Terbaru · Terpilih · Inspirasi · Aktualisasi · Hiburan · Download · Menulis · Tips · Info · Akademis · Kesehatan · Medsos · Keuangan · Konseling · Kuliner · Properti · Puisi · Muhasabah · Satwa · Unik · Privacy Policy · Kontributor · Daftar Isi · Tentang Kami·

Berdasarkan Kisah Nyata Pribadi, Contoh Sikap Manusia yang Tak Tahu Diri dan Tak Tahu Balas Budi

Banjirembun.com - Pernah punya teman yang sudah terlanjur dipercayai dan dianggap peduli tapi nyatanya berkhianat? Contohnya saat memang benar-benar dibutuhkan guna membantu dalam menuntaskan masalah, ternyata sikapnya sungguh mengecewakan. Jangankan memberi senyum ataupun kata-kata motivasi sebagai bentuk dukungan moral, justru sikapnya sadis/psikopat sembari balik badan seolah kami merupakan musuh yang sedang bersitegang saling serang.


Padahal, dulu mereka pernah gue bantu. Di antaranya meliputi melariskan barang dagangan online yang mereka promosikan di medsos, memberi pinjaman uang, membantu urusan dia, mentraktir makan di kala dia mengaku lupa membawa duit, berbagi informasi-informasi penting yang sangat berpengaruh langsung pada masa depan, mendengar curhatan dia, memberi tebengan taksi online, memberi tumpangan kendaraan pribadi, dan masih banyak lagi.

Baca juga Emang Parah Banget Pengalaman Pribadi ini! Utang Ngotot, Bayarnya Alot, Ditagih Melotot, dan Dibiarin Nyolot

Selama ini, nyatanya gue salah duga. Mungkin, gue terlalu baik hati (berprasangka positif secara berlebihan) sehingga tak sadar banyak tikus dan anjing liar yang berkedok "suci" hidup berdampingan layaknya teman. Sifatnya sangat berperikebinatangan. Sebut saja seperti licik yang ditandai dengan diam-diam menikam dari belakang serta memakai berbagai cara untuk memperoleh tujuan termasuk harus mengorbankan teman sendiri sekalipun.


Barangkali mereka iri (dengki) dengan kehidupan gue yang tampak baik-baik saja, hidup ceria-bahagia, dan beberapa tantangan (ujian, cobaan, kewajiban, dan tanggung jawab) yang telah gue gapai serta taklukkan dengan gemilang yang mungkin hal tersebut menjadi impian mereka. Sungguh ironi, jika memang tak bisa memiliki dan mengungguli apa yang diraih orang lain maka sebaiknya carilah jalan hidup berbeda. Bagaimanapun, hidup ini terlalu singkat untuk bersusah payah menjatuhkan insan lain yang punya "garis takdir" sendiri.

Ilustrasi pria sedih karena dikhianati teman (sumber Pixabay)

Jangan sampai, pikiran jadi cupet (pendek akal) yang berujung bertindak bodoh. Disebabkan lantaran gagal dalam menyaingi/mengungguli, akhirnya menjatuhkan pribadi atau personal yang jadi target serangan. Keinginannya supaya kemampuan pihak yang jadi sasaran tersebut tak bisa berkembang, hidupnya tak bahagia, serta biar mengalami kesulitan-kesulitan. Misalnya, dengan langkah memfitnah dan menyingkirkan/menjauhkannya dari potensi kemudahan-kemudahan yang padahal itu bisa memuluskan perjalanan hidupnya ke depan.

Baca juga Curhat Pribadi, Alasan Enggak Betah Berlama-lama Kerja di Sini

Gue sudah banyak menemukan manusia "sampah" seperti di atas. Mereka tak punya harga diri yang berakibat enggak tahu diri dan tak tahu balas budi. Di mana, demi mencapai keberhasilan urusan perut sendiri maupun memuluskan ambisi pribadi sangat tega menjatuhkan gue yang sedang butuh bantuan. Jadi, status gue bukan lagi "Sudah jatuh tertimpa tangga." Lebih parah yaitu "Sudah jatuh tertimpa tangga lalu digebukin dan diinjak-injak." Betapa durjana perilaku yang tak berempati dan bersimpati tersebut!






Baca tulisan menarik lainnya:

Terima kasih telah membaca tulisan kami berjudul "Berdasarkan Kisah Nyata Pribadi, Contoh Sikap Manusia yang Tak Tahu Diri dan Tak Tahu Balas Budi"

Posting Komentar

Berkomentar dengan bijak adalah ciri manusia bermartabat. Terima kasih atas kunjungannya di *Banjir Embun*