Terbaru · Terpilih · Inspirasi · Aktualisasi · Hiburan · Download · Menulis · Tips · Info · Akademis · Kesehatan · Medsos · Keuangan · Konseling · Kuliner · Properti · Puisi · Muhasabah · Satwa · Unik · Privacy Policy · Kontributor · Daftar Isi · Tentang Kami·

Gue Hanya Ingin Melihat Kalian Tersenyum Bahagia, Biarlah Gue yang Menanggung Semua ini, Kalian Teruslah Hidup yang Panjang

Banjirembun.com - Garis takdir setiap insan sangat berbeda. Walau secara umum tampak mirip, nyatanya sejatinya tak sama. Bahkan, dari satu sudut pandang tertentu justru berbanding terbalik. Misalnya, dua orang yang sama-sama bekerja sebagai dosen tetapi ternyata di balik itu terdapat sisi gelapnya. Bukan cuma tentang "aktivitas" lain di balik profesi tersebut, tetapi juga bahagia atau tidak dalam menjalaninya? Sebab, bagi gue kebahagiaan (ketenangan dan kedamaian) itu sungguh penting!


Banyak orang di masa lalu gue (keluarga, tetangga, teman sekolah, mantan-mantan, dan lain sebagainya) yang sekarang ini mengalami perkembangan nasib drastis. Maklum saja, gue sebagai perantau di Kota Malang sekarang ini amat jarang mudik maupun bertemu dengan orang-orang yang dahulu sempat menemani hidup. Sebagian dari mereka telah memberi kesan sekaligus trauma mendalam yang melukai batin gue. Syukurnya, kenangan itu tanpa diracuni rasa dendam di hati gue.


Nah, saat bertemu di kampung halaman, betapa kaget gue melihat mereka semua terlihat hidup sukses dan bahagia. Terutama tentunya mantan-mantan Gue dahulu. Seneng banget melihat mereka bahagia tatkala gue stalking di media sosialnya. Meski gue sadar, barangkali kebahagian yang ditunjukkan di dunia maya itu "palsu" alias dibuat-buat. Namun, setelah gue telusuri lebih mendalam, profesi dan kegiatan harian mereka sangatlah cerah serta bermanfaat.


Sebut saja ada yang menjadi pebisnis sukses, dosen (swasta dan negeri), guru (swasta dan negeri), ibu rumah tangga yang punya suami pekerja keras, dan masih banyak lagi. Jangan kaget, mantan gue sangat banyak. Selain mantan HTS (Hubungan Tanpa Status), gua juga punya mantan PSJ (Putus Sebelum Jadian). Boleh dibilang sebenarnya gue sudah banyak melakukan pendekatan pada wanita. Malahan, cukup banyak yang langsung menuju rumah orang tuanya.

Ilustrasi motivasi diri untuk menggapai impian hidup (pexels.com/Alex Fu)

Terkait jalan hidup teman-teman gue juga begitu, terbilang enggak sedikit yang melampaui angan-angan "kosong" di zaman dulu. Kini, beberapa di antara mereka juga sudah hidup bersama keluarganya. Punya anak yang berjumlah 1, 2, 3, atau malahan lebih dari itu. Alhamdulillah, gue sangat senang melihat hidup mereka semua bahagia. Lebih bersyukur lagi, hati gue tanpa dikotori rasa iri (dengki) terhadap kesuksesan mereka tersebut. Gue tulus ingin mengucapkan selamat!


Manusia di Masa Lalu Gue, Tetaplah Bahagia dan Berumur Panjang, Doakan Gue Bahagia di Akhirat

Sejujurnya, gue enggak ada semangat untuk menjalani hidup. Satu-satunya alasan kenapa gue bersemangat mempertahankan hidup ialah karena takut sama Allah Subhanahu wa ta'ala di kala memilih menyerah begitu saja. Bukankah menyerah dan putus asa itu merupakan dosa? Silakan kalian berspekulasi ataupun berasumsi sendiri kenapa gue tidak begitu bergairah menghadapi kehidupan di dunia yang fana ini.


Teruntuk kerabat, tetangga, teman, dan mantan-mantan tolong doakan gue! Gue punya impian besar yaitu berupa masuk surga Firdaus tanpa hisab dan tanpa azab. Jadi, gue tak berharap mendapatkan siksa kubur (alam barzah). Kalian mau mengatakan "Harapan seperti itu sangat sulit!" Ingatlah, Allah Maha Pemurah dan Pengasih. Lagian, gue memohonnya/berdoanya pada Allah Yang Maha Agung bukan pada manusia. Oleh sebab itu, gue tetap berprasangka baik pada-Nya.


Kendati seperti itu, faktanya antara permintaan yang "berat" (menurut kaca mata manusia) di atas telah berkonsekuensi terhadap risiko ujian hidup yang gue terima. Intinya, berani untuk meminta hal yang "sempurna" harus siap menghadapi cobaan-cobaan sebagai bukti gue benar-benar mengharapkannya. Singkat kata, masalah/musibah hidup yang gue hadapi atau terima enggak kecil. Akan tetapi, orang lain melihat gue hidupnya baik-baik saja tanpa kesukaran.


Kalian tetaplah tersenyum bahagia. Biarlah gue yang menanggung semuanya. Kalian tetaplah hidup yang panjang untuk terus menggaungkan panji-panji Islam di bumi Nusantara ini. Kalian dibutuhkan oleh umat dan bangsa. Untuk itu, jagalah kesehatan fisik maupun mental. Pastikan, anak-anak kandung kalian kelak menjadi manusia idaman bagi umat Islam dan dirindukan oleh para malaikat di langit. Jangan lupa, mohon doakan gue ya!






Baca tulisan menarik lainnya:

Terima kasih telah membaca tulisan kami berjudul "Gue Hanya Ingin Melihat Kalian Tersenyum Bahagia, Biarlah Gue yang Menanggung Semua ini, Kalian Teruslah Hidup yang Panjang"

Posting Komentar

Berkomentar dengan bijak adalah ciri manusia bermartabat. Terima kasih atas kunjungannya di *Banjir Embun*