan setan yang berasal dari bangsa manusia! Salah satu cirinya, berpenampilan alim dan tampak mempunyai adab luhur tetapi hatinya diselimuti serakah dan rakus pada dunia. Oleh sebab itu, sembari belajar menata adab atau akhlak, wajib diikuti dengan meluruskan hati. Antara ilmu dan adab harus beriringan. Serasikanlah Islam, iman, dan ihsan. Cegah agar akhlakmu tidak hanya selevel "yang penting" sesuai ajaran Islam, tetapi nyatanya iman dan ihsanmu kau gadaikan!





Baca tulisan menarik lainnya:

Terima kasih telah membaca tulisan kami berjudul "Nak, Buat Apa Kamu Menempuh Pendidikan Setinggi Langit Kalau Akhlakmu Buruk Seperti Setan"

Posting Komentar

Berkomentar dengan bijak adalah ciri manusia bermartabat. Terima kasih atas kunjungannya di *Banjir Embun*