Terbaru · Terpilih · Inspirasi · Aktualisasi · Hiburan · Download · Menulis · Tips · Info · Akademis · Kesehatan · Medsos · Keuangan · Konseling · Kuliner · Properti · Puisi · Muhasabah · Satwa · Unik · Privacy Policy · Kontributor · Daftar Isi · Tentang Kami·

5 Perbedaan Antara Orang Kaya Vs Miskin, Sama Berpura-pura Tapi Beda Hasilnya

Banjirembun.com - Perbedaan antara orang kaya versus miskin sangatlah ironis. Diakui atau tidak, menjadi orang kaya merupakan suatu kelebihan tersendiri dibandingkan jadi manusia yang miskin harta. Bahkan, walau sikap si miskin itu tak serakah (misal enggak oportunis sehingga enggan mendapat bantuan serta ogah bersikap murahan/gampangan dalam menerima pemberian) sekalipun masih kerap diremehkan. Apalagi, tatkala mereka begitu antusias membuka tangan guna dikasih sesuatu, tentu jauh lebih tampak mengenaskan bukan?


Lebih detail, seserakah apapun orang kaya masih tampak "berwibawa" ketimbang orang miskin yang serakah. Begitu pula, sepelit apapun orang kaya masih bisa hidup melenggang daripada orang miskin yang pelit. Boleh dikata, orang miskin senantiasa jadi sasaran yang paling dicurigai dan disudutkan. Kalau ada orang yang kehilangan dan kemalingan, yang mendapatkan prasangka buruk adalah pihak yang pengangguran dan kekurangan harta. Parahnya, kalau pun orang miskin tiba-tiba mampu beli sesuatu yang "berharga" dikatakan hasil pencurian maupun penipuan.

Baca juga 7 Ciri Seseorang Ingin Menunjukkan Kekayaan Diri

Berikut ini bukti bahwa jadi orang kaya itu lebih enak:


1. Pura-pura Hidup Minimalis Vs Pura-pura Hidup Maksimalis

Ada orang kaya yang berpura-pura tampil hidup sederhana (minimalis) hasilnya banyak orang yang salut dan bersimpati. Bahkan, tak sedikit yang bilang orang tersebut amat keren sehingga patut diacungi dua jempol! Sebaliknya, ada individu miskin yang pola hidupnya sederhana dikatakan "Ya wajarlah namanya juga tidak punya duit!" Pada kasus lain, di kala si miskin bergaya hidup maksimalis (cenderung boros) bakal dicemooh "Hidupnya berlebihan, lantaran tak mengukur antara kemampuan dengan keinginan."


2. Pura-pura Miskin Vs Pura-pura Kaya

Orang kaya yang pura-pura miskin mendapat apresiasi tinggi. Sedangkan, orang miskin pura-pura kaya memperoleh caci maki. Bayangkan, ada orang yang terlihat miskin tetapi setelah ditelusuri/diselidiki ditemukan fakta ternyata dia kaya raya. Tentu hasilnya bikin tercengang. Adapun, orang miskin yang pura-pura kaya setelah tahu kebenarannya merupakan orang miskin, akan berbuah antipati alias tak respek lagi. Malahan, berujung rasa muak (jijik) sehingga ogah bertemu kembali di kemudian hari.

Ilustrasi orang kaya pura-pura miskin (sumber Pexels.com)

3. Pura-pura Jadi Orang Tak Penting Vs Pura-pura Jadi Orang Penting

Orang kaya mungkin sebagian "tersingkir" dari komunitas masyarakat maupun hubungan bertetangga. Bisa dikatakan, mereka dianggap bukan orang penting (diberi poisisi). Akan tetapi, sebetulnya mereka mampu membeli/mengatur/mempermudah segala urusan termasuk masalah hukum. Di sisi lain, kalau ada orang miskin yang pura-pura jadi orang penting, nyatanya kesulitan mengurusi hal-hal tertentu. Sebab, mereka tak sanggup untuk menebusnya dengan uang. Ditambah lagi, kelakuan orang miskin itu sulit diatur (arogan) dan norak (kampungan) akibat kurangnya asupan pendidikan.


4. Pura-pura Rendah Hati Vs Pura-pura Sombong

Beberapa orang menyebutkan bahwa "Wajarlah orang kaya bersikap sombong, karena toh mereka punya harta untuk dibanggakan, kalau orang miskin berkelakuan sombong itu barulah boleh disebut keterlaluan dan tak tahu diri!" Andai orang kaya berpura-pura rendah hati tentu mengundang perhatian positif. Namun, tatkala orang miskin berpura-pura sombong hasilnya bikin perut mual sampai ingin muntah akibat melihat kenaifan.

Baca juga Kisah Nyata, Karyawan Toko Bermental Babu Dikerjain oleh Orang yang Dikira Miskin

5. Pura-pura Jadi Jongos Vs Pura-pura jadi Juragan

Babu ataupun jongos sudah selayaknya bekerja sesuai perintah atasan dan bosnya. Artinya, setiap pelanggan dari tempat usaha yang dimiliki oleh juragannya harus dihormati serta diperlakukan dengan baik. Nah, bagaimana ketika jongos pura-pura jadi bos? Tentu, sikapnya bakal semena-mena pada pelanggan/konsumen/pengunjung. Bagaimana ketika juragan pura-pura jadi jongos (bekerja di ujung depan) membaur bersama para pegawai atau karyawannya? Silakan imajenasikan sendiri, biar tahu sensasinya pura-pura jadi orang susah.






Baca tulisan menarik lainnya:

Terima kasih telah membaca tulisan kami berjudul "5 Perbedaan Antara Orang Kaya Vs Miskin, Sama Berpura-pura Tapi Beda Hasilnya"

Posting Komentar

Berkomentar dengan bijak adalah ciri manusia bermartabat. Terima kasih atas kunjungannya di *Banjir Embun*