Terbaru · Terpilih · Inspirasi · Aktualisasi · Hiburan · Download · Menulis · Tips · Info · Akademis · Kesehatan · Medsos · Keuangan · Konseling · Kuliner · Properti · Puisi · Muhasabah · Satwa · Unik · Privacy Policy · Kontributor · Daftar Isi · Tentang Kami·

Pengertian Tamak Terhadap Rahmat Allah Subhanahu Wa Ta'ala Beserta Contoh-contohnya

Banjirembun.com - Tamak atau rakus adalah meminta atau berharap agar mampu menguasai sesuatu yang melebihi dari biasanya padahal kondisi yang dimiliki sekarang masih memadai, cukup, pantas, atau layak untuk dimanfaatkan. Dalam bahasa keseharian kata tamak dapat diartikan dengan sifat kemaruk (serakah) akibat merasa tidak puas. Yakni, senantiasa ingin mendapat jumlah banyak dan mendapatkan secara konsisten (berkelanjutan) untuk segala hal yang bikin nikmat. Termasuk pula, mau diprioritaskan memperoleh fasilitas serta layanan.

 

Adapun, rahmat secara bahasa artinya kasih sayang. Lebih lanjut, rahmat Allah adalah segala sesuatu yang mencakup seluruh nama-Nya yang mulia dan penuh kebaikan. Di antara contoh rahmat Allah meliputi ampunan, ridho, anugerah, melipatgandakan pahala, taufiq (tuntunan), hidayah (petunjuk), pertolongan, hikmah, ilmu, dan semacamnya. Bahkan, menerima anugerah yang terkait "langsung" dengan kepentingan hidup di dunia pun boleh disebut mendapat rahmat-Nya. Misalnya dikaruniai bayi, diselamatkan dari bahaya, serta diberi kesembuhan dari sakit parah.


Baca juga Arti Rahmat Allah, Contoh-contoh, dan Cara Meraihnya


Tamak terhadap urusan dunia tanpa/tiada melibatkan iman dan ihsan kepada Allah hukumnya haram sehingga dapat mendatangkan dosa. Dalam kasus tertentu kategorinya berdosa besar. Contohnya meliputi tamak pada harta, jabatan (kekuasaan), pengaruh (ketokohan), popularitas, sampai sumber daya. Intinya, sikap tamak dalam masalah kehidupan dunia dengan cara keliru dapat menyebabkan perbuatan zalim (berlebih-lebihan alias melampaui batas). Di mana, guna bisa memenuhi nafsu rakus itu, manusia tega berbuat jahat atau menindas.

Ilustrasi tamak terhadap rahmat Allah SWT (Pexels.com/ Michael Burrows)

Sedangkan, tamak untuk masalah akhirat justru amat dianjurkan. Maksudnya, umat Islam yang tamak (selalu memohon atau berdoa secara rutin) dengan tujuan demi meraih kesuksesan di alam akhirat malah sangatlah baik. Sebab, hal tersebut bertanda dirinya mengimani secara kuat tentang adanya hari pembalasan sesudah kematian. Lebih dari itu, dengan berdoa penuh ketamakan seperti itu artinya insan tersebut telah menghambakan diri serta berprasangka baik pada-Nya.


Dari sini dapat dipahami, tamak hukumnya boleh, tapi dengan syarat hatinya tetap terpaut/terhubung pada Allah (disebut pula dengan ihsan). Yakni, beramal saleh yang diterapkan dengan penuh kesadaran dan keimanan bahwa dirinya seolah-olah mampu melihat Allah atau paling enggak membayangkan seakan-akan Allah yang sedang melihatnya. Serta, tentunya implementasi (usaha, upaya, atau ikhtiar) dalam mewujudkan ketamakan tersebut wajib tanpa melanggar ajaran Islam.


Sebagaimana diketahui, berdoa pada-Nya selain merupakan zikir tertinggi ternyata juga bagian dari bentuk ihsan yang paling sempurna. Secara lengkap silakan baca dulu Cara Sederhana Agar Doa Kepada Allah SWT Dikabulkan dan Membawa Berkah supaya mampu memahami konsep seputar doa secara utuh. Dengan maksud lain, tatkala doa yang dilakukan sudah benar, mau sebesar dan sesulit apapun permohonannya bukanlah bentuk keserakahan yang batil/salah. Malahan, terus-menerus kerap meminta ditambahnya kenikmatan serta keberkahan hidup pun sangat boleh.


Contoh sikap tamak terhadap rahmat Allah di antaranya saat kondisi keuangan tengah lancar lebih memutuskan tetap memohon kepada-Nya agar diselamatkan dari kemiskinan ataupun kebangkrutan, di kala badan sehat memohon untuk terus dijaga kesehatan mental maupun fisik, ketika keadaan lagi bahagia sentosa memohon pada-Nya hendaknya kenikmatan itu dipertahankan serta diberi keberkahan atasnya, hingga di waktu melihat keluarga guyub rukun tentram meminta untuk menjaga "keindahan" tersebut.


Perlu diketahui, berdoa kepada Allah di situasi sedang baik-baik saja (bahagia, normal, stabil, mudah, tertata, mapan, ataupun kokoh) sungguh lebih afdhol atau diutamakan ketimbang meminta pada Allah tatkala lagi ditimpa musibah/masalah saja. Betapa tidak elok, seorang hamba hanya mendatangi Allah pas lagi butuh. Namun, dalam keadaan tanpa kendala sama sekali serta-merta melupakan-Nya. Oleh sebab itu, istiqomah berdoa setiap hari sangatlah baik daripada berdoa kalau ada perlu saja.


Contoh lain terkait tamak dengan rahmat Allah ialah mendambakan meraih kedudukan surga Firdaus. Yakni, level surga paling tinggi. Boleh dibilang surga Firdaus merupakan puncak tertinggi dari rahmat Allah. Dalam artian, hamba yang memperolehnya berarti telah mendapatkan rahmat yang paling mulia yang tiada lagi ada melebihi dari itu. Sayangnya, banyak umat Islam yang minder guna meminta rahmat Allah tersebut. Patokan mereka sederhana, terpenting tidak masuk neraka. Mau dimasukkan surga level terbawah bukan masalah.


Contoh berikutnya tamak kepada rahmat Allah yaitu meminta ingin dibebaskan dari azab (siksa) dan hisab (perhitungan/persidangan amal yang sangat rumit) di akhirat. Terutama, tentunya berharap tak diberi azab kubur (siksa alam barzah). Sekali lagi, patut disayangkan sebagian umat Islam kurang begitu perhatian pada ancaman siksa kubur. Alhasil, membuat mereka lalai dan abai memasukkan permohonan terbebas dari siksa kubur ke dalam daftar doa-doa yang dilantunkan sehari-hari, utamanya sesudah sholat.


Itulah penjelasan tentang pengertian tamak terhadap rahmat Allah beserta contohnya. Semoga setelah membaca tulisan ini membuat kita semua semakin tambah dekat pada-Nya. Aamiin.






Baca tulisan menarik lainnya:

Terima kasih telah membaca tulisan kami berjudul "Pengertian Tamak Terhadap Rahmat Allah Subhanahu Wa Ta'ala Beserta Contoh-contohnya"

Posting Komentar

Berkomentar dengan bijak adalah ciri manusia bermartabat. Terima kasih atas kunjungannya di *Banjir Embun*